Anda di halaman 1dari 12

PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK DARI ECENG GONDOK DAN

APLIKASINYA TERHADAP TANAMAN KANGKUNG


PERCOBAAN IV
(Praktikum Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Limbah)

Kelompok 6/4B :
Herni Rezkiyah B1316034
Muhammad Iqbal B1316056
Muhammad Nur Rizqi B1316095
Nurhayati Agustinna B1316071
Okta Wijayanti B1316073

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solm.) merupakan tanaman
gulma di wilayah perairan yang hidup terapung pada air yang dalam atau
mengembangkan perakaran di dalam lumpur pada air yang dangkal. Eceng
gondok berkembangbiak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif maupun
generatif. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat melipat ganda dua kali
dalam waktu 7-10 hari. Satu batang eceng gondok dalam waktu 52 hari mampu
berkembang seluas 1 m2, atau dalam waktu 1 tahun mampu menutup area seluas 7
m2 (Juliani, 2017).
Perkembangbiakan tanaman yang cepat menyebabkan eceng gondok
berubah menjadi tanaman gulma di beberapa wilayah perairan di Indonesia.
Kawasan perairan danau, eceng gondok tumbuh di pinggir danau mulai dari 5 m
sampai sejauh 20 m. Perkembangbiakan enceng gondok dipicu oleh peningkatan
kesuburan di wilayah perairan danau (eutrofikasi), sebagai akibat dari erosi dan
sedimentasi lahan, berbagai aktivitas masyarakat (mandi, cuci, kakus atau MCK),
budidaya perikanan (keramba jaring apung), limbah transportasi air, dan limbah
pertanian.
Komposisi kimia dari eceng gondok berupa bahan organik sebesar 78,47%,
C organik 21,23%, N total 0,28%, P total 0,0011%, dan K total 0,016% sehingga
dengan komposisi yang dimiliki maka eceng gondok berpotensi untuk di
manfaatkan sebagai pupuk organik yang diperlukan tanaman untuk tumbuh
(Rozaq dan Novianto, 2000 dalam Kristanto, 2003).
Salah satu upaya yang cukup prospektif untuk menanggulangi gulma eceng
gondok di kawasan perairan danau adalah dengan memanfaatkan tanaman eceng
gondok untuk pupuk organik. Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pupuk karena mengandung selulosa (Juliani, 2017). Pupuk eceng gondok yang
dihasilkan berwarna coklat.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti
sisa-sisa sayuran, kotoran ternak dan sebagainya dan juga berasal dari mahluk
hidup yang telah mati. Pembusukan dari bahan-bahan organik dan mahkluk hidup
yang telah mati menyebabkan perubahan sifat fisik dari bentuk sebelumnya.
Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi dua, yaitu: pupuk cair
dan pupuk padat (Hadisuwito, 2012). Pupuk organik cair adalah pupuk yang
kandungan bahan kimianya dapat memberikan hara yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman pada tanah (Taufika, 2011). Pupuk organik padat adalah
pupuk organik yang secara fisik bentuknya padat dengan kandungan yang sama
pada pupuk cair.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan pupuk
cair organic dari eceng gondok, dengan karakteristtik perbandingan EM4 1 ml, 2
ml dan 3 ml.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PupukOrganikCair
Pupuk organic adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa –sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organic dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Pupuk organic mengandung banyak bahan organic dari pada
kadar haranya. Sumber bahan organic dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk
kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkoljagung, bagastebu, dan sabut
kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan
limbah kota (sampah)(Ayub.S, 2004).
Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-
bahan organik dan berwujud cair. Pupuk cair merupakan salah satu jenis proses
fermentasi. Secara garis besar prduk fermentasi dibedakan atas produk pangan,
kesehatan, energi dan lingkungan. Contoh produk makanan adalah keju, tape,
kecap, tempe, oncom dan sebagainya. Produk kesehatan yang paling dominan
adalah produksi antibiotika, vitamin dan alkohol. Dalam bidang energi misalnya
produksi bioetanol, metanol, metana dan sebagainya. Dalam bidang lingkungan
misalnya kompos, biopestisida, dan sebagainya (Ayub.S, 2004).

