Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Makanan ditandakan sebagai penanda untuk identitas tanpa memandang perbedaan
geografis, sosial dan politik yang memisahkan populasi. Ini adalah media yang diperebutkan
yang menetapkan batas-batas nasional dan identitas, khususnya, negara-negara seperti di Uni
Eropa (EU) (DeSoucey, 2010). Takaki (2012) menyimpulkan bahwa identitas makanan
seolah-olah berkontribusi pada kemakmuran, identifikasi internasional dan reputasi suatu
negara dan pengaruh positif pada ekonomi. Dengan kata lain, tanpa identitas umum, suatu
bangsa akan memiliki identitas yang ambigu dan bertentangan karena kurangnya konsensus
yang menciptakan citra buruk dan efek pada integrasi sosial dalam suatu negara (Lin, Pearson,
& Cai, 2011). Di banyak negara multi-budaya, memiliki identitas makanan yang diterima
secara umum untuk mewakili citra suatu bangsa adalah penting terutama dalam hal tradisi dan
keaslian. Munculnya populasi, pembangunan besar-besaran, dan konsumerisme di banyak
bagian dunia memiliki dampak pada lingkungan, sumber daya alam, dan masyarakat. Karena
peristiwa ini, orang-orang mengalami tekanan eksternal pada budaya dan tradisi mereka,
termasuk ancaman kehilangan warisan atau identitas makanan mereka. Dalam interaksi
gastronomi ini, makanan warisan daerah membentuk 'cetak biru' berharga dari masyarakatnya,
di mana makanan mewakili tidak hanya kebutuhan fisik, tetapi juga budaya dan adat setempat
(Alonso & Krajsic, 2013). Saat ini semua orang berbicara tentang, tradisional, keaslian,
warisan, makanan yang berkelanjutan, dan sepertinya semua orang prihatin dengan masalah
ini (Hamzah, Karim, Othman, Hamzah, & Muhammad, 2015).
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengetahuan tentang warisan
makanan dari sudut pandang masyarakat (Banjarmasin) untuk mendapatkan beberapa gagasan
tentang makna identitas warisan makanan Banjarmasin bagi mereka yang membedakan 'kita'
dari 'yang lain'. --> kaitan food heritage dengan wisata

1.2. Perumusan Masalah


Bagaimanakah food heritage sebagai kearifan lokal berperan sebagai potensi wisata
kota banjarmasin?

a) Seberapa jauh pengetahuan masyarakat Kota Banjarmasin berdasarkan jenis kelamin,


usia dan profesi tentang identitas makanan warisan mereka?
b) Jenis makanan apa saja yang termasuk dalam kreteria makanan warisan kota
Banjarmasin?
c) Apa pengaruh makanan warisan terhadap wisata kota Banjarmasin?
d) Bagaimana “uniqueness” (sejarah, budaya) untuk menjadi representasi makanan
warisan kota Banjarmasin?
e) Bagaimana cara masyarakat kota Banjarmasin menjaga makanan warisan?

1.3. Tujuan
a) Mengetahui bagaimana food heritage bisa menjadi potensi wisata kota
b) Mengetahui makanan apa saja yang termasuk dalam kreteria makanan warisan yang
ada di kota Banjarmasin.
c) Mempelajari pengaruh makanan warisan terhadap wisata lokal kota Banjarmasin.

1.4. Manfaat
a) Bagi Mahasiswa, Sebagai salah satu pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga
menambah wawasan terutama mengenai potensi wisata dan kearifan lokal terkait
makanan warisan kota Banjarmasin.
b) Bagi masyarakat, menambah wawasan tentang pentingnya melestarikan budaya dan
mengembangkan potensi lokal terkait makanan warisan.
c) Bagi Institusi, menambah data dan khasanah keilmuan tentang potensi lokal wisata
kota Banjarmasin.

1.5. Luaran
a) Buku teks identifikasi food heritage
b) Handbook peta penanda lokasi terkait kawasan wisata di kota Banjarmasin.
c) Jurnal ilmiah terakreditasi nasional di Jurnal ....

Anda mungkin juga menyukai