Anda di halaman 1dari 11

PENGENALAN DAN PERHITUNGAN DOSIS PUPUK

RAHMAT WAHYU AJI G051221012

E-mail :
ajirw22g@student.unhas.ac.id

ABSTRACT
Unbalanced use of fertilizers will lead to a decrease in productivity and yield quality. Therefore it is
necessary to make efforts to encourage the use of fertilizers in a balanced manner. Application of
fertilizer must consider the time, type, dose, method and location. Aims: The purpose of this
practicum is fertilization for plants and how to calculate the dose of plant fertilizer. Methods : The
method used is to weigh urea fertilizer, KCL fertilizer, SP-36 fertilizer, compost, and furadan
according to the calculation of the dosage of fertilizer according to the area of the beds and the
spacing.
Keywords: fertilizer, Plant, Dose

ABSTRAK

Penggunaan pupuk yang tidak seimbang akan menyebabkan penurunan produktivitas dan
kualitas hasil. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mendorong penggunaan pupuk
secara berimbang. Aplikasi pupuk harus memperhatikan waktu, jenis, dosis, cara dan lokasi.
Tujuan: Tujuan dari praktikum ini adalah pemupukan untuk tanaman dan cara menghitung
dosis pupuk tanaman. Metode : Metode yang digunakan adalah dengan menimbang pupuk
urea, pupuk KCL, pupuk SP-36, pupuk kompos, dan furadan sesuai dengan perhitungan dosis
pupuk sesuai dengan luas bedengan dan jarak tanam.
Kata kunci: pupuk, Tanaman, Dosi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan pertanian, para petani tidak dapat lepas dari kebutuhan akan pupuk. Pupuk
yang selama ini biasa digunakan oleh petani adalah pupuk kimia buatan pabrik, seperti urea,
TSP, dan lain-lain, yang harganya cukup mahal terutama setelah pemerintah mencabut subsidi
terhadap harga pupuk. Terkadang terjadi juga kelangkaan pupuk akibat keterlambatan
pasokan dari distributor. Selain mahal, pupuk kimia juga berdampak negatif bagi lingkungan.
Pemakaian yang tidak bijaksana dan overdosis dapat mengakibatkan tanah menjadi bantat dan
terjadinya proses eutrofikasi di lingkungan perairan. Proses eutrofikasi (pengkayaan zat hara
di perairan) akan menyebabkan peledakan populasi gulma air dan pendangkalan sungai atau
sistem perairan lainnya (Asriadi et al., 2021).
Penggunaan pupuk yang tidak berimbang akan menyebabkan penurunan produktivitas
dan mutu hasil. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mendorong menggunakan pupuk
secara berimbang. Pemberian pupuk harus mempertimbangkan waktu, jenis, dosis, cara dan
lokasinya. Seorang petani harus tahu kapan saatnya melakukan pemupukan, jenis pupuk yang
dibutuhkan tanaman, dosis pemupukan, cara pemberian dan lokasi pemberiannya sehingga
pupuk yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi tanaman (Yahya, 2018).
Perbaikan budidaya tanaman meliputi penyiapan lahan, penggunaan bibit unggul,
penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama, pengendalian penyakit,
pemanenan, dan pasca panen. Penambahan pupuk NPK pada budidaya jagung dapat
meningkatkan produksi pada dosis yang optimal. Hara N, P, dan K merupakan hara esensial
bagi tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat
meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan unsur N saja
tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama
penyakit dan menurunnya kualitas produksi (Praktikta, 2013).
Berdasarkan uraian diatas maka perlunya dilakukan praktikum ini untuk mengetahui
pengenalan dan perhitungan dosis pupuk yang tepat untuk tanaman jagung.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah pemupukan tanaman dan cara menghitung dosis pupuk
tanaman. Kegunaan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan
tentang budidaya tanaman jagung dan pemupukan pada masa yang akan datang.
TINJAUANPUSTAKA