2.2 Kelebihan dan Kekurangan POC

Pupuk organik cair memiliki mamfaat bagi tanaman yaitu Untuk


menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, Untuk
mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, Untuk membantu
revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan kualitas produk
(Suriadikarta, 2006)
Adapun keunggulan dari pupuk organik cair yaitu : (a) Mudah untuk
membuatnya, (b) Murah harganya, (c) Tidak ada efek samping bagi lingkungan
maupun tanaman, (d) Bisa juga dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada
daun (bio-control), seperti ulat pada tanaman sayuran. (e) Aman karena tidak
meninggalkan residu, pestisida organik juga tidak mencemari lingkungan
(Suriadikarta, 2006).
Kelemahan yang umum terdapat pada pupuk organik/ hayati cair, yaitu : (a)
Viabilitas (daya hidup) mikroorganisme yang dikandungnya sangat rendah, (b)
Populasi mikroorganisme kecil (< 106 cfu/mL), bahkan cenderung tidak ada/mati
seiring dengan waktu, (c) Nutrisi yang terkandung sedikit. Umumnya nutrisi yang
ada berupa tambahan bahan kimia seperti pupuk NPK dan Urea, (d)
Mikroorganisme di dalamnya sangat mudah berkurang bahkan mati, (e) Tingkat
kontaminasi sangat tinggi, (f) Seringkali menghasilkan gas (kemasan rusak) dan
bau tidak sedap (busuk), (g) Tidak tahan lama (kurang dari setahun), (h) Masalah
dalam transportasi dan penyimpanan, (i) Perlu ketekunan dan kesabaran yang
tinggi dalam membuatnya, (J) Hasilnya tidak bisa diproduksi secara masal
(Suriadikarta, 2006).

2.3 Kandungan Pupuk Organik Cair


Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organic basah atau
bahan organic yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan
sisa sayuran (wortel, labu, sawi,selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol). Semakin
besar kandungan selulosa dari bahan organic (C/N ratio) maka proses penguraian
oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya
nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Djuarni, 2006).
Kompos cair bisa diberikan kepada tanaman maupun media tanam (tanah).
Akan tetapi akan lebih efektif jika disemprotkan langsung ke daun, terutama
permukaan bawahnya. Cara ini lebih efektif karena bagian permukaan bawah
daun dapat menyerap nutrisi dengan cepat dan efektif. Karenanya, aplikasi
langsung ke daun akan memberikan efek kesuburan lebih cepat terlihat dibanding
disemprotkan ke bagian lain dari tanaman. Tidak hanya itu, pemberian kompos
cair sebagai pupuk pada tanaman, juga lebih efisien. Sebab jumlah (volume) yang
diberikan cukup kecil (Djuarni, 2006).
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Agustus 2018 pada pukul
11.00 WITA – selesai bertempat di Laboratorium Pengujian Teknologi Industri
Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2 Alat dan Bahan


a. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pisau, baskom,
karung, gelas beaker, cawan petri, neraca analitik, batang pengaduk,
gelas ukur, saringan, botol plastik, talenan dan kertas pH.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah eceng gondok
500 gr, air kelapa 500 ml, air cucian beras 500 ml, gula merah 25 gr,
EM4 1 ml, 2 ml dan 3 ml.

3.3 Prosedur Kerja


1. Disiapkanalatdanbahan
2. Dikumpulkan eceng gondok dan dihaluskan.
3. Ditambahkan air kelapa, air cucian beras dan gula merah bersama eceng
gondok.
4. Dilakukan 4 perlakuan yaitu perlakuan pertama yaitu tanpa penambahan
EM4 (kontrol), kemudian ditambahkan EM4 dengan karakteristik
berbeda yaitu dengan penambahan EM4 1 ml, 2 ,l dan 3 ml.
5. Dimasukan campuran eceng gondok kedalam botol plastik
6. Ditutup eceng gondok dengan rapat dan di cek pH awal, warna, aroma
dan tekstur serta ditunggu hingga pembusukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil yang terdapat
pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Pupuk Organik Cair


Hari Ke-
No Perlakuan Pengamatan
0 7 14
Warna Kuning kecoklatan Coklat kehijauan Kuning Kecoklatan
1. Control Aroma Menyengat Tengik Asam beralkohol
pH 3 4 5
Warna Kuning kecoklatan Coklat kehijauan Kuning kecoklatan
Menyengat Tengik sedikit Asam beralkohol
2. EM4 1 ml Aroma
menyengat
pH 4 4 5
Warna Kuning kecoklatan Coklat kehijauan Kuning kecoklatan
Menyengat Tengiksedikit Asam beralkohol
3. EM4 2 ml Aroma
menyengat
pH 4 4 5
Warna Kuning kecoklatan Coklat kehijauan Kuning kecoklatan
Menyengat Tengiksedikit Asam beralkohol
4. EM4 3 ml Aroma
menyengat
pH 4 4 5

4.2 Pembahasan
Pupuk organik adalah salah satu bahan yang dapt memperbaiki tingkat
kesuburan tanah. Hal ini sesuai denga pendapat Rohendi (2005) yang menyatakan,
pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya
memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang
dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan
manusia sehingga aman dikonsumsi.Dalam pembuatan pupuk organik cair kali ini
yaitu dengan menggunakan eceng gondok dengan variasi EM4. Eceng gondok
terlebih dahulu dihaluskan dengan cara dipotong-potong agar mudah terurai.
Eceng gondok yang sudah halus kemudian dimasukan kedalam baskom dan
ditambahkan dengan air kelapa tua, penambahan air kelapa ini bertujuan untuk
bioaktivator. Bioaktivator berfungsi untuk mempercepat proses penguraian bahan-
bahan pembuat pupuk. Kemudian ditambahkan dengan gula jawa yang sudah
diencerkan atau bisa disebut dengan larutan molases. Fungsi dari larutan molasses
ini sebagai makanan awal bagi mikroba yang akan bekerja menguraikan bahan-
bahan yang akandibuatpupukorganikcair.Kemudian ditambahkan dengan air
cucian beras dan EM4. Ketika bahan semua telah tercampur kemudian diaduk
sampai tercampur rata dimasukan kedalam botol dengan diberi lubang pada
bagian atasnya untuk proses aerob (menggunakan oksigen). Semua bahan
kemudian difermentasikan selama 2 minggu dan diamati perubahan yang terjadi.
Hasil fermentasi pembuatan pupuk yang telah dilakukan pada hari pertama
pupuk cair berwarna kuning kecoklatan baik pada perlakuan control maupun
menggunakan variasi EM4. Kemudian memiliki pH yang asam dan beraroma
menyengat. Pada pengamatan hari ke-7 pada perlakuan tanpa EM4 atau control
memiliki pH asam, berwarna coklat kehijauan dan berbau tengik, sedangkan pada
perlakuan menggunakan EM4 berwarna coklat kehijauan, memiliki pH 4 (asam)
dan berbau tengik sedikit menyengat. Pada pengamatan hari ke-14 diperoleh hasil
bahwa pada perlakuan control dan menggunakan variasi penambahan EM4
memiliki hasil yang sama yaitu berwarna kuning kecoklatan, beraroma asam
beralkohol dan memiliki tingkat keasaman 5. Agar dapat diaplikasikan ke
tanaman pH pada pupuk terlebih dahulu diencerkan hingga didapatkan pH netral
agar aman bagi tumbuhan dan tidak menyebabkan kerusakan tanah, untuk
mendapatkan hasil pH netral dilakukan penambahan air sebanyak 1:15 yaitu 10
ml pupuk dan 150 ml air.
Keunggulan pupuk organik adalah tersedianya hara bagi tanaman, baik hara
makro maupun mikro yang relatif lengkap dibanding pupuk anorganik.
Keuntungan lain adalah dapat meningkatkan kesuburan tanah, menambah unsur
hara mikro tanah, menggemburkan tanah, memperbaiki kemasaman tanah,
memperbaiki porositas tanah, meningkatkan kemampuan tanah dalam
menyediakan oksigen bagi perakaran. Kelebihan pupuk organik cair adalah pupuk
organik cair mengandung agensia hayati (mikroorganisme) yang menguntungkan
tanaman. Sehingga dalam pembuatannya dan pemanfaatan eceng gondok dapat
meningkatkan nilai jual pertanian serta dapat membuat produk yang baik bagi
tanaman.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembuatan pupuk
cair organik dari eceng gondok terlebih dahulu dihaluskan dengan cara dipotong-
potong agar mudah terurai. Eceng gondok yang sudah halus kemudian dimasukan
kedalam baskom dan ditambahkan dengan air kelapa tua, kemudian ditambahkan
dengan gula jawa yang sudah diencerkan. Kemudian ditambahkan dengan air
cucian beras dan EM4. Ketika bahan semua telah tercampur kemudian diaduk
sampai tercampur rata dimasukan kedalam botol dengan diberi lubang pada
bagian atasnya untuk proses aerob (menggunakan oksigen). Semua bahan
kemudian difermentasikan selama 2 minggu dan diamati perubahan yang terjadi.
Berdasarkan pengamatan hari pertama dan ke-7 pH pupuk adalah 4 (asam)
bearoma menyegat dan tengik serta berwarna kuning kecoklatan sampai dengan
kuning kehijauan. Pada pengamatan hari ke-14 pupuk memiliki tingkat keasaman
5 dan beraroma asam beralkohol serta berwarna kuning kecoklatan.

