B-3 Geologi
Daftar Isi
Tambang batu bara Jepang yang dewasa ini masih tersisa berada di pulau Hokkaido
dan Kyushu, yakni dua pulau di ujung Jepang. Taiheiyo Coal Mine dan Ikeshima Coal
Mine, keduanya merupakan tambang batu bara di bawah dasar laut yang menambang
batu bara di bawah dasar laut dan saat ini tetap berproduksi. Kedua tambang batu bara
ini termasuk tambang batu bara dengan kemiringan lapisan batu bara target yang landai,
sehingga melaksanakan ekstraksi batu bara dengan mekanisasi penuh memakai drum
cutter.
B-3-1
kandungan zat terbang semakin rendah.
Menurut klasifikasi Jepang, batu bara antrasit adalah batu bara dengan derajat
pembatubaraan tertinggi, dan saat ini hanya sedikit sekali diproduksi di lapangan batu
bara Ohmine, di mana sebagian besar diimpor dari RRC dan Vietnam. Sedangkan batu
bara bituminus dihasilkan di lapangan batu bara Ishikari di pulau Hokkaido, serta
lapangan batu bara Miike, Takashima dan Matsushima di pulau Kyushu, dan batu bara
sub-bituminus dihasilkan di lapangan batu bara Kushiro di mana Taiheiyo Coal Mine
berada, serta dihasilkan di sebagian dari lapangan batu bara Ishikari.
Secara global, pada umumnya lapisan batu bara banyak yang berasal dari zaman
karbon (carboniferous) pada masa paleozoic, tetapi lapisan batu bara di lapangan batu
bara Jepang kebanyakan terbentuk pada masa yang lebih baru, yaitu zaman tersier di
masa cenozoic, berarti terbentuk pada zaman yang sangat muda dibanding batu bara
luar negeri. Walaupun berasal dari zaman yang muda, lapangan batu bara di Jepang
mengalami proses pembatubaraan yang tinggi akibat pengaruh aktifitas gunung berapi
dan gerakan kerak bumi, sehingga terbentuk batu bara berkualitas baik yang derajat
pembatubaraannya cukup tinggi.
1) Lapangan Batu Bara Dan Tambang Batu Bara Di Hokkaido
Di pulau Hokkaido terdapat banyak lapangan batu bara, di antaranya lapangan batu
bara Kushiro dan lapangan batu bara Ishikari adalah dua lapangan batu bara utama yang
saat ini berproduksi.
① Lapangan batu bara Kushiro
Lapangan batu bara Kushiro membentang dari bagian timur Tokachi hingga ke
teluk Atsukishi di Kushiro, yang mencakup wilayah sekitar 100 km timur-barat dan
maksimum 40 km utara-selatan, di mana sebagian darinya terbentang di bawah
dasar laut mengarah ke lautan Pasifik. Di lapangan batu bara Kushiro ini terdapat
Taiheiyo Coal Mine.
Batu bara dari lapangan batu bara Kushiro adalah batu bara uap yang termasuk
ke dalam klasifikasi batu bara sub-bituminus yang kaya akan zat terbang.
② Lapangan batu bara Ishikari
Lapangan batu bara Ishikari membentang sekitar 80km utara-selatan dan 12~24
km arah timur-barat, dengan topografi semakin tinggi hingga mencapai kurang lebih
600m di atas permukaan laut. Dahulu, di sini terdapat banyak tambang batu bara,
tetapi saat ini hanya tinggal tambang batu bara terbuka berskala kecil yang
berproduksi.
B-3-2
Lapangan batubara di pulau Hokkaido
Lapangan
Batubara
KUSHIRO
Lapangan
batubara
SAPPORO ISHIKARI KUSHIRO
TAIHEIYO
Coal Mine
Lapangan batu bara Ishikari berasal dari hasil sedimentasi di atas batuan dasar
lapisan zaman kapur (cretaceous) dari masa Mesozoic dan termasuk pada zaman
tersier.
Berikut ini ditunjukkan tabel mengenai formasi pembawa batu bara dan
ketebalan lapisan di lapangan batu bara Kushiro dan Sorachi.
