Anda di halaman 1dari 9

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tanggung Jawab Sosial Korporasi / Corporate Social Responsibility (CSR) melalui


program pengembangan masyarakat (community development), menjadi perhatian
PT.ATLASINDO UTAMA, karena adanya program ini dapat menjadi jawaban bagi
perusahaan dalam menghadapi isu kepedulian terhadap kondisi sekitarnya.
PT.ATLASINDO UTAMA yang menggali dan mengambil kekayaan alam yang
dikandung di Desa Cintalanggeng, Tegalwaru diharapkan oleh penduduk
Cintalangggeng dan sekitarnya untuk dapat membagi hasil dari Usahanya.

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap masyarakat di


luar tanggung jawab ekonomis. Jika kita berbicara tentang tanggung jawab sosial
perusahaan, maksudnya adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi
suatu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu
bisa terjadi dengan dua cara yaitu cara positif dan negatif. Secara positif, perusahaan
bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan ekonomis dan semata-mata
dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok di dalamnya.

1.2    Maksud dan Tujuan

Ide dasar CSR yang dilakukan PT.ATLASINDO UTAMA sebenarnya sederhana, yaitu
pentingnya sikap sosial PT.ATLASINDO UTAMA kepada masyarakat disekitar wilayah
pertambangan. Hal ini di dasari bahwa dampak aktivitas pertambangan yang dilakukan
banyak menimbulkan dampak lingkungan dan kerugian bagi masyarakat disekitarnya.
Untuk itu CSR dengan programnya berupa Community Development  menjadi tuntutan
tanggung jawab sosialnya terhadap lingkungan dan penduduk sekitar wilayah
penambangan. Latar belakang inilah sebagai bahan acuan dalam pedoman ini,
dengan tujuan untuk memberi pedoman pada pelaksanaan CSR serta programnya
berupa Community Development dalam kegiatan pertambangan Desa Cintalanggeng,
Tegalwaru.

1
BAB II. PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT / COMMUNITY
DEVELOPMENT

2.1.Bentuk Community Development Di PT.ATLASINDO UTAMA

Community Development (CD) atau Pemberdayaan Masyarakat adalah salah satu


kegiatan yang menjadi bagian dari program CSR pada bidang pertambangan.
Perbedaan anta CSR dan Community Development (CD) adalah sebagai berikut:

1. Community Development (Pengembangan Komunitas) adalah kegiatan


membantu komunitas di luar perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dalam
mengatasi persoalan dan memanfaatkan peluang, menemukan kesamaan
kepentingan dan menyeimbangkan kepentingan yang mungkin bertentangan
2. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tindakan organisasi untuk
bertanggung-jawab atas dampak dari keputusan dan aktivitas terhadap
masyarakat dan lingkungan hidup dengan cara yang transparan dan beretika.
3. Jadi Community Development merupakan bagian dari CSR. Community
Development hanya salah satu bagian dari tujuh subyek utama ruang-lingkup
CSR. Kegiatan CSR ditujukan untuk pemangku-kepentingan di dalam
perusahaan (seluruh karyawan) dan di luar perusahaan (komunitas).

Bentuk Community Development yang diterapkan PT.Atlasindo Utama meliputi


1. Community Relation yaitu pengembangan kesepahaman melalui komunikasi dan
informasi kepada stakeholder, yang pada umumnya banyak dilakukan kepada
masyarakat setempat dan Pemerintah Daerah,
2. Community Service yaitu program pemberian bantuan yang berkaitan dengan
pelayanan masyarakat atau kepentingan umum bantuan prasarana umum.
3. Community empowering, yaitu sebuah usaha untuk memberdayakan masyarakat
sehingga memiliki akses yang baik untuk menunjang kemandiriannya, sebagai
contoh program peningkatan kapasitas usaha masyarakat yang berbasis potensi
setempat serta bantuan untuk pengembangan atau penguatan Karang taruna
dan kelompok swadaya masyarakat lainnya.

2
Pelaksanaan kegiatannya meliputi hubungan masyarakat, pelayanan kepada
masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam merancang dan melaksanakan
program–program CSR, kerangka kerja antara lain mengacu pada … pilar
pemberdayaan dan ISO 26000 (standarisasi CSR), yaitu:

2.2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Berangkat dari data potensi desa yang didapatkan dari hasil pemetaan sosial,
PT.Atlasindo Utama mulai menjalankan program Pemberdayaan Masyarakat di desa
lingkar tambang. Berbagai program direncanakan, diterapkan dan dievaluasi dengan
melibatkan masyarakat dan Kepala Desa setempat. Hal ini dilakukan agar tujuan utama
dari pemberdayaan masyarakat yang meliputi penyediaan lapangan kerja dan
meningkatkan ekonomi masyarakat dapat terwujud.

