Anda di halaman 1dari 32

BAB 4.

PEKERJAAN PERSIAPAN (PEMATANGAN LAHAN) DAN


RENCANA INFRASTRUKTUR PENDUKUNG

4.1. Prinsip Pekerjaan pematangan lahan dan perhitungan Volume Tanah

4,1,1, Princip Pekerjaan Pematangan Lahan

Pematangan Lahan pada pembangunan pabrik peremuk batuan adalah merupakan


salah satu pekerjaan dasar dalam membangun rangkaian alat peremuk dan fasiltas
infrastruktur pendukungnya. Keberhasilan pekerjaan awal ini merupakan salah satua
fakrtor yang mempengaruhi ketahan Struktur bangunan yang akan di bangun di
atasnya.

Pada perencanaan pembangunan pabrik peremuk ini di hadapkan pada lahan yang
mempunyai struktur yang agak rumit, yaitu dengan adanya kontur yang relative
tegak, sehingga untuk mendapatkan luasan yang memadai untuk penempatan
prymary crusher dan secondary crusher diperlukan pekerjaan cut and fill.

Rencana pematangan lahan yang akan dilakukan adalah, antara prymary crusher
dengan secondary crusher mempunyai elevasi yang berbeda, atau boleh dikatakan
dibentuk sistem teracing. Lahan yang akan dikelola akan dibentuk tiga teras atau
tingkatan yaitu teras pertama adalah posisi loading point untuk hopper. Perbedaan
tinggi antara level atas sebagai posisi dump truck untuk loading hopper dengan
pondasi hopper adalah berkisar 11.5 meter. Hal ini mengingat ketinggian Jaw
crsher, grizle dan hopper adalah 11.3 meter.

Lantai kedua adalah areal untuk penempatan jaw crusher, surge pile Pada lantai
kedua ini lahan memanjang minimum 50 meter dan lebar 30 meter. Lnatai ketiga
adalah untuk penempaan secondary crushing dan stock pile. Untuk mendapatkan
disain yang ideal pada lantai 3 diupayakan mempunyai luasan yang cukup memadai
agar terdapat jarak senggang untuk stock pile produck pada masing-masingbelt
conveyor.

Sebagai gambaran dari isain ini dengan luasan lahan 1.4 meter adalah sebagai
berikut (lihat Gambar 4.1)
Gambar 4.1. Disain Peletakan lantai 2 dan lantai 3

4.1.2. Perhitungan Volume Cut and Fill

Salah satu pilihan dalam upaya untuk memperbaiki kondisi tanah untuk tapak
crushing plant tersebut adalah dengan melakukan proses penggalian tanah (cut)
dan penimbunan tanah (fill). Cut and fill ditujukan untuk membuat satu area
pembangunan memiliki ketinggian/ kontur yang sama sesuai dengan kebutuhan,
sehingga akan mempermudah proses konstruksi.

Cut and fill merupakan salah satu istilah dalam konstruksi. Arti dari istilah tersebut
adalah galian dan timbunan. Inilah bagian penting bahkan menjadi bagian utama
hampir semua jenis konstruksi. Dalam pengerjaannya, dibutuhkan pengukuran
dengan teliti sebelum proses di lapangan dilakukan.. Cutting (galian)
dan filling (timbunan) mempunyai konsep yang sama baik dalam perhitungan
maupun pengukurannya. Akan tetapi, perhitungan dan proses galian dilakuakn
terlebih dahulu sebelum timbunan. Volume merupakan salah satu aspek yang
dihitung dalam proses ini. Untuk volume sendiri dilakukan perhitungan dengan
menyesuaikan terhadap situasi di lapangan. Salah satu pengukurannya adalah
dengan cross sectional open cut. Proses ini sangat penting perannya dalam suatu
proyek. Inilah yang menjadi dasar pencairan dana bagi kontraktor yang nanti akan
diberikan kepada pemilik proyek yang bersangkutan.

