LAHAN PERTANIAN
1. PEMBUKAAN LAHAN (LAND CLEARING)
2. LAND LEVELING
3. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PERTANIAN
4. PENGOLAHAN TANAH
DEFINISI
• Pembukaan lahan (Land Clearing) berarti
mengubah kondisi lingkungan dari lahan
bervegetasi menjadi lahan yang bebas dari
vegetasi.
Kondisi akhir akan mengubah sifat-sifat lahan,
misalnya : sebelumnya tahan terhadap erosi, maka
kondisi baru akan sebaliknya. Agar lahan dapat
berfungsi sebaik-baiknya sebagai lahan pertanian
perlu dilakukan tahap pekerjaan lebih lanjut, yaitu
Pembentukan Lahan (Land Forming)
• Pembentukan Lahan (Land Forming) adalah
membentuk/mencetak areal sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan secara efektif dan
efisien untuk usaha pertanian baik ditinjau
dari segi konservasi tanah, pengairan maupun
teknik bercocok tanam, dll.
Kegiatan pembentukan lahan terutama mencakup :
• Pemetaan areal pencetakan lahan : Peta topografi yang
lebih rinci sangat diperlukan untuk untuk memudahkan
perhitungan gusur-timbun (cut and fill)
• Pembuatan sistem Pengairan (saluran irigasi dan
drainase)
• Pembuatan teras (terrasering).
Kriteria Pembukaan Lahan yang
Harus Dipenuhi
1. Permukaan tanah harus cukup bersih dan cukup
rata, bebas dari akar-akar, batu-batu dan umbi-
umbi yang memungkinkan tumbuh kembali,
sehingga dapat sepenuhnya digunakan untuk
penanaman
2. Sistematis penumpukan dan pengeringan yang
teratur, pembongkaran, pengangkutan dan
pekerjaan lanjutan lainnya
3. Kehilangan lapisan tanah atas (top soil) sedikit
mungkin.
PEMILIHAN METODE dan ALSIN
Berberapa Faktor yang Harus Diketahui untuk Menentukan Kekuatan Alsin
1. Tipe dan Kerapatan Pohon
– Padang alang-alang
– Semak belukar atau perdu
– Hutan tropis
– Daerah rawa dan pasang surut
– Sistem perakaran pohon
2. Karakteristik Fisik Tanah
– Tebal lapisan atas tanah (top soil)
– Jenis tanah : berpasir, berliat, berlempung
– Kekuatan tanah : daya tahan/dukung tanah
– Persentase jumlah tunggul dan batu-batuan
– Jumlah parit dan bukit serta keadaan topografi
3. Curah Hujan dan Iklim
4. Tujuan penggunaan lahan
5. Faktor Ekonomi
– Luas areal
– Jumlah, ukuran dan jenis bahan yang harus disingkirkan
– Letak proyek
Metode Land Clearing dan Alsin
1. Menyingkirkan pohon serta akarnya
– Buldoser Blades
– Land Clearing Blades dan Rakes
– Tree Dozer (Penumbang Pohon)
– Anchor Chains (Penggunaan Rantai)
– Greifzug (Handy Andy)
2. Pemotongan pada Permukaan Tanah
– Alat-alat Tangan : Parang, Kapak, Chainsaw, dll
Pembukaan lahan dengan alat-alat tangan masih banyak digunakan,
khususnya pada areal yang kecil
– Alat Besar : Shearing Blades, tipe : Angel blade dan V blade
3. Pemotongan di Bawah Lapisan Tanah
– Root Plow
– Under Cutter dengan Mounted Disk
– Tree Stumper
Contoh Alat-alat Tangan
Contoh Alat-alat Besar
Pengerjaan Land Clearing vs Peralatan
Proses Pengerjaan Land Clearing
Metode Kerja Land Clearing
• Jaringan drainase yang dibuat pada areal pertanian yang selalu berdampingan
sistem jaringan jalan berfungsi memelihara kondisi jalanan dari kerusakan
karena pengaruh genangan terlebih bila kualitas jalan sangat rendah
utamanya pada jalan tanah yang diperkeras.
• Adanya sistem drainase dalam areal pertanian dapat mengendalikan
kelebihan air karena hujan ataupun kelebihan air irigasi. Untuk sistem
drainase yang didesain secara benar dan tepat serta terawat dengan baik
dapat berfungsi mencegah kerusakan pertanaman karena kelebihan air yang
dapat meggenangi areal pertanaman.
• Adanya fasilitas drainase dalam areal pertanian dapat memperlancar kegiatan
pertanian walaupun terjadi hujan, seperti pengolahan tanah, pemupukan,
pemeliharaan tanaman serta memperlancar arus transportsi.
• Adanya fasilitas drainase dapat lebih mendukung tercapainya hasil produksi
sesuai tahapan yang lebih optimal.
• Adanya fasilitas drainase yang didesain secara benar dan tepat dapat
berfungsi konservasi agar keawetan tanah dapat terus dipertahnakan
untamanya pada kondisi lahan yang berlereng.
• Dengan adanya fasilitas drainase dapat mengatur jadwal waktu setiap
tahapan kegiatan pertanaman sesuai pola tanam yang diterapkan.