Mikroba perombak merupakan salah satu pupuk hayati yang dapat membantu mempercepat proses
pengomposan bahan organik menjadi pupuk organik yang siap diberikan untuk tanaman. M-Dec:
merupakan inokulan perombak bahan organik yang mengandung, Trichoderma, sp, Aspergillus sp, dan
Trametes sp Manfaat: Mempercepat proses pengomposan sisa-sisa tanaman pertanian (jerami, seresah
jagung), perkebunan (tandan kosong kelapa sawit, blotong), dan hortikultura (sampah sayuran), sampah
perkotaan (kertas, daun sisa tanaman, potongan rumput), kotoran hewan, sehingga dapat segera
menjadikannya bahan organik tanah yang berfungsi menyimpan dan melepaskan hara di sekitar
tanaman. Keunggulan: Lama pengomposan dengan M-Dec 2 (dua) minggu untuk menghasilkan kompos
yang sudah matang mengurangi imobilisasi hara, alelopati, penyakit, larva insek, biji gulma, volume
bahan buangan, dan masalah lingkungan
Nodulin
BioNutrient
Tithoganic
Biochar SP 50 adalah formula pembenah tanah berbahan baku organik berupa biochar
atau lebih dikenal sebagai arang yang merupakan hasil konversi dari limbah pertanian
yang sulit didekomposisi melalui pembakaran.
Keunggulan biochar dapat mengurangi laju emisi CO2, menciptakan habitat yang baik
untuk mikroorganisma simbiotik karena mampu menciptakan lingkungan yang bersifat
netral khususnya pada tanah-tanah masam serta, bentuknya yang stabil dalam tanah
sehingga mampu bertahan dalam waktu yang lama dan berfungsi sebagai cadangan
karbon.
Jerandi Super
Pugam adalah pupuk khusus untuk lahan gambut yang berbahan baku terak baja.
Pugam bisa menekan emisi GRK mencapai 47% dgn kematanagn hemik 59% pada
gambut saprik, mampu menghemat pemupukan hanya 650kg/ha untuk tanaman
jagung, kacang dan padi.
Beta
Beta merupakan formula pembenah tanah berbahan dasar organik dan mineral yang telah terbukti dapat
mempercepat proses rehabilitasi (pemulihan) tanah terdegradasi.
Manfaat Beta adalah memperbaiki sifat-sifat tanah, terutama struktur tanah, kemampuan tanah untuk
memegang atau menjerap air, status bahan organik tanah, KTK (kapasitas tukar kation) dan pH tanah.
Perbaikan sifat-sifat tanah tersebut akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas tanah.
(sumber:
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=23&Itemid=39
diunggah tanggal 16des2013 pukul 15.02)
Cara Sederhana Membuat Pupuk Hayati Organik (Organic Biofertilizer)
Pupuk hayati adalah larutan konsentrat campuran sel-sel beberapa jenis mikrorganisme tertentu
yang aktif (hidup), diantaranya mikroorganisme pengikat nitrogen, pelarut pospat dan pengurai
senyawa organik, yang dapat menyuplai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Mikroorganisme tersebut diperoleh dari perakaran tanaman atau dari tanah disekitar zona
perakaran (Rhizosphere).
Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang terdiri dari unsur-unsur kimia organik yang bisa
langsung diserap oleh tanaman.
Namun dengan cara yang sederhana, keduanya bisa dikombinasikan sehingga menghasilkan
pupuk tanaman yang berkualitas tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil
panen.
Pupuk hayati organik ini lebih menguntungkan dari segi pembiayaan, ketahanan terhadap
penyebab penyakit tanaman, bebas dari mikroorganisme patogen, dan dari segi keramahan
terhadap lingkungan, dibandingkan dengan pupuk kimiawi buatan.
Sisa atau residu pupuk kimiawi buatan yang terbuang ke aliran sistem perairan adalah penyebab
terganggunya keseimbangan ekosistem diantaranya adalah terjadinya eutrofikasi, yang pernah
saya bahas di dalam artikel ini,
“Dampak, Penyebab dan Pelajaran Berharga Bagi Indonesia dari Fenomena Alga Blooming
Qingdao, RRC“
Selain itu residu pupuk kimiawi ini juga bertanggungjawab dalam rusaknya keseimbangan
kimiawi tanah pertanian.
Berikut ini saya hendak berbagi mengenai cara membuat pupuk hayati organik dengan cara yang
sederhana, efektif dan efisien, berdasarkan ilmu dan pengalaman yang saya peroleh dan
memanfaatkan video dokumenter yang dipublikasikan oleh Princess Sirindhorn’s Projects yang
dikelola oleh para peniliti dari Worcester Polytechnic Institute dan Chulalongkorn University.
Prosesnya membutuhkan waktu yang agak lama, sekitar 2,5 bulan, namun hasilnya sebanyak
kurang lebih 1.000 Liter dari 100 L konsetrat pupuk hayati organik, bisa digunakan untuk ribuan
hektar tanaman selama berbulan-bulan.
Namun jika kebutuhan akan pupuk ini mendesak, biasanya toko-toko pertanian ada menjual
pupuk hayati ini dalam botolan dengan harga sekitar Rp. 20.000/Liter.
Cara sederhana ini bisa dimanfaatkan oleh koperasi pertanian atau lembaga-lembaga pemerintah
dan non pemerintah pemerhati kesejahteraan petani, atau bisa juga digunakan untuk skala
rumahan atau perorangan dengan cara mengurangi kuantitasnya, misalnya untuk tanaman hias di
pekarangan rumah.
1. Mengambil satu kg tanah yang berasal dari kedalaman 10-15 cm dari permukaan tanah. Pilih
lokasi tanah subur yang bebas dari gangguan manusia, jauh dari pemukiman misalnya dari tanah
perkebunan yang terawat dengan baik atau dari hutan yang lebat (Gambar 1 dan 2).
2. Tanah tersebut dicampur dengan satu kg daun bambu kering, 5 kg sekam padi dan 2 kg dedak
padi, diaduk rata sambil menuangkan air secukupnya,sekitar 5 liter (Gambar 3 dan 4).
3. Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah berdiameter 50 cm dengan ketinggian 30 cm.
Buat lobang berdiameter 10 cm di tengah-tengah campuran (gambar 5 dan 6).
4. Tutup campuran tersebut dan letakkan di tempat yang teduh selama satu bulan. Aduk
campuran tersebut 4 hari sekali dan membuat lobang ventilasi baru.
5. Proses selesai setelah terbentuknya lapisan serat putih di permukaan campuran (Gambar 7 dan
8).
2
3
5
6
1. Campuran kering mikroorganisme diaduk rata, kemudian diambil sebanyak 500 gram dan
dimasukkan ke dalam jaring plastik (Gambar 9).
