Anda di halaman 1dari 4

RUANG TERBUKA HIJAU PERKOTAAN

oleh
Kelompok 7 :
Deuis Ramalia E34170028
Hani Ristiawan E34170032
Safira Arda Meylia E34170071
Agustinus Fajar Pandu E34170081
Sekar Proboningrum E34170086

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN


EKOWISATA

Pendahuluan merupakan tiga faktor utama dalam menata


Kota menjadi tempat untuk sebuah ruang terbuka hijau kota. Untuk itu disusun
masyarakat untuk melangsungkan berbagai tulisan ini untuk mengetahui fungsi,
aktivitasnya, sehingga perlu diarahkan persyaratan, serta penanggung jawab ruang
perngembangannya agar dapat memenuhi terbuka hijau kota.
kebutuhan baik fisik maupun estetik. Namun,
banyak ditemukan perencanaan kota yang
dilakukan secara asal dan kurang memadai, Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH)
sehingga tidak memenuhi kebutuhan estetik
dan terkesan lesu. Dalam tulisan ini akan Secara umum ruang terbuka publik
membahas ruang terbuka hijau kota yang (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang
meliputi fungsi, persyaratan, dan penanggung terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau.
jawabnya. Dengan dibentuknya ruang-ruang Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah
terbuka hijau pada kota, dapat meningkatkan bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces)
kualitas lingkungan hidup perkotaan sehingga suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh
kota menjadi nyaman, segar, bersih, sehat, tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik
maupun introduksi) guna mendukung manfaat
dan indah. RTH dalam kota akan sangat
ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang
ditentukan oleh dukungan dari seluruh lapisan dapat memberikan manfaat ekonomi
masyarakat serta pengaturannya diatur dalam (kesejahteraan) bagi masyarakatnya (Yunus
Peraturan Daerah. 2005). Secara fisik RTH dapat dibedakan
Masalah perkotaan pada saat ini telah menjadi RTH alami yang berupa habitat liar
menjadi masalah yang cukup rumit untuk alami, kawasan lindung dan taman-taman
diatasi. Dalam tahap awal perkembangan kota, nasional, maupun RTH non-alami atau binaan
sebagian besar lahan merupakan ruang terbuka yang seperti taman, lapangan olah raga, dan
hijau. Namun, adanya kebutuhan ruang untuk kebun bunga. Bentuk-bentuk RTH perkotaan
menampung penduduk dan aktivitasnya, ruang yang berfungsi ekologis antara lain seperti
terbuka hijau tersebut mengalami perubahan sabuk hijau kota, hutan kota, taman botani,
fungsi lahan menjadi kawasan terbangun. sempadan sungai, memberi kontribusi dalam
Sebagian besar kawasan, terutama pada pusat peningkatan kualitas air tanah, mencegah
kota tertutupi oleh jalan, bangunan dan lain- terjadinya banjir,dan mengurangi polusi
lain. Ruang-ruang kota yang ditata terkait dan udara.. Secara sosial-budaya keberadaan RTH
saling berkesinambungan mempunyai dapat memberikan fungsi sebagai ruang
berbagai pendekatan dalam perencaan dan interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai
pembangunannya. Tata guna lahan, sistem penanda kawasan yang berbudaya. Bentuk
transportasi, dan sistem jaringan utilitas RTH yang berfungsi sosial-budaya antara lain
taman-taman kota, lapangan olah raga, kebun dengan tipe RTH taman RT, harus mencapai
raya, TPU dan sebagainya. Fungsi ekonomi, luas minimal 250 m2 per unit dan luas minimal
RTH dapat berperan sebagai pengembangan 1 m2 per kapita dan berlokasi di tengah
sarana wisata hijau perkotaan, sehingga lingkungan RT.
menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Penyediaan RTH juga didasarkan pada
suatu kawasan, sehingga secara tidak langsung kebutuhan fungsi tertentu misalnya sebagai
dapat meningkatkan kegiatan ekonomi. pengaman pejalan kaki pada trotoar dan
Arahan yang diatur RTH : sebagainya. RTH kategori ini meliputi jalur
• Pada bangunan khususnya rumah, hijau sempadan rel kereta api, jalur listrik
kantor, dan usaha yang diatur lebih tegangan tinggi, RTH kawasan perlindungan