Volume galian akan mempengaruhi jumlah dana yang akan dicairkan. Karena hal
inilah, maka pehitungan galian haruslah dilakukan dengan teliti. Untuk cara
pengukurannya digunakan soft wear surpac, sedangkan kontur tanah sebagai acuan
perhitungan di disain berdasarkan google eart. Pada penentuan kontur
menggunakan google eart tidak menggunakan konveter namun di selesaikan secara
manual dengan metode kerja tertentu.

Peta kontur awal sebagai acuan perhitungan di sajikan pada gambar 4.2. Disamping
peta kontur original peta penampang disain untuk penggalian (cut ) , peta
penimbunan (fill) dan peta perluasan lahan disajikan dalam gambar berturut- turut
sebagai berikut.

Gambar 4.2. Peta Kontur Original dengan penampang melintang


Gambar 4.3. Posisi Penampang disain

Gambar 4.4. Penampang A-A pada disain Tapak project


Gambar 4.5 Penampang B-B pada disain tapak project

Gambar 4.6. Lokasi Fill pada rencana Tapak project


Gambar 4.7.Penampang untuk Fill (timbunan)

Mengingat penempatan infrastruktur pendukung untuk pabrik peremuk akan disatukan


dengan lokasi pabrik peremuk, maka perlu dilakukan perluasan tapak untuk pembangunan
infrastruktur, sebagai berikut (lihat gambar 4.8)

- Kebutuhan luasan untuk prymary crushing – 566 m2


- Kebutuhan luasan untuk secondary crushing 4.153 m2
- Luas areal timbunan (fill) 2987 m2
- Luas tambahan untuk infrastruktur 2697 m2

Volume hasil perhitungan dengan menggunakan softwear surpac adalah sebagai berikut

Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Volume Cut and Fill


Gambar 4.8. Posisi Perluasan dan Posisi Penampang

Gambar 4.9. Penampang Melintang rencana perluasan Lahan

Seara tiga demensi rencana pemtangan lahan disajikan pada Gambar 4.10,
sedangkan rencana site plant disajikan pada Gambar 4.11
Gambar 4.10 Rencana Site Plant

Gambar 4.11. Rencana Pematangan Lahan dalam bentuk tiga deminsi


4.2. Tahapan Pelaksanan Pematangan Lahan

Ada beberapa tahapan yang akan di lakukan sampai kondisi lahan jadi 100% siap
untuk di lakukan pembangunan pabrik crshing plant

4.21. Land Clearing

Pekerjaan Pembukaan Lahan atau biasa juga di sebut Land Clearing adalah
membersihkan lahan dari benda atau tanaman yang ada diatasnya.Untuk pekerjaan
ini harus digunakan alat berat diantaranya Buldozer, Exavator , dan Dumtruck
untuk hauling material..

Sebelum pengunaan alat berat, tahapan awal yang harus dilakukan adalah
pemotongan tanaman yang tumbuh di lahan tersebut yang biasanya megunakan
Wood Cutting Machines atau jingshow untuk pohon kayu yang berdiameter besar,
sedangakan umtuk pohon dan ranting yang kecil bisa dikerjakan manual dengan
mengunakan kapak.

Setelah dilakukan pemotongan tumbuhan dan tanam pada yang ada di atas lahan
tersebut, di lakukan pembersihan lahan dari potongan - potongan kayu, dedaunan
dan sampah dengan membuangnya kepempat pembuangan sampah mengunakan
Dum truck

Jika lahan sudah bersih dari sampah dedaunan dan ranting kayu barulah dilakukan
penggalian atau perataan lahan dengan mengukakan alat berat. Untuk lahan yang
luasnya lebih dari 2 hektar akan lebih cepat dengan mengunakan Buldozer tetapi
untuk lahan yang kecil kurang dari 2 hektar cukup dengan mengunakan exavator
saja.