2. Campur 15 liter molase (produk sampingan dari hasil pengolahan gula tebu) atau 15 kg gula
merah cair ke dalam wadah berisi 75 liter air tanah atau sumur yang bersih (Gambar 10 dan 11).
3. Masukkan jaring plastik berisi campuran mikroorganisme tersebut ke dalam wadah (Gambar
12).
4. Aduk merata secara searah.
5. Tutup wadah dan biarkan selama satu bulan di tempat yang teduh.
6. Indikator kesuksesan tahap ini adalah larutannya berbau harum, jika berbau busuk berarti
prosesnya gagal (Gambar 13).
10
11
12
13
1. Satu bagian larutan dimasukkan ke dalam wadah yang telah berisi 10 bagian air yang telah
dicampur dengan satu bagian molase. Aduk merata secara searah.
2. Masukkan potongan/rajangan daun-daun sayur-sayuran seperti daun singkong atau daun
kangkung sebanyak sepertiga wadah, diaduk searah, kemudian ditutup (Gambar 14).
3. Biarkan campuran tersebut selama 15 hari di tempat yang teduh (Gambar 15).
14
15
C. Cara Pengaplikasian
1. Sekitar 100 ml cairan pupuk dimasukkan ke dalam 20 liter air untuk 40-50 tanaman (Gambar
16).
2. Siram ke tanaman dan ke permukaan tanah tempat tanaman tumbuh (Gambar 17).
3. Pengaplikasian dilakukan satu kali dalam satu minggu.
4. Sebaiknya di awal penggarapan tanaman, diaplikasikan pupuk bokasi atau kompos sebagai
pupuk dasar sekitar 500 gram/meter2
16
17
Demikianlah cara pembuatan pupuk hayati organik yang relatif mudah dan sederhana, dalam
konteks Green Revolution. Dengan senang hati saya siap berdiskusi, menerima saran dan kritikan
yang bersifat konstruktif.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Video
Referensi,
***
Penulis adalah lulusan Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, yang sekarang
bekerja sebagai Manajer Produksi dan Kepala Laboratorium Mikrobiologi, di CV Hamsa
Multisains Indonesia, Medan. Perusahaan penjualan produk dan jasa pengolahan air, limbah
industri dan domestik.
(sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2013/09/26/cara-sederhana-membuat-pupuk-
hayati-organik-organic-biofertilizer--595128.html diunggah 16des2013 pkl 15.06)
Umumnya mikroorganisme dalam pupuk hayati adalah koloni bakteri dan atau fungi yang hidup
di rhizosfer (kira-kira kedalaman 5 cm di dalam tanah). Pada dasarnya di lingkungan pertanian
atau perkebunan sudah terdapat mikroorganisme, hanya saja karena kondisi tertentu misalnya
kurangnya bahan organik (dibawah 2%) dapat menyebabkan populasi mikroorganisme menjadi
sangat sedikit sehingga tidak bisa memberikan nutrisi dan berbagai senyawa bermanfaat bagi
tanaman.
Saat ini di pasaran banyak sekali dijual berbagai merek pupuk hayati cair maupun padat.
Umumnya pupuk hayati yang berbentuk cair lebih susah didapatkan oleh petani dan pekebun di
luar pulau Jawa. Sebenarnya pupuk hayati cair bisa dibuat sendiri, mikroorganisme yang
diinokulasi adalah mikroorganisme lokal yang berada di sekitar lahan kita.
Sejak tahun 2010 saya dan teman-teman telah mencoba berbagai merek pupuk hayati cair dan
padat yang ada di pasaran, kebanyakan pupuk hayati berbentuk cair memerlukan adaptasi, rata-
rata sekitar 3 bulan baru terlihat respon peningkatan pertumbuhan tanaman pada lahan yang
diberi pupuk hayati.
Jika menggunakan pupuk hayati padat dan pupuk hayati cair dengan mikroorganisme lokal
respon peningkatan pertumbuhan tanaman bisa terlihat dalam waktu 1-2 minggu, saya menduga
mikroorganisme di dalam pupuk hayati harus beradaptasi dulu atau mereka harus berkompetisi
dulu dengan mikroorganisme yang sudah ada dalam tanah perkebunan, karena keterbatasan
peralatan dan pengetahuan saya hanya bisa menduga-duga.
Setahun silam kebetulan saya melihat video tutorial membuat pupuk hayati cair di Youtube,
tutorialnya mudah diikuti, bagi yang kesulitan dengan bahasa Inggris saya akan buat terjemahan.
Berikut ini Videonya:
Sekam.
Dedak.
Daun Bambu.
Tanah.
Air.
Cari tanah yang banyak mengandung mikroorganisme, jika di video tanah yang diambil di
sekitar rumpun bambu yang teduh. Dalam percobaan, saya mengambil tanah dari sekitar rumpun
bambu, di bawah naungan pohon beringin dan di bawah tumpukan kompos matang, yang paling
cepat menghasilkan hifa adalah tanah dari bawah tumpukan kompos matang, jadi jika kamu
punya tumpukan kompos matang, lebih baik tanahnya ambil di bawah situ. Tanah yang di ambil
adalah tanah pada kedalaman 5 cm, lapisan tanah itu disebut Rhizosfer di situlah banyak hidup
mikroorganisme tanah.
1 kg tanah.
1 kg daun bambu.
5 kg sekam.
2 kg dedak.
Selanjutnya campuran itu dimasukkan ke dalam bak, di tengah-tengah campuran buat ceruk
sebagai ventilasi juga untuk mengurangi panas yang dihasilkan mikroorganisme aerob. Tutup
dan taruh bak di tempat yang teduh dan berfentilasi baik. Setiap 4 hari campuran di bolak-balik
campuran, sebelum di tutup jangan lupa buat ceruk ventilasi di tengah-tengah. Menurut video
mikroorganisme siap untuk dikultur setelah 30 hari ditandai dengan munculnya hifa berwarna
putih (benang-benang halus yang di keluarkan fungi, contohnya pada tempe). Jika belum 30 hari
sudah muncul hifa tetap tunggu sampai 30 hari sambil dibolak-balik tiap 4 hari, karena
munculnya hifa berarti fungi sudah beradaptasi tapi ada kemungkinan mikroorganisme lain
belum beradaptasi dan mikroorganisme aerob masih hidup. Jika hifa yang muncul berwarna
selain putih artinya campuran bahan-bahan kurang lembab, jika terjadi seperti itu sebaiknya
proses diulangi dari awal. Hasil akhir dari proses ini kita sebut biang mikroorganisme.
