Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA

PENILAIAN PELAKSANAAN KETENTUAN KESESUAIAN


KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG DI PULAU
SUMATERA
(KONTRAKTUAL)

TAHUN ANGGARAN 2022

DIREKTORAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG


DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN
TANAH DAN RUANG

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PENILAIAN PELAKSANAAN KETENTUAN KESESUAIAN


KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG DI PULAU SUMATERA

Kementerian : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan


Negara/Lembaga Pertanahan Nasional
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang/ Direktorat Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Program : Program Penyelenggaraan Penataan Ruang
Sasaran Program : Terwujudnya implementasi pemanfaatan ruang
yang terkendali dan tertib
Indikator Kinerja : Indeks Kepatuhan Pemanfaatan Ruang yang
Program Optimal
Kegiatan : Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Sasaran kegiatan : Terwujudnya pemanfaatan ruang yang sesuai
dengan RTR melalui pengendalian pemanfaatan
ruang
Indikator Kinerja : Rasio Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kegiatan
Klasifikasi Rincian : Pengawasan dan Pengendalian Produk
Output
Indikator KRO : Jumlah Pengawasan dan Pengendalian Produk
Rincian Output (RO) : Penilaian Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang
Komponen:
Melaksanakan Penilaian Pelaksanaan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang di Pulau Sumatera
Satuan : Dokumen
Volume : 100 (seratus)

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang
kemudian diubah di dalam Undang-Undang 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan

1
Ruang, pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib
tata ruang yang merupakan salah satu aspek utama dalam penataan ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
proses penataan ruang, setelah proses perencanaan tata ruang dan pemanfaatan
ruang.

Sesuai amanat Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK),
untuk menjamin tercapainya tujuan sesuai dengan pasal 3 huruf (a) yaitu
menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja dengan memberikan kemudahan,
pelindungan, dan pemberdayaan terhadap koperasi dan UMK-M serta industri dan
perdagangan nasional sebagai upaya untuk dapat menyerap tenaga kerja Indonesia
yang seluas-luasnya dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan kemajuan
antardaerah dalam kesatuan ekonomi nasional, perlu dilakukan beberapa kebijakan
strategis untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya dengan Peningkatan
Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha.

Dalam Peningkatan Ekosistem Investasi dan Kegiatan Berusaha pada pasal 13


menjelaskan bahwa Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang merupakan salah
satu bentuk penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha, dimana
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang dimaksud merupakan kesesuaian
rencana lokasi kegiatan dan/atau usahanya dengan Rencana Tata Ruang (RTR).
Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang ini merupakan penilaian
terhadap pemanfaatan ruang yang sesuai dengan asas dan tujuan penyelenggaraan
penataan ruang dan juga pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata
ruang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan


Penataan Ruang Pasal 147, Pengendalian Pemanfaatan Ruang dilaksanakan untuk
mendorong terwujudnya Tata Ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan
dimaksudkan untuk mendorong setiap orang agar menaati RTR yang telah
ditetapkan, memanfaatkan ruang sesuai dengan RTR, dan mematuhi ketentuan
yang ditetapkan dalam persyaratan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang. Salah
satu bentuk Pengendalian Pemanfaatan Ruang dapat dilakukan melalui Penilaian
pelaksanaan Kesesuian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan pernyataan mandiri
pelaku UMK.

2
Kemudian melihat dari pesatnya perkembangan pembangunan di masing-masing
daerah terutama di kawasan-kawasan tertentu, masih maraknya kasus
ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang seperti tidak
sesuainya lokasi kegiatan sesuai dengan RTR, jenis kegiatan pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai RTR ataupun koefisien dasar/lantai bangunan yang tidak sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan, ketentuan tata bangunan yang tidak sesuai
serta persyaratan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang yang belum terpenuhi.
Lebih lanjut lagi dengan isu strategis yang berkembang di Pulau Sumatera antara
lain: konektifitas di dalam pulau Sumatera, konektifitas tol laut, konektifitas di
setiap bagian wilayah Pulau Sumatera, komoditas unggulan di Pulau Sumatera dan
terakhir kerjasama antar provinsi-provinsi di Pulau Sumatera.

