Pada perencanaan pembangunan pabrik peremuk ini di hadapkan pada lahan yang
mempunyai struktur yang agak rumit, yaitu dengan adanya kontur yang relative
tegak, sehingga untuk mendapatkan luasan yang memadai untuk penempatan
prymary crusher dan secondary crusher diperlukan pekerjaan cut and fill.
Rencana pematangan lahan yang akan dilakukan adalah, antara prymary crusher
dengan secondary crusher mempunyai elevasi yang berbeda, atau boleh dikatakan
dibentuk sistem teracing. Lahan yang akan dikelola akan dibentuk tiga teras atau
tingkatan yaitu teras pertama adalah posisi loading point untuk hopper. Perbedaan
tinggi antara level atas sebagai posisi dump truck untuk loading hopper dengan
pondasi hopper adalah berkisar 11.5 meter. Hal ini mengingat ketinggian Jaw
crsher, grizle dan hopper adalah 11.3 meter.
Lantai kedua adalah areal untuk penempatan jaw crusher, surge pile Pada lantai
kedua ini lahan memanjang minimum 50 meter dan lebar 30 meter. Lnatai ketiga
adalah untuk penempaan secondary crushing dan stock pile. Untuk mendapatkan
disain yang ideal pada lantai 3 diupayakan mempunyai luasan yang cukup memadai
agar terdapat jarak senggang untuk stock pile produck pada masing-masingbelt
conveyor.
Sebagai gambaran dari isain ini dengan luasan lahan 1.4 meter adalah sebagai
berikut (lihat Gambar 4.1)
Gambar 4.1. Disain Peletakan lantai 2 dan lantai 3
Salah satu pilihan dalam upaya untuk memperbaiki kondisi tanah untuk tapak
crushing plant tersebut adalah dengan melakukan proses penggalian tanah (cut)
dan penimbunan tanah (fill). Cut and fill ditujukan untuk membuat satu area
pembangunan memiliki ketinggian/ kontur yang sama sesuai dengan kebutuhan,
sehingga akan mempermudah proses konstruksi.
Cut and fill merupakan salah satu istilah dalam konstruksi. Arti dari istilah tersebut
adalah galian dan timbunan. Inilah bagian penting bahkan menjadi bagian utama
hampir semua jenis konstruksi. Dalam pengerjaannya, dibutuhkan pengukuran
dengan teliti sebelum proses di lapangan dilakukan.. Cutting (galian)
dan filling (timbunan) mempunyai konsep yang sama baik dalam perhitungan
maupun pengukurannya. Akan tetapi, perhitungan dan proses galian dilakuakn
terlebih dahulu sebelum timbunan. Volume merupakan salah satu aspek yang
dihitung dalam proses ini. Untuk volume sendiri dilakukan perhitungan dengan
menyesuaikan terhadap situasi di lapangan. Salah satu pengukurannya adalah
dengan cross sectional open cut. Proses ini sangat penting perannya dalam suatu
proyek. Inilah yang menjadi dasar pencairan dana bagi kontraktor yang nanti akan
diberikan kepada pemilik proyek yang bersangkutan.
Volume galian akan mempengaruhi jumlah dana yang akan dicairkan. Karena hal
inilah, maka pehitungan galian haruslah dilakukan dengan teliti. Untuk cara
pengukurannya digunakan soft wear surpac, sedangkan kontur tanah sebagai acuan
perhitungan di disain berdasarkan google eart. Pada penentuan kontur
menggunakan google eart tidak menggunakan konveter namun di selesaikan secara
manual dengan metode kerja tertentu.
Peta kontur awal sebagai acuan perhitungan di sajikan pada gambar 4.2. Disamping
peta kontur original peta penampang disain untuk penggalian (cut ) , peta
penimbunan (fill) dan peta perluasan lahan disajikan dalam gambar berturut- turut
sebagai berikut.
Volume hasil perhitungan dengan menggunakan softwear surpac adalah sebagai berikut
Seara tiga demensi rencana pemtangan lahan disajikan pada Gambar 4.10,
sedangkan rencana site plant disajikan pada Gambar 4.11
Gambar 4.10 Rencana Site Plant
Ada beberapa tahapan yang akan di lakukan sampai kondisi lahan jadi 100% siap
untuk di lakukan pembangunan pabrik crshing plant
Pekerjaan Pembukaan Lahan atau biasa juga di sebut Land Clearing adalah
membersihkan lahan dari benda atau tanaman yang ada diatasnya.Untuk pekerjaan
ini harus digunakan alat berat diantaranya Buldozer, Exavator , dan Dumtruck
untuk hauling material..
Sebelum pengunaan alat berat, tahapan awal yang harus dilakukan adalah
pemotongan tanaman yang tumbuh di lahan tersebut yang biasanya megunakan
Wood Cutting Machines atau jingshow untuk pohon kayu yang berdiameter besar,
sedangakan umtuk pohon dan ranting yang kecil bisa dikerjakan manual dengan
mengunakan kapak.
Setelah dilakukan pemotongan tumbuhan dan tanam pada yang ada di atas lahan
tersebut, di lakukan pembersihan lahan dari potongan - potongan kayu, dedaunan
dan sampah dengan membuangnya kepempat pembuangan sampah mengunakan
Dum truck
Jika lahan sudah bersih dari sampah dedaunan dan ranting kayu barulah dilakukan
penggalian atau perataan lahan dengan mengukakan alat berat. Untuk lahan yang
luasnya lebih dari 2 hektar akan lebih cepat dengan mengunakan Buldozer tetapi
untuk lahan yang kecil kurang dari 2 hektar cukup dengan mengunakan exavator
saja.
Dalam meratakan lahan dengan mengunakan alat berat tentu harus benar benar
bersih sampai ke akar akar pohon, dan jangan sapai ada akar pohon besar yang
masih tertinggal. Karna akar pohon yang masih tertinggal semakin lama akan
semakin membusuk dan rapuh,
Untuk mendapatkan elevasi tanah sesuai dengan yang di rencanakan dilakukan Cut
and Fill yaitu pemotongan dan pengisian bidang lahan dari kondisi tanah yang tinggi
di lakukan pengurangan atau di rendahkan sesuia level yang di harapkan dan
melakukan penimbunan untuk lokasi yang elevasinya rendah.
Untuk melakukan pekerjaan ini kita membutuhkan kedua alat berat tersebut dengan
menmbahkan dumtruk untuk pelodingan dengan jarak yang jauh.
Dalam melakukan Cut and Fill kita harus benar-benar memperhatinkan Kontur tanah
yang akan dikerjakan dan atas dasar dari perhitungan pengukuran luas lahan dan
contur tanah yang telah dilakukan dengan Teknik Topografi, maka dengan demikian
kita bisa memperkirakan berapa besar volume tanah yang akan di pindahkan dari
satu titik ke tiktik yang lain, supaya tidak terjadi Overloading yang dan melakukan
pekerjaan mengulang melakukan penimbunan kembali di tempat yang sudah di
kurangi.
Begitu pekerjaan Cut and Fill selesai keseluruhannya barulah kita melakukan
pengukuran lahan untuk penempatan pondasi sesusuai dengan Side Plan yang
telah di siapkan
1. Pembuatan Direksi keet di bangun di lokasi yang aman dari cut and fill lahan
(sesuai dengan petunjuk pengawas lapangan/Direksi lapangan).
2. Penebangan pohon dilaksanan sebelum penggukuran kontur. Pembersihan
akar pohon dilakukan dengan mengunakan excavator dan dinaikan DT untuk
di buang ke luar lahan.
3. Pemetaan lahan meliputi pengukuran serta menggambar peta kontur tanah.
4. Setelah itu melakukan pemasangan Patok posisi CUT dan FILL dengan
menentukan elevasinya.
5. Untuk menjaga keamanan dalam transportasi material maka perlu perbaikan
dan perkuatan jalan perlintasan denganpemasangan baru konstruksi yang
bersifat sementara
1. Dua Unit Breker , kebutuhan dua unit adalah untuk mendukung kerja 1 unit
alat loading yaitu excavator sekelas PC 200
2. Dua Unit Dump truck sekelas tronton kapasita 10 M3 untuk alat angkut
material hasil galian
3. Satu Unit Bouldozer sekelas D85SS untuk pekerjaan perataan tanah
timbunan dan land Clearing
4. Satu unit bomac untuk compactor
Perhitungan kebutuhan unit dan waktu kerja disajikan pada tabel berikut
Dari perhitungan kebutuhan unit dan waktu kerja, serta kebutuhan tenaga kerja untuk mengerjakan
pematangan, berikut pada Tabel 4.2 dihitung kebutuhan biaya untuk pelaksanaan pematangan
lahan.
:
4.4.1. Mess Karyawan yang merangkap kantor staff
;
Bangunan messi terletak terpisah, dengan bangunan kantor pemasaran , kantor
security dan panel serta genset. Bangunan Mess staff terdiri dari 14 kamar, Dengan
ketentuan 11 kamar akan dimafaatkan sebagai hunian dan 3 kamar dimanfaatka
untuk kantor senior staf dan adminstrasi.
Bangunan Post security rencana di bangun dengan ukuran 3x 3 meter, membutuhkan biaya
Rp 46,417,463 , Rencana biaya diajikan pada Tabel 4.6. Sedangkan Gambar disain disajikan pada
gambar 21 dan gambar 22
Tabel 4.6. Rencana Anggaran Biaya Post Security