Walaupun pemberdayaan di bidang Ekonomi masih berbentuk program-program jangka


pendek, namun program yang dijalankan dapat berkelanjutan serta dapat mendukung
kegiatan operasional pertambangan. Bentuk kerjasama yang di terapkan adalah
kemitraan dalam pengelolaan batu boulder hasil peledakan Bahan baku berasal dari
material boulder hasil peledakan PT.Atlasindo Utama dengan ukuran diatas 80 – 125
cm yang tidak dapat dijadikan sebagai umpan di jaw crusher

Kemitraan dalam masyarakat Indonesia merupakan hal yang tidak asing karena dalam
kehidupan sehari-hari kita mengenal gotong royong, partisipasi masyarakat dan
sebagainya. Dalam implementasinya kemitraan dibutuhkan kesepahaman pengelolaan
program, strategi pengembangan program antara lembaga yang bermitra.

Tujuan Kemitraan pengelolaan boulder , adalah terwujudnya masyarakat setempat


untuk mendapatkan manfaat secara langsung, melalui penguatan kapasitas dan
pemberian akses, ikut serta dalam mewujudkan pengelolaan pertambangan, dan
secara bertahap dapat berkembang menjadi pelaku ekonomi yang mandiri dan
bertanggung jawab.

3
Pemberdayaan masyarakat setempat melalui Kemitraan pengelolaan boulder
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. KESEPAKATAN, dimana semua masukan, proses dan keluaran Kemitraan


dibangun berdasarkan kesepakatan antara para pihak dan bersifat mengikat.
2. KESETARAAN, dimana para pihak yang bermitra mempunyai kedudukan hukum
yang sama dalam pengambilan keputusan.
3. SALING MENGUNTUNGKAN, dimana para pihak yang bermitra berupaya untuk
mengembangkan usaha yang tidak menimbulkan kerugian.
4. LOKAL SPESIFIK, dimana Kemitraan dibangun dan dikembangkan dengan
memperhatikan budaya dan karakteristik masyarakat setempat, termasuk
menghormati hak-hak tradisional masyarakat adat.
5. KEPERCAYAAN, dimana Kemitraan dibangun berdasarkan rasa saling percaya
antar para pihak.
6. TRANSPARANSI, dimana masukan, proses dan keluaran pelaksanaan
Kemitraan dijalankan secara terbuka oleh para pihak, dengan tetap menghormati
kepentingan masing-masing pihak.
7. PARTISIPASI, dimana pelibatan para pihak secara aktif, sehingga setiap
keputusan yang diambil memiliki legitimasi yang kuat.

2.3. Pemberdayaan Masyarakat melalui perbaikan Infrastruktur

Di bidang Infrastruktur, Program utama adalah upaya pemenuhan akan sarana


prasarana dasar seperti perbaikan jalan desa melalui program betonisasi dan hotmix
jalan sesuai dengan kebutuhan. Program Pelaksanaan CSR Bantuan infrastruktur yang
dilaksanakan PT.Atlasindo terbagi atas beberapa tahapan, yaitu:

Tahap 1, dimulai dari tahun 2017 yaitu betonisasi jalan di Jl.Palasari tepatnya di
kampung Tegal Malang dengan panjang jalan 600 meter dan lebar jalan 6 meter

4
Tahap 2, Dimulai dari desa Palasari tepatnya bermula dari pemakaman hingga ke
jembatan sepanjang 200 meter. Dukuh Tegal Gempol yang mengarah pintu masuk
PT.Atlasindo Utama sepanjang 200 meter dan Jalan Palasari yang menghubungkan
progress pengerjaan Tegal Malang ke Jembatan sepanjang 100 meter.