Masukkan biang mikroorganisme ke dalam kantong jaring, kemudian kantong jaring berisi biang
mikroorganisme, gula merah dan air dimasukkan ke dalam drum, aduk secara searah hingga gula
merah benar-benar larut. Jangan mengaduk dengan arah bolak-balik atau mengaduk terlalu
kencang karena akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme. Jika larutan sudah benar-benar
tercampur tutup rapat drum biarkan selama 30 hari. Setelah 30 hari larutan Pupuk Hayati Cair
Dengan Mikroorganisme Lokal sudah jadi dan siap digunakan, ditandai dengan munculnya
biofilm di permukaan larutan dan larutan beraroma seperti ragi (Yeasty). Jika gagal larutan akan
berbau busuk dan berbuih, biasanya penyebabnya kurang gula merah.
(3) Proses Menambah Nutrisi Pada Pupuk Hayati Cair
Larutan pupuk hayati yang dihasilkan proses sebelumnya itu hanya larutan yang banyak
mengandung mikroba dengan nutrisi yang sangat sedikit. Untuk menghasilkan pupuk hayati
yang bernutrisi sekaligus mengandung mikroorganisme masih ada 1 proses lagi.
Komposisi bahan-bahan:
Pada bagian ini kami menambahkan 30 liter air, jadi pupuk hayati cair dan gula merah masing-
masing sebanyak 3 liter.
Air, gula merah dan pupuk hayati cair dimasukkan ke dalam drum, lalu aduk searah sehingga
tercampur rata. Kemudian masukkan cacahan sayur dan aduk searah lagi. Setelah rata tutup drum
dan biarkan 15 hari. Setelah 15 hari pupuk hayati cair bernutrisi siap untuk digunakan, tanda jika
pupuk matang cacahan sayur benar-benar larut, beraroma ragi dan alkohol.
Diberikan ke tanaman dengan cara melarutkan 1,5 ml pupuk hayati dalam 1 liter air (pada video
30 ml pupuk hayati dalam 20 liter air) kemudian disiramkan, disemprot atau dikocor pada
perakaran tanaman 1 minggu sekali.
*Cara pembuatan pupuk hayati cair ini sudah saya praktekkan dan sudah diuji langsung
di kebun, hasilnya sangat memuaskan, kompos harus tetap diberikan dengan dosis 100 kg
per 100 m2, jadi jika lahan 1 hektar komposnya 10 ton (dosis kompos tidak ada patokan,
jika lahan sudah banyak mengandung bahan organik tentu kebutuhan kompos semakin
kecil). Pupuk hayati yang dibuat sendiri jauh lebih murah daripada membeli, memang
perlu waktu selama 75 hari juga kesabaran dan ketelatenan dalam pembuatannya.
(sumber: http://jurnalagrikultur.wordpress.com/2013/10/07/pupuk-hayati-cair-dengan-
mikroorganisme-lokal-mol/ diunggah 16des2013 pkl 15.09)
Pupuk Hayati
Kiri Bio P 2000 Z untuk tanaman keras (perkebunan) dan kanan Bio P 2000 Z untuk tanaman pangan
Pupuk hayati Bio P 2000 Z terdiri dari sekumpulan mikro-organisme indegenus terseleksi dan memiliki
keunggulan lintas komoditi, lintas ekologi dan lintas teknologi.
Kumpulan mikro-organisme unggul tersebut memiliki sifat dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut
mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba
penghubung (seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan menutrisi tanaman.
Selain itu, Bio P 2000 Z mengandung bahan organik sederhana seperti senyawa protein/peptida,
karbohidrat, lipida, vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S,
Ca, dan lainnya yang berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl, B, Cu,
yang keseluruhan unsur-unsur tersebut didapatkan melalui proses fermentasi.
Bio P 2000 Z sendiri dibagi menjadi dua kategori: Bio P 2000 Z untuk tanaman keras seperti produk-
produk perkebunan dan Bio P 2000 Z untuk tanaman pangan. Cara membedakannya dengan melihat
gambar yang tertempel di botol pupuk. Gambar tersebut disesuaikan dengan peruntukkannya masing-
masing.
Pupuk hayati Bio P 2000 Z memiliki sejumlah kemampuan untuk membantu Anda mendapatkan hasil
yang maksimal, diantaranya:
Bio perforasi yaitu bekerja secara sinergis antar mikroorganisme menjaga, mempertahankan,
meningkatkan kesuburan tanah yang berpengaruh pada produksi tanaman yang berkelanjutan.
Mengikat kelebihan senyawa racun di alam seperti Al+, Fe2+, Mn2+, H2S, dan menetralkan
keasaman (pH) tanah sebagai faktor penghambat pertumbuhan tanaman. Tak hanya itu, Bio P
2000 Z juga mampu mengubah tekstur, struktur dan porositas tanah menjadi lebih baik.
Mengelola unsur hara di sekitarnya baik di udara maupun di tanah yang siap tersedia setiap
saat untuk tanaman dan disediakan untuk tanaman.
Menguraikan unsur yang terikat oleh tanah, mengubah unsur nonorganik menjadi unsur hara
organik. Memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman dengan
merangsang hormon auxin, giberilin dan sitokinin serta hormon florigen yang merupakan
hormon pertumbuhan pembungaan.
Kapasitas Produksi Bio P 2000 Z sebesar 10 juta liter atau 10 ribu ton per tahun.
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman
dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam
Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah,
dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah
melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai
bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut
menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau
bahan organik daripada kadar haranya; nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda
dengan pupuk anorganik. Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan
pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Pembenah
tanah atau soil ameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan sintesis atau alami,
organik atau mineral.
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen
(jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak,
limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos
merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan
oleh fungi, aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan
tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar
setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai
contoh pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku
air Azolla. Pupuk kandang merupakan kotoran ternak. Limbah ternak merupakan limbah
dari rumah potong berupa tulang-tulang, darah, dan sebagainya. Limbah industri yang
menggunakan bahan pertanian merupakan limbah berasal dari limbah pabrik gula,
limbah pengolahan kelapa sawit, penggilingan padi, limbah bumbu masak, dan
sebagainya. Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah kota yang
berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak dapat dirombak
misalnya plastik, kertas, botol, dan kertas.
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional
mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga
dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan
saat penggunaan salah satu jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu
inokulan Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dalam
buku ini dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang
berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam
tanah bagi tanaman. Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui
peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza
arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi,
aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan
simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok tanaman
tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis berlangsung
melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil
perombakan bahan organik oleh kelompok organisme perombak. Kelompok mikroba
simbiotis ini terutama meliputi bakteri bintil akar dan cendawan mikoriza. Penambatan
N2 secara simbiotis dengan tanaman kehutanan yang bukan legum oleh aktinomisetes
genus Frankia di luar cakupan buku ini. Kelompok cendawan mikoriza yang tergolong
ektomikoriza juga di luar cakupan baku ini, karena kelompok ini hanya bersimbiosis
dengan berbagai tanaman kehutanan. Kelompok endomikoriza yang akan dicakup
dalam buku ini juga hanya cendawan mikoriza vesikuler-abuskuler, yang banyak
mengkolonisasi tanaman-tanaman pertanian.
(Kutipan: Bab I. Pendahuluan Buku Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2006. Editor: Simanungkalit, et al.)
(sumber:
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=563:hayati&ca
tid=65:inovasi&Itemid=263 diunggah 16des2013 pkl 15.13)
Uphhh... nanti dulu. Petani mestinya jangan gampang percaya dengan iklan dan propaganda para
produsen pupuk organik/ hayati ini. Banyak sekali kekurangan yang ada pada pupuk organik/ hayati
dalam bentuk cair yang banyak beredar. Kalau dicermati dan diuji di laboratorium, maka sedikitnya ada
8 (delapan) kelemahan yang umum terdapat pada produk pupuk organik/ hayati cair, yaitu :
1. Viabilitas (daya hidup) mikroorganisme yang dikandungnya sangat rendah.
2. Populasi mikroorganisme kecil (< 106 cfu/mL), bahkan cenderung tidak ada/mati seiring dengan
waktu.
3. Nutrisi yang terkandung sedikit. Umumnya nutrisi yang ada berupa tambahan bahan kimia seperti
pupuk NPK dan Urea.
4. Mikroorganisme di dalamnya sangat mudah berkurang bahkan mati.
5. Tingkat kontaminasi sangat tinggi
6. Seringkali menghasilkan gas (kemasan rusak) dan bau tidak sedap (busuk).
7. Tidak tahan lama (kurang dari setahun).
8. Masalah dalam transportasi dan penyimpanan.
Nah, saatnya kita beralih ke penggunaan pupuk hayati berbentuk POWDER. Kalau tidak sekarang, kapan
lagi???
Pupuk Hayati Bio-PORTAM adalah Formula bentuk cair mengandung beberapa strain mikro
organisme terseleksi dan asli diisolasi dari alam Indonesia (mikroorganisme indegenous):
biopestisida
biofertilizer
bioabsorp
pestisida nabati
Skip to content
Home
About
Batik Klewer
Buku Tamu
BukuKu
Download
Jualanku
Promi
Banyak orang yang sering salah presepsi dalam menggunakan pupuk kimia,
pupuk hayati dan pupuk organik. Pupuk organik dan pupuk hayati seringkali
disamakan dengan pupuk kimia. Padahal pupuk-pupuk ini sebenarnya berbeda
sama sekali.
Baca juga: Membuat Pupuk Organik Granul | Membuat Pupuk Organik Sendiri |Rahasia
Membuat Biofertilizer | Membuat Pupuk Organik Cair (POC) | Membuat Kompos Secara Cepat dengan
PROMI
Download artikel ini versi pdf
Pupuk Kimia
Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut
dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk
kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia
majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain
Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk hara
K. Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal.
Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya.
Pupuk Organik
Kompos, pupuk organik yang murah dan mudah dibuat. Baca: Membuat
Kompos Jerami
Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik
atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah
pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano.
Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk
organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga
mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga
abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah
dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair
antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair
peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain.
Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga
terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik,
asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain. Namun, kandungan hara tersebut rendah.
Berdasarkan pengalaman saya, tidak ada pupuk organik yang memiliki kandungan hara tinggi
atau menyamai pupuk kimia.
Hara N =
(%N Kompos x 1000 kg)/%N Urea = (2.79% x 1000 kg)/45% = 62 kg
Hara P=
(%P2O5 kompos x 1000 kg)/%P2O5 SP-36 = (0.52% x 1000 kg)/36% = 14.44 kg
Hara K=
(%K2O kompos x 1000 kg)/%K2O MPO = (2.29% x 1000 kg)/60% = 38.17 kg
Misalkan padi biasanya diberi pupuk kimia dengan dosis 200 kg Urea,100 kg SP-36, dan 150kg
MOP/KCl. Agar haranya sama maka kompos yang diperlukan kurang lebih sebanyak 7 ton.
Dosis yang besar ini akan berimplikasi langsung terhadap biaya pemupukan. Jika dihitung biaya
pemupukan dengan pupuk organik/kompos jauh lebih besar daripada biaya pemupukan dengan
pupuk kimia. Belum lagi biaya untuk aplikasi kompos tersebut. Perbandingan biayanya sebagai
berikut:
Saya hampir yakin 90% kalau tanaman yang diberi kompos akan tumbuh lebih baik daripada
tanaman yang diberi pupuk kimia, meskipun kandungan haranya sebanding. Pertanyaannya
adalah MENGAPA BISA DEMIKIAN????
Orang sering lupa bahwa selain kandungan hara, pupuk organik juga
mengandung senyawa-senyawa organik lain. Meskipun kandungan
haranya rendah tetapi kandungan senyawa-senyawa organik di
dalam kompos ini memiliki peranan yang lebih penting dari pada
peranan hara saja. Misalnya, asam humik dan asam fulvat. Kedua
asam ini memiliki peranan seperti hormon yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman. Kompos diketahui dapat meningkatkan nilai
KTK (kapasitas tukar kation) tanah. Artinya tanaman akan lebih
mudah menyerap unsur hara. Tanah yang diberi kompos juga
menjadi lebih gembur dan aerasi tanah menjadi lebih baik. Tanah
yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah
kering. Jika diamati lebih jauh, aktivitas mikroba pada tanah yang
diberi kompos akan lebih tinggi daripada tanah yang tidak diberi
kompos. Mikroba-mikroba ini memiliki peranan dalam penyerapan
unsur hara oleh tanaman. Singkat cerita, kompos dapat memperbaiki sifat kimia, sifat fisik, dan
sifat biologi tanah.
Dalam kondisi tertentu, pupuk organik/kompos dapat diberikan tanpa menambahkan pupuk
kimia sama sekali. Cara ini dipraktekkan dalam budidaya pertanian organik. Yang lebih sering
dilakukan adalah mengkombinasikan antara pupuk organik dengan pupuk kimia. Sebagian
kebutuhan hara tanaman disubstitusi antara pupuk kimia dan pupuk organik. Caranya dengan
menghitung berapa kombinasi yang paling ekonomis, baik dilihat dari sisi biaya maupun
hasilnya. Patokan yang sering dipakai adalah 50% dosis pupuk kimia diganti dengan sejumlah
pupuk organik. Dosisnya bisa 1 – 2 kg atau bahkan hingga 30 kg/pokok.
Untuk mendapatkan dosis yang paling tepat dilakukan dengan ujicoba di rumah kaca dan di
lapang dalam skala yang cukup luas.
