Anda di halaman 1dari 16

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Kabupaten Bandung


Tahun 2017 - 2022

Bab 2
Profil Kabupaten
Bandung

2.1 KONDISI UMUM

2.1.1 PROFIL GEOGRAFIS

0 0
Secara Geografis Kabupaten Bandung terletak diantara 6 49’0” – 7 18’ Lintang Selatan
0 0
dan 107 14’ – 107 56’ Bujur Timur. Sedang luas wilayah Bandung adalah 176.238,67
Ha yang dilingkupi oleh beberapa Kabupaten yang ada disekitarnya. Batas
Administrasi Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :

▪ Bagian Utara : Kabupaten Bandung Barat ,Kota Bandung dan


Kabupaten Sumedang

▪ Bagian Selatan : Kab. Garut dan Kabupaten Cianjur

▪ Bagian Timur : Kab. Sumedang dan Kabupaten Garut

▪ Bagian Barat : Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan


Kota Cimahi

▪ Bagian Tengah : Kota Bandung dan Kota Cimahi

Secara Administratif Kabupaten Bandung terdiri dari 31 Kecamatan yang terbagi


dalam 270 Desa dan 10 Kelurahan. Jumlah desa terbanyak terdapat di Kecamatan
Ciparay yaitu 14 desa . Sedangkan jumlah Desa yang paling sedikit terdapat di
Kecamatan Margahayu yaitu 5 desa dan 1 kelurahan. Selengkapnya gambar
administratif Kabupaten Bandung terlihat pada gambar dibawah ini.

2-1
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Tabel 2.1
Luas dan Administrasi Kabupaten Bandung

Luas Wilayah
No Kecamatan Jumlah Desa
(Ha)

1 Ciwidey 4.847 7
2 Rancabali 14.837 5
3 Pasirjambu 23.958 10
4 Cimaung 5.500 10
5 Pangalengan 19.541 13
6 Kertasari 15.207 8
7 Pacet 9.194 13
8 Ibun 5.457 12
9 Paseh 5.103 12
10 Cikancung 4.014 9
11 Cicalengka 3.599 12
12 Nagreg 4.930 8
13 Rancaekek 4.525 14
14 Majalaya 2.536 11
15 Solokanjeruk 2.401 7
16 Ciparay 4.618 14
17 Baleendah 4.156 8
18 Arjasari 6.498 11
19 Banjaran 4.292 11
20 Cangkuang 2.461 7
21 Pameungpeuk 1.462 6
22 Katapang 1.572 7
23 Soreang 2.551 10
24 Kutawaringin 4.730 11
25 Margaasih 1.835 6
26 Margahayu 1.054 5
27 Dayeuhkolot 1.103 6
28 Bojongsoang 2.781 6
29 Cileunyi 3.158 6
30 Cilengkrang 3.012 6
31 Cimenyan 5.308 9
Jumlah 176.240 280

2-2
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten
Bandung Tahun 2017 - 2022

Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Bandung 2-3
Kondisi geografis wilayah Kabupaten Bandung yang bervariasi menyebabkan keragaman
sumber daya alam. Komoditi unggulan yang diusahakan bervariasi di setiap wilayah, baik
dari sektorpetanian maupun dari sektor industri pengolahan yang memanfaatkan bahan
baku hasil pertanian. Komoditi-komoditi unggulan yang dimiliki masing-masing wilayah di
Kabupaten Bandung, terdapat beberapa komoditi yang menjadi unggulan tidak hanya di
tingkat kabupaten tetapi sampai ke tingkat provinsi dan nasional. Komoditi-komoditi
tersebut dapat dikategorikan sebagai komoditi khas Kabupaten Bandung.