B-3-3
anggaran 1996 merupakan daerah penghasil batu bara nomor satu di di dalam negeri.
① Lapangan batu bara Miike
Lapangan batu bara Miike merupakan lapangan batu bara besar yang terbentang
sekitar 20 km dari distrik Miike di prefecture Fukuoka hingga kota Arao di
prefecture Kumamoto, di mana di sebelah baratnya terhampar menuju laut Ariake.
Di kota Ohmuta yang terletak di lapangan batu bara Miike, dahulu terdapat Miike
Coal Mine yang merupakan tambang batu bara terbesar di Jepang.
Lapangan batu bara Miike termasuk ke dalam batu bara bituminus, berwarna
hitam bercampur warna merah terang dan kaya akan kandungan zat terbang.
Kemudian, bersifat mampu leleh, nilai panasnya juga tinggi, namun banyak
mengandung belerang.
B-3-4
Berikut ini ditunjukkan tabel mengenai formasi pembawa batu bara dan
ketebalan lapisan di lapangan batu bara Miike, Sakito dan Matsushima
Nama Lapangan Nama Formasi Pembawa Ketebalan Jumlah Lapisan Batu
Batu Bara Batu Bara Lapisan (m) Bara Utama
Lapisan Nanaura 100 1 (zona Miike)
Miike Lapisan Inari 90 2 (zona Miike)
Lapisan Yonenoyama 60 1 (zona Miike)
Sakito dan
Lapisan Sakito 180 2~3 (zona Ikeshima)
Matsushima
B-3-5
(1) Cadangan Batu Bara – Kaya
① Cadangan teoritis : lebih dari 380 juta ton
② Cadangan tertambang : lebih dari 120 juta ton
③ Umur : lebih dari 60 tahun (berdasarkan produksi tahun
anggaran 1998)
(2) Struktur Geologi – Stabil
① Struktur monocline, kemiringan landai (5o~7o)
② Terdapat sesar mayor sebesar 50~150m dengan jarak 1km~2km. Termasuk jenis
B-3-6
sesar normal dengan jurus timur laut~barat daya, kemiringan sekitar 80o, tidak
disertai perlipatan.
(3) Lapisan Batu Bara
① Terdapat di dalam formasi pembawa batu bara Harutori (80m+) pada lapisan
Palaeogene masa Cenozoic (sekitar 45 juta tahun lalu) (menebal 40~120m ke arah
barat daya~barat).
② Lapisan batu bara target penambangan dan ketebalan lapisan
• Formasi pembawa batu bara Harutori
Lapisan no. 4 (lapisan atas) : 1,0~2,4m
Lapisan no. 5 (lapisan utama) : 1,8~3,3m
Lapisan no. 6 (lapisan bawah) : 1,8~3,2m
(4) Kualitas Batu Bara
① Batu bara uap (batu bara sub-bituminus)
② Kalori rata-rata batu bara tercuci : 6.000 kcal/kg
③ Kandungan belerang : 0,2~0,3 %
④ Kandungan zat terbang : lebih dari 40 % (mudah menyala)
B-3-7
Tabel Gambaran Umum Stratigrafi
M. Z. Nama Lapisan. Kode Kolom Tebal (m) Deskripsi
Formasi pembawa batu serpih, di dalamnya ada 2~3 lapisan batu bara
bara Yubetsu tipis. Di bagian peralihan dengan lapisan bawah
terjadi pertambahan konglomerat halus.
Terdiri dr. 4 lap. zona serpih dan 5 lap. zona
Lapisan konglomerat konglomerat. Mengapit 3~5 lap. batu bara.
Tennei Gravel berupa kuarsit berukuran beras hingga
telapak tangan, berwarna merah.
Terdiri dr. lap. selang-seling serpih & batu pasir,
Formasi pembawa batu 1/2 bag. atas mengapit 7~8 lapisan batu bara, di
bara Harutori mana yang ditambang adalah lap. utama dan
bawah yang mengandung lempung, standar baik.