Baca juga: Kompos jerami: murah, mudah, dan cepat | Video Pengomposan Jerami
Pupuk Hayati
Nama keren pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya
pupuk bio. Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya
nama pupuk kurang cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati tidak
mengandung N, P, dan K. Kandungan pupuk hayati adalah mikrooganisme yang memiliki
peranan positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-
mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang malarutkan hara (terutama P dan K),
mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman.
Kelompok mikroba penambat N sudah dikenal dan digunakan sejak lama. Mikroba penambat N
ada yang bersimbiosis dengan tanaman dan ada juga yang bebas (tidak bersimbiosis). Contoh
mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman antara lain adalah Rhizobium sp Sedangkan contoh
mikroba penambat N yang tidak bersimbiosis adalah Azosprillium sp dan Azotobacter sp.
Koloni Rhizobium yang tumbuh dalam media cawan agar.
Bintil yang aktif jika dipecah akan berwarna merah darah (kiri), sedangkan bintil yang tidak aktif
berwarna pucat (kanan)
Mikroba pelarut P dilaporkan oleh orang Rusia bernama Pikovskaya pada tahun 1948 yaitu
Bacillus megatherium var. phosphaticum, dan mulai digunakan sebagai inokulum pertanian sejak
tahun 1950-an Beberapa mikroba yang diketahui dapat melarutkan P dari sumber-sumber yang
sukar larut ditemukan baik dari kelompok kapang/fungi seperti Penicillium sp dan Aspergillus
sp, atau dari kelompok bakteri seperti Bacillus sp dan Pseudomonas sp.
Bakteri Pelarut Fosfat
Baca juga: Mikroba Pelarut Fosfat untuk Memenuhi Kebutuhan Pupuk Fosfat
Mikroba lain yang juga sering digunakan adalah Mikoriza, yang terdiri dari
dua kelompok utama yaitu: endomikoriza dan ektomikoriza. Mikoriza
bersimbiosis dengan tanaman. Secara mudahnya endomikoriza berarti
mikoriza yang ada di dalam dan ektomikoriza adalah mikoriza yang ada di
luar. Endomikoriza atau VAM umumnya adalah fungi tingkat rendah
sedangkan ektomikoriza adalah jamur tingkat tinggi. Mikroriza memiliki
peranan yang cukup komplek. Dia tidak hanya berperan membantu
penyerapan hara P, tetapi juga melindungi tanaman dari serangan penyakit
dan memberikan nutrisi lain bagi tanaman.
Mikoriza
Mikroba yang juga sering digunakan sebagai biofertilizer adalah mikroba perangsang
pertumbuhan tanaman. Mikroba dari kelompok bakteri sering disebut dengan Plant Growt
Promoting Rhizobacteria (PGPR), namun sekarang juga diketahui bahwa ada juga fungi yang
dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Bakteri yang diketahui dapat merangsang
pertumbuhan tanaman antara lain adalah Pseudomonas sp, Azosprillium sp, Sedangkan fungi
yang sudah diketahui adalah Trichoderma sp.
Saat ini dipasaran banyak beredar pupuk hayati. Sebagian mengklaim memiliki kandungan
mikroba yang banyak dan lengkap dengan kemampuan luar biasa. Secara pribadi saya tidak
percaya dengan biofertilizer yang memiliki banyak mikroba dan efektif di semua tempat, semua
komoditas, dan semua kondisi.
Salah satu kelembahan mikroba adalah sangat tergantung dengan banyak hal. Mikroba sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun abiotik. Jadi
biofertilizer yang cocok di daerah sub tropis belum tentu efektif di daerah tropis. Demikian juga
biofertilizer yang efektif di Indonesia bagian barat, belum tentu efektif juga di wilayah Indonesia
bagian timur. Mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman lebih spesifik lagi. Misalnya
Rhizobium sp yang bersimbiosis dengan kedelai varietas tertentu belum tentu cocok untuk
tanaman kacang-kacangan yang lain. Umumnya mikroba yang bersimbiosis berspektrum sempit.
Pupuk hayati, pupuk organik, dan pupuk kimia adalah jenis pupuk yang tegas perbedaanya.
Namun saat ini ada kecenderungan untuk mengkombinasikan jenis-jenis pupuk tersebut.
Misalnya ada produk pupuk yang menyebut dirinya pupuk NPK organik. Pupuk ini merupakan
pupuk kimia yang dikombinasikan dengan pupuk organik. Ada juga yang menyebut sebagai
pupuk bioorganik. Maksudnya adalah kombinasi antara pupuk organik dengan pupuk bio
(hayati). Namun masih sedikit atau bahkan tidak ada yang mengkombinasikan pupuk NPK
dengan pupuk hayati. Karena umumnya mikroba tidak tahan jika disatukan dengan pupuk kimia
dalam konsentrasi tinggi.
Begitu banyak sekali produk-produk pupuk dipasaran. Terserah Anda akan memilih yang mana.
Saya sarankan Anda memilik pupuk hayati atau pupuk organik jika memungkinkan. Karena
kedua pupuk ini sejauh ini lebih ramah lingkungan.
Kegunaan Herbafarm
Herbafarm adalah pupuk biologi atau pupuk hayati yang berguna memperbaiki tanah dan
tanaman.
4. Menyegarkan tanaman serta membuatnya lebih tahan terhadap hama penyakit dan lebih tahan
terhadap kekeringan di musim kemarau,
Cara Pemakaian Herbafarm Cair. Larutkan 1 liter Herbafarm/ 50 liter air, lalu dicorkan ke
seputaran daerah perakaran tanaman (beda 1 – 2 minggu dengan pemupukan):
a) Untuk tanaman buah-buahan dan perkebunan seperti jeruk, durian, pisang, coklat, kopi dan
kelapa sawit: 50-125 ml larutan/ lobang di 4 titik dengan jarak 25-100 cm dari batang, 3-4 bulan
sekal.
b) Tanaman cabe dan terong: 50 ml larutan/ lobang tanam, aplikasi mulai Pkl. 16.00, 3-4 bulan
sekali.
c) Tanaman sayur mayur (tomat, kentang, kol, dll): 25 ml larutan/ lobang tanam, aplikasi mulai
Pkl. 16.00.
d) Wortel, bawang prei, bawang merah dan sayuran bedengan lainnya: 100 liter larutan/ 1000
m2, aplikasi mulai Pkl. 16 :00.
Penyemprotan melalui daun, buah dan batang untuk seluruh tanaman: 1 liter Herbafarm/ drum
(200 liter air) atau 6 tutup/ pompa gendong isi 12 liter air. Disemprotkan ke seluruh bagian
tanaman dimulai sore hari Pkl. 16.00 dan tidak boleh dicampur dengan pestisida (perlakuan beda
2 – 3 hari dengan pestisida), 1 bulan sekali.
