E-mail :
ajirw22g@student.unhas.ac.id
ABSTRACT
Unbalanced use of fertilizers will lead to a decrease in productivity and yield quality. Therefore it is
necessary to make efforts to encourage the use of fertilizers in a balanced manner. Application of
fertilizer must consider the time, type, dose, method and location. Aims: The purpose of this
practicum is fertilization for plants and how to calculate the dose of plant fertilizer. Methods : The
method used is to weigh urea fertilizer, KCL fertilizer, SP-36 fertilizer, compost, and furadan
according to the calculation of the dosage of fertilizer according to the area of the beds and the
spacing.
Keywords: fertilizer, Plant, Dose
ABSTRAK
Penggunaan pupuk yang tidak seimbang akan menyebabkan penurunan produktivitas dan
kualitas hasil. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mendorong penggunaan pupuk
secara berimbang. Aplikasi pupuk harus memperhatikan waktu, jenis, dosis, cara dan lokasi.
Tujuan: Tujuan dari praktikum ini adalah pemupukan untuk tanaman dan cara menghitung
dosis pupuk tanaman. Metode : Metode yang digunakan adalah dengan menimbang pupuk
urea, pupuk KCL, pupuk SP-36, pupuk kompos, dan furadan sesuai dengan perhitungan dosis
pupuk sesuai dengan luas bedengan dan jarak tanam.
Kata kunci: pupuk, Tanaman, Dosi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan pertanian, para petani tidak dapat lepas dari kebutuhan akan pupuk. Pupuk
yang selama ini biasa digunakan oleh petani adalah pupuk kimia buatan pabrik, seperti urea,
TSP, dan lain-lain, yang harganya cukup mahal terutama setelah pemerintah mencabut subsidi
terhadap harga pupuk. Terkadang terjadi juga kelangkaan pupuk akibat keterlambatan
pasokan dari distributor. Selain mahal, pupuk kimia juga berdampak negatif bagi lingkungan.
Pemakaian yang tidak bijaksana dan overdosis dapat mengakibatkan tanah menjadi bantat dan
terjadinya proses eutrofikasi di lingkungan perairan. Proses eutrofikasi (pengkayaan zat hara
di perairan) akan menyebabkan peledakan populasi gulma air dan pendangkalan sungai atau
sistem perairan lainnya (Asriadi et al., 2021).
Penggunaan pupuk yang tidak berimbang akan menyebabkan penurunan produktivitas
dan mutu hasil. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mendorong menggunakan pupuk
secara berimbang. Pemberian pupuk harus mempertimbangkan waktu, jenis, dosis, cara dan
lokasinya. Seorang petani harus tahu kapan saatnya melakukan pemupukan, jenis pupuk yang
dibutuhkan tanaman, dosis pemupukan, cara pemberian dan lokasi pemberiannya sehingga
pupuk yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi tanaman (Yahya, 2018).
Perbaikan budidaya tanaman meliputi penyiapan lahan, penggunaan bibit unggul,
penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama, pengendalian penyakit,
pemanenan, dan pasca panen. Penambahan pupuk NPK pada budidaya jagung dapat
meningkatkan produksi pada dosis yang optimal. Hara N, P, dan K merupakan hara esensial
bagi tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat
meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan unsur N saja
tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama
penyakit dan menurunnya kualitas produksi (Praktikta, 2013).
Berdasarkan uraian diatas maka perlunya dilakukan praktikum ini untuk mengetahui
pengenalan dan perhitungan dosis pupuk yang tepat untuk tanaman jagung.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah pemupukan tanaman dan cara menghitung dosis pupuk
tanaman. Kegunaan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan
tentang budidaya tanaman jagung dan pemupukan pada masa yang akan datang.
TINJAUANPUSTAKA
2.1 Pupuk
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Serapan unsur hara dibatasi oleh unsur hara yang
berada dalam keadaan minimum. Dengan demikian status hara terendah akan mengendalikan
proses pertumbuhan tanaman. Untuk mencapai pertumbuhan optimal, seluruh unsur hara
harus dalam keadaan seimbang, artinya tidak boleh ada satu unsur hara pun yang menjadi
faktor pembatas (Irfan, 2013).
Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau
biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang
khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman.
Pengertian pupuk secara lain adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik
(mineral) (Handayani dan Riyadi, 2018).
Salah satu fungsi pupuk adalah menambah unsur hara di dalam tanah dalam bentuk
tersedia. Artinya, pupuk yang diberikan itu harus dapat diserap tanaman. Pupuk didefinisikan
sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk
melengkapi unsur hara (Surbakti et al., 2013).