Tabel 2.2
Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bandung
No Pemanfaatan Ruang Luas (Ha) Persentase (%)
1 Kawasan Budidaya 227,013 72.84%
A. Budidaya Pertanian 182,013 58.52%
Hutan Produksi 24,943 8.02%
Hutan Rakyat 5,375 1.73%
Lahan Basah 57,200 18.39%
Lahan Kering 39,805 12.80%
Perkebunan 53,975 17.35%
Peternakan 324 0.10%
Perikanan 391 0.13%
B. Budidaya Non Pertanian 44,559 14.33%
Permukiman 28,719 9.23%
Fasum/Fasos 246 0.08%
Perdagangan/Jasa 1,211 0.39%
Militer 1,973 0.63%
Pertambangan 62 0.2%
Kawasan Industri 4,470 1.58%
Zona Industri 4,470 1.44%
Cadangan/Lain-lain 3,408 1.10%
2 Kawasan Lindung 84,462 27.16%
Hutan Lindung/Konservasi 48,917 15.73%
Sempdan 3,853 1.24%
Suaka/Pelestarian Alam 4,391 1.41%
Rawan Bencana 19,569 6.29%
Peraiaran 7,732 2.49%
Total Luas 311,034
Sumber : RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2012

2.1.2 PROFIL DEMOGRAFI

Kabupaten Bandung dengan luas wilayah 176.238,67 Ha, yang terdiri dari 31
Kecamatan memiliki jumlah penduduk 3.470.393 jiwa dengan kepadatan penduduk 20
jiwa/Ha pada Tahun 2014. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

2-4
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010-
2014
Tahun
No Kecamatan Luas
2010 2011 2012 2013 2014
1 Ciwidey 4.847 73.026 7.426 74.772 82.722 76.649
2 Rancabali 14.837 477 48.449 48.731 52.489 49.889
3 Pasirjambu 23.958 79.958 81.297 81.858 92.225 83.887
4 Cimaung 5.500 7.301 74.502 75.749 82.025 77.437
5 Pangalengan 19.541 138.843 141.285 142.317 150.654 146.030
6 Kertasari 15.207 65.714 66.659 66.995 66.038 68.469
7 Pacet 9.194 101.11 10.297 103.821 106.460 106.584
8 Ibun 5.457 6
75.776 77.321 7.791 75.572 80.358
9 Paseh 5.103 11.957 122.206 123.371 121.539 127.418
10 Cikancung 4.014 82.222 84.455 86.031 82.759 88.942
11 Cicalengka 3.599 109.11 111.374 112.412 121.653 115.828
12 Nagreg 4.930 1
47.865 4.898 49.478 56.160 51.194
13 Rancaekek 4.525 16.646 170.325 171.929 186.489 177.998
14 Majalaya 2.536 151.555 154.161 155.317 161.675 159.216
15 Solokanjeruk 2.401 77.557 78.978 79.807 84.381 81.748
16 Ciparay 4.618 151.01 154.072 155.594 174.566 160.087
17 Baleendah 4.156 1
224.324 233.336 239.623 250.771 251.996
18 Arjasari 6.498 91.033 92.888 94.027 93.538 96.534
19 Banjaran 4.292 114.475 117.016 118.247 128.161 122.042
20 Cangkuang 2.461 64.963 67.507 69.201 72.151 72.762
21 Pameungpeuk 1.462 69.566 71.276 7.252 75.158 74.685
22 Katapang 1.572 109.739 114.054 117.11 120.092 122.973
23 Soreang 2.551 104.388 107.198 310.889 119.500 112.839
24 Kutawaringin 4.730 89.544 92.036 93.197 92.955 97.051
25 Margaasih 1.835 13.441 138.871 141.876 152.598 147.971
26 Margahayu 1.054 120.375 122.335 123.176 124.836 126.119
27 Dayeuhkolot 1.103 113.334 114.577 11.467 116.195 116.889
28 Bojongsoang 2.781 103.976 108.884 11.299 106.795 119.188
29 Cileunyi 3.158 164.095 173.114 18.029 164.529 192.312
30 Cilengkrang 3.012 4.662 48.247 49.302 47.442 51.578
31 Cimenyan 5.308 104.212 107.355 109.834 101.103 113.720
Jumlah 176.240 2.682.262 3.096.399 2.750.505 3.463.231 3.470.393
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2010-2014