Konstruksi jalan dan biaya pengerjaan

Konstruksi jalan sebagai rencana pengerjaan CSR Bantuan infrastruktur terbagi


menjadi dua kondisi yaitu untuk lebar jalan kurang dari 6 meter di kerjakan dengan
konstruksi hotmix setebal 3 cm. Untuk Jalan dengan lebar 6 meter konstruksi yang
diterapkan adalah cor beton dengan tebal pengecoran 25 cm, dengan tulang berupa
wire mesh dengan diameter 9 mm

Alokasi biaya pengerjaan


Biaya pengerjaan untuk corbeton per meter cubik material adalah Rp 900.000 dan
untuk tulangan cor adalah Rp 350.000 per meter persegi jalan. Biaya hotmix per meter
persegi jalan dengan ketebalan 3 cm adalah Rp 300.000

Aggaran biaya

Anggaran baiya yang dialokasi kan untuk CSR Bantuan infrastruktur yang dialokasi kan
adalah

- Panjang jalan cor dengan lebar 6 meter panjang 500 meter dengan biaya Rp
937.500.000
- Panjang jalan hotmix dengan lebar jalan 5 meter panjang jalan 500 meter
anggaran biaya adalah Rp 750.000.000

Total baiaya untuk infrastruktur jalan adalah Rp 1. 687.500.000

2.3. Pemberdayaan Masyarakat melalui Sosial Agama

2.3.1. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Safari Pengajian

Pemberdayaan dalam perspektif adalah konsep pembangunan yang harus bersifat


menyeluruh, menyentuh dan menghujam kedalam jati diri manusia. Ajaran ini bertujuan

5
agar dapat membangunan manusia seutuhnya, baik dari segi  materil dan spiritual
secara bersamaan. Islam merangkum materil dan spiritual dalam satu wadah yang
sama agar keduanya saling menguatkan. Manusia akan menjadi pribadi yang unggul
ketika kedua aspek tersebut terpenuhi. Pribadi yang unggul akan menjadi figur yang
bisa menjadikan dirinya kokoh dan bisa menjadi tumpuan juga bagi orang-orang yang
ada di sekitarnya.

Istilah pemberdayaan bisa juga dikaitkan dengan dakwah karena tujuannya sama-sama
mengajak manusia agar menjadi pribadi yang lebih baik. Adapun fungsi dakwah dilihat
dari targetnya, menurut Al-Yasa Abu Bakar sebagaimana dikutip oleh Muhammad
Sulthon dalam bukunya Desain Ilmu Dakwah, dapat dibedakan menjadi 4 hal,
yaitu: Pertama: I’tiyadiyaitu ketika target dakwah adalah normalisasi tatanan nilai yang
telah ada, hidup dan berkembang di suatu komunitas, dengan demikian dakwah yang
disampaikan agar tata nilai itu kembali kepada yang sesuai dengan nilai-nilai
keislaman.Kedua: Muharriq, yaitu ketika target dakwah itu berupa peningkatan tatanan
sosial yang sebenarnya sudah islami agar semakin meningkat nilai-nilai keislamannya
hidup dalam komunitas tersebut. Ketiga: Iqaf yaitu ketika target dakwah sebagai
upaya preventif dengan sejumlah petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan yang
relevan agar komunitas tersebut tidak terjerumus kedalam tatanan yang tidak Islami
atau kurang mencerminkan nilai-nilai keislaman. Keempat: Tahrif, yaitu ketika target
dakwah sebagai upaya membantu untuk ikut meringankan beban penderitaan akibat
problem-problem yang secara ril telah mempersulit kehidupan komunitas.

Keempat fungsi dakwah di atas memiliki kaitan dengan usaha pemberdayaan seperti
setiap orang harus mampu berkembang dalam kehidupannya, menjaga persatuan agar
tidak terpuruk oleh pengaruh yang tidak baik. Kemudian adanya upaya untuk
membantu meringankan masalah-masalah yang mempersulit kehidupan. Intinya untuk
mempermudah kehidupan bermasyarakat dan mampu menyelesaikan segala bentuk
persoalannya. Dakwah dimasa sekarang tidak bisa dilakukan melalui mimbar saja
karena aktualisasi dakwah sebagai bukti nyata sangat dibutuhkan masyarakat.

6
Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu usaha yang digambarkan dalam berbagai
bentuk kegiatan yang nyata di tengah masyarakat. Pemberdayaan pada hakikatnya
adalah upaya peningkatan kualitas maupun kuantitas kehidupan manusia.
Pemberdayaan juga berarti perubahan masyarakat kearah yang lebih baik, dalam
rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan yaitu meningkatkan taraf hidup,
kemakmuran, kesehatan dan kesejahteraan seluruh rakyat baik materil maupun
spiritual.