Terdiri dari gravel tak berwarna
Lapisan konglomerat berukuran telapak tangan hingga
Oboro kepala manusia
Cretaceous bagian atas
B-3-8
B-3-9
2. Eksplorasi Geologi Di Taiheiyo Coal Mine
Pada umumnya yang disebut eksplorasi geologi terdiri dari eksplorasi geofisika dan
geokimia serta peninjauan geologi, namun “metode eksplorasi geologi tambang batu bara”
di sini bukan berarti ada suatu metode eksplorasi khusus yang hanya digunakan untuk
pembangunan tambang batu bara dan kelangsungan tambang batu bara.
Mengapa sengaja digunakan istilah tersebut, karena tujuan utama di sini adalah
memperkenalkan eksplorasi geologi yang saat ini dilaksanakan sehari-hari di tambang batu
bara bawah tanah di Jepang, yakni di Taiheiyo Coal Mine. Eksplorasi geologi Taiheiyo
Coal Mine juga bukannya menggunakan teknik yang khusus, tetapi hanyalah dilaksanakan
dengan mengkombinasikan berbagai macam pengetahuan dan teknik yang dimiliki oleh
siapapun yang pernah mendalami ilmu geologi.
Kemudian, dengan melakukan pengumpulan, penyortiran dan pensistematikan dengan
ketelitian tinggi atas data geologi yang diperoleh seiring dengan perkembangan
penambangan lapisan batu bara, hal ini akan menjadi alat pertimbangan untuk melihat
kemungkinan pembangunan lapangan baru di bagian yang berdekatan dengan zona yang
sedang dikembangkan. Di sini akan ditulis mengenai penyigian seperti apa, dengan
ketelitian berapa, dengan titik berat yang diletakkkan di mana sehingga diperoleh data
macam apa, dan kemudian dijelaskan mengenai penerapannya.
B-3-10
lepas pantai. Karena melalui pengeboran eksplorasi lepas pantai dapat dilakukan
pengecekan lapisan batu bara yang sebenarnya, maka tingkat kepastian untuk pengecekan
lapisan batu bara di lapangan yang belum diekstraksi akan bertambah melalui
pembandingan terhadap hasil eksplorasi geofisika, sehingga digunakan sebagai informasi
yang lebih terpercaya untuk membuat rencana jangka panjang.
B-3-11
dilakukan penyigian di bawah tanah dan di permukaan yang ada relevansinya, kemudian
membenahi data-data geologi tersebut, agar berada dalam kondisi siap pakai sebagai bahan
pertimbangan ulang pada saat timbul masalah.
B-3-12
• Pada pengeboran nirinti, dilakukan pengambilan slime untuk setiap selang
tertentu atau setiap perubahan jenis/sifat batuan
• Penulisan nama tempat pengeboran, nomor lubang bor, arah pengeboran,
kemiringan pengeboran dan kedalaman pemercontohan pada kantong slime dan
kotak inti
• Penulisan mengenai litologi (lithofacies) inti
• Pelaksanaan pengukuran pelengkungan lubang dan pengukuran tekanan head
pengeboran
• Penulisan tinggi pemasangan gauge pengukuran pada waktu pengukuran head
• Penulisan pengukuran tinggi dan posisi mulut lubang dari garis acuan lorong
• Pengecekan azimut dan kemiringan pengeboran pada waktu instalasi
• Pengambilan penampang kolom stratigrafi lapangan termasuk mulut lubang
pengeboran
• Pengecekan dan penulisan kondisi geologi (sesar, urat, litologi dan lain-lain) di
lorong sekitar lokasi pengeboran
B-3-13
pergeseran, jurus, kemiringan dan lain-lain)
• Klasifikasi lapisan batu bara (batu bara baik, batu bara sedang, batu bara rata-rata,
batu bara kelas 2, batu bara kelas 3 dan batu bara serpihan)
• Ketebalan lapisan diukur tegak lurus terhadap permukaan lapisan
• Ketinggian lorong dan titik acuan sketsa (pencantuman kemajuan (m) untuk
setiap kali penggalian lubang bukaan dan garis pinggang)
• Bukan hanya lokasi penyigian, tetapi harus memperhatikan juga perubahan
geologi di sebelah belakang
• Pencatatan berbagai gejala yang didapat di permuka kerja penyigian (air pancar,
air tetes, emisi gas, retakan, batuan ambruk dan lain-lain)
• Informasi dan kondisi atap serta lantai
• Pencatatan lokasi sketsa permuka kerja (di titik xx pada lokasi yy di lorong zz)
B-3-14
kepada pengguna, penggarapan pengguna baru dan kondisi sedimentasi.