pada RTH adalah luas yang diminta setempat berupa RTH sempadan sungai, RTH
wajib ada dan dibuat dalam sebuah sempadan pantai, dan RTH pengaman sumber
bangunan yang berbeda. Bentuk dan air baku/mata air.
luas bangunan serta efek yang Ketentuan-ketentuan RTH pada
dipengaruhi dalam tiap area. bangunan atau perumahan di antaranya yakni
• Pada pemukiman dikarenakan pada pekarangan luasnya disesuaikan dengan
pemukiman memilki peluang lebih ketentuan koefisien dasar bangunan (KBD) di
besar dalam pembukaan lahan, maka kawasan perkotaan seperti yang tertuang
semakin tinggi tingkat dari dalam PERDA mengenai RTRW masing-
pemukiman, RT, RW, Lurah, Camat, masing kota. Penyediaan RTH di perkotaan
maka permintaan wajib RTH semakin seperti RTH taman, Taman Kota, Hutan Kota,
banyak beserta jumlah tanaman yang Sabuk Hijau, Jalur Hijau Jalan dan sebagainya
harus disediakan dan fungsinya. harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu yakni
• Berbeda pada kota yang lebih rapat berdasarkan kriteria pemilihan vegetasi yang
dari peruntukan yang lebih luas seperti sesuai dengan fungsi dan tujuan RTH yang
Taman Hutan Kota dan Sabuk Hijau akan dibuat serta tidak membahayakan atau
lebih diatur dalam RTH. menimbulkan risiko dampak negatif bagi
lingkungan sekitarnya dan pengunjungnya.
Persyaratan RTH Masing-masing kategori atau jenis RTH
Perencanaan tata ruang wilayah kota seperti yang telah disebutkan di atas tentunya
menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang mempunyai fungsi dan peruntukan yang
penataan ruang terbuka hijau yang luas berbeda-beda sehingga perlu diperhatikan
minimalnya sebesar 30% dari luas wilayah perihal vegetasi dan pemilihan jenis-jenis
kota. Sejalan dengan Peraturan Menteri tanaman yang sesuai baik dari segi ekologi,
Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang ekonomi(modal), estetika dan sebagainya.
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, proporsi Penyediaan RTH
luas tersebut terbagi lagi menjadi 20% RTH Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan dapat
publik dan 10% RTH privat. Apabila luasnya didasarkan pada luas wilayah, jumlah
trlah melampaui proporsi tersebut, maka harus penduduk, kebutuhan fungsi tertentu.
tetap dipertahankan keberadaannya. Proporsi Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di
tersebut dimaksudkan untuk menjamin perkotaan adalah sebagai berikut:
berjalannya fungsi-fungsi RTH seperti yang • ruang terbuka hijau di perkotaan
diharapkan. Proporsi penyediaan RTH terdiri dari RTH Publik dan RTH
berdasarkan jumlah penduduk ditetapkan privat;
dengan mengalikan antara jumlah penduduk • proporsi RTH pada wilayah perkotaan
yang dilayani dengan standar luas RTH per adalah sebesar minimal 30% yang
kapita sesuai peraturan yang berlaku, misalnya terdiri dari 20% ruang terbuka hijau
pada unit lingkungan berpenduduk 250 jiwa
publik dan 10% terdiri dari ruang RTH kategori ini meliputi: jalur hijau
terbuka hijau privat; sempadan rel kereta api, jalur hijau jaringan
• apabila luas RTH baik publik maupun listrik tegangan tinggi, RTH kawasan
privat di kota yang bersangkutan telah perlindungan setempat berupa RTH sempadan
memiliki total luas lebih besar dari sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH
peraturan atau perundangan yang pengamanan sumber air baku/mata air.
berlaku, maka proporsi tersebut harus
tetap dipertahankan keberadaannya. Prosedur Perencanaan
• Proporsi 30% merupakan ukuran Ketentuan prosedur perencanaan RTH
minimal untuk menjamin adalah sebagai berikut:
keseimbangan ekosistem kota, baik • penyediaan RTH harus disesuaikan
keseimbangan sistem hidrologi dan dengan peruntukan yang telah
keseimbangan mikroklimat, maupun ditentukan dalam rencana tata ruang
sistem ekologis lain yang dapat (RTRW Kota/RTR Kawasan
meningkatkan ketersediaan udara Perkotaan/RDTR Kota/RTR Kawasan
bersih yang diperlukan masyarakat, Strategis Kota/Rencana Induk RTH)