2.1 Pupuk
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Serapan unsur hara dibatasi oleh unsur hara yang
berada dalam keadaan minimum. Dengan demikian status hara terendah akan mengendalikan
proses pertumbuhan tanaman. Untuk mencapai pertumbuhan optimal, seluruh unsur hara
harus dalam keadaan seimbang, artinya tidak boleh ada satu unsur hara pun yang menjadi
faktor pembatas (Irfan, 2013).
Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau
biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang
khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman.
Pengertian pupuk secara lain adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik
(mineral) (Handayani dan Riyadi, 2018).
Salah satu fungsi pupuk adalah menambah unsur hara di dalam tanah dalam bentuk
tersedia. Artinya, pupuk yang diberikan itu harus dapat diserap tanaman. Pupuk didefinisikan
sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk
melengkapi unsur hara (Surbakti et al., 2013).
2.2 Jenis – Jenis Pupuk
2.2.1 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Senyawanya
Menurut Husnain et al (2016), berdasarkan senyawanya jenis pupuk dibedakan atas:
1. Pupuk organik adalah pupuk yang berupa senyawa organik atau pupuk alami yang
berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti kotoran hewan, sisa tumbuhan atau hasil
panen, limbah organik rumah tangga yang telah mengalami proses dekomposisi.
Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, dan
guano.
2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik atau pupuk
kimia yang berasal dari bahan kimia yang telah dibuat melalui proses produksi,
sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap oleh tanaman hampir
semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.
Pupuk organik ada beberapa jenis, yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, dan
kompos dan berpotensi besarmenggantikan pupuk anorganik.Pupuk organik memiliki
kelebihan dalam menambah unsur hara makro dan hara mikro yang ada didalam tanah dan
kualitas pupuk organik bergantung dari bahan baku atau proses dekomposisi. Pupuk organik
yang diperkaya bahan lainnya diharapkan dapat meningkatkan nutrisi pupuk (Neoriky et al.,
2017).
Salah satu pupuk anorganik yang sering di gunakan yaitu pupuk urea merupakan pupuk
buatan senyawa kimia organik dari CO(NH2)2, pupuk padat berbentuk butiran bulat kecil.
Urea larut sempurna di dalam air. Pupuk ini mempunyai kadar N 45 tidak mengasamkan
tanah. Sifat urea lain yang tidak menguntungkan adalah sangat higrokopis dan mulai menarik
air dari udara pada kelembaban nisbi sekitar 70-75 persen (Achyani, 2018).
2.2.2 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Kandungan Unsur Haranya
Menurut Putra (2022), berdasarkan jumlah kandungan unsur hara terdiri dari :
1. Pupuk tunggal adalah pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur saja misalnya
pupuk Urea, dominan mengandung unsur N, pupuk KCl dominan mengandung unsur K
dan seterusnya. Pupuk tunggal mengandung unsur N, P, K, Mg, Ca, B, Cu dan Zn.
2. Pupuk majemuk adalah pupuk yang dibuat melalui proses produksi di dalam pabrik
yang sengaja dibuat dari campuran beberapa jenis pupuk tunggal. Contoh pupuk NP,
pupuk NP, pupuk NPK.
Pupuk buatan jenis urea dengan rumus kimia NH2 CONH2 ini merupakan salah satu
jenis pupuk tunggal. Meskipun disebut sebagai pupuk tunggal tidak berarti kandungan yang
ada didalam pupuk urea hanya memiliki 1 jenis kandungan unsur hara saja. Didalam satu
karung pupuk urea terdapat beberapa jenis kandungan unsur seperti : Unsur nitrogen (N)
sebanyak 46%, Kandungan Moisture sebanyak 0.5%, Kadar Biuret sebanyak 1%
Sebagaimana diketahui bahwa manfaat unsur hara nitrogen sangat penting untuk tanaman.
Kandungan nitrogen yang tinggi didalam urea sangat berfungsi untuk membantu
perkembangan tanaman terutama tanaman berumur muda (Ritonga et al., 2019).
Pupuk majemuk (NPK) merupakan salah satu pupuk anorganik yang dapat digunakan
sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara makro (N, P, dan K),
menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, dan KCl yang kadang-kadang susah
diperoleh di pasaran dan sangat mahal. Keuntungan menggunakan pupuk majemuk (NPK)
adalah (1) Dapat dipergunakan dengan memperhitungkan kandungan zat hara sama dengan
pupuk tunggal, (2) apabila tidak ada pupuk tunggal dapat diatasi dengan pupuk majemuk, (3)
penggunaan pupuk majemuk sangat sederhana, dan (4) pengangkutan dan penyimpanan
pupuk ini menghemat waktu, ruangan, dan biaya (Kaya, 2013).
Tanaman memerlukan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan batang, daun, buah /
biji sebab unsur hara sangat penting bagi tanaman. Unsur hara tersebut terdiri dari unsur hara
makro (N, C, H, O, P, K, Mg, Ca, S) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Bo, Cu, Zn, Cl, Co)
dalam bentuk anion dan kation. Tidak lengkapnya unsur hara makro dan mikro pada tanaman
dapat menjadi penghambat dalam pertumbuhan tanaman serta produktivitasnya (Saputra et
al., 2017).