Dalam meratakan lahan dengan mengunakan alat berat tentu harus benar benar
bersih sampai ke akar akar pohon, dan jangan sapai ada akar pohon besar yang
masih tertinggal. Karna akar pohon yang masih tertinggal semakin lama akan
semakin membusuk dan rapuh,

4.2.2. Cut and Fill

Untuk mendapatkan elevasi tanah sesuai dengan yang di rencanakan dilakukan Cut
and Fill yaitu pemotongan dan pengisian bidang lahan dari kondisi tanah yang tinggi
di lakukan pengurangan atau di rendahkan sesuia level yang di harapkan dan
melakukan penimbunan untuk lokasi yang elevasinya rendah.

Untuk melakukan pekerjaan ini kita membutuhkan kedua alat berat tersebut dengan
menmbahkan dumtruk untuk pelodingan dengan jarak yang jauh.

Dalam melakukan Cut and Fill kita harus benar-benar memperhatinkan Kontur tanah
yang akan dikerjakan dan atas dasar dari perhitungan pengukuran luas lahan dan
contur tanah yang telah dilakukan dengan Teknik Topografi, maka dengan demikian
kita bisa memperkirakan berapa besar volume tanah yang akan di pindahkan dari
satu titik ke tiktik yang lain, supaya tidak terjadi Overloading yang dan melakukan
pekerjaan mengulang melakukan penimbunan kembali di tempat yang sudah di
kurangi.

Begitu pekerjaan Cut and Fill selesai keseluruhannya barulah kita melakukan
pengukuran lahan untuk penempatan pondasi sesusuai dengan Side Plan yang
telah di siapkan

4.3. Metode Pelaksanaan Kerja Pematangan Lahan


4.3.1. Pekerjaan persiapan.

1. Pembuatan Direksi keet di bangun di lokasi yang aman dari cut and fill lahan
(sesuai dengan petunjuk pengawas lapangan/Direksi lapangan).
2. Penebangan pohon dilaksanan sebelum penggukuran kontur. Pembersihan
akar pohon dilakukan dengan mengunakan excavator dan dinaikan DT untuk
di buang ke luar lahan.
3. Pemetaan lahan meliputi pengukuran serta menggambar peta kontur tanah.
4. Setelah itu melakukan pemasangan Patok posisi CUT dan FILL dengan
menentukan elevasinya.
5. Untuk menjaga keamanan dalam transportasi material maka perlu perbaikan
dan perkuatan jalan perlintasan denganpemasangan baru konstruksi yang
bersifat sementara

Gambar 4.12. Pekerjaan persiapan


4.3.2. Pekerjaan Cut And Fill

1. Setelah pemasangan patok-Patok selesai dilanjutkan dengan Gridding/


LandCleaning dengan Menggunakan Bouldozer, kupasan di kumpulkan
dibeberapa titik untuk memudahkan excavator untuk memuat ke dalam DT
untuk dibuang ke disposal area

2. Setelah pekerjaan Gridding/Land Cleaning kemudian dilakukan pengggalian


pada lokasi yang di CUT dengan menggunakan breaker sebagai pemotong
batu induk, dan Excavator PC 200 berfungsi untuk loading ke Dum truk.
Galian akan di buang di lokasi FILL yang telah di ketahui dari pengukuran
kontur.
3. Perataan tanah galian dilakukan dengan dengan menggunakan
Bouldoser,dengan cara delayer kurang lebih 25 cm.
4. Setelah penggelaran tanah urugan yang di gelar perlayer +/-25 cm kemudian
dipadatkan dengan Vibro Compaktor kapasitas 25 ton.Jika kondisi tanah
terlalu kering dilakukan penyirangan mengunakan Water tank dengan
menggalirkan pada pipa dan di buatkan aliran kecil-kecil untuk agar supaya
tidak terjadi lumpur akibat terlalu banyak air.
5. Proses pemotongan gundukan/ketinggian atau kelebihan bentuk tanah
menjadi bentuk yang sesuai dengan level tapak yang ditentukan.
Penimbunan; proses pengisian daerah yang rendah atau cekung sesuai
dengan bentuk yang diinginkan.
6. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro 20 ton dan dilakuakn
penyiraman. Pemadatan Tanah adalah usaha mengurangi rongga – rongga
udara dan air yang semula ada diantara butir-butir.Manfaat dari Pemadatan
adalah
a. .Memperbaiki kuat geser tanah
b. Mengurangi kompresibilitas
c. Mengurangi permeabilitas pada tanah
d. Mengurangi sifat kembang susut tanah
7. Setelah pemadatan tanah selesai dilakukan Finishing dengan Bouldozer
sambil melakukan pengontrolan apakan urugan dan sesuai dengan yang di
tentukan dan sesuai dengan ketingginnya.