5.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas maka disarankan kepada praktikan agar lebih
aktif dalam menjalankan praktikum dan memahami materi yang sudah
disampaikan oleh dosen maupun laboran. Agar dapat mendapatkan hasil yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ayub, Parnata. S. 2004. PupukOrganikCair. Jakarta:PTAgromediaPustaka. Hal
15-18.
Djuarni, Nan.Ir, M.Sc., Kristian.,Setiawan,Budi Susilo.2006. Cara
CepatMembuatKompos. Jakarta:AgroMedia.Hal 36-38
Juliani, Rita. 2017. Pupuk Organik Enceng Gondok Dari Danau Toba. Jurusan
Fisika,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan

Kristanto, B, A. (2003) Pemanfaatan Eceng gondok (E. crassipes) sebagai bahan


pupukcair. Jurnal UNDIP

Suriadikarta, DidiArdi., Simanungkalit, R.D.M.


(2006).PupukOrganikdanPupukHayati.
JawaBarat:BalaiBesarPenelitiandanPengembanganSumberdayaLahanPertan
ian. Hal 2.
Taufika, R. (2011) Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair
TerhadapPertumbuhan dan Hasil Tanaman Wortel (Doucus carota L).
Jurnal Tanaman Hortikultua. Mei-Agustus 2011

Rachman, Sutanto. (2002). Pertanianorganik:


MenujuPertanianAlternatifdanBerkelanjutan. Jakarta:Kanisius.

Rohendi, E. 2005. LokakaryaSehariPengelolaanSampahPasar DKI Jakarta,


sebuahprosiding. Bogor.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pencarian Eceng gondok Gambar 2. Pengumpulan bahan

Gambar 3. Proses Pemotongan Gambar 4. Air Kelapa

Gambar 5. Air Cucian Beras Gambar 6. Gula Merah


Gambar 7. EM4 Gambar 8. Proses Inkubasi

Gambar 9. Pencampuran Starter Gambar 10. Persiapan Tanah

Gambar 11. Penyemaian Gambar 12. Perkecambahan

Anda mungkin juga menyukai