Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PERJALANAN DINAS

Kepada Yth : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Kalsel
Dari : Pelaksana Tugas SPT No. 094/0138/PRP/2021
Tanggal : 27-29 Mei 2021
Perihal : Laporan Perjalanan Dinas dalam rangka Pengumpulan Informasi
Penyediaan Kawasan Berfungsi Lindung di Perkotaan

I. Dasar
1. DPA SKPD Nomor 1.03.12.1.02.02 Sub Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi
Penyusunan RRTR Provinsi.

II. Maksud dan Tujuan


Maksud dari perjalanan dinas ini adalah untuk melakukan koordinasi dan
sinkronisasi penyusunan kebijakan pengembangan kawasan perlindungan dan
pelestarian alam di masing-masing kabupaten.
Tujuan dari perjalanan dinas ini adalah untuk mengumpulkan informasi
penyediaan kawasan berfungsi lindung di kawasan perkotaan.

III. Waktu dan Tempat


Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 27-29 Mei 2021 bertempat di Dinas PUPR
Kabupaten Tabalong.

IV. Hasil Perjalanan Dinas


1. Dalam kegiatan koordinasi dan sinkronisasi ini yang ditemui adalah
adalah Kepala Bidang Tata Ruang dan Jasa Konstruksi, Bapak H.M. Feher
Umari, ST., M.Si;
2. Disampaikan informasi terkait PP Nomor 21 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang. Berdasarkan PP Nomor 21 Tahun 2021
pasal 21 ayat 3, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota harus memuat:
a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota;
b. Rencana struktur ruang wilayah kota yang meliputi rencana sistem pusat
pelayanan dan rencana sistem jaringan prasarana;
c. Rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi Kawasan Lindung dan
Kawasan Budidaya, termasuk rencana penyediaan ruang terbuka hijau;
d. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi indikasi program utama
jangka menengah lima tahunan;
e. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi
ketentuan umum zonasi, ketentuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan
ruang, ketentuan insentif dan disiinsentif, serta arahan sanksi;
f. Kebijakan pengembangan kawasan strategis kota;
g. Kebijakan pengembangan wilayah kota;
h. Peruntukan ruang pada sempadan pantai, sungai, situ, danau, embung,
waduk, dan mata air; dan
i. Rencana penyediaan dan pemanfaatan:
- Ruang terbuka hijau publik dan pendistribusiannya;
- Ruang terbuka hijau privat;
- Ruang terbuka nonhijau;
- Prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan
sektor informal; dan
- Ruang evakuasi bencana
3. Untuk mewujudkan tujuan dari Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota tersebut maka Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara telah
menetapkan pola pengaturannya seperti yang tertera didalam Peraturan
Daerah Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tabalong Tahun 2014-2034.
4. Didapatkan informasi mengenai penyediaan kawasan berfungsi lindung
di kawasan perkotaan yang ada di RTRW Kabupaten Tabalong:
a. Salah satu kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang, pemerintah
Kabupaten Tabalong telah menetapkan pola pengaturannya terkait
keseimbangan dan keserasian lingkungan hidup serta kelestarian
pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya buatan sesuai
prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan seperti
yang tertera di dalam Pasal 6 ayat (4) sebagai berikut:
- melestarikan dan meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan
ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan
bentang alam;
- menetapkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah kabupaten
yang disesuaikan dengan kondisi ekosistemnya;
- mengelola secara terpadu dan mengendalikan pelaksanaan
pembangunan secara ketat;
- mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka
mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;
- membatasi kegiatan budidaya baik yang sudah ada maupun yang baru
dalam kawasan lindung;
- mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung kawasan;
- mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan
kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
- membatasi kegiatan budidaya dalam kawasan cagar budaya, kecuali
kegiatan yang berhubungan dengan fungsinya dan tidak mengubah
bentang alam, kondisi penggunaan lahan, serta ekosistem alami yang
ada;
- menyebarkan informasi kepada masyarakat mengenai batas-batas
kawasan lindung dan budidaya, serta syarat-syarat pelaksanaan
kegiatan budidaya yang terdapat di dalam kawasan lindung;
- memindahkan kegiatan penduduk yang mengganggu secara bertahap
keluar kawasan lindung.
b. Kawasan RTH adalah perencanaan untuk RTH publik/buatan yang berupa
taman kota, hutan kota serta tanaman peneduh yang ada di pinggir jalan
dan komplek perumahan serta pemakaman. Keberadaan RTH ini wajib
dilindungi karena selain untuk tempat rekreasi dan bersosialisasi,
perlindungan RTH ini juga untuk memenuhi amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan penataan ruang yang