2-5
Tabel 2.4
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bandung
Tahun 2014
Kepadatan
Luas Wilayah Penduduk
No Kecamatan Penduduk
(Ha) (Jiwa)
(Jiwa/Ha)
1 Ciwidey 4.847 76.649 16
2 Rancabali 14.837 49.889 3
3 Pasirjambu 23.958 83.887 4
4 Cimaung 5.500 77.437 14
5 Pangalengan 19.541 146.030 7
6 Kertasari 15.207 68.469 5
7 Pacet 9.194 106.584 12
8 Ibun 5.457 80.358 15
9 Paseh 5.103 127.418 25
10 Cikancung 4.014 88.942 22
11 Cicalengka 3.599 115.828 32
12 Nagreg 4.930 51.194 10
13 Rancaekek 4.525 177.998 39
14 Majalaya 2.536 159.216 63
15 Solokanjeruk 2.401 81.748 34
16 Ciparay 4.618 160.087 35
17 Baleendah 4.156 251.996 61
18 Arjasari 6.498 96.534 15
19 Banjaran 4.292 122.042 28
20 Cangkuang 2.461 72.762 30
21 Pameungpeuk 1.462 74.685 51
22 Katapang 1.572 122.973 78
23 Soreang 2.551 112.839 44
24 Kutawaringin 4.730 97.051 21
25 Margaasih 1.835 147.971 81
26 Margahayu 1.054 126.119 120
27 Dayeuhkolot 1.103 116.889 106
28 Bojongsoang 2.781 119.188 43
29 Cileunyi 3.158 192.312 61
30 Cilengkrang 3.012 51.578 17
31 Cimenyan 5.308 113.720 21
Kab.Bandung 176.240 3.470.393 20
Sumber : Kabupaten Dalam Angka Tahun 2015

a. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur

Dari sisi demografis, jumlah penduduk Kabupaten Bandung 3.470.393 jiwa pada
tahun 2014 (Data BPS 2015), terdiri dari laki-laki sebanyak 1.761.460 jiwa (50,75 %)
dan perempuan sebanyak 1.708.933 jiwa (49,24 %). Jumlah ini meningkat 1,35 %
dibandingkan tahun 2013, dimana pada tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten

2-6
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Bandung mencapai lk 3.415.700 jiwa, terdiri atas : laki-laki 1.712.839 jiwa (50,15 %)
dan perempuan 1.702.861 jiwa (49,85 %).

Jika dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2014,
jumlah penduduk kelompok umur produktif (15-64 tahun) mencapai 67,30 %, jumlah
penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun) mencapai 27,65% % dan jumlah
penduduk kelompok umur tua (65 tahun ke atas) mencapai 5,05%. Jumlah penduduk
kelompok umur produktif (15-64 tahun) mengalami penurunan sebesar 2,25 %,
demikian pula dengan jumlah penduduk kelompok umur tua (65 tahun ke atas)
menurun 0,44 %, sedangkan jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun)
meningkat 2,69 %.

Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung
Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

2013 2014
No Kelompok Umur
Penduduk % Penduduk %

1 Muda
1.000.072 29,28 959.649 27,65
( 0 - 14 Tahun)
2 Produktif
2.255.104 66,02 2.335.585 67,30
(15 - 64 Tahun)
3 Tua
160.524 4,70 175.159 5,05
( 65 + tahun)

Jumlah 3.415.700 100,00 3.470.393 100,00


Sumber : RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2012

Dari jumlah penduduk tersebut di atas, terdapat angka beban ketergantungan


(dependency ratio) sebesar 54,10 %, ini artinya pada setiap 100 penduduk produktif
harus menanggung lk. 54 orang penduduk tidak produktif. Jika dibandingkan dengan
tahun 2013, dependency ratio pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 5,15
poin, sedangkan dependency ratio pada tahun 2013 sebesar 48,95 %. Angka
Ketergantungan (dependency ratio) diharapkan dapat diturunkan pada tahun-tahun
mendatang, dengan meningkatkan Daya saing dan Sumber Daya Manusia Masyarakat
Kabupaten Bandung.

b. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Bandung pada tahun 2014 sebesar
0,21% dengan jumlah penduduk 3.470.393 Jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai LPP
Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

2-7
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Tabel 2.6
LPP Kabupaten Bandung
Jumlah
No Tahun Penduduk LPP
(Jiwa)
1 2010 2.682.262
2 2011 3.096.399 13%
3 2012 2.750.505 -13%
4 2013 3.463.231 21%
5 2014 3.470.393 0,21%
Sumber : Hasil analisis Tahun 2016

c. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Perkembangan penduduk usia 10 tahun ke atas menurut jenjang pendidikan yang


ditamatkan (ijazah tertinggi yang dimiliki), secara keseluruhan yang belum
mempunyai ijazah untuk tahun 2014 adalah 8,55%, lulus SD/setara 30,33%,
SLTP/Setara 18,93%, SLTA/Setara 27,91% dan yang mempunyai ijazah perguruan
tinggi adalah 4,55%. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk yang memiliki
ijzah adapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.7
Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah Tertinggi
Kabupaten Bandung Tahun 2014
No Ijazah Jumlah Persentase
1 Tdk/Blm Punya Ijazah 296.641 8,55
2 SD/Setara 1.052.549 30,33
3 SLTP/Setara 656.828 18,93
4 SLTA/Setara 621.556 17,91
5 Perguruan Tinggi 157.699 4,55
Sumber : Bandung Dalam Angka 2015

d. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian/Tingkat Kesejahteraan

Salah satu Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat tergambarkan dari laju


pertumbuhan angkatan kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan. Tingginya
angkatan kerja pada suatu daerah secara langsung dapat menggerakan
perekonomian daerah tersebut. Hal sebaliknya dapat mengakibatkan timbulnya
masalah sosial. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti tingkat partisipasi
angkatan kerja (TPAK), persentase kesempatan kerja, persentase angkatan kerja yang
bekerja dan distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna dalam melihat prospek
ekonomi suatu daerah.

2-8
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-benar digerakan oleh produksi


yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh faktor lain. Banyaknya
penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan pendapatan. Peningkatan
pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak
(peningkatan kemampuan daya beli).

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Kabupaten Bandung pada tahun 2014
mencapai 53,44 %, terdiri dari : TPAK laki-laki sebesar 70,56 % dan TPAK perempuan
sebesar 35,72 %. TPAK tahun 2014 ini meningkat 1,44 poin bila dibandingkan dengan
tahun 2013, di mana TPAK tahun 2013 mencapai 52 %. Terdapat ketimpangan yang
cukup tajam antara TPAK laki-laki dengan perempuan, perempuan cenderung kurang
memiliki akses untuk memasuki dunia kerja, hal ini kemungkinan disebabkan karena
sebagian besar perempuan usia produktif berada pada posisi sebagai ibu rumah
tangga.

Tingginya TPAK seyogyanya diimbangi dengan besarnya kesempatan kerja.


Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan
penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan
investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja, sehingga dapat menyerap
pertambahan angkatan kerja. Tahun 2014 kesempatan kerja pada lapangan usaha di
Kabupaten Bandung mencapai 89,80 % sedangkan tingkat pengangguran terbuka
mencapai 10,20 %. Angka kesempatan kerja ini mengalami peningkatan sebesar 2,31
poin dibandingkan tahun 2013, di mana pada tahun 2013 kesempatan kerja mencapai
87,49 %, sedangkan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 2,31 poin dibandingkan tahun 2013, sedangkan pada tahun 20013
tingkat pengangguran terbuka mencapai 12,51 %. Angka pengangguran ini pada
umumnya didominasi oleh perempuan, hal ini disebabkan karena lapangan kerja yang
ada belum sesuai dengan ketersediaan kualitas tenaga kerja perempuan di Kabupaten
Bandung.

Pada umumnya, lapangan pekerjaan di Kabupaten Bandung bergerak pada sektor :


pertanian, industri, perdagangan, jasa dan lainnya (pertambangan, listrik gas dan air,
angkutan dan komunikasi, koperasi dan lembaga keuangan). Pada tahun 2014
penyerapan tenaga kerja (usia 10 tahun ke atas) mengalami pergeseran dari sektor
pertanian dan industri ke sektor perdagangan, jasa dan lainnya, di mana angkatan
kerja yang bekerja pada sektor perdagangan mengalami peningkatan sebesar 1,75
poin, yaitu dari 18,75 % pada tahun 2009 menjadi 20,50 % pada tahun 2014. Demikian
pula angkatan kerja yang bekerja pada sektor jasa dan lainnya pada tahun 2014
mengalami peningkatan masingmasing sebesar 1,65 poin dan 0,2 poin dibandingkan
tahun 2013.

2-9
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

2.1.3 PROFIL TOPOGRAFI

Wilayah Kabupaten Bandung terletak pada ketinggian ± 110 meter dpl,lokasi tertinggi
yaitu Kecamatan Cipeundeuy sampai ketinggian 2.429 meter dpl di Gunung Patuha.
Wilayah dengan ketinggian kurang dari 2.000 meter dpl sebagian besar berada di
Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Kertasari, dan Pasirjambu. Wilayah dengan ketinggian
tempat di atas 2.000 meter dpl merupakan wilayah yang paling sempit, yaitu seluas
14.863.500 Ha atau 4,81% dari luas wilayah yang tersebar di Kecamatan Banjaran,
Kertasari, Pacet, Pangalengan, dan Pasirjambu.

Morfologi Kabupaten Bandung terdiri dari wilayah datar/landai, kaki bukit, dan
pegunungan dengan kemiringan lereng beragam antara 0 – 8%, 8% - 15% hingga di
atas 45%. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah pegunungan. Di antara
puncak-puncaknya adalah: sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m).
Sebelah selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), serta
Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya berbatasan
dengan Kabupaten Garut.

Dataran Kabupaten Bandung terhampar luas di bagian tengah Cekungan Bandung


dengan kemiringan 0 – 2% dan 2 – 8% ke arah barat dan ke arah Sungai Citarum yang
membelah wilayah dari timur ke barat Wilayah ini merupakan kawasan pesawahan
yang subur yang sebagian diantaranya rawan banjir. Kota – kota yang merupakan
satelit dan sembrani tandingan (counter magnet) dari Kota Bandung terdapat
diwilayah ini. Secara rinci proporsi tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Bandung
disajikan sebagai berikut

1. Daerah datar (0 – 8%) meliputi areal seluas 119.636,62 Ha atau seluas 37,68% dari
seluruh luas daratan yang ada tersebar di sepanjang alur Sungai Citarum

2. Daerah landai (8 – 15%) meliputi areal seluas ± 42.897,83 Ha atau seluas13,51%


dari seluruh areal yang ada

3. Daerah agak curam (15 – 25%) meliputi areal seluas ± 85.076,60 Ha atau seluas
26,79% dari seluruh areal yang ada

4. Daerah curam (25 – 40%) meliputi areal seluas ± 61.187,77 Ha atau seluas 19,27%
dari seluruh areal yang ada

5. Daerah Sangat curam (> 40%) meliputi areal seluas ± 8.758,45 Ha atau seluas
2,76% dari seluruh areal yang ada.Daerah ini merupakan punggung – punggung
pegunungan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung.

2-
10
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

2.1.4 PROFIL KLIMATOLOGI

Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson


dengan curah hujan rata – rata antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm pertahun.
0 0
Suhu udara berkisar antara 12 C sampai 14 C dengan kelembaban antara 78% pada
musim hujan dan 70% pada musim kemarau.

2.1.5 PROFIL SOSIAL BUDAYA

A. Profil Sosial

Keberhasilan pembangunan manusia/kualitas sumber daya manusia baik fisik maupun


non fisik dapat terlihat dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM
mencangkup 3 (tiga) komponen dasar yang digunakan untuk merefleksikan upaya
pembangunan manusia. Ketiga komponen dasar tersebut berkaitan dengan
pengetahuan (pendidikan), peluan hidup (kesehatan) dan hidup layak (kemampuan
daya beli). Kesehatan dan kemampuan daya beli dapat mencerminkian kondisi fisik
manusia, sedangkan pendidikan dapat mencerminkan kondisi non fisik manusia.

