Diterbitkan March 22, 2016 dalam kategori Budidaya Hortikultura & Tanaman Pangan
oleh azzamy
Lahan untuk budidaya timun suri dibersihkan terlebih dahulu dari gulma dan sisa-sisa
tanaman sebelumnya. Kemudian lahan dibajak atau dicangkul. Buat bedengan jika
dikhawatirkan air menggenang saat hujan turun. Lebar bedengan dibuat 80 – 90 cm dengan
panjang sesuai ukuran lahan. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, jika lahan
rawan tergenang air hujan bedengan dibuat sedemikian rupa agar tanaman tidak tergenang.
Bedengan dibuat 2 lajur kiri dan kanan, ditengah-tengah dibuat parit selebar 40 – 50 cm. Parit
tersebut dibuat untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan. Taburkan dolomit (kapur
pertanian) jika pH tanah dibawah 5,5.
Taburkan pupuk dasar pada bedengan, berupa pupuk kompos atau pupuk kandang. Bisa juga
ditambahkan pupuk kimia berupa campuran TSP / SP 36, KCL dan ZA / Urea dengan
perbandingan 2 : 1 : 1. Pupuk ditabur merata pada bedengan kemudian setelah selesai diaduk
hingga tercampur rata dengan tanah. Penaburan pupuk dasar dilakukan 10 atau 15 hari
sebelum penanaman.
Benih bisa diperoleh dengan cara membuat benih sendiri dari tanaman sebelumnya. Pilihlah
buah timun suri yang sehat dan cukup tua, ditandai dengan kulit buah yang pecah dan
mengeluarkan aroma harum khas timun suri. Biji timun suri kemudian dibersihkan dan
diseleksi dengan cara merendamnya dalam air. Ambil benih yang tenggelam dan buang benih
yang terapung, kemudian tiriskan dan dijemur hingga kering. Benih timun suri bisa ditanam
langsung ke lahan atau disemai terlebih dahulu. Namun jika menginginkan benih yang
seragam dan tumbuh serempak, lebih baik disemai terlebih dahulu menggunakan polybag.
Siapkan media semai dan polybag, media semai yang digunakan adalah campuran tanah dan
pupuk akndang atau kompos dengan perbandingan 2 : 1 (2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk
kandang). Masukkan 1 benih satu polybag, urug tipis menggunakan tanah dan buat naungan
agar tidak terkena sinar matahari langsung. Setelah tumbuh, perkenalkan dengan sinar
matahari secara penuh agar bibit kuat dan tidak layu saat ditanam.
Bibit timun suri bisa dipindah tanam pada usia 10 hari setelah semai. Pilihlah bibit yang sehat
dan tidak terinfeksi penyakit. Benih bisa juga ditanam langsung tanpa disemai, caranya
dengan merendam benih terlebih dahulu kedalam air hangat kuku selama lebih kurang 1 jam.
Untuk merangsang perkecambahan, bisa ditambahkan sedikit ZPT dan fungisida. Jika tidak
ada ZPT, sebagai penggantinya adalah bawang merah. Tumbuk 1 siung bawang merah dan
larutkan dengan 500 ml air, kemudian rendam benih menggunakan larutan tersebut.
Kemudian tiriskan, sebelum benih ditanam tambahkan insektisida secukupnya agar benih
terhindar dari gangguan hama semut dan hama lainnya. Insektisida yang digunakan sebaiknya
yang berbentuk tepung, misalnya lannate atau metindo, atau nematisida seperti curater,
furadan atau petrofur.
Jarak tanam untuk menanam timun suri adalah 70 – 80 cm. Tanam 2 benih perlubang,
maksudnya untuk mengantisipasi jika ada benih yang tidak tumbuh atau dimakan hama.
Benih ditanam sedalam kurang lebih 2 cm, kemudian tutup dengan tanah. Pada hari ke – 7
biasanya benih sudah berkecambah.
a). Penyiraman dilakukan sejak tanaman atau bibit timun suri dipindah tanam agar bibit tidak
layu dan cepat beradaptasi. Jika benih ditanam langsung, setelah penanaman sebaiknya tanam
selalu dalam keadaan basah agar benih cepat berkecambah. Tanaman timun suri termasuk
tanaman yang tahan terhadap kekeringan dan cuaca panas. Akan tetapi bukan berarti tanaman
tidak perlu disiram, pemberian air tetap wajib dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
b). Lakukan pengontrolan secara rutin, segera lakukan penyulaman jika terdapat tanaman
yang mati dimakan hama atau tidak tumbuh. Penyulaman bisa dilakukan maksimal sampai
tanaman berusia 10 hari setelah tanam.
Baca juga Cara Pengendalian HAMA TANAMAN MANGGA Secara Mekanis, Hayati dan
Penggunaan Pestisida Kimia
c). Selanjutnya adalah penyiangan, lakukan penyiangan jika terlihat tumbuh rumput liar atau
gulma. Penyiangan dilakukan pada sekitar pangkal batang atau bedengan, sedangkan pada
area merambatnya tanaman tidak perlu dilakukan, kecuali gulma atau rumput tumbuh terlalu
lebat dan dikhawatirkan akan menutupi tanaman. Tanaman timun suri dewasa yang sudah
berdaun lebat dan memiliki banyak cabang mampu bersaing dengan gulma.