1. Ditabur sebelum pengolahan tanah dengan dosis 20 -30 kg/Ha untuk tanaman padi, jagung dan
sayur mayur.
2. Sebagai pupuk dasar tanaman buah-buahan dan perkebunan: 1-2 sendok makan/ lobang tanam.
3. Sebagai pupuk dasar tanaman sayur-mayur, cabe dan terong : ¼ – ½ sendok makan/ lobang
tanam.
4. Apabila tanaman sudah di tanam. Cabe dan terong: 5 gr (½ sendok makan) / batang, 3-4 bulan
sekali. Tomat, kentang dan kol: 3 gram (1/3 sendok makan/ batang) dibenamkan di seputaran
perakaran tanaman. Padi dan jagung: Ditabur merata pada umur 1 bulan dan sebaiknya ditutup
dengan tanah apabila tidak datang hujan.
Untuk tanaman buah-buahan dan perkebunan, 1/3 – 1 sendok makan/lobang di 4 titik dengan
jarak ½ – 1 meter dari batang, 3 – 4 bulan sekali.
Oleh: Ir. Usaha Barus
sumber : http://www.sorasirulo.net
1. Meyuburkan tanah
Penggunaan pupuk EvaGROW dapat meningkatkan simbiosis mutualisme antara tanaman dan
mikroorganisme yang menguntungkan. Semakin sering mengaplikasikan pupuk hayati
EvaGROW ke tanah menyebabkan tanah makin subur dan menyebabkan pemupukan menjadi
hemat.
3. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air
Penggunaan pupuk hayati EvaGROW secara tepat akan menyebabkan tanah menjadi gembur.
Tanah yang gembur akan memiliki pori-pori lebih banyak guna menyalur dan menyimpan air
tanah untuk kebutuhan tanaman. Pada saat musim kemarau, tanah mampu menyediakan air.
Sementara pada musim hujan, tanah mampu menahan air sehingga resiko erosi dan banjir dapat
dikurangi.
Pupuk hayati EvaGROW diproduksi dalam bentuk powder yang mengandung unsur hara alami
berimbang yang dibutuhkan oleh mikroba tanah dan tanaman. Pupuk hayati EvaGROW
mengandung mikroorganisme unggul yang memiliki kemampuan untuk mengubah unsur hara
yang tidak dapat diserap tanaman menjadi unsur hara yang tersedia untuk tanaman.
Penggunaan pupuk hayati EvaGROW dengan segala kemampuan dan kelebihan yang dimiliki
oleh mikroorganisme yang dikandungnya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
tanaman pertanian sekaligus menghemat biaya produksi.
Kandungan hormon tumbuh alami dalam pupuk hayati EvaGROW dapat meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan hama. Kehadiran jamur Trichoderma dan
Aspergillus dalam EvaGROW mampu mengatasi beberapa jenis serangga hama dan patogen
penyebab busuk akar.
Pupuk EvaGROW diproduksi menggunakan bahan baku alami yang diproses secara modern
sehingga tidak meninggalkan residu kimia pada tanaman dan aman untuk dikonsumsi. Produk
yang dihasilkan dari lahan yang diaplikasikan dengan pupuk hayati EvaGROW lebih sehat,
enak dan segar karena bebas residu kimia dan tidak berbahaya buat dikonsumsi. Produk sayuran
yang diproduksi menggunakan pupuk hayati EvaGROW biasanya lebih tahan lama jika
disimpan pada suhu ruang maupun di dalam suhu dingin. Aplikasi pupuk hayati EvaGROW
secara kontinu tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan aman buat petani yang
mengaplikasikannya.
8. Menghemat Biaya
Penggunaan pupuk dan pestisida kimia pada lahan pertanian bukan saja menyebabkan kerusakan
pada tanah, tapi dapat menambah beban produksi, karena mahalnya pupuk dan pestisida kimia.
Penggunaan pupuk hayati EvaGROW dan memadukannya dengan pupuk dasar kompos/ pupuk
organik membuat biaya yang dikeluarkan petani lebih kecil.
Penggunaan pupuk hayati EvaGROW dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan
pupuk kimia (Urea, NPK, TSP dan lain-lain). Pada aplikasi pertanian organik, pupuk kimia tidak
digunakan sama sekali, sehingga dapat menghemat biaya. Di samping itu penggunaan pestisida
kimia harus ditiadakan, sehingga beban petani untuk pengadaan pupuk dan pestisida kimia dapat
dikurangi hingga 100%.
Secara spesifik Pupuk Hayati Berformula Super ini diproduksi melalui proses fermentasi
sempurna dengan menggunakan teknologi mikrobakteri terkini, sehingga menghasilkan
bakteri positif maupun bakteri negatif yang dapat hidup berdampingan dan tidak saling
membunuh, dan Pupuk Hayati Berformula Super ini terbuat dari hasil ekstraksi dan
fermentasi dari ramuan bahan baku alami/organik pilihan (asli Indonesia) yang sehat,
bebas cemaran logam berat dan mikroba patogen berupa tanaman-tanaman tropis, sari
tumbuhan alami (herbal), rempah-rempah khusus yang mengandung unsur enzim,
berkadar protein, mineral, vitamin, asam amino, fitohormon alami (ZPT) serta diperkaya
nutrisi alami yang mudah larut dan diserap oleh tanaman sehingga mutu produk lebih
baik guna meningkatkan hasil-hasil panen.
Kelebihan Pupuk Hayati Berformula Super ini selain mengandung unsur hara makro-
mikro terlarut air yang dapat diserap langsung melalui tunas, akar, batang, buah maupun
daun tanaman, juga mampu mengikat air dan unsur hara secara labil sehingga terhindar
dari proses pencucian (leaching) dan pengikatan (fixation) oleh kompleks dari padatan
tanah dan Pupuk Hayati Berformula Super ini dapat berperan sebagai detoksifikan
senyawa racun yang terakumulasi dalam tanah dan memiliki substansi organik (humat,
fulvat, dan humin) yang berperan dalam meningkatkan: KTK tanah. Menyuburkan
Tanah, memperbaiki struktur serta keseimbangan ekologi tanah sehingga sistem
perakaran dapat berkebang banyak dan besar, dapat memacu/mempercepat pertumbuhan
dan proses pematangan buah menjadi lebih sempurna sehingga tanaman lebih sehat dan
segar.
Produk ini memiliki kandungan unsur: Azospirillum, Rhizobium, Azotobacter,
Azotobacter, Bacillus, Bradyrhizobium, Mikroba pelarut fosfat, Mikroba Pendegradasi
Selulose, Pseudomonas sp, Micrococcus, Hormon tumbuh (Giberellin, Kinetin, Zeatin,
AIA) dan Enzim alami.