② Tempat penyigian (setiap kali diperlukan)
• Pemercontohan pada waktu muncul sesar dan terjadi perubahan ketebalan lapisan
batu bara atau kualitas batu bara
• Pemercontohan di tempat yang mewakili lapangan baru yang akan dibangun
• Pemercontohan untuk pengeboran ekstraksi batu bara
• Pemercontohan dengan selang tertentu
③ Pokok-pokok pemercontohan
• Pemilahan rinci pilar batu bara di tempat pemercontohan (warna, kekilapan,
kekar batu bara, kekerasan, bubuk-bongkah, kualitas batu bara dan lain-lain)
• Pencatatan pilar batu bara (pencatatan ketebalan, klasifikasi kualitas batu bara,
nomor percontoh, air pancar, air tetes, pirit, kalsit dan lain-lain)
• Percontoh diambil untuk setiap pemilahan rinci dengan jumlah yang sama
• Percontoh langsung diambil dari tempat yang bahan lapuk dan pengotornya telah
disingkirkan
• Setiap kali diambil lapisan batu bara yang dipilah rinci, percontoh dimasukkan ke
dalam kantong, kemudian nomor kantong percontoh dicocokkan dengan nomor
pencatatan pilar batu bara dalam buku catatan
• Jangan meloncati suatu angka pada waktu penomoran pilar batu bara dan
kantong percontoh
• Seluruh pilar batu bara yang telah dipilah rinci harus diambil percontoh.
(walaupun misalnya ada kemiripan dengan tempat dengan nomor tertentu, tidak
boleh melewatinya)
• Bersama pencatatan pilar batu bara, dicatat juga gejala geologi di sekitarnya
• Informasi atap dan lantai juga dicatat pada kolom stratigrafi (kelupas, keras,
rapuh, larut dalam air dan lain-lain)
• Pemercontohan dilaksanakan dari sebelah atas
• Pencatatan lokasi pemercontohan (di titik xx pada lokasi yy di lorong zz)
• Membuat peta lokasi pemercontohan batu bara (dengan peta seluruh tambang
bawah tanah)
B-3-15
Di bawah ini ditulis mengenai peta yang dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan
tersebut.
(1) Gambar Penampang Samping Lorong
Gambar penampang lorong adalah gambar yang memaparkan mengenai seksi tertentu
atau seluruh seksi lorong dengan menggunakan gambar tampak atas dan gambar
penampang samping, berdasarkan data yang diperoleh dari sketsa lorong dan permuka
kerja.
① Tujuan
Gambar penampang samping lorong mempunyai tujuan aplikasi sebagai
berikut :
• Untuk mengetahui ketinggian dan posisi lorong di dalam stratigrafi geologi pada
saat lorong dikembangkan (digali)
• Untuk mengetahui kondisi geologi yang diperoleh pada waktu ekstraksi (litologi,
sesar, perlipatan, air pancar dan lain-lain)
• Untuk pengecekan kondisi geologi di posisi penempatan lorong menurut rencana
pembangunan
• Untuk mendapatkan data kondisi geologi pada saat perencanaan di sekitar lorong
yang mempunyai gambar penampang samping
• Dimanfaatkan pada analisis ulang event (kejadian) geologi
• Untuk pengecekan tanggal penggalian, standar penggalian dan posisi stratigrafi
geologi
• Untuk pengecekan kemiringan lorong yang digali dan titik perubahan kemiringan
• Untuk pengecekan kondisi perkembangan lapisan
• Untuk mendapatkan kondisi geologi di lokasi lorong terselubung
② Aplikasi
Peta untuk eksplorasi geologi yang dibuat dari gambar penampang samping
lorong antara lain adalah sebagai berikut :
• Penampang kolom stratigrafi geologi
• Peta distribusi lapisan batu bara (setiap lapisan batu bara)
• Peta isopak lapisan batu bara dan lapisan kunci (key bed)
• Peta kontur bawah tanah (setiap lapisan batu bara dan lapisan kunci)
• Peta lapisan antara (interburden) antar lapisan batu bara
• Peta ketebalan lapisan untuk formasi pembawa batu bara
• Peta persentase batu pasir di dalam formasi pembawa batu bara
• Peta ketebalan seluruh batu bara di dalam formasi pembawa batu bara
• Peta sesar
• Peta struktur geologi
B-3-16
(2) Penampang Kolom Stratigrafi
Yang dimaksud dengan penampang kolom stratigrafi adalah gabungan keseluruhan
dari kolom stratigrafi permuka kerja yang diambil dari permuka kerja, kolom stratigrafi
yang dibuat dari gambar penampang samping lorong dan kolom stratigrafi yang dibuat dari
pengeboran.