Agar tanaman timun suri tumbuh maksimal dan sesuai harapan, maka perlu dilakukan
pemupukan susulan. Pemupukan susulan timun suri bisa dilakukan dengan cara dikocor atau
ditaburkan. Berikut ini cara pemupukan susulan timun suri dan waktu aplikasi pemupukan :
a). Pupuk susulan I : dilakukan ketika tanaman berumur 10 hari setelah tanam. Gunakan 2 kg
pupuk NPK 16 yang dilarutkan dengan 200 liter air, kemudian kocorkan 500 ml larutan
pupuk tersebut untuk setiap tanaman. Hati-hati saat melakukan pengocoran, jangan sampai
mengenai daun tanaman. Jika budidaya dilakukan pada musim hujan dan tanah dalam kondisi
basah, pemupukan bisa dilakukan dengan cara ditabur. Caranya dengan menaburkan 1
sendok teh pupuk NPK 16 disekeliling pangkal batang, jarak pemupukan 5 cm dari batang.
b). Pupuk susulan II : dilakukan pada usia 17 hari setelah tanam. Caranya dengan melarutkan
5 kg pupuk NPK 16 dengan 200 liter air. Larutan pupuk tersebut kemudian dikocorkan pada
tanaman sebanyak 500 ml setiap tanaman. Jika pemupukan dilakukan dengan cara ditabur,
gunakan 1 sendok makan pupuk NPK 16 dan taburkan disekeliling pangkal batang dengan
jarak 15 cm dari pangkal batang.
c). Pupuk susulan III : dilakukan pada usia 24 hari setelah tanam. Caranya dengan melarutkan
5 kg pupuk NPK 16 dengan 200 liter air. Larutan pupuk tersebut kemudian dikocorkan pada
tanaman sebanyak 500 ml setiap tanaman. Jika pemupukan dilakukan dengan cara ditabur,
gunakan 1,5 sendok makan pupuk NPK 16 dan taburkan disekeliling pangkal batang dengan
jarak 20 cm dari pangkal batang.
d). Pupuk susulan IV : dilakukan pada usia 31 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan
dengan cara ditabur, dosisnya adalah 30 kg pupuk NPK 16 untuk 500 tanaman. Pupuk
ditaburkan melingkar disekeliling pangkal batang dengan jarak -/+ 30 cm dari pangkal
batang.
e). Pupuk susulan V : dilakukan pada usia 40 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan
dengan cara ditabur, dosisnya sama dengan pemupukan susulan ke-4 yaitu 20 kg pupuk NPK
16 untuk 500 tanaman. Pupuk ditaburkan melingkar disekeliling pangkal batang dengan jarak
-/+ 30 cm dari pangkal batang.
f). Pupuk susulan VI : dilakukan pada usia 40 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan
dengan cara ditabur, dosisnya sama dengan pemupukan susulan ke-4 yaitu 20 kg pupuk NPK
16 untuk 500 tanaman. Pupuk ditaburkan melingkar disekeliling pangkal batang dengan jarak
-/+ 30 cm dari pangkal batang. Sampai usia 50 hari setelah tanam pemupukan dihentikan,
karena secara otomatis pertumbuhan tanaman akan terhenti.
g). Cara pemupukan tersebut bukan merupakan aturan baku, cara pemupukan, dosis, jenis
pupuk yang digunakan dan waktu aplikasi bisa dimodifikasi sesuai dengan kondisi setempat.
Jika tanah yang digunakan untuk menanam timun suri sangat subur, dosis dan frekuensi
pemupukan bisa dikurangi. Demikian juga sebaliknya, jika tanah kurang subur dosis dan
frekuensi serta jenis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan kondisi.
Hama dan penyakit yang sering ditemukan pada budidaya timun suri mirip sekali dengan
hama dan penyakit pada tanaman semangka, melon, timun atau labu. Namun yang harus
diwaspadai adalah ketika tanaman baru dipindah tanam sampai usia 20 hari setelah tanam.
Pada usia tersebut daun tanaman timun suri rawan terserang hama ulat dan oteng-
oteng/grandong/penggerek daun. Untuk mengendalikan hama tersebut bisa dilakukan dengan
penyemprotan insektisida prevathon, regent, curacron, metindo, atau biocron.
Untuk mengendalikan hama dan penyakit lainnya bisa dilihat disini : Mengendalikan Hama
Dan Penyakit Tanaman Semangka.
Saya rekomendasikan untuk membaca hama dan penyakit pada semangka karena memang
sama persis dengan hama dan penyakit yang menyerang tanaman timun suri.
Buah timun suri sudah bisa mulai dipanen pada usia antara 60 – 70 hari setelah tanam. Buah
timun suri yang sudah siap dipanen adalah buah yang sudah cukup tua, ditandai dengan
mengeringnya tangka buah atau buah yang sudah terlepas dari tangkainya. Dalam satu musim
tanam, buah timun suri bisa dipanen 10 hingga 15 kali secara bertahap. Tergantung dari
kondisi tanaman, jika tanaman sehat dan perawatannya cukup masa panen bisa lebih lama.
Demikian tentang “Cara Menanam Timun Suri” Menanam timun suri 2 bulan sebelum
datangnya bulan ramadhan (puasa) adalah waktu yang tepat, sebab pada bulan puasa harga
timun suri sangat bagus. Pada bulan puasa harga timun suri bisa mencapai Rp. 4000 hingga
Rp. 5000 per kilo. Semoga bermanfaat…