Anda di halaman 1dari 36

MK Prasarana Wilayah & Kota II

TPWK – UIN Alauddin Makassar

RUANG
TERBUKA HIJAU
(RTH)

Iyan Awaluddin, ST., MT.


Iyanawaluddin@uin-alauddin.ac.id
TERMINOLOGI
Berdasarkan Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan
RTH Kawasan Perkotaan (RTHKP)

• Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang


lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk
area memanjang/jalur di mana dalam penggunaannya lebih bersifat
terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.

• Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya


disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan
perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung
manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.

• Luas ideal RTHKP minimal 30% dari luas kawasan perkotaan

2
TERMINOLOGI

Ruang Terbuka Hijau (RTH) / green space atau open space, adalah area
dengan luasan tertentu yang didominasi vegetasi, yang diperuntukkan bagi
kepentingan publik dan terjaga dari segala perubahan peruntukan. RTH bukan
dan tidak termasuk area hijau yang akan dikonversi peruntukkannya menjadi
berbagai fungsi non hijau.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008


Tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di
Kawasan Perkotaan, pengertian Ruang Terbuka Hijau adalah Ruang Terbuka
Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

3
TERMINOLOGI
• RUANG TERBUKA :
• Landscape ( alam : pohon, tumbuhan dlsb)
• Hardscape (buatan : jalan pedestrian dlsb)
• ELEMEN RUANG TERBUKA :
• Ruang terbuka non hijau :
• Taman dan square ( perkerasan, pancuran air minum,tempat
sampah kios, bangku taman, penerangan, tanaman dan
pohon)
• Ruang terbuka hijau kota :
• Green belt,barier, taman, hutan kota
• FUNGSI RTH :
• FILTER
• BARIER
• EKOLOGI
• ESTETIKA
• SOSIAL
4
Konsepsi Pengembangan RTH Perkotaan

5
Tipologi Ruang Terbuka Hijau
RTH dan RTNH
dalam
Kawasan
Perkotaan

PERATURAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM
NO. 12/PRT/M/2009
KLASIFIKASI RTH
Lingkup RTH perkotaan dapat dikelompokkan
menjadi 3, yaitu:
• Taman meliputi : taman kota, taman
bangunan bersejarah, taman keraton, taman
alun-alun, taman lingkungan, tempat ibadah
dan hutan kota
• Jalur hijau meliputi: tepi pantai, tepi sungai,
tepi jurang, kaki bukit, tepi dan median jalan, di
bawah jaringan tegangan tinggi-gas-minyak
• Zona konservasi alam meliputi: hutan lindung,
cagar alam, kebun binatang, mata air,
sempadan rel kereta api, sempadan sungai
dan sejenisnya 5
9
ACUAN
Penelitian Poernomohadi, 2002

10
ACUAN
Penelitian Poernomohadi, 2002

11
ACUAN

UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang:

• Paragraf lima tentang Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota :


Pasal 28
• Salah satunya adalah memuat adanya penyediaan dan pemanfaatan
RTH (Ruang Terbuka Hijau)
Pasal 29
• Ruang Terbuka Hijau publik dan Ruang terbuka Hijau privat
• Proporsi RTH = 30 % dari luas wilayah kota
•Proporsi RTH publik = 20 % dari luas wilayah kota
Pasal 30
• Distribusi ruang terbuka hijau publik disesuaikan dengan sebaran
penduduk dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana
struktur dan pola ruang.
Pasal 31
• Detail diatur dalam pp Mentri

12
ACUAN

Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH


Kawasan Perkotaan (RTHKP)

Tujuan penataan RTHKP adalah :


• menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan
perkotaan;
• mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan di perkotaan; dan
• meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat,
indah, bersih dan nyaman.

13
ACUAN
Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH
Kawasan Perkotaan (RTHKP)

Fungsi RTHKP adalah :


• pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan;
• pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara;
• tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman
hayati;
• pengendali tata air; dan
• sarana estetika kota.

14
ACUAN
Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH
Kawasan Perkotaan (RTHKP)

Manfaat RTHKP adalah :


• sarana untuk mencerminkan identitas daerah;
• sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;
• sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial;
• meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
• menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah;
• sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan
manula;
• sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat;
• memperbaiki iklim mikro; dan
• meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.