Agar selaras dengan tujuan penyelenggaraan penataan ruang dalam kaitannya


dengan isu-isu strategis tersebut, perlu adanya upaya untuk memastikan bahwa
pemanfaatan ruang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
disinkronkan dengan rencana pengembangan infrastruktur.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan


penataan ruang sebagai dasar pembangunan yang berkelanjutan, Direktorat
Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian ATR/BPN
pada Tahun Anggaran 2022 melaksanakan kegiatan Penilaian Pelaksanaan
Ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang di Pulau Sumatera.

B. MAKSUD
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin kepatuhan pemanfaat ruang terhadap
ketentuan yang ditetapkan dalam dokumen Kesesuian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
dan pernyataan mandiri pelaku UMK di Pulau Sumatera.

C. TUJUAN
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kepatuhan pelaksanaan ketentuan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan memastikan kebenaran pernyataan
mandiri pelaku UMK di Pulau Sumatera.

D. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai kegiatan ini meliputi:

3
1. Terselenggaranya penilaian pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang pada lokasi kegiatan dengan ketentuan yang termuat dalam dokumen
KKPR dan/atau pernyataan mandiri pelaku UMK;
2. Terselenggaranya penilaian dampak kegiatan pemanfaatan ruang;
3. Terselenggaranya koordinasi dengan pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
dalam penilaian pelaksanaan KKPR dan/atau pernyataan mandiri pelaku UMK;
4. Tersusunnya hasil penilaian pelaksanaan KKPR dan/atau pernyataan mandiri
pelaku UMK dalam bentuk tekstual dan spasial yang dituangkan dalam bentuk
berita acara;
5. Terselenggaranya rapat koordinasi dalam rangka penetapan hasil penilaian
pelaksanaan KKPR dan/atau pernyataan mandiri pelaku UMK.

E. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


1. Lingkup Kegiatan
Ruang Lingkup Kegiatan Penilaian Pelaksanaan Ketentuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang di Pulau Sumatera mencakup:
a) Tahap Persiapan
1) Perumusan metodologi dan rencana pelaksanaan kegiatan, serta
rencana pengumpulan data dan dokumen yang diperlukan;
2) Melakukan inventarisasi kebijakan RTR dan dokumen perencanaan dan
teknis lainnya terkait wilayah dan objek penilaian; dan
3) Perumusan indikator dan analisis dalam pelaksanaan penilaian
pelaksanaan KKPR.
b) Tahap Pelaksanaan:
1) Pengumpulan dokumen KKPR serta dokumen pernyataan mandiri
pelaku UMK yang diterbitkan di tingkat Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah;
2) Pemetaan sebaran dokumen KKPR dan dokumen pernyataan mandiri
pelaku UMK di wilayah penilaian;
3) Analisis pemrioritasan objek penilaian dilihat dari nilai strategis,
kepentingan nasional dan lainnnya;
4) Koordinasi awal dengan pemerintah daerah mengenai lokasi dan objek
penilaian;
5) Menentukan dan menetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) objek
penilaian berdasarkan hasil analisis dan koordinasi dengan pemerintah
daerah;

4
6) Pemantauan yang berbasis peta rencana struktur ruang dan pola ruang
menggunakan Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan skala yang
disesuaikan dengan skala RTR; dan
7) Survey lapangan untuk pengumpulan data primer dan konsultasi
dengan perangkat daerah terkait ke lokasi yang tersebar di wilayah
penilaian berdasarkan hasil analisis pemrioritasan sekurang-
kurangnya selama 7 hari di setiap wilayah oleh 3 orang;
8) Pengolahan data dan Informasi
a. Data dan informasi hasil survey lapangan dianalisis dan dilakukan
penilaian dengan melihat kesesuaian kegiatan di lapangan atau
dokumen pendukung berdasarkan muatan:
i) dokumen Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang pada
periode selama pembangunan dan pasca pembangunan;
ii) pernyataan mandiri pelaku UMK.
b. Hasil penilaian KKPR dan pernyataan mandiri pelaku UMK dapat
dilengkapi dengan analisis dampak negatif yang ditimbulkan dengan
penyusunan kajian dampak, risiko, dan nilai tambah dari
pemanfaatan ruang. Penilaian dampak negatif paling sedikit
memuat:
i) besarnya jumlah manusia dan luas wilayah persebaran
dampak;
ii) intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
iii) sifat kumulatif dampak;
iv) rekomendasi pengurangan dampak negatif;
v) jangka waktu pelaksanaan rekomendasi;
vi) ada atau tidaknya nilai tambah akibat pemanfaatan ruang;
dan
vii) peniadaan eksternalitas negatif akibat pemanfaatan ruang.
c. Penilaian pemenuhan prosedur perolehan ketentuan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang dapat dilakukan apabila :
i) hasil penilaian pelaksanaan ketentuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang terdapat ketidakpatuhan
ii) hasil penilaian kepatuhan pelaksanaan ketentuan KKPR
terdapat kepatuhan namun menimbulkan dampak negatif
Penilaian pemenuhan prosedur dilakukan terhadap kesesuaian
dokumen teknis dengan tahapan pelaksanaan pembangunan di
lapangan

