Anda di halaman 1dari 34

Pekerjaan Tanah (Cut and Fill)

__Septyanto Kurniawan, ST., MT.


Mengenal Cut And Fill

Cut and fill merupakan salah satu istilah dalam


konstruksi, bahkan menjadi bagian utama hampir
semua jenis konstruksi. Dalam pengerjaannya,
dibutuhkan pengukuran dengan teliti sebelum proses di
lapangan dilakukan
Cutting (galian) dan filling (timbunan) mempunyai konsep
yang sama baik dalam perhitungan maupun
pengukurannya.  Akan tetapi, perhitungan dan proses
galian dilakuakn terlebih dahulu sebelum timbunan.
Volume merupakan salah satu aspek yang dihitung dalam
proses ini.
Dalam proses Cut and Fill, ada banyak faktor
yang mempengaruhi prosesnya. Salah satunya
adalah kondisi tanah. Inilah salah satu bagian
penting dalam konstruksi dimana tanah sendiri
merupakan material yang terdiri dari agregat
mineral-mineral padat. Material tersebut
tersementasi satu sama lain disertai denagn
bahan organik yang melapuk serta zat cair dan
gas yang akan mengisi ruang antara partikel
padat dalam tanah
Ada banyak sifat tanah, jenisnya pun beragam.
Ada tanah yang disebut dengan pasir, lempung,
lanau, maupun lumpur. Semuanya memiliki
ukuran partikel yang berbeda serta sifatnya pun
berbeda pula. Contohnya adalah lempung. Tanah
ini sifatnya adalah kohesif dan plastis. Untuk pasir
sendiri sifatnya tidak kohesif dan tidak pula plastis.
Kondisi material tersebutlah yang bisa
mempengaruhi volume tanah serta proses
pendistribusiannya.
Keadaaan material tersebut bisa digambarkan ke dalam
beberapa kondisi, yaitu :
1. Keadaan asli Maksud dari “keadaan asli” adalah material
suatu kondisi material sebelum dilakukan pengerjaan atau
ketika masih dalam ukuran alam. Keadaan inilah yang
digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan
2. Keadaan lepas Maksudnya adalah suatu kondisi tanah setelah
diadakan pengerjaan. Contohnya adalah tanah yang berada di
depan dozer blade ataupun di atas dump truck. Dalam kondisi
ini ada penambahan rongga udara di antara butiran-butiran
tanah. Hal ini membuat volume menjadi lebih besar
3. Keadaan padat Keadaan ini adalah ketika material ditimbun
dan dilakuakn proses pemadatan. Pada kondisi ini maka
terjadi perubahan volume karena adanya penyusutan rongga
udara di antara partikel-partikel tanah yang membuatnya
berubah ukuran meskipun beratnya tetap
Volume tanah setelah dilakukan pemadatan bisa
jadi lebih besar maupun lebih kecil yang
tergantung pada usaha pemadatan yang
dilakukan.
Pada kedua proses Cut and fill, maka dibutuhkan
alat berat. Operator khusus juga dibutuhkan
dalam pendistribusian tanah ini. Hal ini akan
mendukung kerja konstruksi khususnya dalam
mengawali sebuah proyek. Hal ini akan menjadi
salah satu faktor penentu besaran budget proyek
sampai dengan keberhasilkan konstruksi yang
dijalankan.
Tujuan Cut and Fill
Tujuan secara umum
• Mencegah penurunan
• Meratakan permukaan tanah
• Menyangga bebatuan disekeliling agar tidak amblas
• Memberikan akses ke area lain
Tujuan Perhitungan Galian dan Timbunan
• Meminimalkan penggunaan volume galian dan timbunan pada
tanah, sehingga pekerjaan pemindahan tanah dan pekerjaan
stabilitas tanah dasar dapat dikurangi, waktu penyelesaian proyek
dapat dipercepat, dan biaya pembangunan dapat se-efisien mungkin
• Untuk menentukan peralatan (alat-alat berat) yang digunakan pada
pekerjaan galian maupun timbunan, dengan mempertimbangkan
kemampuan daya operasional alat tersebut.
Galian
Dibagi menjadi 3 macam :
1. Galian Biasa : Mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu,
galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan
beraspal.
2. Batu Galian : Batu galian–bongkahan batu, dengan volume 1 m3 atau lebih dan
seluruh batu atau bahan lainnya yang penggaliannya memerlukan alat bertekanan
udara atau pemboran, dan peledakan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
3. Galian Struktur : Mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur.
Galian
TOLERANSI DIMENSI:
• Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih
rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
• Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
cukup kelandaiannya, untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
• Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
• Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm
atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
Timbunan
TOLERANSI DIMENSI:
• Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih
rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
• Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
cukup kelandaiannya, untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
• Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
• Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm
atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm
Penampang Memanjang & Penampang Melintang
1. Penampang Memanjang
• Penampang memanjang umumnya dikaitkan dengan rencana dan rancangan memanjang suatu rute
jalan, rel, sungai atau saluran irigasi misalnya. Irisan tegak penampang memanjang mengikuti sumbu
rute
• Potongan memanjang umumnya bisa diukur langsung dengan cara sifat datar

2. Penampang Melintang
• Penampang melintang merupakan gambar irisan tegak arah tegak lurus potongan memanjang
• Penampang melintang umumnya diukur selebar rencana melintang bangunan ditambah daerah
penguasaan bangunan atau hingga sejauh jarak tertentu di kanan dan kiri rute
Penampang Melintang
METODE PERHITUNGAN VOLUME
Pengukuran volume galian dan timbunan secara langsung sangat
jarang dilakukan dalam ilmu ukur tanah, hal ini dikarenakan
sangat sulit mengukur material volume secara langsung. Terdapat
tiga metode utama yang umum digunakan, yaitu :
1. Metode cross section
2. Metode contour area
METODE CROSS SECTION
Metode cross section atau penampang melintang banyak digunakan untuk pekerjaan tanah yang
bersifat memanjang, seperti perencanaan jalan raya, jalan kereta api, bendungan dan penggalian
pipa Terdapat beberapa tipe kemungkinan bentuk tampang yang terjadi antara lain :
a. Penampang dengan permukaan tanah asli mendatar (one level section)
b. Penampang dengan permukaan tanah asli miring (two section level)
c. Penampang dengan permukaan tanah asli mempunyai dua kemiringan (three level sectionn
d. Penampang dengan permukaan tanah asli dalam galian dan timbunan (side hill two level
section)
Penampang dengan permukaan tanah asli mendatar
(one level section)
Penampang dengan permukaan tanah asli miring
(two level section)
Penampang dengan permukaan tanah asli miring
(two level section)
Penampang dengan permukaan tanah asli mendatar
(one level section)
Penampang dengan permukaan tanah Asli memiliki Dua
kemiringan ( Three Level Section)
Penampang dengan tanah asli dalam galian dan timbunan
(side hill two level section)
Konsep penghitungan volume
1. Metode potongan melintang rata-rata. Luas potongan
melintang A1 dan A2 pada kedua ujung diukur dan dengan
menganggap bahwa perubahan luas potongan melintang
antara kedua ujung itu sebanding dengan jaraknya, luas A1
dan A2 tersebut dirata -rata. Akhirnya volume tanah dapat
diperoleh dengan mengalikan luas rata -rata tersebut dengan
jarak L dengan kedua ujung dengan rumus
Metode potongan melintang rata-rata
Konsep penghitungan volume
2. Metode Contour Area. Pada metode ini digunakan garis-garis
kontur peta topografi untuk menghitung volume dan digunakan
untuk menghitung volume reservoir, tanggul, volume pekerjaan
tanah untuk lubang galian dll. Pada gambar .apabila A0, A1, A2,
A3, A4, A5........., An adalah luas yang dikelilingi oleh masing-
masing garis kontur dengan interval h dan volume total adalah
ΣV, maka volume total dapat dihitung dengan metode berikut :
Metode Contour Area
GALIAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT

• Untuk menetapkan batas galian, dapat dipasang patok pembantu dan atau tali rafia
yang menghubungkan dua profil yang berdekatan
• Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan dengan
Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan kapasitas alat dan
waktu yang tersedia
• Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan dan
kemudian diangkut ke tempat yang ditentukan
• Bila profil rusak atau berubah posisi, maka diperbaiki dengan pedoman patok-patok
bantuan yang selalu terjaga
GALIAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT

• Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul


• Dengan kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yang
mahir, dapat langsung dilakukan penggalian sampai garis/bidang finishing
• Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan tanggul kedalaman yang
ditunjukan dalam gambar.
• Permukaan tanah yang telah dikupas atau digali tersebut, tanggul banjir
harus dibuat alur-alur terbuka sedalam 20 cm dengan jarak antara alur lebih
kurang 1 M
GALIAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT

• Untuk semua pekerjaan tanggul harus dibangun


hingga mencapai garis elevasi yang ditunjukan pada
gambar/ yang ditentukan oleh Direks
• Tanah timbunan untuk tanggul harus bersih dari
tunggul- tunggul pohon, akar, rumput, humus-humus
dan unsur lain yang bisa membusuk
TIMBUNAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT

• Penyediaan freeboard, harus memperhitungkan tambahan pemadatan dan


penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, sehingga setelah penurunan
selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan
gambar.
• Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum 30 cm.
• Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya
dilebihkan minimal 30 cm
• Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air dan
tidak boleh ada rembesan pada tanah timbunan
TIMBUNAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT

• Tanah timbunan yang diambil dari quarry atau lokasi galian, dibawa dengan Dump Truck,
ditumpahkan di lokasi tempat timbunan yang telah dipersiapkan
• Jarak tumpukan diatur sedemikian, sehingga bila dihampar dengan ketebalan 30 cm seluruh
permukaan dapat tertimbun
• Tumpahan tanah dari Dump Truck digusur/diratakan dengan Bulldozer atau Grader untuk
mencapai ketebalan hamparan kurang lebih 30 cm
• Lapisan pertama sebaiknya melebihi lebar kaki timbunan kurang lebih 50 cm, dikanan dan
dikiri. Kemudian setelah kadar air dinilai cukup, langsung dipadatkan dengan Vibro Roller atau
Sheep Foot Roller dengan lintasan sebanyak percobaan pemadatan yang telah dilakukan
TIMBUNAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT

• Bidang pemadatan harus overlapping kurang lebih 15 cm


• Timbunan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis
• Untuk menjamin mutu timbunan (yang berbentuk tanggul)
penimbunan diteruskan sampai separuh kedalaman saluran (untuk
saluran yang tidak lebar)
• Sisa kepala tanggul (di kanan-kiri) ditimbun dari hasil galian profil
saluran, dan juga dipadatkan lapis demi lapis
TIMBUNAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT

• Agar diingat bahwa apabila lebar tanggul kurang dari


rencana (desain), penambahan akan sulit tidak boleh
langsung ditambal dari samping
• Tambahan/pelebaran tanggul yang sudah jadi harus
lapis demi lapis dari bawah dan dengan sambungan
bertangga
__By : Septyanto Kurniawan, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai