Anda di halaman 1dari 6

Nama : Stanislaus Adhi Pramudya

NPM : 150510210060

- Apa yang harus dilakukan pada lokasi dengan kemiringan lahan agar terhindar dari
bahaya erosi dan longsor ?
- Sistem pertanian apa yang sebaiknya ditanam pada berbagai kemiringan lahan
(lereng)?

Jawab:

Kegiatan pertanian biasanya dilakukan di daerah pedesaan , di dataran rendah


maupun dataran tinggi. Namun seiring berjalannya waktu lahan pertanian semakin
menyempit, sehingga kegiatan pertanian merambah ke daerah dataran tinggi , terutama di
daerah lereng-lereng pegunungan. Daerah lereng pegunungan termasuk daerah pertanian
dan perkebunan yang produktif, banyak ditanami tanaman-tanaman holtikultura dan pangan
seperti padi, kopi, teh, dll. Namun perlu diperhatikan bahwa kegiatan pertanian di daerah
lereng pegunungan sangat berpotensi terjadi erosi dan longsor, terlebih di saat musim
penghujan. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi dan longsor pada
lahan pertanian dan perkebunan di lereng ialah dengan menerapkan konservasi tanah dan air
dengan pola agroforestri. Konservasi merupakan serangkaian strategi kegiatan yang
dilakukan untuk mengatur kestabilan antara tanah dan air dalam pencegahan lahan dari
terjadinya erosi dan longsor permukaan bumi akibat penggunaan lahan yang dinilai terlalu
berlebihan. Konservasi tanah dan air sangat berkaitan erat dikarenakan setiap perlakuan
yang diberikan pada sebidang tanah di lahan akan mempengaruhi tata dan komposisi air
pada lahan tersebut dan tempat-tempat lainnya yang dialirinya. Konservasi air dan tanah
berkaitan dengan agroforestri. Agroforestri merupakan suatu pola penanaman secara
tumpang sari antara tanaman tahunan (hutan) dengan tanaman pertanian, yang bertujuan
untuk menutup tanah dengan sempurna sehingga dapat berpengaruh secara efektif terhadap
pengendalian erosi dan longsor, serta peningkatan kadar air tanah.

Tanah dan air sangat mudah mengalami kerusakan atau degradasi yang berdampak
pada penurunan tingkat produktivitas. Hal yang berkaitan dengan konservasi tanah dan air
ialah menerapkan sistem Terasering. Teras merupakan sebuah konstruksi bangunan dalam
konservasi tanah dan air yang dibuat dengan digali dan pengurungan tanah (pemetakan
tanah), yang membentuk seperti bangunan utama berupa bidang olah, guludan, dan saluran
air yang mengikuti kontur lereng. Terasering adalah kegiatan penanaman dengan membuat
teras-teras bertingkat Tujuan pembuatan terasering antara lain ialah untuk menahan air,
mengurangi tingkat kecepatan aliran permukaan (run off) air dan memperbesar areal
resapan air, sehingga potensi erosi tanah akan berkurang.

Terasering dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung pada tingkat kemiringan lahan,
yaitu:
1. Terasering Datar

Terasering datar dibuat pada tanah di lahan dengan kemiringan < (kurang dari) 3%
yang bertujuan untuk memperbaiki pengaliran aliran air dan pembasahan tanah.
Terasering datar dibuat dengan cara menggali tanah menurut garis tinggi tanah dan
sisa galiannya ditimbunkan ke tepi luar seperti pagar sehingga air tertahan dan
tepiannya ditanami rumput.

2. Teras Kredit

Dibuat pada kontur tanah yang landai dengan tingkat kemiringan 3-10%, yang
bertujuan untuk mempertahankan tingkat kesuburan dalam tanah. Terasering kredit
dimulai dengan membuat jalur penguat teras sejajar yang tinggi.
3. Teras Gulud

Dibuat pada kontur tanah yang dengan tingkat kemiringan 10-50% bertujuan untuk
menahan dan mencegah hilangnya lapisan-lapisan tanah.

4. Teras Bangku

Dibuat pada kontur tanah yang dengan tingkat kemiringan 10-30% bertujuan untuk
mencegah terjadinya erosi tanah, di tepiannya biasanya ditanami tanaman-tanaman
jenis palawija.
5. Teras Individu

Dibuat pada kontur tanah yang dengan tingkat kemiringan 30-50% yang
direncanakan untuk areal yang curah hujannya terbatas dan penutup tanahnya cukup
baik.

6. Teras Kebun

Dibuat pada kontur tanah yang dengan tingkat kemiringan 30-50% yang ditujukan
untuk penanaman tanaman perkebunan . pembuatan teras kebun hanya dilakukan
pada jalur tanaman saja dan biasanya ditutupi oleh vegetasi penutup tanah. Pada
pembuatan teras kebun, lahan yang terletak di antara dua teras yang berdampingan
dibiarkan tidak diolah.
7. Teras Saluran

Teras saluran adalah suatu teknik konservasi tanah dan air berupa pembuatan lubang-
lubang buntu yang dibuat untuk meresapkan air ke dalam tanah serta menampung
sedimen-sedimen (endapan) dari bidang yang diolah.

8. Teras Batu

Penggunaan media batu untuk membuat dinding dengan jarak sesuai kontur pada areal
yang miring. Biasanya batu yang digunakan adalah batu sungai.
Sumber Referensi

Atmojo, S. W. (2008). Peran Agroforestri dalam Menanggulangi Banjir Dan Longsor DAS.
Seminar Nasional Pendidikan Agroforestry Sebagai Strategi Menghadapi Pemanasan
Global Di Fakultas Pertanian, UNS., 1(1), 1–15. http://suntoro.staff.uns.ac.id/files/2009
Wardana, I. (2011). Pengaruh Perubahan Muka Air Tanah Dan Terasering Terhadap
Perubahan Kestabilan Lereng. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 15(1), 83–92.
http://disbun.jabarprov.go.id/post/view/133-id-terasering-salah-satu-usaha-konservasi-tanah-
dan-air-pada-lahan-perkebunan

Anda mungkin juga menyukai