DOEA PUTRI - PHM adalah Pupuk Hayati Majemuk yang berbahan aktif Mikroba
Indegenous asli Indonesia ramah lingkungan (tidak mengandung logam berat As, Pb, Hg,
Cd dan Mikroba Patogen, Salmonella Sp) telah dipersiapkan serta dirancang untuk
pembangunan dunia pertanian yang berkelanjutan.
Bahwa perpaduan DOEA PUTRI-PHM dengan pupuk kimia akan dicari dan dibutuhkan
para petani karena sudah terbukti dan teruji memiliki :
KANDUNGAN MIKROBA
Auksin, Giberelin, Kinetin, Zeatin dan Sitokinin dengan kadar: GA3 - 98,37 ppm, GA5 -
107,13 ppm, AUKSIN IAA 156,35 ppm dan SITOKININ (Kinetin 128,04 ppm dan
Zeatin 106,45 ppm).
KAPASITAS PRODUKSI
PHM DOEA PUTRI adalah produk unggulan yang diproduksi dalam bentuk Cair, 100%
dari bahan organik memiliki manfaat bagi tanah dan tanaman antara lain:
o Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman dan waktu panen lebih cepat
o Penggunaan pupuk kimia lebih hemat 30%-50% secara bertahap
o Mampu mengurangi pemakaian pestisida sehingga tidak menimbulkan residu
kimiawi
o Mengandung zat pengatur tumbuh, dan enzim alami guna meningkatkan
pertumbuhan tanaman
o Meningkatkan produktifitas dan kualitas produk di bidang Swausaha dan
Swakelola Pertanian, Peternakan dan Perikanan
o Ramah lingkungan, karena diolah dari 100% bahan-bahan tumbuhan alami.
o Memperbaiki kondisi tanah sehingga menjadi lebih subur dan kaya unsur hara
o Menjaga kelestarian alam atau lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia
berbahaya
o Menjaga ketersediaan hara tanah baik makro dan mikro sehingga dapat
dioptimalkan oleh tanaman
o Mengoptimalkan proses fotosintesis tanaman
o Meningkatkan fungsi-fungsi bagian tanaman sehingga lebih optimal dalam
pertumbuhan dan pembuahan
MANFAAT UTAMA:
Menyuburkan tanah sebagai media bagi tumbuh semua jenis tanaman (Palawija,
Hortikultura, Tanaman Perkebunan dan Tanaman Industri.
Secara spesifik Pupuk Hayati Berformula Super ini diproduksi melalui proses fermentasi
sempurna dengan menggunakan teknologi mikrobakteri terkini, sehingga menghasilkan
bakteri positif maupun bakteri negatif yang dapat hidup berdampingan dan tidak saling
membunuh, dan Pupuk Hayati Berformula Super ini terbuat dari hasil ekstraksi dan
fermentasi dari ramuan bahan baku alami/organik pilihan (asli Indonesia) yang sehat,
bebas cemaran logam berat dan mikroba patogen berupa tanaman-tanaman tropis, sari
tumbuhan alami (herbal), rempah-rempah khusus yang mengandung unsur enzim,
berkadar protein, mineral, vitamin, asam amino, fitohormon alami (ZPT) serta diperkaya
nutrisi alami yang mudah larut dan diserap oleh tanaman sehingga mutu produk lebih
baik guna meningkatkan hasil-hasil panen.
Kelebihan Pupuk Hayati Berformula Super ini selain mengandung unsur hara makro-
mikro terlarut air yang dapat diserap langsung melalui tunas, akar, batang, buah maupun
daun tanaman, juga mampu mengikat air dan unsur hara secara labil sehingga terhindar
dari proses pencucian (leaching) dan pengikatan (fixation) oleh kompleks dari padatan
tanah dan Pupuk Hayati Berformula Super ini dapat berperan sebagai detoksifikan
senyawa racun yang terakumulasi dalam tanah dan memiliki substansi organik (humat,
fulvat, dan humin) yang berperan dalam meningkatkan: KTK tanah. Menyuburkan
Tanah, memperbaiki struktur serta keseimbangan ekologi tanah sehingga sistem
perakaran dapat berkebang banyak dan besar, dapat memacu/mempercepat pertumbuhan
dan proses pematangan buah menjadi lebih sempurna sehingga tanaman lebih sehat dan
segar.
DOEA PUTRI - PHM adalah Pupuk Hayati Majemuk yang berbahan aktif Mikroba
Indegenous asli Indonesia ramah lingkungan (tidak mengandung logam berat As, Pb, Hg,
Cd dan Mikroba Patogen, Salmonella Sp) telah dipersiapkan serta dirancang untuk
pembangunan dunia pertanian yang berkelanjutan.
Bahwa perpaduan DOEA PUTRI-PHM dengan pupuk kimia akan dicari dan dibutuhkan
para petani karena sudah terbukti dan teruji memiliki :
KANDUNGAN MIKROBA
Auksin, Giberelin, Kinetin, Zeatin dan Sitokinin dengan kadar: GA3 - 98,37 ppm, GA5 -
107,13 ppm, AUKSIN IAA 156,35 ppm dan SITOKININ (Kinetin 128,04 ppm dan
Zeatin 106,45 ppm).
KAPASITAS PRODUKSI
PHM DOEA PUTRI adalah produk unggulan yang diproduksi dalam bentuk Cair, 100%
dari bahan organik memiliki manfaat bagi tanah dan tanaman antara lain:
o Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman dan waktu panen lebih cepat
o Penggunaan pupuk kimia lebih hemat 30%-50% secara bertahap
o Mampu mengurangi pemakaian pestisida sehingga tidak menimbulkan residu
kimiawi
o Mengandung zat pengatur tumbuh, dan enzim alami guna meningkatkan
pertumbuhan tanaman
o Meningkatkan produktifitas dan kualitas produk di bidang Swausaha dan
Swakelola Pertanian, Peternakan dan Perikanan
o Ramah lingkungan, karena diolah dari 100% bahan-bahan tumbuhan alami.
o Memperbaiki kondisi tanah sehingga menjadi lebih subur dan kaya unsur hara
o Menjaga kelestarian alam atau lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia
berbahaya
o Menjaga ketersediaan hara tanah baik makro dan mikro sehingga dapat
dioptimalkan oleh tanaman
o Mengoptimalkan proses fotosintesis tanaman
o Meningkatkan fungsi-fungsi bagian tanaman sehingga lebih optimal dalam
pertumbuhan dan pembuahan
MANFAAT UTAMA:
Menyuburkan tanah sebagai media bagi tumbuh semua jenis tanaman (Palawija,
Hortikultura, Tanaman Perkebunan dan Tanaman Industri)
(sumber: http://pupukduaputri.com/index.php/produk/info-produk/pupuk-hayati-
majemuk pkl 15.47)
PUPUK HAYATI TANGGUH
TANGGUH PUPUK HAYATI Terbuat dari bahan bahan organik ramah terhadap lingkungan yang berfungsi
:
Mempercepat proses dekomposisi / perombakan bahan organik menjadi tersedia untuk diserap
oleh tanaman.
