I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam hal ini lingkungan perkotaan berkembang secara ekonomis, namun pada
hakekatnya menurun secara ekologis. Kawasan hijau sering kali dialihfungsikan menjadi
kawasan perdagangan, permukiman, perindustrian maupun penggunaan untuk sarana dan
prasarana kota lainnya. Secara ekologis Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat berfungsi
sebagai sistem sirkulasi udara (paru-paru) kota, pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi
udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar, resapan air, produsen oksiegen,
penyedia habitat satwa, sebagai peneduh, penyerapan polutan media udara, air dan tanah
55
serta penahan angin. Selain itu Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga dapat memberikan fungsi
lain baik ekonomi, sosial budaya maupun estetika.
Ruang terbuka hijau dalam kawasan perkotaan merupakan pemanfaatan ruang terbuka
yang bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah atau
budidaya tanaman oleh manusia seperti jalur hijau, pertamanan, lahan pertanian maupun
hutan kota. Dimana ruang terbuka hijau merupakan area memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik
yang tumbuh secara alamiah maupun yang disengaja ditanam.
3. Sasaran
Sasaran yang harus dicapai dari pekerjaan tersebut adalah :
- Sebagai kajian dan review kondisi eksisting Ruang Terbuka Hijau di kawasan
perkotaan Provinsi Sumatera Utara.
- Tersedianya data/peta rencana proyeksi kebutuhan serta lokasi dalam memenuhi
ketersedian minimal 30% Ruang Terbuka Hijau.
- Tersusunnya strategi dan arahan kebijakan penataan ruang untuk memenuhi
ketersediaan minimal 30% Ruang Terbuka Hijau untuk mewujudkan kawasan
perkotaan yang berkualitas, serasi dan optimal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daya dukung lingkungan.
4. Lokasi
Lokasi pekerjaan adalah pada kawasan perkotaan Tebing Tinggi, Sibolga dan
Padangsidimpuan.
5. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan kegiatan ini berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Utara TA. 2015.
7. Data Dasar
Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 10 - 40 Lintang
Utara dan 980 - 1000 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh, sebelah
Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan
Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera
Hindia. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km2. Administrasi
pemerintahan Provinsi Sumatera Utara terdiri atas 25 Kabupaten dan 8 Kota. Namun yang
menjadi lokasi Kajian Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau pada kawasan perkotaan di
Provinsi Sumatera Utara ini adalah kota Tebing Tinggi, Pematang Siantar dan Sibolga.
8. Studi Terdahulu:
1. Penyusunan RTRW Provinsi Sumatera Utara 2009-2029.
2. RTRW Kota Tebing Tinggi.
3. RTRW Kota Sibolga.
57
9. Referensi Hukum
- Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
- Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
- Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman;
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
- Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
- Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,
serta Pemanfaatan Hutan;
- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
- Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kab./Kota;
- Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2004 Tentang Perencanaan Kehutanan;
- Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota;
- Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
- Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
1. Persiapan
Pada tahap ini pelaksanaan pekerjaan melakukan persiapan yang berkaitan dengan
pekerjaan. Persiapan yang dilakukan meliputi:
Persiapan Administrasi
58
Pada tahap ini yang perlu dipersiapkan adalah kelengkapan administrasi yang
harus disediakan sesuai dengan kebutuhan administrasi pekerjaan baik berupa
dokumen pekerjaan maupun surat menyurat.
Persiapan Teknis
Pada tahapan ini yang perlu dilakukan adalah persiapan yang berkaitan dengan
teknis pekerjaan termasuk pembuatan jadwal pekerjaan dan mobilisasi tenaga
pelaksana pekerjaan.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap ini, pelaksanaan pekerjaan mulai melakukan pengumpulan data dan
informasi yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan yang akan dilaksanakan baik dari
instansi terkait maupun peninjauan ke lapangan.
Metoda yang dapat dipergunakan dalam tahapan ini dapat berupa peta-peta yang
memuat ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (eksisting) serta peta rencana , melakukan
survey guna mendapatkan data primer dan juga dengan studi literatur baik dari produk
sejenis yang sudah ada maupun bahan bacaan lainnya sehingga dapat mempertajam
hasil pekerjaan.
3. Tahap Analisa
Tahap ini merupakan lanjutan dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan
dimana pelaksana pekerjaan melakukan proses analisis terhadap permasalahan yang
terjadi di wilayah perencanaan serta melakukan analisis terhadap kebutuhan
pemenuhan 30% Ruang Terbuka Hijau..
Pengolahan data dan analisis paling sedikit meliputi teknik analisis yang terkait dengan
RTH pada kawasan perkotaan, meliputi:
- Klasifikasi peruntukan ruang terbuka hijau
- Ketentuan teknis perhitungan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau
- Standar teknis alokasi Ruang Terbuka Hijau
- Strategi dan kebijakan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau
11. Keluaran
Keluaran dari kegiatan ini adalah berupa Dokumen Kajian Ketersediaan Ruang Terbuka
Hijau pada Kawasan Perkotaan di Provinsi Sumatera Utara.
12. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Kuasa Pengguna Anggaran
59
Dalam pelaksanaan tugas, penyedia jasa akan diawasi dan didampingi oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau staf yang diangkat oleh PPTK dalam pelaksanaan
jasa konsultasi.
a. Instrumen Survey
b. Alat-alat Presentasi
c. Data dan Peta Dasar
Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama 150 (seratus lima puluh) hari
kalender, terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
b) Ahli Arsitektur, 1 orang dengan latar belakang pendidikan minimal Sarjana (S1)
Arsitektur, memiliki pengalaman profesional selama 5 tahun;
d) Ahli Sistem Informasi Geografis (SIG), 1 orang dengan latar belakang pendidikan
minimal Sarjana (S1) Teknik Geodesi/Geografi/Perencanaan Wilayah dan
Kota/Kehutanan/Teknik Sipil/ Teknik Arsitektur/Teknik Komputer, memiliki pengalaman
profesional pada bidang GIS minimal selama 5 tahun;
Selain tenaga ahli di atas, masih diperlukan tenaga pendukung yaitu Asisten tenaga ahli
perencanaan wilayah 1 orang, tenaga Surveyor sebanyak 4 orang, Sekretaris, Operator
Komputer/Typist dan Office Boy masing-masing sebanyak 1 orang.
60
Tahapan
No Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V
Pekerjaan
1 Persiapan
Penyusunan Lap.
2
Pendahuluan
Survey dan
3
Kompilasi Data
Penyusunan Lap.
4
Data dan Analisa
Penyusunan Lap.
5
Draft Rencana
Penyusunan Lap.
6
Rencana
7 Diskusi/Persentase
IV. LAPORAN
17. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan merupakan laporan awal yang memuat gambaran awal kegiatan
serta metodologi pelaksanaan pekerjaan. Laporan disajikan dalam kertas ukuran A4.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kelendar sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 7(tujuh) buku.
18. Laporan Data dan Analisa
Laporan merupakan laporan yang memuat hasil pengumpulan data serta analisis data yang
merupakan fakta dan analisis kawasan perencanaan, dilampiri data hasil survey. Laporan
disajikan dalam kertas ukuran A4. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90
(sembilan puluh) hari kelendar sejak SPMK diterbitkan sebanyak 7 (tujuh) buku.
19. Laporan Akhir
Sebelum menyusun Laporan Akhir, maka konsultan diwajibkan menyusun Laporan draft
Laporan Akhir sebagai bahan diskusi dan persentase konsultan kepada pemberi kerja dan
instansi terkait. Laporan ini memuat konsep dan alternatif rencana pengembangan dan pola
ruang kawasan perencanaan.
Laporan Akhir merupakan penyempurnaan dari draft Laporan Akhir setelah dilakukan
presentasi atau diskusi. Laporan disajikan dalam kertas ukuran A4. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima puluh) hari kelendar sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku.
Semua Laporan dan peta dimasukan ke format DVD/CD, yaitu Laporan Pendahuluan,
Laporan Data dan Analisa, Laporan Akhir, Data-data hasil survey dan data lainnya.
61
DVD/CD harus diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima puluh) hari kelendar
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buah.
V. HAL-HAL LAIN
20. Produksi Dalam Negeri
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan kak ini harus dilakukan di dalam wilayah
negara republik indonesia kecuali ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.
26. Tambahan
- Dalam penyusunan Laporan, acuan utama adalah Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Tebingtinggi, Kota Sibolga dan Kota Padangsidimpuan.
- Laporan dituliskan pada kertas ukuran A4, dengan Spasi 1,5 dan margin 3 cm.
- Ditulis dengan menggunakan jenis tulisan standart (mudah dibaca).
- Demikian kerangka acuan kerja (Term of Reference) ini dibuat untuk dapat
dipergunakan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
B. TENAGA PENDUKUNG
1 Asisten Ahli Perencanaan Kota 1 Org. x 4 Bulan - -
2 Suveyor 4 Org. x 2 Bulan - -
3 Sekretaris 1 Org. x 5 Bulan - -
4 Operator Komputer/Typist 1 Org. x 5 Bulan - -
5 Office Boy 1 Org. x 5 Bulan - -
Jumlah 1 -
REKAPITULASI
JUMLAH BIAYA
NO. KOMPONEN BIAYA
Rp.
I BIAYA LANGSUNG PERSONIL -
II BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL -
JUMLAH BIAYA -
PPN 10 % -
TOTAL -
DIBULATKAN -
Terbilang :