① Tujuan
Penampang kolom stratigrafi mempunyai tujuan aplikasi sebagai berikut :
• Pengecekan stratigrafi geologi
• Pengecekan tata urutan perkembangan lapisan batu bara
• Jenis batuan lapisan antara antar lapisan batu bara dan kondisi perkembangan
lapisan antara
• Untuk mengetahui kondisi perkembangan cekungan sedimen
• Kondisi geologi formasi pembawa batu bara (sesar, perlipatan, ketebalan lapisan,
kedalaman perkembangan lapisan batu bara dan lain-lain)
• Pengecekan besar pergeseran sesar
• Untuk mengetahui kondisi perubahan atap dan lantai setiap lapisan batu bara
• Untuk mengetahui kondisi perkembangan dan perpisahan lapisan batu bara
• Untuk membuat rencana eksplorasi dan ekstraksi
• Pengecekan dudukan pengembangan lorong
• Untuk mengetahui kondisi perkembangan lapisan kunci
② Aplikasi
Peta-peta untuk keperluan eksplorasi geologi yang dibuat dari penampang
kolom stratigrafi adalah sebagai berikut :
• Peta struktur geologi
• Peta kontur bawah tanah (setiap lapisan batu bara dan lapisan kunci)
• Peta isopak lapisan batu bara dan lapisan kunci
• Peta distribusi lapisan batu bara
• Peta perpisahan lapisan batu bara
• Peta lapisan antara (interburden) antar lapisan batu bara
• Peta ketebalan lapisan untuk formasi pembawa batu bara
• Peta persentase batu pasir di dalam formasi pembawa batu bara
• Peta ketebalan seluruh batu bara di dalam formasi pembawa batu bara
(3) Penampang Kolom Batu Bara
Penampang kolom batu bara adalah gambaran kondisi lapisan batu bara yang
diperoleh dari penyigian tambang bawah tanah, yang dipetakan.
① Tujuan
Penampang kolom batu bara mempunyai tujuan aplikasi sebagai berikut :
• Untuk mengetahui ketebalan lapisan dan ketebalan batu bara
B-3-17
• Untuk mengetahui kondisi umum perkembangan dan perpisahan lapisan batu
bara
• Untuk mengetahui kondisi perkembangan cekungan sedimen
• Untuk menentukan zona ekstraksi dan metode ekstraksi
• Pengecekan kondisi geologi atap dan lantai lapisan batu bara
• Kondisi distribusi lapisan batu bara karena jenis batuan lapisan antara yang
menyertai perpisahan lapisan batu bara
② Aplikasi
Peta-peta untuk keperluan eksplorasi geologi yang dibuat dari penampang
kolom batu bara adalah sebagai berikut :
• Peta struktur geologi
• Peta isopak lapisan batu bara (ketebalan lapisan dan ketebalan batu bara)
• Peta kontur bawah tanah lapisan batu bara
• Peta distribusi lapisan batu bara
• Peta perpisahan lapisan batu bara
• Peta rencana ekstraksi SD
• Perhitungan cadangan batu bara bulanan SD
B-3-18
B-3-19
(4) Penampang Kolom Batu Bara Analisis
Penampang kolom batu bara analisis adalah gambar yang menggabungkan penampang
kolom batu bara yang diperoleh dari penyigian pemercontohan batu bara dan nilai analisis
batu bara, di mana pemaparan batu bara dilakukan secara rinci disertai nilai panas (Kcal)
hasil analisis, seperti di bawah ini. (Gambar jadi ada di bagian pengukuran)
① Tujuan
Penampang kolom batu bara analisis mempunyai tujuan aplikasi sebagai
berikut :
• Untuk mengetahui kalori pada ketebalan batu bara, ketebalan lapisan dan
ketebalan ekstraksi
• Untuk mengetahui perubahan distribusi regional setiap pokok analisis
• Untuk mengetahui kondisi perkembangan dan perpisahan lapisan batu bara
• Kondisi distribusi lapisan batu bara karena jenis batuan lapisan antara yang
B-3-20
menyertai perpisahan lapisan batu bara
• Untuk mengetahui kondisi perkembangan cekungan sedimen
• Untuk membuat rencana eksplorasi dan ekstraksi
• Perolehan yang menyertai ekstraksi
• Penentuan posisi pengerjaan ketebalan lapisan pada saat ekstraksi
• Untuk menjaga kualitas batu bara yang diminta oleh pengguna (user)
② Aplikasi
Peta-peta untuk keperluan eksplorasi
geologi yang dibuat dari penampang kolom
batu bara analisis adalah sebagai berikut :
• Peta struktur geologi
• Peta isopak lapisan batu bara (ketebalan
lapisan dan ketebalan batu bara)
• Peta kontur bawah tanah lapisan batu bara
• Peta distribusi lapisan batu bara
• Peta perpisahan lapisan batu bara
• Peta distribusi kalori ketebalan lapisan dan
ketebalan batu bara (setiap lapisan batu bara)
• Peta distribusi persentase kandungan
belerang (setiap lapisan batu bara)
• Peta distribusi indeks ketergerusan hargrove
(setiap lapisan batu bara)
B-3-21
isopak seperti di bawah ini, yang diaplikasikan untuk analisis eksplorasi geologi.
A. Peta isopak ketebalan lapisan dan ketebalan batu bara
Nilai ketebalan lapisan dan ketebalan batu bara diplot pada lokasi
pemercontohan yang ada di peta seluruh tambang bawah tanah, kemudian nilai
yang sama dihubungkan dengan garis, dan pengkajian harus dilakukan dengan
mengkombinasi kedua peta.
• Memperkirakan kondisi perkembangan ketebalan lapisan dan ketebalan batu bara
di zona yang belum dibangun
• Memperkirakan kondisi perkembangan lapisan batu bara dan cekungan sedimen
untuk diaplikasikan pada rencana eksplorasi dan pembangunan
Contoh
B. Peta isopak lapisan antara antar lapisan batu bara (termasuk parting)
Dengan mengetahui perubahan ketebalan lapisan antara antar lapisan batu bara,
maka :
• Dapat diaplikasikan untuk perencanaan pembangunan, seperti ekstraksi satu
paket
• Dapat dipakai untuk memperkirakan kondisi perkembangan lapisan batu bara
dan cekungan sedimen
B-3-22
C. Peta isopak formasi pembawa batu bara
Peta isopak yang dibuat dengan memplot ketebalan formasi pembawa batu
bara dapat dipakai untuk memperkirakan kondisi perkembangan cekungan sedimen,
yang kemudian diaplikasikan untuk perencanaan eksplorasi dan pembangunan.
D. Peta isopak seluruh lapisan batu bara pada formasi pembawa batu bara
Peta isopak yang dibuat dengan memplot ketebalan total lapisan batu bara
yang terdapat di dalam formasi pembawa batu bara dapat dipakai untuk
memperkirakan kondisi perkembangan cekungan sedimen dan lapisan batu bara,
yang kemudian diaplikasikan untuk perencanaan eksplorasi dan pembangunan.
(2) Peta Distribusi
Peta yang dibuat dengan memplot nilai yang dikumpulkan untuk setiap pokok (item)
pada lokasi pemercontohan di atas peta seluruh tambang bawah tanah, kemudian nilai yang
sama dihubungkan dengan garis. Peta ini menunjukkan zona mana yang mempunyai nilai
tinggi, ke arah mana nilai tersebut berkurang dan lokasi mana yang bernilai rendah, serta
dipakai untuk memperkirakan kondisi zona yang belum dibangun.