2.2.3 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Asal Pupuk


Menurut Naemah et al (2018) berdasarkan asalnya jenis pupuk dibedakan atas :
1.Pupuk alami adalah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa
proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau, dan
pupuk buatan.
2.Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea, rustika
dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam
melalui proses fisika atau kimia.
Pupuk organik atau pupuk alam merupakan hasil akhir dari perubahan atau per uraian
bagian–bagian atau sisa tanaman dan binatang. Pupuk organik berasal dari limbah atau
kotoran hewan, dan kompos yang dapat diubah dalam tanah menjadi bahan–bahan organik
tanah. Pupuk organik mempunyai kelarutan unsur hara yang rendah di dalam tanah. Biasanya
pengunaan pupuk ini ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah contoh pupuk
organik antara lain pupuk kandang , pupuk kompos dan pupuk hijau (Soraya, 2012).
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat dari pabrik dengan kandungan unsur hara
tertentu. Pada umumya kandungan unsur hara yang tinggi dan berbentuk anorganik.
Kelebihan pupuk buatan yaitu mengandung unsur hara yang tinggi, kelarutan yang tinggi
sehingga lebih cepat tersedia bagi tanaman, lebih mudah menentukan jumlah pupuk yang
diperlukan sesuai dengan keperluan tanaman. Adapun kelemahan dari pupuk buatan yaitu bila
tidak dengan perhitungan penggunaanya, pupuk buatan dapat merusak tanah, tanaman dan
lingkungan (Purba et al., 2021).
2.2.4 Pupuk Dibedakan Berdasarkan Penggunaannya
Menurut Benu (2017), Berdasarkan cara penggunaannya dapat dibedakan:
1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara penggunaannya dilarutkan dalam air dan
disemprotkan ke permukaan daun.
2. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah di sekitar akar
diserap oleh akar tanaman.
Pupuk akar merupakan pupuk yang di berikan lewat media akar tanaman, yaitu melalui
pembenaman di daun diberikan lewat media daun. Sedangkan pupuk daun ialah pupuk yang
cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun. Kelebihan
pupuk daun dibanding pupuk akar adalah penyerapan hara melalui mulut daun (stomata)
berjalan cepat, sehingga perbaikan tanaman cepat terlihat. Adapun kekurangan pupuk daun
adalah bila dosis yang diberikan terlalu besar, maka daun akan rusak (Hanadyo, 2013).
Pupuk daun merupakan pupuk yang kandungan bahan kimianya rendah maksimal 5%,
dapat memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Maka jika terjadi kelebihan
kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur
penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan. Pupuk daun dalam pemupukan lebih merata,
tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, hal ini disebabkan pupuk
daun lebih mudah larut. Pupuk daun ini mempunyai kelebihan dapat secara cepat mengatasi
defesiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga mampu menyediakan hara
secara cepat ( Damanik, 2015).
2.3 Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam memaksimalkan hasil
tanaman. Pemupukan dilakukan sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan tanaman agar
tujuan produksi dapat dicapai. Namun apabila penggunaan pupuk yang tidak bijaksana atau
berlebihan dapat menimbulkan masalah bagi tanaman yang diusahakan, seperti keracunan,
rentan terhadap hama dan penyakit, kualitas produksi rendah dan selain itu pula biaya
produksi tinggi dan dapat menimbulkan pencemaran (Hendri et al., 2015).
Pemupukan berimbang merupakan pemupukan yang di landasi pada tingkat kesuburan
tanah dan kebutuhan tanaman akan unsur makro dan mikro, sehingga dosis pemupukan pada
setiap lokasi dan fase pertumbuhan tanaman akan menjadi berbeda. Penggunaan pupuk akan
lebih menguntungkan apabila memperhatikan lima tepat dalam pemupukan yaitu, tepat jenis,
tepat dosis ,tepat tempat pemupukan, tepat waktu dan tepat cara atau metode pemupukan.
Ketidak tepatan salah satu dari lima prinsip tersebut akan memberikan hasil pemupukan
kurang efisien yang ditunjukan oleh rendahnya efisiensi pemupukan yang berarti banyak
pupuk yang hilang atau tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan pada akhirnya berakibat
tidak baik pada lingkungan yang ditunjukan oleh rendahnya kualitas tanah (Pandawani et al.,
2015)
Menurut Achyani et al (2018), Lima Tepat Pemupukan adalah:
1) Tepat Jenis : Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan tanaman.
2) Tepat Dosis: Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dgn jumlah unsur
hara ygdibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman.
3) Tepat Waktu : Harus sesuai dgn masa kebutuhan hara pada setiap fase/umur tanaman,
dan kondisi iklim/cuaca
4) Tepat Cara : Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik pupuk, pola
tanam, kondisi lahan dan sifat-sifat fisik , kimia tanah & biologi tanah.
5) Tepat Sasaran : Pemupukan harus tepat pada sasaran yg ingin dipupuk, misalnya: (a)
Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk harus
berada didalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan
pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma
pengganggu.(b) Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka
aplikasinya dilakukan pada saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada
hasil analisa kondisi fisik & kimia tanah