15
ACUAN
Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH
Kawasan Perkotaan (RTHKP)
Jenis RTHKP meliputi:

1. taman kota;
2. taman wisata alam;
3. taman rekreasi;
4. taman lingkungan perumahan dan permukiman;
5. taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial;
6. taman hutan raya;
7. hutan kota;
8. hutan lindung;
9. bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah;
10. cagar alam;
11. kebun raya;

16
ACUAN
Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan
RTH Kawasan Perkotaan (RTHKP)
Jenis RTHKP meliputi:

12. kebun binatang;


13. pemakaman umum;
14. lapangan olah raga;
15. lapangan upacara;
16. parkir terbuka;
17. lahan pertanian perkotaan;
18. jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);
19. sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa;
20. jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan
pedestrian;
21. kawasan dan jalur hijau;
22. daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan
23. taman atap (roof garden).
17
TAMAN KOTA

TAMAN KOTA

18
TAMAN LINGKUNGAN
PERKANTORAN DAN GEDUNG
KOMERSIAL

KEBUN RAYA

19
TAMAN REKREASI KOTA

ROOF GARDEN

20
TAMAN LINGKUNGAN
PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN

TAMAN REKREASI

21
22
23
24
25
26
27
Skematik Skala Pelayanan

28
Standar Pelayanan

29
Konflik Ruang Terbuka Hijau Publik
• Konflik terjadi akibat adanya sudut pandang yang
berbeda antara pihak-pihak terkait (dalam perencanaan)
• PEMKOT :
• Taman kota sebagai hasil matematik dari rasio luas wilayah
berbanding jumlah penduduk
• Lebih sering berpihak pada kegiatan ekonomi
• AKADEMISI :
• Fokus pada Estetika (bentuk, harmoni, tata hijau,style,gaya)
• Pendekatan tidak membumi karena tidak menyentuh langsung
kehidupan sosial masyarakat
• USER :
• Hanya memanfaatkan lahan kosong untuk rekreasi
• Tidak tahu apa sebenarnya maksud dan manfaat lahan kosong
tersebut
Yang perlu diperhatikan
• Arahan pemanfaatan Ruang Terbuka publik
meliputi RTH yang sudah eksis maupun yang
belum

• Kejadian penurunan RTH, atau alih fungsi RTH


harus dihindari

• Menjadikan RTH menjadi ruang publik dengan


tujuan dan sasaran sebagai ruang yang
menyediakan keteduhan , kenyamanan, dan
keamanan
Rekomendasi Perencanaan RT (ruang terbuka)
– RTH (ruang terbuka hijau) – TK (taman kota)

• Rencana Taman Kota : harus sebagai bagian


yang secara integral terpadu dengan kerangka
“struktur ruang kota”

• Taman Kota bukan tanah “sisa” yang oleh


karena kendala tidak mungkin dibangun

• Perencanaan Taman Kota : turut


mempertimbangkan aspirasi dan kebutuhan
warga kota, sehingga manfaat dapat dirasakan
Studi Kasus : Pengelolaan RTH di Korea
• PENDEKATAN : BIO-REGIONAL
• Kajian pengelolaan spasial dilakukan berdasarkan karakteristik
satuan bio-region, yang dibangun berdasarkan kriteria hubungan
ke-setangkup-an antara komponen biofisik dan komponen
komunitas manusia
• BIOFISIK < > KOMUNITAS MANUSIA
• SATUAN BIOREGION :
• Bioregion
• Sub-region
• District landscape
• Place unit
• TAHAP KAJIAN :
• Indikator pengelolaan RTH
• Identifikasi RTH aktual
• Identifikasi pemanfaatan RTH aktual dan potensial
• Evaluasi konflik
• Analisa problem solving
• Usulan pengelolaan konflik
Contoh Pertanyaan

Kota x yang berpola split city (kota terbelah) dipisahkan oleh sungai besar
memiliki luas sebesar 3600 km2. Kota ini secara fisik terbagi menjadi sub
kota A dan sub kota B dengan peruncian sebagai berikut :
Sub kota A luasnya adalah 60% dari luas kota dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa
Sub kota B luasnya adalah 40% dari luas kota dengan jumlah penduduk
100.000 jiwa

a. Berapakah proporsi kebutuhan RTH total dan RTH Publik di Kota X ?


b. Berapakah jumlah taman lingkungan, taman kecamatan, taman kota dan
pemakaman yang dibutuhkan oleh penduduk di sub kota A dan sub kota B ?
c. Gambarkan pola distribusi RTH yang dapat dilakukan di Kota X !
Referensi

• UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.


• Dr. Rimadewi S, MIP. Materi Ajar Prasarana Wilayah dan Kota. PWK. ITS Surabaya.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau Di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan.
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau Di Kawasan Perkotaan.
• Permendagri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan (RTHKP).
Sekian &

Terima Kasih

Iyan Awaluddin, S.T.,


Prasarana Wilayah M.T.
dan Kota
Pertemuan Ke-1 © 2014-MR

Anda mungkin juga menyukai