Tahun 2014 IPM Kabupaten Bandung mencapai 75,69 yang berasal dari :

1. Indeks pendidikan sebesar 85,28

2. Indeks kesehatan sebesar 75,90

3. Indeks daya beli 65,89

IPM tahun 2014 Kabupaten Bandung meningkat 0,29 point, dimana pada tahun 2013
mencapai 75,40. Peningkatan IPM ini didukung oleh adanya peningkatan indeks
pendidikan sebesar 0,05 point, kesehatan 0,34 point dan daya beli 0,47 point.

B. Profil Budaya

Pembangunan kebudayaan di Kabupaten Bandung ditujukan untuk melestasikan dan


mengembangkan kebudayaan daerah serta sebagai suatu bentuk untuk
mempertahankan jati diri dan nilai-nilai budaya daerah ditengah-tengah semakin
derasnya arus informasi dan pengaruh negatif budaya global. Pembangunan seni dan
budaya di Kabupaten Bandung sudah mengalami kemajuan yang ditandai dengan
meningkatnya pemahaman terhadap nilai budaya dan penggunaan bahasa daerah
Sunda.

Namun demikian upaya peningkatan jati diri masyarakat Kabupaten Bandung seperti
halnya solidaritas social, kekeluargaan, budaya berperilaku positif seperti kerja keras,
gotong royong, penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa masih perlu terus
ditingkatkan. Hal ini dikarenakan semakin memudarnya kebersamaan dan

2-
11
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

kemandirian, sehingga diperlukan adanya suatu kegiatan yang dapat mengembalikan


dan menggali kembali kearifan local dalam kehidupan masyarakat.

2.1.6 PROFIL EKONOMI


A. Potensi Unggulan

Potensi unggulan Kabupaten Bandung salah satunya dapat dilihat dari sektor-sektor
yang menjadi unggulan di wilayah Kabupaten Bandung, seperti : sektor pertanian,
pariwisata, perindustrian dan sebagainya. Sektor pertanian merupakan salah satu
sektor unggulan Kabupaten Bandung. Hal ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2014
jumlah penduduk Kabupaten Bandung yang bekerja di sektor pertanian lk 18,91 %.

Selain itu, dapat dilihat dari luas lahan yang digunakan untuk area pertanian yaitu
mencapai lk. 48,6 % dari luas wilayah Kabupaten Bandung (176.239 ha), yang terdiri
dari : lahan sawah seluas 36.212 ha dan lahan kering bukan sawah seluas 140.027 ha
(sumber : Distanbunhut Kab. Bandung)). Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Bandung mencapai 7,53 %. Sektor pertanian berkontribusi terbesar ke-3
setelah sektor industri pengolahan dan sector perdagangan, hotel, restoran.

Dari sisi produksi pertanian, sampai dengan tahun 2014 Kabupaten Bandung masih
merupakan salah satu pemasok utama komoditi beras dan sayuran dataran tinggi
maupun dataran rendah bagi daerah perkotaan/ konsumen potensial seperti : Jakarta,
Bogor, Tangerang dan Bekasi, serta pasar lokal, baik Kota Bandung, Kabupaten
Bandung Barat maupun pasar-pasar di Kabupaten Bandung sendiri. Untuk komoditas
beras, sampai saat ini Kabupaten Bandung memasok kurang lebih 50-70 ton per hari
ke Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta (Sumber : Distanbunhut Kab. Bandung) .
Sedangkan komoditas sayuran, sebanyak 50% produksi sayuran Kabupaten Bandung
dijual ke pasar Jakarta dan sekitarnya, sebanyak 25% dijual ke pasar Kota Bandung
dan sisanya dijual ke pasar lokal di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. Khusus
untuk komoditas kentang,