2.4 Dampak Pupuk dan Pemupukan Terhadap Tanah dan Tanaman


Berdasarkan kegunaanya ada dua macam pupuk yang yaitu, pupuk anorganik dan pupuk
organik. Kedua pupuk ini memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Pupuk anorganik
memiliki kelebihan yaitu mudah terurai dan dapat diserap tanaman, sehingga pertumbuhan
menjadi lebih subur. Akan tetapi pupuk anorganik memiliki kelemahan, yaitu harganya
mahal, tidak dapat menyelesaikan masalah kerusakan fisik dan biologi tanah, serta
pemupukan yang tidak tepat dan berlebihan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sedangkan pupuk organik memiliki kelebihan dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
Akan tetapi penggunaannya pupuk organik diperlukan dalam jumlah yang lebih besar
dibandingkan pupuk anorganik dalam luasan yang sama (Purnomo et al., 2013).
Upaya untuk mengatasi kekurangan unsur hara adalah pemupukan dengan pupuk
anorganik atau organik sesuai kebutuhan tanaman. Kurangnya unsur hara dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Kurangnya unsur hara N dapat menyebabkan tanaman
hijau muda, daun tua menguning. Kekurangan unsur hara P menyebabkan tanaman hijau tua
berubah keunguan dan kekurangan unsur hara K menyebabkan tepi daun tua hijau kekuningan
(Siregar, 2018).
Pupuk yang digunakan secara terus-menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dalam kondisi ini tanpa disadari justru pupuk
juga mengakibatkan pencemaran tanah. Bagi tanaman berdampak terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman karena keracunan bagi tanaman jika pupuk di beri secara terus-
menerus dengan dosis yang sama (Muslimah, 2015).

METODE

3.1 Praktikum Pengenalan dan Perhitungan Dosis Pupuk Tanaman Jagung dilaksanakan pada
hari selasa, 10 Oktober 2023 pada pukul 16.00-selesai WITA di lahan Exfarm Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah alat tulis, plastik bening, timbangan, label, dan alat tulis dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah furadan.
3.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja praktikum Pengenalan dan Perhitungan Dosis Pupuk Tanaman Jagung adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengamati setiap jenis pupuk berdasarkan kandungan hara dan sifat fisik berupa bentuk,
warna dan sifat pupuk.
3. Mempelajari hitungan dosis pupuk
4. Melakukan pengamatan
5. Mencatat hasil pengamatan

DAFTAR PUSTAKA
Achyani., Agus, S., Eva, F. 2018. Buku Ajar Pupuk Organik Kulit Kopi. Metro: Benten.

Asriadi, A. A., Firmansyah, F., & Husain, N. 2021. Sosialisasi dan Aplikasi Pembuatan
Pupuk Organik di Desa Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.
Selaparang Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 5(1), 494-498.