5
9) Menyusun hasil penilaian kepatuhan pelaksanaan ketentuan KKPR
dan hasil penilaian pernyataan pelaku UMK yang dituang dalam bentuk
tekstual dan spasial dalam Berita Acara untuk kemudian dibahas
dalam forum penataan ruang.
10) Rapat Pembahasan Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan KKPR dan
Pernyataan Mandiri Pelaku UMK.
a. Menyelenggarakan FGD/rapat secara daring (online) sekurang-
kurangnya 5 (lima) kali dengan 2 orang narasumber yang berasal
dari unsur akademisi perguruan tinggi, perangkat daerah terkait,
dan/atau Kepala Subdirektorat pada Kementerian/Lembaga teknis
terkait yang setara dengan eselon 3. Target FGD diantaranya dalam
rangka koordinasi dan konfirmasi hasil observasi lapangan,
penyusunan hasil penilaian KKPR dan Pernyataan Mandiri pelaku
UMK, penyampaian hasil penilaian KKPR dan Pernyataan Mandiri
pelaku UMK, dll.
b. FGD daerah dilakukan dalam rangka penyusunan hasil penilaian
KKPR di daerah. Target FGD adalah pelaksanaan penyusunan
penilaian KKPR. Pembahasan dilakukan 1 (satu) hari fullday
meeting dengan target 30 orang peserta dan 2 orang narasumber
serta dipandu oleh 1 orang moderator, dengan rincian sebagai
berikut:
- Peserta : Kepala Bidang/Kepala Subdirektorat/JFT/yang
mewakili pada Kementerian ATR/BPN, Kantor
Wilayah ATR/BPN Provinsi, BAPPEDA
Provinsi/Kabupaten/Kota, Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Provinsi/Kabupaten/Kota, Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota, perwakilan asosiasi profesi
dan akademisi, dan/atau tokoh Masyarakat dll.
- Narasumber : Akademisi Perguruan Tinggi dan/atau
Perwakilan Perangkat Daerah terkait sekurang-
kurangnya setara eselon 3.
- Moderator : Akademisi Perguruan Tinggi atau perwakilan
perangkat daerah terkait sekurang-kurangnya
setara eselon 4.
Hasil pembahasan dituliskan dalam Risalah Rapat yang ditanda
tangani oleh pimpinan rapat.

6
c. FGD Pusat dilakukan dalam rangka Perumusan dan Penetapan
Hasil Penilaian Pelaksanaan KKPR. FGD dilakukan sekurang-
kurangnya sebanyak 2 (dua) kali selama 1 (satu) hari fullday
meeting dengan target 20 orang peserta dan 2 orang narasumber
serta dipandu oleh 1 orang moderator, dengan rincian sebagai
berikut:
- Peserta : Kepala Bidang/Kepala Subdirektorat/JFT/yang
mewakili pada Kementerian ATR/BPN, Kantor
Wilayah ATR/BPN Provinsi, BAPPEDA
Provinsi/Kabupaten/Kota, Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
Provinsi/Kabupaten/Kota, Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota, perwakilan asosiasi profesi
dan akademisi, dan/atau tokoh Masyarakat dll.
- Narasumber : Akademisi Perguruan Tinggi dan/atau Kepala
Subdirektorat pada Kementerian/Lembaga
teknis terkait.
- Moderator : Akademisi Perguruan Tinggi sekurang-
kurangnya setara eselon 4.

Hasil pembahasan dituliskan dalam Risalah Rapat yang ditanda


tangani oleh pimpinan rapat.
d. Pembahasan Laporan di pusat dilakukan sebanyak 3 (kali) untuk
mendiskusikan muatan dalam laporan pendahuluan, laporan
antara dan laporan akhir. Pembahasan dilakukan 1 (satu) hari
fullday meeting dengan target 15 orang peserta yang terdiri atas
Kepala Subdirektorat/JFT/yang mewakili.