2.2 Jenis – Jenis Pupuk
2.2.1 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Senyawanya
Menurut Husnain et al (2016), berdasarkan senyawanya jenis pupuk dibedakan atas:
1. Pupuk organik adalah pupuk yang berupa senyawa organik atau pupuk alami yang
berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti kotoran hewan, sisa tumbuhan atau hasil
panen, limbah organik rumah tangga yang telah mengalami proses dekomposisi.
Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, dan
guano.
2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik atau pupuk
kimia yang berasal dari bahan kimia yang telah dibuat melalui proses produksi,
sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap oleh tanaman hampir
semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
Pupuk organik ada beberapa jenis, yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, dan
kompos dan berpotensi besarmenggantikan pupuk anorganik.Pupuk organik memiliki
kelebihan dalam menambah unsur hara makro dan hara mikro yang ada didalam tanah dan
kualitas pupuk organik bergantung dari bahan baku atau proses dekomposisi. Pupuk organik
yang diperkaya bahan lainnya diharapkan dapat meningkatkan nutrisi pupuk (Neoriky et al.,
2017).
Salah satu pupuk anorganik yang sering di gunakan yaitu pupuk urea merupakan pupuk
buatan senyawa kimia organik dari CO(NH2)2, pupuk padat berbentuk butiran bulat kecil.
Urea larut sempurna di dalam air. Pupuk ini mempunyai kadar N 45 tidak mengasamkan
tanah. Sifat urea lain yang tidak menguntungkan adalah sangat higrokopis dan mulai menarik
air dari udara pada kelembaban nisbi sekitar 70-75 persen (Achyani, 2018).
2.2.2 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Kandungan Unsur Haranya
Menurut Putra (2022), berdasarkan jumlah kandungan unsur hara terdiri dari :
1. Pupuk tunggal adalah pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur saja misalnya
pupuk Urea, dominan mengandung unsur N, pupuk KCl dominan mengandung unsur K
dan seterusnya. Pupuk tunggal mengandung unsur N, P, K, Mg, Ca, B, Cu dan Zn.
2. Pupuk majemuk adalah pupuk yang dibuat melalui proses produksi di dalam pabrik
yang sengaja dibuat dari campuran beberapa jenis pupuk tunggal. Contoh pupuk NP,
pupuk NP, pupuk NPK.
Pupuk buatan jenis urea dengan rumus kimia NH2 CONH2 ini merupakan salah satu
jenis pupuk tunggal. Meskipun disebut sebagai pupuk tunggal tidak berarti kandungan yang
ada didalam pupuk urea hanya memiliki 1 jenis kandungan unsur hara saja. Didalam satu
karung pupuk urea terdapat beberapa jenis kandungan unsur seperti : Unsur nitrogen (N)
sebanyak 46%, Kandungan Moisture sebanyak 0.5%, Kadar Biuret sebanyak 1%
Sebagaimana diketahui bahwa manfaat unsur hara nitrogen sangat penting untuk tanaman.
Kandungan nitrogen yang tinggi didalam urea sangat berfungsi untuk membantu
perkembangan tanaman terutama tanaman berumur muda (Ritonga et al., 2019).
Pupuk majemuk (NPK) merupakan salah satu pupuk anorganik yang dapat digunakan
sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara makro (N, P, dan K),
menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, dan KCl yang kadang-kadang susah
diperoleh di pasaran dan sangat mahal. Keuntungan menggunakan pupuk majemuk (NPK)
adalah (1) Dapat dipergunakan dengan memperhitungkan kandungan zat hara sama dengan
pupuk tunggal, (2) apabila tidak ada pupuk tunggal dapat diatasi dengan pupuk majemuk, (3)
penggunaan pupuk majemuk sangat sederhana, dan (4) pengangkutan dan penyimpanan
pupuk ini menghemat waktu, ruangan, dan biaya (Kaya, 2013).
Tanaman memerlukan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan batang, daun, buah /
biji sebab unsur hara sangat penting bagi tanaman. Unsur hara tersebut terdiri dari unsur hara
makro (N, C, H, O, P, K, Mg, Ca, S) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Cl, Co)
dalam bentuk anion dan kation. Tidak lengkapnya unsur hara makro dan mikro pada tanaman
dapat menjadi penghambat dalam pertumbuhan tanaman serta produktivitasnya (Saputra et
al., 2017).
METODE
3.1 Praktikum Pengenalan dan Perhitungan Dosis Pupuk Tanaman Jagung dilaksanakan pada
hari selasa, 10 Oktober 2023 pada pukul 16.00-selesai WITA di lahan Exfarm Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah alat tulis, plastik bening, timbangan, label, dan alat tulis dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah furadan.