serta sekaligus dapat meningkatkan yang ditetapkan oleh pemerintah
nilai estetika kota. daerah setempat;
• penyediaan dan pemanfaatan RTH
Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah publik yang dilaksanakan oleh
Penduduk pemerintah disesuaikan dengan
Untuk menentukan luas RTH berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku;
jumlah penduduk, dilakukan dengan • tahapan penyediaan dan pemanfaatan
mengalikan antara jumlah penduduk yang RTH publik meliputi:
dilayani dengan standar luas RTH per kapita o perencanaan;
sesuai peraturan yang berlaku. o pengadaan lahan;
• 250 jiwa : Taman RT, di tengah o perancangan teknik;
lingkungan RT o pelaksanaan pembangunan
• 2500 jiwa : Taman RW, di pusat RTH;
kegiatan RW o pemanfaatan dan
• 30.000 jiwa : Taman Kelurahan, pemeliharaan.
dikelompokan dengan sekolah/ pusat • penyediaan dan pemanfaatan RTH
kelurahan privat yang dilaksanakan oleh
• 120.000 jiwa : Taman kecamatan, masyarakattermasuk pengembang
dikelompokan dengan sekolah/ pusat disesuaikan dengan ketentuan
kecamatan perijinan pembangunan;
• 480.000 jiwa : Taman Kota di Pusat • pemanfaatan RTH untuk penggunaan
Kota, Hutan Kota (di dalam/kawasan lain seperti pemasangan reklame
pinggiran), dan Pemakaman (tersebar) (billboard) atau reklame 3 dimensi,
harus memperhatikan hal-hal sebagai
Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan berikut:
Fungsi Tertentu o mengikuti peraturan dan
Fungsi RTH pada kategori ini adalah ketentuan yang berlaku pada
untuk perlindungan atau pengamanan, sarana masing-masing daerah;
dan prasarana misalnya melindungi kelestarian o tidak menyebabkan gangguan
sumber daya alam, pengaman pejalan kaki atau terhadap pertumbuhan
membatasi perkembangan penggunaan lahan tanaman misalnya
agar fungsi utamanya tidak teganggu. menghalangi penyinaran
matahari atau pemangkasan
tanaman yang dapat merusak dibuatnya dengan matang dan dibarengi oleh
keutuhan bentuk tajuknya; aksi nyata. Dinas-dinas terkait yakni pihak
o tidak mengganggu kualitas yang menjadi perantara sekaligus eksekutor
visual dari dan ke RTH; dalam merealisasikan kebijakan tersebut,
o memperhatikan aspek masyarakat sebhai pihak yang menjalankan
keamanan dan kenyamanan dan menikmasti hasil kebijakan serta mentaati
pengguna RTH; segala peraturaannya sehingga kesejahteraan
o tidak mengganggu fungsi dapat terwujud.
utama RTH yaitu fungsi
sosial, ekologis dan estetis. Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
Peraturan Terkait RTH 5/PRT/M/2018 tentang Pedoman
Dalam perencanaan dan pembangunan Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
RTH terdapat peraturan-peraturan yang dapat Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
menjadi acuan normatif pemerintah dalam Yunus, Hadi S. 2005. Manajemen Kota:
penyusunan RTH, diantaaranya Perspektif Spasial. Yogyakarta
a. Undang-Undang RI No. 28 Tahun (ID): Pustaka Pelajar.
2002, tentang Bangunan Gedung
b. Undang-Undang RI No. 7 Tahun
2004, tentang Sumber Daya Air
c. Undang-Undang RI No. 26 Tahun
2007, tentang Penataan Ruang
d. Peraturan Pemerintah RI No. 63
Tahun 2002, tentang Hutan Kota
e. Peraturan Pemerintah RI No. 36
Tahun 2005, tentang Peraturan
Pelaksanaan
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum
f. Peraturan Pemerintah RI No. 34
Tahun 2006, tentang Jalan.
g. Keputusan Presiden RI No. 32
Tahun1990, tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung.
h. SNI 03-1733-2004, Tatacara
Perencanaan Lingkungan Perumahan
di Perkotaan.

Penanggung Jawab RTH


RTH meruakan tempat yang
keberadaan dan keberlangsungannya menjdai
bagian dari tanggung jawaab bersama. Tidak
hanya pemerintah daerah dan dinas-dinas
terkait seluruh masyarakat juga terlibat.
Pemerintah daaerah dalam hal ini bertanggung
jawab atau berperan sebagai perumus dan
pembuat kebijakan yang sewajarnya dapat
mengedepankan kepentingan daaerah dengan
mempertinmbangkan kebijakan yang

Anda mungkin juga menyukai