Keterangan : rincian lingkup kegiatan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan


dan dinamika pelaksanaan kegiatan.

2. Lingkup Lokasi Kegiatan


Kegiatan Penilaian Pelaksanaan Ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang dilaksanakan pada seluruh provinsi di Pulau Sumatera yang merupakan
kabupaten/kota prioritas dan kawasan perkotaan/metropolitan dengan rincian
lokasi kegiatan sebagai berikut:
a. Rapat Koordinasi di Pusat : DKI Jakarta

7
b. Survei Lapangan : Provinsi Sumut, Sumbar, Sumsel, Babel dan
Lampung
c. Rapat Koordinasi Daerah : Provinsi Sumbar dan Lampung
d. Pembahasan Laporan : DKI Jakarta

F. METODOLOGI
Metodologi pelaksanaan kegiatan yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi :
1. Metode literature study diawali dengan melakukan pengumpulan data
peraturan perundang-undangan terkait penataan ruang, kemudian
mengumpulkan bahan-bahan referensi maupun teori tentang penataan ruang,
pengembangan wilayah, kawasan ekonomi khusus, kawasan strategis
nasional. Hal ini dilakukan agar benar-benar diketahui secara empiris dan
akademis permasalahan utama yang terjadi dan bagaimana tahapan-tahapan
penanganannya, serta pemilihan alternatif-alternatif kebijakan yang tepat.
2. Metode stakeholders approach, yaitu dengan melakukan pendekatan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), baik di pusat
maupun di daerah yang terkait dengan pemanfaatan ruang. Pendekatan ini
dilakukan antara lain dengan melakukan FGD/konsinyasi di daerah dan di
pusat.
3. Survei atau pengumpulan data, dilakukan untuk mendapatkan pemahaman
kondisi fisik, lingkungan dan sosial budaya; melakukan identifikasi guna
lahan; melakukan identifikasi kegiatan pemanfaatan ruang (kegiatan utama
dan kegiatan pelengkap); melakukan identifikasi persoalan pengendalian
pemanfaatan ruang pada setiap guna lahan; mengidentifikasi intensitas
pemanfaatan ruang dan tata bangunan; serta melakukan validasi terhadap
hasil yang telah di dapat melalui studi literatur.

G. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah:
1. Laporan hasil penilaian kepatuhan pelaksanaan ketentuan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam bentuk berita acara yang memuat data
tekstual dan data spasial;
2. Hasil penilaian pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri atau melalui pendelegasian
kewenangan;
3. Sebaran KKPR di Pulau Sumatera;
4. Identifikasi daerah konsentrasi KKPR di Pulau Sumatera;

8
5. Video profil kegiatan dalam bentuk format resolusi tinggi.

H. MANFAAT
Manfaat kegiatan ini adalah untuk menjamin perwujudan tata ruang sesuai dengan
rencana tata ruang melalui penilaian pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang di Pulau Sumatera.

I. PELAKSANA
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli, dengan perincian
sebagai berikut:
TABEL I.1
KEBUTUHAN TENAGA AHLI
Jumlah Orang
No. Tenaga Ahli Kualifikasi
Bulan
1. Team Leader ● Minimal S1 di bidang Perencanaan 1 (satu) orang
Ahli Wilayah dan Kota. selama 7 (tujuh)
● Memiliki pengalaman profesional di
Perencanaan bulan
bidang tata ruang dan pengendalian
Wilayah & pemanfaatan ruang minimal 5 (lima)
Kota tahun
● Memiliki Sertifikat Keahlian minimal
Ahli Muda di bidang PWK.

2 Ahli GIS ● Minimal S1 di bidang Geografi/Geodesi. 1 (satu) orang


● Memiliki pengalaman profesional di selama 6 (enam)
bidang pemetaan, tata ruang, dan
bulan
pengendalian pemanfaatan ruang
minimal 3 (tiga) tahun
● Memiliki Sertifikat Keahlian minimal
Ahli Muda di bidang Geodesi/Geografi.

3. Ahli ● Minimal S1 di bidang Arsitektur 1 (satu) orang


Arsitektur ● Memiliki pengalaman profesional di selama 4 (empat)
bidang arsitektur kota/urban design,
bulan
tata ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang minimal 3 (tiga)
tahun
● Memiliki Sertifikat Keahlian minimal
Ahli Muda di bidang Arsitektur.