menyebutkan RTH di perkotaan minimal 30% dari luas kota tersebut.
c. Kawasan resapan air berada di sekitar danau di desa Hegarmanah
Kecamatan Bintang Ara seluas kurang lebih 2 (dua) hektar dan di Kawasan
Wisata Tanjung Puri Desa Kasiau Kecamatan Murung Pudak seluas kurang
lebih 2 (dua) hektar.
d. Kawasan sempadan sungai dikembangkan bagi seluruh aliran sungai baik
sungai besar maupun anak sungai yang mengalir di kawasan perkotaan
maupun di luar kawasan perkotaan dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan kawasan permukiman penduduk lokal pada sepanjang
sempadan sungai.
e. Kawasan sekitar danau/waduk, dikembangkan danau di desa Hegarmanah
Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 2 (dua) hektar dan di Kawasan
Wisata Tanjung Puri Desa Kasiau Kecamatan Murung Pudak seluas kurang
lebih 2 (dua) hektar.
f. Kawasan sekitar mata air dikembangkan pada mata air di Desa Kinarum
Kecamatan Upau seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar, Kambitin Raya
Kecamatan Tanjung seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar, Simpung
Layung Kecamatan Muara Uya seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar,
Hegarmanah Kecamatan Bintang Ara seluas kurang lebih 0,5 (setengah)
hektar, Garagata Kecamatan Jaro seluas kurang lebih 0,5 (setengah)
hektar.
g. Ruang Terbuka Hijau kawasan perkotaan terdiri atas:
- kawasan hutan kota seluas kurang lebih 4 (empat) hektar yang berada
di Bataman Kelurahan Belimbing Raya Kecamatan Murung Pudak;
- kawasan taman kota, taman lingkungan kantor Pemerintah Daerah dan
gedung Sarabakawa seluas kurang lebih 2 (dua) hektar yang berada di
Kelurahan Tanjung;
- kawasan taman kota seluas kurang lebih 0,5 (setengah) hektar yang
berada di komplek Pertamina Kelurahan Belimbing Kecamatan Murung
Pudak; d. lapangan golf Murung Pudak seluas kurang lebih 20 (dua
puluh) hektar di Kecamatan Murung Pudak;
- pembangunan Tanjung City Centre (TCC) seluas kurang lebih 2 (dua)
hektar di Kelurahan Mabuun Kecamatan Murung Pudak;
- taman terminal regional seluas kurang lebih 1 (satu) hektar di Kelurahan
Mabuun Kecamatan Murung Pudak;
- taman lingkungan Islamic Centre di Maburai Kecamatan Murung Pudak
seluas 6 (enam) hektar;
- kawasan tempat wisata Danau Tanjung Puri seluas kurang lebih 8
(delapan) hektar di Kecamatan Murung Pudak;
- kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan Taman Makam
Pahlawan (TMP) seluas kurang lebih 4 (empat) hektar di Kelurahan
Tanjung dan Jangkung Kecamatan Tanjung dan Kelurahan Belimbing,
Belimbing Raya, Mabuun Kecamatan Murung Pudak;
- taman di lingkungan rumah jabatan bupati, GOR dan stadion
Pembataan seluas kurang lebih 7 (tujuh) hektar;
- rencana pembuatan taman di rencana lokasi kawasan Perkantoran
Pemerintah Daerah kurang lebih 2 (dua) hektar di Kelurahan Mabuun;
- jalur kiri-kanan jalan Ir. P.H.M. Noor, jalan Basuki Rahmat, jalan
Tanjung Selatan, dan jalan Tanjung Baru Maburai;
- rencana pengembangan areal murung di Kelurahan Tanjung menjadi
hutan kota seluas kurang lebih 18 (delapan belas) hektar;
- penanaman pohon-pohon yang diwajibkan pada komplek-komplek
perumahan;
- rencana pembangunan taman kota tersebar di Kecamatan Murung
Pudak dan Tanjung dengan luas kurang lebih 900 (sembilan ratus)
hektar
5. Pengaturan dalam kegiatan penataan ruang sendiri telah menetapkan
besaran proporsi ruang terbuka hijau sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang pasal 22
ayat 1 yang berbunyi:
a. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau publik dalam
rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit 20% dari luas wilayah kota;
b. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau privat dalam
rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit 10% dari luas wilayah kota;
dan
c. Apabila luas ruang terbuka hijau memiliki total luas lebih besar dari 30%,
proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
6. Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin
keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem
ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang
diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.
7. Dengan demikian Perda Nomor 19 tahun 2014 telah jelas
menyampaikan tujuan, pengaturan, dan strategi dari penataan ruang untuk
mewujudkan efektifitas dari penyediaan ruang terbuka hijau di Kabupaten
Tabalong secara jangka panjang sampai dengan Tahun 2034, guna
mensejahterkan dan menyeimbangkan pola hidup masyarakat Kabupaten
Tabalong.
Demikian laporan ini disampaikan untuk diketahui dan mohon petunjuk serta arahan
selanjutnya.

PELAKSANA,

1. RAHMATULLAH, ST., MT ……………


NIP. 19741221 200501 1 007

2. SHIRLEY ADILLAH ALKAUTSAR, ST ……………


NIP. 19780709 201001 2 007

3. EDDY NASHRULLAH, ST.,MT ……………

4. AULIA RAHMAN, S.P.W.K ……………

Anda mungkin juga menyukai