Kabupaten Bandung merupakan penghasil produksi tertinggi di Jawa Barat, yaitu


mencapai 70% dan sisanya sebesar 30% untuk tingkat Nasional. Produksi lainnya yaitu
komoditas perkebunan (teh, kopi, cengkeh) dan hortikultura (sayuran dan
buahbuahan) baik yang berasal dari perkebunan negara, perkebunan besar swasta
dan perkebunan rakyat merupakan komoditas yang sebagian besar di ekspor. Rata-
rata pendapatan penduduk di bidang pertanian per bulan per ha meningkat 16,03 %
yaitu Rp 2.509.723 pada tahun 2013 menjadi 2.912.039 pada tahun 2014.

Potensi lainnya yang dimiliki adalah potensi peternakan dengan jenis ternak antara
lain : sapi perah, sapi potong, domba dan unggas. Dari komoditi sapi perah,
Kabupaten Bandung memberikan kontribusi yang cukup tinggi dalam memenuhi
kebutuhan susu segar baik level Jawa Barat maupun Nasional.

2-
12
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

Untuk memenuhi kebutuhan susu secara nasional, saat ini Indonesia masih
mengandalkan impor yang mencapai 70 % (mayoritas dalam bentuk olahan) dan
sisanya (30 %) dari produksi dalam negeri, sehingga peluang pengembangan ternak
sapi perah masih cukup tinggi. Komoditi lain yang juga potensial dikembangkan
adalah sapi potong. Saat ini kebutuhan daging Kabupaten Bandung dan Kota
Bandung sebagian besar masih dipenuhi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di lain
pihak, bibit bakalan sapi potong yang berasal dari pedet jantan sapi perah di
Kabupaten Bandung lebih banyak dijual ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hal ini tentunya menjadi suatu peluang bila Kabupaten Bandung mampu
menyediakan sapi potong bagi konsumen di Kabupaten Bandung dan sekitarnya.
Selain sapi potong, domba merupakan jenis ternak yang potensial dikembangkan.
Memelihara ternak domba sudah menjadi kultur masyarakat petani/peternak di
perdesaan. Ternak domba berfungi sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat
diuangkan bila diperlukan, di samping sebagai penghasil pupuk yang sangat
diperlukan untuk bercocok tanam. Saat ini permintaan daging domba semakin
meningkat, sementara ternak bakalan masih sulit didapat.

B. Pariwisata

Dalam pengembangan sektor pariwisata, Kabupaten Bandung mempunyai cukup


banyak potensi dan sebagian besar merupakan wisata alam dan agro. Rincian wisata
dan lokasi adalah sebagai berikut:

• Kawasan Pariwisata Alam, meliputi Gunung Patuha/Kawah Putih, Ranca Upas,


Cimanggu, Walini, Situ Patengan, Kawah Cibuni, Curug Cisabuk (Kecamatan
Rancabali), Gunung Puntang, arung jeram lamajang (Kecamatan Cimaung),
Cibolang, Punceling, Situ Cileunca, Kawah Gunung Papandayan, Arung Jeram
Palayangan (Kecamatan Pangalengan), Situ Cisanti (Kecamatan Kertasari), Kawah
kamojang, Situ Ciarus (Kecamatan Ibun), Gunung Keneng (Kecamatan Ciwidey),
Curug Cinulang (Kecamatan Cicalengka), Curug Eti (Kecamatan Paseh), Situ
Sipatahunan (Kecamatan Baleendah), Oray Tapa (Kecamatan Cimenyan), Batukuda
(Kecamatan Cilengkrang), Curug Cilengkrang (Kecamatan Cilengkrang);

• Kawasan Pariwisata Budaya, meliputi Gunung Padang (Kecamatan Ciwidey), Rumah


adat Cikondang, Rumah Hitam (Kecamatan Pangalengan), Rumah Adat Bumi Alit
(Kecamatan Banjaran), Situs Kampung Mahmud (Kecamatan Margaasih), Situs
Karang Gantung (Kecamatan Pacet), Situs Bojongmenje (Kecamatan Rancaekek),
Sentra Seni Jelekong (Kecamatan Baleendah), Sentra Seni Cimenyan (Kecamatan
Cimenyan), Sentra Kerajinan (Kecamatan Pasirjambu), Sentra wisata seni Benjang
(Kecamatan Cileunyi);

2-
13
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Kabupaten Bandung
Tahun 2017 - 2022

• Kawasan Pariwisata Agro, meliputi:

✓ Agrowisata Strawberry: Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Rancabali,


Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Pacet, Kecamatan Arjasari, Kecamatan
Pangalengan, Kecamatan Ibun, Kecamatan Paseh;

✓ Agrowisata Teh: Kertamanah, Malabar (Kecamatan Pangalengan), Rancabali


(Kecamatan Rancabali), Gambung (Kecamatan Pasirjambu);

✓ Agrowisata Sayuran: Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Rancabali, Kecamatan


Ciwidey, Kecamatan Pacet, Kecamatan Kertasari, Kecamatan Arjasari, Kecamatan
Pangalengan;

✓ Agrowowisata Herbal: Kecamatan Rancabali, Kecamatan pasirjambu, Kecamatan


Ciwidey.

Gambar 2.2
Stadion Si Jalak Harupat (kiri), Kawah Putih (Kanan)

• Kawasan Pariwisata Terpadu dan Olahraga, meliputi Stadion Si Jalak Harupat


(Kecamatan Kutawaringin), Arena Golf Margahayu/BIG (Kecamatan Margahayu),
arena Dago Golf (Kecamatan Cimenyan), Kawasan Wisata Terpadu Cimenyan
(Kecamatan Cimenyan), serta Kawasan Pariwisata Terpadu Sekitar Situ Cileunca
(Kecamatan Pengalengan).

2-
14
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten
Bandung Tahun 2017 - 2022

Gambar 2.3
Ranca Bali (kiri), Kampung Mahmud (Kanan)

C. Industri

Potensi lain yang dimiliki adalah sektor industri, yang terdiri dari industri kecil, industri
menengah dan industri besar. Pada tahun 2012 jumlah industri di Kabupaten
Bandung sebanyak 741 buah, terdiri dari : industri kecil sebanyak 374 buah, industri
menengah sebanyak 215 buah dan industri besar sebanyak 152 buah. Penyerapan
tenaga kerja pada sejumlah industri tersebut sebanyak 64.226 orang, dengan nilai
investasi sebanyak Rp 1.395.176.370.085. Jumlah industri tahun 2013 ini meningkat
3,93 % dibandingkan dengan tahun 2013, yang mana pada tahun 2013 jumlah
industri tersebut sebanyak 713 buah. Selain jumlah industri, penyerapan tenaga kerja
dan nilai investasi pun meningkat, yaitu penyerapan tenaga kerja meningkat sebesar
2,41 % dan nilai investasi meningkat sebesar 3,03 %.

Tabel 2.8
Jumlah Industri, Nilai Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja
Kabupaten Bandung
2012 2013

Jenis Penyerapan
No Penyerapan
Industri Jumlah tenaga Jumlah
Nilai Investasi (Rp) Nilai Investasi (Rp) tenaga Kerja
(Unit) Kerja (unit)
(Orang)
(Orang)
1 Kecil 369 51,506,446,789 4,939 374 54,026,800,000 5,105
2 Menengah 213 135,025,854,500 14,736 215 136,841,464,500 14,861
3 Besar 131 1,167,556,855,585 43,039 152 1,204,308,105,585 44,260
Jumlah 713 1,354,089,156,874 62,714 741 1,395,176,370,085 64,226
Sumber : RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2015

2-
15
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten
Bandung Tahun 2017 - 2022

Potensi industri di Kabupaten Bandung baik industri kecil, industri menengah maupun
industri besar lebih banyak didominasi oleh industri tekstil dan produk tekstil; serta
industry kimia dan bahan bangunan. Sementara itu jumlah industri yang sangat
langka di Kabupaten Bandung adalah industri kerajinan dan aneka; serta industri
logam mesin dan elektronika.

2-
16

Anda mungkin juga menyukai