Berbagai macam peta distribusi berikut ini dibuat untuk diaplikasikan pada analisis
eksplorasi geologi.
A. Peta distribusi kalori batu bara wantah dan batu bara tercuci
Nilai analisis kalori yang diperoleh melalui penyigian pemercontohan batu
bara diplot pada lokasi pemercontohan di atas peta seluruh tambang bawah tanah,
kemudian nilai yang sama dihubungkan dengan garis, dan pengkajian harus
dilakukan dengan mengkombinasi kedua peta.
* Pada peta distribusi kalori batu bara wantah,
• Apabila lapisan antara menebal, kalori menjadi rendah.
• Apabila kualitas batu bara memburuk, kalori menjadi rendah.
* Pada peta distribusi kalori batu bara tercuci,
• Apabila kualitas batu bara memburuk, kalori menjadi rendah.
• Tidak ada perubahan kalori akibat perubahan ketebalan lapisan antara.
Dengan memahami sifat di atas dengan baik, dapat dipakai untuk perkiraan
kualitas batu bara, serta kondisi perkembangan lapisan batu bara dan cekungan
sedimen, yang diaplikasikan dalam perencanaan eksplorasi dan pembangunan.
B. Peta distribusi persentase kandungan belerang
Persentase kandungan belerang rata-rata di dalam batu bara pada lapisan batu
bara diplot pada lokasi pemercontohan di atas peta seluruh tambang bawah tanah,
kemudian nilai yang sama dihubungkan dengan garis, dan dengan peta distribusi
ini dilakukan perkiraan kondisi perkembangan cekungan sedimen dan lapisan batu
bara, yang diaplikasikan dalam perencanaan eksplorasi dan pembangunan.
* Kandungan belerang lapisan batu bara menjadi tinggi menuju ke sekitar
B-3-23
cekungan sedimen.
C. Peta distribusi indeks ketergerusan hargrove
Kekerasan rata-rata batu bara diplot pada lokasi pemercontohan di atas peta
seluruh tambang bawah tanah, kemudian nilai yang sama dihubungkan dengan
garis, dan dengan peta distribusi ini dilakukan perkiraan kondisi perkembangan
cekungan sedimen dan lapisan batu bara, yang diaplikasikan dalam perencanaan
eksplorasi dan pembangunan.
* Menjadi rendah menuju ke sekitar cekungan sedimen.
* Lapisan batu bara di bagian sesar dan perlipatan menunjukkan nilai yang
rendah.
* Semakin tebal dan merata lapisan batu bara, nilainya semakin tinggi.
D. Peta distribusi persentase batu pasir di dalam formasi pembawa batu bara
Persentase ketebalan lapisan batu pasir terhadap ketebalan total formasi
pembawa batu bara diplot pada lokasi pemercontohan di atas peta seluruh tambang
bawah tanah, kemudian nilai yang sama dihubungkan dengan garis, dan dengan
peta distribusi ini dilakukan perkiraan kondisi perkembangan cekungan sedimen
dan lapisan batu bara, yang diaplikasikan dalam perencanaan eksplorasi dan
pembangunan.
* Apabila persentase batu pasir meningkat, formasi pembawa batu bara menjadi
tebal.
* Apabila persentase batu pasir meningkat, perkembangan lapisan batu bara
akan memburuk.
B-3-24
* Dapat diketahui jurus dan kemiringan lapisan.
* Dapat diperkirakan sesar dan perlipatan.
* Dapat diketahui besar pergeseran dan arah pergeseran sesar.
Dengan peta ini dilakukan perkiraan kondisi perkembangan lapisan batu bara dan
cekungan sedimen, yang diaplikasikan dalam perencanaan eksplorasi dan pembangunan.
(4) Peta Struktur
Peta ini merupakan penggabungan peta kontur bawah tanah, peta sesar dan lorong
tambang bawah tanah, yang menunjukkan bagaimana lapisan batu bara, sesar dan lorong
menempati posisi secara ruang dan terdistribusi di bawah tanah.