3.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja praktikum Pengenalan dan Perhitungan Dosis Pupuk Tanaman Jagung adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengamati setiap jenis pupuk berdasarkan kandungan hara dan sifat fisik berupa bentuk,
warna dan sifat pupuk.
3. Mempelajari hitungan dosis pupuk
4. Melakukan pengamatan
5. Mencatat hasil pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
Achyani., Agus, S., Eva, F. 2018. Buku Ajar Pupuk Organik Kulit Kopi. Metro: Benten.
Asriadi, A. A., Firmansyah, F., & Husain, N. 2021. Sosialisasi dan Aplikasi Pembuatan
Pupuk Organik di Desa Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.
Selaparang Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 5(1), 494-498.
Benu, M. 2017. Efektivitas Penggunaan Pupuk Probiotik Nopkor Terhadap Laju Pertumbuhan
dan Hasil Panen Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Skripsi. Universitas Sanata
Dharma.
Hanadyo, R., Hadiastono, T., & Martosudiro, M. 2013. Pengaruh pemberian pupuk daun cair
terhadap intensitas serangan Tobacco Mosaic Virus (TMV), pertumbuhan, dan produksi
tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.). Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan),
1(2), 28-36.
Handayani, T., & Riyadi, S. 2018. Sistem informasi Penyaluran Pupuk dan Managemen
Penyuluhan pada Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur Berbasis Dekstop.
Jurnal Penelitian Dosen FIKOM (UNDA), 5(2), 1-7.
Husnain, A. K., & Rochayati, S. 2016. Pengelolaan hara dan teknologi pemupukan
mendukung swasembada pangan di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan, 10(1), 25-36.
Irfan, M. 2013. Respon bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap zat pengatur tumbuh
dan unsur hara. Jurnal Agroteknologi, 3(2), 35-40.
Kaya, E. 2013. Pengaruh Kompos Jerami dan Pupuk NPK Terhadap N-Tersedia Tanah,
Serapan-N, Pertumbuhan, dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L). Agrologia, 2(1), 43-
50.
Muslimah. 2015. Dampak Pencemaran Tanah dan Langkah Pencegahan. Agrisamudra, 2(1),
11-20
Naemah, D., Winarni, E., Rusmana, R., & Ardani, M. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk
Daun dan Interval Waktu Terhadap Ramin (Gonystulus bancanus
(MIQ.))KURZ. Jurnal Hutan Tropis, 6(2), 190-196.
Neoriky, R., Lukiwati. D. R., dan F. Kusmiyati. 2017. Pengaruh pemberian pupuk anorganik
dan organik diperkaya N, P organik terhadap serapan hara tanaman Selada (Lactuca
sativa. L). J. Agro Complex, 1(2), 72-77.
Pandawani, N. P., & Putra, I. G. C. 2015. Peningkatan produktivitas padi sawah dengan
penerapan sistim tabela. Agrimeta, 5(10), 51-58.
Pratikta, D., Hartatik, S., & Wijaya, K. A. 2013. Pengaruh penambahan pupuk NPK terhadap
produksi beberapa aksesi tanaman jagung (Zea mays L.). Berkala Ilmiah Pertanian,
1(2), 19-21.
Purba, T., Ringkop, S., Harif, F.R.M, Arsi., Refa, F., Abdus, S.J.T.T.S., Junairiah, J.H.,
Arum, A.S. 2021. Pupuk dan Teknologi Pemupukan. Yayasan Kita Menulis: Medan.
Ritonga, E. N., & Nasution, E. K. I. 2019. Perbandingan Hasil Produksi Jeruk Manis (Citrus
sinensis osbec) dengan Menggunakan Pupuk Tunggal (Urea) dan Pupuk Kompos di
Desa Sihepeng. Jurnal AGROHIT, 4(1), 18-23.
Saputra, I., Setyowati, E. R., & Rahayu, E. 2017. Pengaruh Macam Pupuk Organik terhadap
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit pada Jenis Tanah yang Berbeda. Jurnal Agromast,
2(1), 12-22.
Siregar, M. 2018. Respon Pemberian Nutrisi Abmix pada Sistem Tanam Hidroponik
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea). Jasa Padi, 2(2),
18-24.
Soraya Santi, S. 2012. Kajian pemanfaatan limbah nilam untuk pupuk cair organik dengan
proses fermentasi. Jurnal Teknik Kimia, 4(2), 335-340.
Surbakti, M. F., Ginting, S., & Ginting, J. 2013. Pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays
L.) varietas Pioneer-12 dengan pemangkasan daun dan pemberian pupuk NPKMg.
AGROEKOTEKNOLOGI, 1(3), 523-534.