4 Asisten Ahli ● Minimal S1 di bidang Geografi/Geodesi 1 (satu) orang


GIS ● Memiliki pengalaman profesional di selama 6 (enam)
bidang pemetaan, tata ruang, dan
bulan
pengendalian pemanfaatan ruang
minimal 1 (satu) tahun

9
5 Surveyor ● Minimal S1 di bidang Geografi/Geodesi. 3 (tiga) orang
● Memiliki pengalaman profesional di selama 3 (tiga)
bidang pengukuran, survey pemetaan,
bulan
tata ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang minimal 1 (satu)
tahun

J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan ini memerlukan waktu 7 (tujuh) bulan kalender pada tahun anggaran
2022, sejak proses persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi, dan penyusunan
laporan.

K. NAMA ORGANISASI PENGGUNA JASA


Nama dan organisasi pengguna jasa adalah Satuan Kerja Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang, Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.

L. SUMBER PENDANAAN
Pekerjaan ini dilaksanakan secara kontraktual dan dibiayai dari APBN pada DIPA
Satuan Kerja Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Tahun Anggaran
2022.

M. PELAPORAN
Pelaporan dan kelengkapan yang harus diserahkan sesuai dengan pentahapannya
adalah:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
SPMK dan dibuat sebanyak 1 (satu) eksemplar, dengan isi minimal sebagai
berikut: latar belakang kegiatan, tujuan dan sasaran kegiatan, metodologi
pelaksanaan kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan, rencana kerja, hasil kajian
literatur, dan konsep awal kegiatan. Laporan ini merupakan acuan dan
pengendali kegiatan secara keseluruhan.
2. Laporan Antara
Laporan Antara diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah SPMK,
dengan isi minimal sebagai berikut: hasil survei dan pengumpulan data, hasil
koordinasi dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaan penilaian, hasil
analisis penentuan objek penilaian, dan hasil penilaian sekurang-kurangnya

10
sebanyak 80% dari target objek penilaian. Laporan antara diserahkan sebanyak
1 (satu) eksemplar.
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) bulan setelah SPMK,
dengan isi mencakup keseluruhan hasil tinjauan peraturan perundang-
undangan, hasil kegiatan, hasil kajian, hasil analisis, dan hasil pembahasan
perumusan hasil penilaian hingga dokumentasi penetapan hasil penilaian
pelaksanaan KKPR dan pernyataan mandiri pelaku UMK. Laporan Akhir dibuat
sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) bulan setelah
SPMK, berisi ringkasan/wrap up hasil pelaksanaan kegiatan dan keluaran dari
kegiatan ini. Ringkasan eksekutif disusun dalam bentuk:
a) Buku eksklusif dibuat dalam format ukuran A5 yang dicetak sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar;
b) Video dibuat dalam format aspek rasio 16:9 dengan spesifikasi minimal HD
ukuran 1280x720 pixels, frame rate 30fps dan disimpan dalam bentuk file
.MP4 atau yang kompatibel dengan banyak media.
5. Eksternal Harddisk
Softcopy seluruh data dan informasi pelaksanaan kegiatan dimuat dalam
Eksternal Harddisk sebanyak 1 (satu) buah dengan kapasitas minimal sebesar
1 TB. Muatan eksternal harddisk meliputi:
1. Laporan kegiatan terdiri atas laporan pendahuluan, laporan antara,
laporan akhir, dan ringkasan eksekutif;
2. Dokumentasi kegiatan dalam bentuk video, foto, serta dokumentasi
drone/UAV;
3. Seluruh data dan informasi hasil survei primer dan sekunder.

11
N. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KELUARAN
Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam
KAK ini diserahkan kepada organisasi pengguna jasa yakni Satuan Kerja Direktorat
Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang setelah mendapat persetujuan kelengkapan dari Tim yang ditunjuk
dalam pekerjaan ini.

Jakarta, 01 Maret 2022


Pejabat Pembuat Komitmen
Pengendalian dan Penertiban Pemanfaatan Ruang
Satuan Kerja Direktorat Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang

Yunianto Rahadi Utomo, S.T., M.M.


NIP. 197806122006041007

12

Anda mungkin juga menyukai