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu usaha yang digambarkan dalam berbagai


bentuk kegiatan yang nyata di tengah masyarakat. Tujuan pemberdayaan adalah
menyadarkan masyarakat agar dapat menggunakan serta memilih kehidupannya untuk
mencapai tingkat hidup yang lebih baik dalam segala segi kehidupannya.

Tiga intisari dari ayat ini bisa digunakan juga dalam proses pemberdayaan masyarakat,
yaitu: Pertama, al-Hikmahyaitu kebijaksaanaan. Jika dikaitkan dengan pemberdayaan
masyarakat, aplikasinya dimulai dari proses penyadaran. Penyadaran terhadap kondisi
yang rill yang terjadi, kondisi yang bisa dirubah, kondisi yang dipertahankan, dan
beragam kondisi yang lainnya. Bijak sebagai pembuat kebijakan, bijak sebagai
pelaksana, dan bijak sebagai mitra masyarakat.  Kedua,al-Mauidzatil al-Hasanah yaitu
pengajaran yang baik. Sebagai pelaksana pemberdayaan harus mampu menjadi
fasilitator, pendamping masyarakat, motivator, pemimpin, dan sebagai peran lainnya.
Dimulai dari proses penentuan kebijakan, pendampingan di lapangan maka
seorang agent of change harus mampu mengajarkan, dan mendampingi masyarakat.
Ketiga,al-Mujadalah yaitu diskusi atau musyawarah. Salah satu prinsip dalam
pemberdayaan masyarakat yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat. Artinya masyarakat yang
paling paham apa yang mereka butuhkan. Masyarakat bukan hanya sebagai objek
pemberdayaan, tetapi juga sebagai penentu kebutuhan mereka. Posisi seorang
pemberdaya berfungsi sebagai fasilitator, motivator, pendamping masyarakat dan lain
sebagainya. Posisi ini akan diketahui ketika kondisi rill yang ada di masyarakat telah
dipahami secara seksama. Oleh karena itu, masyarakatlah yang harus merumuskan
apa yang paling mereka butuhkan. Ketika masyarakat mengetahui kebutuhan yang
sesungguhnya maka akan dimusyawarah kembali secara seksama antar semua unsur

7
yang terlibat untuk mengetahui kebutuhan apa yang paling mendesak, kemudian
dicarikan solusi yang paling tepat untuk menanganinya sesuai dengan program
pemberdayaan masyarakat.

Kebijakan CSR dalam bidang sosial dan keagamaan merupakan bentuk kepedulian
sosial perusahaan untuk meningkatkan kualitas keimanan masyarakat sekitar. Hal ini
juga didasari oleh budaya masyarakat yang religius dan aktif beribadah. Melalui
program CSR, PT.ATLASINDO UTAMA selalu rutin mengagendakan kegiatan sosial
dan keagamaan, diantaranya Safari Dakwah, Semarak Pekan Ramadhan, Bingkisan
Hari Raya, Bantuan Sapi Qurban serta Kegiatan PHBI. Berikut jadwal Pengajian rutin
yang harus di hadiri oleh keluarga dan karyawan PT.Atlasindo Utama

2.3.3. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Peringatan Hari Besar Agama

Kemajemukan bangsa Indonesia merupakan kekayaan yang tiada ternilai; Suku


bangsa, budaya, dan agama merupakan bagian dari khazanah bangsa. Umat
beragama sebagai salah satu komponen bangsa berusaha memelihara identitas dan
memperjuangkan aspirasinya, mereka dituntut untuk memberi andil dalam rangka
memelihara kerukunan dan keutuhan bangsa. Kearifan dan kedewasaan di kalangan
umat beragama untuk memelihara keseimbangan antara kepentingan kelompok dan
kepentingan nasional. Sehingga diperlukan kebijakan strategis yang dapat menciptakan
dan memelihara kerukunan umat beragama guna mewujudkan masyarakat Indonesia
yang aman, damai, maju, sejahtera, dan bersatu.

8
Adanya latar belakang tersebut maka program Pemberdayaan masyarakat di
PT.Atlasindo Utama melakukan program peringatan hari besar agama, yang meliputi
acara sebagai berikut:

1. Peringatan Hari Raya qurban dengan menyediakan hewan qurban sebanyak 2


ekor sapi
2. Program safari romadhan
3. pembagian paket Lebaran merupakan program Coorporate Social
Responsibilities (CSR)

Anda mungkin juga menyukai