Benu, M. 2017. Efektivitas Penggunaan Pupuk Probiotik Nopkor Terhadap Laju Pertumbuhan
dan Hasil Panen Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Skripsi. Universitas Sanata
Dharma.

Damanik. 2015. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Perss: Medan.

Hanadyo, R., Hadiastono, T., & Martosudiro, M. 2013. Pengaruh pemberian pupuk daun cair
terhadap intensitas serangan Tobacco Mosaic Virus (TMV), pertumbuhan, dan produksi
tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.). Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan),
1(2), 28-36.

Handayani, T., & Riyadi, S. 2018. Sistem informasi Penyaluran Pupuk dan Managemen
Penyuluhan pada Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur Berbasis Dekstop.
Jurnal Penelitian Dosen FIKOM (UNDA), 5(2), 1-7.

Husnain, A. K., & Rochayati, S. 2016. Pengelolaan hara dan teknologi pemupukan
mendukung swasembada pangan di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan, 10(1), 25-36.
Irfan, M. 2013. Respon bawang merah (Allium ascalonicum L) terhadap zat pengatur tumbuh
dan unsur hara. Jurnal Agroteknologi, 3(2), 35-40.

Kaya, E. 2013. Pengaruh Kompos Jerami dan Pupuk NPK Terhadap N-Tersedia Tanah,
Serapan-N, Pertumbuhan, dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L). Agrologia, 2(1), 43-
50.

Muslimah. 2015. Dampak Pencemaran Tanah dan Langkah Pencegahan. Agrisamudra, 2(1),
11-20

Naemah, D., Winarni, E., Rusmana, R., & Ardani, M. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk
Daun dan Interval Waktu Terhadap Ramin (Gonystulus bancanus
(MIQ.))KURZ. Jurnal Hutan Tropis, 6(2), 190-196.

Neoriky, R., Lukiwati. D. R., dan F. Kusmiyati. 2017. Pengaruh pemberian pupuk anorganik
dan organik diperkaya N, P organik terhadap serapan hara tanaman Selada (Lactuca
sativa. L). J. Agro Complex, 1(2), 72-77.

Pandawani, N. P., & Putra, I. G. C. 2015. Peningkatan produktivitas padi sawah dengan
penerapan sistim tabela. Agrimeta, 5(10), 51-58.

Pratikta, D., Hartatik, S., & Wijaya, K. A. 2013. Pengaruh penambahan pupuk NPK terhadap
produksi beberapa aksesi tanaman jagung (Zea mays L.). Berkala Ilmiah Pertanian,
1(2), 19-21.

Purba, T., Ringkop, S., Harif, F.R.M, Arsi., Refa, F., Abdus, S.J.T.T.S., Junairiah, J.H.,
Arum, A.S. 2021. Pupuk dan Teknologi Pemupukan. Yayasan Kita Menulis: Medan.

Ritonga, E. N., & Nasution, E. K. I. 2019. Perbandingan Hasil Produksi Jeruk Manis (Citrus
sinensis osbec) dengan Menggunakan Pupuk Tunggal (Urea) dan Pupuk Kompos di
Desa Sihepeng. Jurnal AGROHIT, 4(1), 18-23.

Saputra, I., Setyowati, E. R., & Rahayu, E. 2017. Pengaruh Macam Pupuk Organik terhadap
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit pada Jenis Tanah yang Berbeda. Jurnal Agromast,
2(1), 12-22.

Siregar, M. 2018. Respon Pemberian Nutrisi Abmix pada Sistem Tanam Hidroponik
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea). Jasa Padi, 2(2),
18-24.

Soraya Santi, S. 2012. Kajian pemanfaatan limbah nilam untuk pupuk cair organik dengan
proses fermentasi. Jurnal Teknik Kimia, 4(2), 335-340.

Surbakti, M. F., Ginting, S., & Ginting, J. 2013. Pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays
L.) varietas Pioneer-12 dengan pemangkasan daun dan pemberian pupuk NPKMg.
AGROEKOTEKNOLOGI, 1(3), 523-534.

Yahya, M. 2018. Kemampuan Petani Dalam Penerapan Pemupukan Berimbang Tanaman


Jagung di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Agrica Ekstensia, 12(1), 7-13.

Anda mungkin juga menyukai