4.4. Perhitungan Kebutuhan Alat dan Kebutuhan waktu kerja

Peralatan mekanis yang dibutuhkan untuk pematangan lahan adalah:

1. Dua Unit Breker , kebutuhan dua unit adalah untuk mendukung kerja 1 unit
alat loading yaitu excavator sekelas PC 200
2. Dua Unit Dump truck sekelas tronton kapasita 10 M3 untuk alat angkut
material hasil galian
3. Satu Unit Bouldozer sekelas D85SS untuk pekerjaan perataan tanah
timbunan dan land Clearing
4. Satu unit bomac untuk compactor

Perhitungan kebutuhan unit dan waktu kerja disajikan pada tabel berikut
Dari perhitungan kebutuhan unit dan waktu kerja, serta kebutuhan tenaga kerja untuk mengerjakan
pematangan, berikut pada Tabel 4.2 dihitung kebutuhan biaya untuk pelaksanaan pematangan
lahan.

4.4. Kebutuhan Fasilitas Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur adalah bagian dari dukungan untuk kelancaran kegiatan


pertambangan, yang harus dilakukan sebelum kegiatan pertambangan di mulai.
Pekerjaan infrastruktur dapat dipecah menjadi beberapa bagian, seperti

:
4.4.1. Mess Karyawan yang merangkap kantor staff

;
Bangunan messi terletak terpisah, dengan bangunan kantor pemasaran , kantor
security dan panel serta genset. Bangunan Mess staff terdiri dari 14 kamar, Dengan
ketentuan 11 kamar akan dimafaatkan sebagai hunian dan 3 kamar dimanfaatka
untuk kantor senior staf dan adminstrasi.

Rencana pembangunan mess karyawan , merupakan bangunan 1 lantai dengan


luas bangunan 10 x 30 meter yang dirinci dalam gambar sebagai berikut, dengan
biaya yang dibutuhkan adalah Rp 962,843,778.10
Tabel 4.2 Rencana Anggaran Pematangan Lahan
Tabel 4.3. Rencana Anggaran Mess Karyawan
4.4.2. Bangunan Kantor Pemasaran

Bangunan Kantor pemasaran berbentuk rumah panggung dengan luas bangunan 6


x7 meter , terdapat 4 ruangan dengan kebutuhan biaya Rp 169,257,659.24
Tabel 4.4. Rencana Anggaran Biaya Kantor Pemasaran
4.4.3. Rencana Bangunan Panel Control

Panel room dibuat dengan ukuran bangunan 3 x 3 dengan biaya Rp 25,952,507.14 ,


akan dibangun sebanyak dua unit bangunan, gambar disain disajikan pada Gambar 4.20 sebagai
berikut
Tabel 4.5. Rencana Anggaran biaya bangunan Panel Room

4.4.4. Rencana Bangunan Post Security

Bangunan Post security rencana di bangun dengan ukuran 3x 3 meter, membutuhkan biaya
Rp 46,417,463 , Rencana biaya diajikan pada Tabel 4.6. Sedangkan Gambar disain disajikan pada
gambar 21 dan gambar 22
Tabel 4.6. Rencana Anggaran Biaya Post Security

Anda mungkin juga menyukai