Dengan peta ini dilakukan perkiraan kondisi distribusi lapisan batu bara dan sesar,
yang diaplikasikan dalam perencanaan eksplorasi dan pembangunan.
* Pokok perhatian dalam pembuatan peta
• Sesar yang dicantumkan, dipilih menurut skala peta yang dibuat atau teknik ekstraksi.
• Di atas peta dicantumkan data geologi seperti sesar, urat, kikisan (washout) dan
perlipatan.
• Di tempat dengan perubahan jurus dan kemiringan yang besar harus dipertimbangkan
B-3-25
kemungkinan ada sesar atau perlipatan.
• Jurus dan kemiringan mudah dipengaruhi oleh tambang bawah tanah lama.
• Kontur bawah tanah harus dilihat secara global, jangan terpengaruh oleh perubahan
lokal.
• Pada sesar bisa terjadi pemisahan dan penggabungan, serta arah kemiringan juga dapat
berubah dari satu lokasi ke lokasi.
• Skala peta struktur harus disesuaikan dengan zona pembangunan.
• Peta struktur senantiasa dikoreksi dengan menambahkan data geologi yang diperoleh
dari pengembangan lorong baru dan pengeboran.
6. Perencanaan Ekstraksi
Perencanaan ekstraksi dilakukan dengan menomorsatukan cadangan batu bara dan peta
struktur di dalam kerangka berpikir biaya produksi, kemudian zona yang memenuhi
permintaan pengguna terhadap kalori, kandungan belerang dan indeks hargrove dibuat
B-3-26
rencana ekstraksi jangka sedang dan panjang, serta dikembangkan dengan menggunakan
bahan analisis eksplorasi geologi seperti telah dijelaskan pada butir 4.
Rencana ekstraksi yang dibuat adalah
* Rencana ekstraksi semester pertama dan semester kedua
* Rencana ekstraksi jangka sedang 2~3 tahun ke depan
* Rencana ekstraksi jangka panjang 5~10 tahun ke depan
Rencana ini dibuat setiap tahun dan senantiasa dikoreksi menjadi rencana yang lebih
baik dengan menambahkan data geologi dari pengembangan lorong baru dan pengeboran.
Namun, karena di dalam peta struktur dan perhitungan cadangan batu bara terdapat
pandangan subyektif dan pengalaman si pembuat, maka apabila si pemakai bukan orang
yang sanggup menimbang nilai tersebut dengan baik, adakalanya mengalami kegagalan
yang tak terduga.
7. Kata Penutup
Hal-hal yang diterangkan di atas adalah metode eksplorasi geologi tambang batu bara
yang saat ini dilaksanakan di Taiheiyo Coal Mine. Apabila dirangkum, metode tersebut
dapat dijelaskan seperti tabel berikut ini.
Untuk meningkatkan tingkat kepastian pekerjaan dan data geologi tersebut, asumsi
yang telah dibuat harus dieliminasi satu per satu dengan berbagai cara untuk
mengetahuinya, kemudian tidak membiarkannya dalam keadaan tidak terpecahkan,
sebaliknya berusaha semakin mendekati kepastian, dan ini memang merupakan tugas
orang geologi.
Dalam bab ini, hanya dibahas mengenai eksplorasi geologi yang langsung berhubungan
dengan produksi, namun perlu dicatat, bahwa sebagai orang geologi tambang batu bara,
ada masalah keselamatan yang harus diperjelas juga dalam rangka pembangunan tambang
batu bara, yaitu masalah :
& Swabakar
& Semburan gas
& Ledakan batuan (rock burst)
& Semburan air (pancara air tidak normal)
& Ekstraksi di bawah permukaan air
B-3-27
Metode Eksplorasi Geologi Tambang Batu Bara
Penyigian tambang Bahan yang dibuat Bahan yang dibuat untuk analisis eksplorasi
bawah tanah berdasarkan penyigian geologi
tambang bawah tanah
Penyigian sketsa permuka kerja Penampang kolom Peta Isopak formasi pembawa batubara
stratigrafi
Penyigian pengukuran lorong Peta pengukuran (seluruh Peta distribusi persentase batupasir pada
tambang) formasi pembawa batubara
Peta Sesar
B-3-1