Berfungsi sebagai bahan pembenah tanah.
Menetralisir senyawa-senyawa berbahaya dan cepat mengurai pupuk-pupuk kimia yang ada di
tanah.
Meningkatkan efektifitas penyerapan pupuk kimia.
Mudah penggunaanya di lapangan (lahan pertanian)
Siapkan bahan baku (jerami, kotoran hewan, seresah, tandan kosong kelapa sawit, sampah
organik dll) yang akan di fermentasi.
Campur TANGGUH 1 liter dengan air secukupnya untuk 4-5 ton bahan yang akan difermentasi.
Bisa ditambahkan molase / gula merah / gula pasir dan Urea 0.25 kg untuk mempercepat
fermentasi.
Semprot / Siram sampai merata larutan pada bahan baku.
Atur tumpukan bahan yang telah tercampur, dengan ketinggian maksimal 1 meter.
Tutup bahan yang telah tercampur, diusahakan bahan terhindar dari hujan ataupun panas
matahari secara langsung.
Lakukan pembalikan minimal 5-10 hari sekali.
Jaga kelembaban, jangan terlalu kering atau terlalu basah. Apabila terlalu kering semprotkan air.
Setelah 1-2 bulan bahan akan matang dengan ciri-ciri : meremah, suhu dingin, warna menjadi
lebih gelap daripada bahan aslinya.
Patogenisitas : negatif
KANDUNGAN UNSUR
N, P, K, C Organik, Zn, Cu, Mn, Co, Fe, S, Mg, Cl, Na, B, Si,
TANGGUH PUPUK HAYATI / DEKOMPOSER Sangat Baik Untuk Semua Tanaman Pangan, Buah-Buahan
dan Perkebunan. Sebagaimana Produk PT.NASA yang lain, TANGGUH Pupuk Hayati / Dekomposer Juga
telah memiliki standart spesifikasi K3 : Kualitas-Kuantitas-Kelestarian
Tanaman yang bermikoriza tumbuh lebih baik dari tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab utama
adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro
maupun mikro. Selain daripada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam
bentuk terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman (Anas, 1997).
Selain daripada membentuk hifa internal, mikoriza juga membentuk hifa ekternal. Pada hifa
ekternal akan terbentuk spora, yang merupakan bagian penting bagi mikoriza yang berada diluar
akar. Fungsi utama dari hifa ini adalah untuk menyerap fospor dalam tanah. Fospor yang telah
diserap oleh hifa ekternal, akan segera dirubah manjadi senyawa polifosfat. Senyawa polifosfat
ini kemudian dipindahkan ke dalam hifa internal dan arbuskul. Di dalam arbuskul. Senyawa
polifosfat ini kemudian dipindahkan ke dalam hifa internal dan arbuskul. Di dalam arbuskul
senyawa polifosfat dipecah menjadi posfat organik yang kemudian dilepaskan ke sel tanaman
inang.
Adanya hifa ekternal ini penyerapan hara terutama posfor menjadi besar dibanding dengan
tanaman yang tidak terinfeksi dengan mikoriza. Peningkatan serafan posfor juga disebabkan oleh
makin meluasnya daerah penyerapan, dan kemampuan untuk mengeluarkan suatu enzim yang
diserap oleh tanaman. Sebagai contoh dapat dilihat pengaruh mikoriza terhadap pertumbuhan
berbagai jenis tanaman dan juga kandungan posfor tanaman (Anas, 1997).
1. Miselium fungi meningkatkan area permukaan akuisisi hara tanah oleh tanaman, 2)
meningkatkan toleransi terhadap kontaminasi logam, kekeringan, serta patogen akar,
2. Memberikan akses bagi tanaman untuk dapat memanfaatkan hara yang tidak tersedia menjadi
tersedia bagi tanaman (Gentili & Jumpponen, 2006).
3. Selanjutnya Sagin Junior dan Da Silva (2006) mengungkapkan bahwa adanya mikoriza
berpengaruh terhadap:
1) adanya peningkatan absorpsi hara, sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai akar
lebih cepat,
2) meningkatkan toleransi terhadap erosi, pemadatan, keasaman, salinitas,
3) melindungi dari herbisida, serta
4) memperbaiki agregasi partikel tanah
Setelah puluhan tahun kita semua baru terhenyak, pemakaian pupuk kimia sintetis berdampak sistemik terhadap
semua segi kehidupan, terutama bidang pertanian. Dibutuhkan evaluasi dan kajian yang mendalam sehingga
mampu menyentuh pada hakikat pertanian yang lebih manusiawi.
Tanaman anggur dan lainnya, tidak hanya membutuhkan NPK, tapi mutlak membutuhkan 16 unsur makro dan
mikro, fitohormon juga pestisida hayati/alami. Kenyataan di lapangan berbeda, mayoritas pelaku budidaya
tanaman“memaksakan kehendak” dengan cara meningkatkan suplai NPK saja tanpa memperhatikan ”Neraca Hara”
dan faktor-faktor penentu lainnya.
Semua tak lain kecuali untuk mengejar produksi. Akibatnya, kebutuhan pupuk dalam luas yang sama semakin
meningkat tajam, di tanah kandungan mikroba penambat N dan pelarut P serta K nyaris tiada lagi. Kandungan C-
Organik di tanah intensifikasi pertanian menurun drastis.
Di pulau Jawa hanya tinggal di bawah 1% saja. Idealnya harus lebih dari 3%. Lahan pertanian kita sakit kronis,
komplikatif, dan dikwatirkan bahwa pada lahan-lahan tanaman Kakao di Indonesia akan terjadi hal yang sama dan
akan berdampak terhadap biaya produksi akan semakin meningkat.
Jika kita berupaya untuk menyehatkan kembali di posisi ideal C-Organik, dibutuhkan pupuk organik yang
terfermentasi dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganise pengurai (decomposer) potensial. Kadar C-
Organiknya yang tinggi. Hal ini berarti dibutuhkan volume kubikasi atau tonase yang sangat besar jumlahnya.
Untuk memenuhi kebutuhan NPK guna menekan tonase pupuk organik tetapi tetap upaya organik ,maka
dibutuhkan pupuk hayati. Untuk membantu menyelesaikan masalah itu maka CV. Meori Agro meluncurkan paket
BioFOB yang terdiri dari formula ramah lingkungan untuk membantu petani dan perkebunan kakao serta tanaman
lainnya.
(sumber: http://meoriagro.com/index.php?option=com_content&view=article&id=69:fungsi-
pupuk-organik-dan-hayati-&catid=37:news&Itemid=18 pkl 16.09)