Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PERJALANAN DINAS

Kepada Yth : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Kalsel
Dari : Pelaksana Tugas SPT No. 094/0138/PRP/2021
Tanggal : 24-26 Mei 2021
Perihal : Laporan Perjalanan Dinas dalam rangka Pengumpulan Informasi
Penyediaan Kawasan Berfungsi Lindung di Perkotaan

I. Dasar
1. DPA SKPD Nomor 1.03.12.1.02.02 Sub Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi
Penyusunan RRTR Provinsi.

II. Maksud dan Tujuan


Maksud dari perjalanan dinas ini adalah untuk melakukan koordinasi dan
sinkronisasi penyusunan kebijakan pengembangan kawasan perlindungan dan
pelestarian alam di masing-masing kabupaten.
Tujuan dari perjalanan dinas ini adalah untuk mengumpulkan informasi
penyediaan kawasan berfungsi lindung di kawasan perkotaan.

III. Waktu dan Tempat


Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 24-26 Mei 2021 bertempat di Dinas PUPR
Kabupaten Tanah Bumbu.

IV. Hasil Perjalanan Dinas


1. Dalam kegiatan koordinasi dan sinkronisasi ini yang ditemui adalah
adalah Kepala Bidang Tata Ruang dan Jasa Konstruksi, Bapak Eddy Rusdi, ST,
M.Eng.
2. Disampaikan informasi terkait PP Nomor 21 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang. Berdasarkan PP Nomor 21 Tahun 2021
pasal 21 ayat 3, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota harus memuat:
a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota;
b. Rencana struktur ruang wilayah kota yang meliputi rencana sistem pusat
pelayanan dan rencana sistem jaringan prasarana;
c. Rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi Kawasan Lindung dan
Kawasan Budidaya, termasuk rencana penyediaan ruang terbuka hijau;
d. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi indikasi program utama
jangka menengah lima tahunan;
e. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi
ketentuan umum zonasi, ketentuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan
ruang, ketentuan insentif dan disiinsentif, serta arahan sanksi;
f. Kebijakan pengembangan kawasan strategis kota;
g. Kebijakan pengembangan wilayah kota;
h. Peruntukan ruang pada sempadan pantai, sungai, situ, danau, embung,
waduk, dan mata air; dan
i. Rencana penyediaan dan pemanfaatan:
- Ruang terbuka hijau publik dan pendistribusiannya;
- Ruang terbuka hijau privat;
- Ruang terbuka nonhijau;
- Prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan
sektor informal; dan
- Ruang evakuasi bencana
3. Untuk mewujudkan tujuan dari Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota tersebut maka Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu telah
menetapkan pola pengaturannya seperti yang tertera didalam Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017-2037.
4. Didapatkan informasi mengenai penyediaan kawasan berfungsi lindung
di kawasan perkotaan yang ada di RTRW Kabupaten Tanah Bumbu:
a. Salah satu kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang, pemerintah
Kabupaten Tanah Bumbu telah menetapkan pola pengaturannya terkait
pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam seperti
yang tertera di dalam Pasal 6 ayat (6) sebagai berikut:

- Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan


lingkungan;

- Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis daya dukung


dan daya tampung lingkungan; dan
- Meningkatkan sistem pemerintah daerah dalam menerapkan prinsip-
prinsip good environmental governance dan peningkatkan peran serta
masyarakat dan mitra strategis dalam pengelolaan lingkungan
b. Kawasan RTH adalah perencanaan untuk RTH publik/buatan yang berupa
taman kota, hutan kota serta tanaman peneduh yang ada di pinggir jalan
dan komplek perumahan serta pemakaman. Keberadaan RTH ini wajib
dilindungi karena selain untuk tempat rekreasi dan bersosialisasi,
perlindungan RTH ini juga untuk memenuhi amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan penataan ruang yang
menyebutkan RTH di perkotaan minimal 30% dari luas kota tersebut.
c. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya berupa
kawasan hutan lindung (HL) seluas kurang lebih 83.576,84 ha tersebar di
Kecamatan Mantewe, Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Satui.
d. Di dalam kawasan hutan lindung terdapat:

- Kawasan permukiman yang berdasarkan ketentuan peraturan


perundang-undangan di bidang kehutanan masih ditunjuk sebagai
hutan lindung yang selanjutnya disebut HL/MKM seluas kurang lebih
982,49 ha tersebar di Desa Emil Baru di Kecamatan Mantewe, Desa
Dadap Kusan Raya, Desa Tamunih, dan Desa Batubulan di Kecamatan
Kusan Hulu;

- Rencana Infrastruktur berupa jaringan jalan yang berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan masih
ditunjuk hutan lindung yang selanjutnya disebut HL/INF seluas kurang
lebih 278,75 ha tersebar di Kecamatan Mantewe dan Kecamatan Kusan
Hulu.

- Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a berupa Taman Hutan
Raya (Tahura) seluas kurang lebih 50,30 ha tersebar di Kecamatan
Satui dan Kecamatan Kusan Hulu.

- Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan lindung untuk


keperluan kawasan pemukiman dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
e. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) disusun dengan memperhatikan:
- kawasan ruang terbuka hijau tidak diperkenankan dialihfungsikan;
- kawasan ruang terbuka hijau masih diperkenan ruang terbuka non hijau
(RTNH) secara terbatas maksimal 10% dan atau sesuai ketentuan;
- dalam kawasan ruang terbuka hijau masih diperkenankan dibangun
fasilitas pelayanan umum dan sosial secara terbatas dan memenuhi
ketentuan yang berlaku;
- ruang terbuka hijau secara fisik dapat bersifat alami maupun non alami
atau buatan;
- ruang terbuka hijau secara fungsi untuk mendukung fungsi ekologis,
fungsi sosial budaya, fungsi estetika, dan fungsi ekonomi;
- penyediaan ruang terbuka hijau, wajib pada kawasan budidaya 42
terbangun, yaitu permukiman perkotaan, permukiman perdesaan,
kawasan industri, kawasan pariwisata, kawasan peruntukan lainnya
yang terbangun (built up area).
- penyediaan ruang terbuka hijau di perkotaan melalui ruang terbuka
hijau publik dan ruang terbuka hijau privat;
- penyediaan ruang terbuka hijau pada wilayah perkotaan minimal paling
sedikit 30 % dari luas wilayah kota, dengan komposisi 20% ruang
terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau privat, dapat
dilakukan secara bertahap melalui pengalokasian lahan perkotaan.
- penyediaan ruang terbuka hijau pada kawasan lainnya disesuaikan
kebutuhan secara fungsi sesuai ketentuan yang berlaku; dan
- penyediaan ruang terbuka hijau berdasarkan tipologi kawasannya harus
memperhatikan; kawasan pantai, kawasan pegunungan (dataran
tinggi), kawasan rawan bencana, kawasan dengan penduduk sedang
dan kawasan dengan penduduk padat.
5. Didapatkan informasi lain terkait pengembangan bahwa Pemerintah
Kabupaten Tanah Bumbu melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) bekerjasama dengan Tim Sekolah Kajian Stratejik dan Global
(SKSG) Universitas Indonesia (UI) menyusun kajian perancangan kawasan
perkotaan Batulicin ramah air (Water Sensitive Urban Design) yang diharapkan
untuk memiliki daya tahan terhadap air, memenuhi kebutuhan air perkotaan
dan memberi manfaat untuk meningkatkan kenyamanan tinggal di kota
tersebut. Kota yang ramah air adalah kota yang tidak kebanjiran di musim
hujan dan tidak mengalami kekeringan di musim kemarau.
6. Pengaturan dalam kegiatan penataan ruang sendiri telah menetapkan
besaran proporsi ruang terbuka hijau sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang pasal 22
ayat 1 yang berbunyi:
a. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau publik dalam
rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit 20% dari luas wilayah kota;
b. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau privat dalam
rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit 10% dari luas wilayah kota;
dan
c. Apabila luas ruang terbuka hijau memiliki total luas lebih besar dari 30%,
proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
7. Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin
keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem
ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang
diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.
8. Dengan demikian Perda Nomor 3 tahun 2017 telah jelas menyampaikan
tujuan, pengaturan, dan strategi dari penataan ruang untuk mewujudkan
efektifitas dari penyediaan ruang terbuka hijau di Kabupaten Tanah Bumbu
secara jangka panjang sampai dengan Tahun 2037, guna mensejahterkan dan
menyeimbangkan pola hidup masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu.
Demikian laporan ini disampaikan untuk diketahui dan mohon petunjuk serta arahan
selanjutnya.

PELAKSANA,

1. RAHMATULLAH, ST., MT ……………


NIP. 19741221 200501 1 007

2. EDDY NASHRULLAH, ST., MT ……………

3. M. RUM PAHLEVI, A.Md ……………


III. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai