(KAK)
I. LATAR BELAKANG
Dengan ditetapkannya Kawasan Danau Toba sebagai salah satu Kawasan Strategis Parawisata Nasional
(KSPN Danau Toba) unggulan di Indonesia khususnya di wilayah barat, maka saat ini baik Pemerintah Pusat,
Provinsi maupun Kabupaten/Kota sekitar Kawasan Danau Toba seakan berpacu dalam merencanakan,
membangun dan meningkatkan pelayanan penunjang kepariwisataan di kawasan ini. Berbagai sarana dan
prasarana mulai di percepat pembangunannya yang semua ini bertujuan agar arus wisatawan yang selalu
meningkat menuju destinasi ini semakin mudah dan lancar.
Untuk menuju Kawasan Danau Toba dapat dicapai melalui transportasi darat khususnya dari arah Provinsi
Sumatera Barat dan Provinsi Riau, sedangkan untuk jalur transportasi udara dapat melalui Bandara
Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang. Berjarak kurang lebin 161 Km dengan perjalanan yang cukup padat,
maka perlu alternatif lain yang kiranya dapat lebih memperpendek jarak dan akses menuju kawasan Danau
Toba, untuk itu sejak tahun 2005 Pemerintah telah mengoperasikan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli
Utara yang berjarak 77,3 Km dari Parapat Kabupaten Simalungun dengan kondisi lalu lintas darat yang cukup
lancar. Saat ini berbagai maskapai penerbangan sudah banyak yang melayani rute penerbangan lansung
menuju bandara Silangit, khususnya dari Jakarta, sehingga para wisatawan tidak perlu lagi ke Kualanamu,
tapi lebih banyak yang ke Danau Toba melalui Bandara Silangit.
Permasalahan yang dirasa saat ini oleh para wisatawan salah satunya adalah kurangnya / tidak adanya
lokasi Rest Area / tempat beristirahat yang representatif dalam artian one stop servis yang bisa memenuhi
kebutuhan istirahat para wisatawan pada sepanjang ruas jalan antara Silangit – Parapat. Selain tempat
beristirahat, juga dibutuhkan untuk pengisian bahan bakar SPBU, tempat bermain anak, shouvenir shop dan
fasilitas penunjang peristirahatan lainnya.
Untuk itu, pemerintah pusat melalui Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Sumatera Utara
(Satker PBL) melalui anggaran tahun 2018 ini akan melakukan pekerjaan Penyusunan Master Plan dan DED
Kawasan Rest Area Silangit – Parapat. Setelah melalui koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Toba
Samosir (Tobasa) maka telah disepakati lokasi rest area dimaksud berada di Desa Lumban Julu seluas
kurang lebih 6 ha (lahan milik Pemda Tobasa).
Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan
ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas serta dapat mendorong tingkat
ekonomi dan kehidupan masyarakat. Oleh karenanya pekerjaan penyusunan Master Plan dan DED Rest
Area Lumban Julu, selain sebagai pemenuhan aspek legal-formal, yaitu sebagai produk pengaturan
pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan, juga sebagai dokumen panduan/pengendali
pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya
memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi: pemenuhan
persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan
kualitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas
ekonomi lingkungan.
Adapun konsep rest area dimaksud, harus menyesuaikan dengan kondisi alam lingkungan dan berwawasan
identitas dengan menonjolkan kearifan lokal terutama bentuk bentuk arsitektur tradisional setempat.
2. Tujuan Kegiatan
Tersedianya suatu kawasan tempat beristirahat bagi para wisatawan dan masyarakat umum pada ruas
jalan Silangit – Parapat guna menunjang parawisata kawasan Danau Toba. Sebagai tempat
beristirahat/Rest Area ini juga akan menyediakan berbagai prasarana pendukung lainnya seperti sarana
ibadah, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Perbengkelan, Toilet Umum, ATM, Shouvenis
Shop, Tourist Information, Panggung Budaya dan Lain – lain.
III. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
1. Tersusunnya Dokumen Perencanaan Master Plan dan DED Kawasan Rest Area Lumban Julu Kabupaten
Toba Samosir seluas 6 Ha;
2. Tersusunnya Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi;
3. Tersusunnya Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Supervisi Penataan Fisik)
IV. LOKASI KEGIATAN
1. Gambar Umum Kawasan
- Lokasi Rest Area Lumban Julu berada pada ruas jalan Silangit – Parapat berjarak 56,3 Km dari Silangit
menuju Parapat. Sedangkan jarak dari Parapat ke Lumban Julu adalah 21 Km. Lahan perencanaan
merupakan lahan milik Pemerintah Kabupaten Toba Samosir (Sertifikat Hak Milik). Lahan ini sebagian
merupakan perkebunan kopi dan sebagian merupakan semak belukar kosong. Dari luas lahan
keseluruhan yang akan direncanakan (6 Ha) untuk fungsi rest area dan fasilitas penunjangnya adalah
kurang lebih 2 Ha sesuai dengan analisa kebutuhan nantinya.
- Peta Orientasi Lokasi Perencanaan terlampir.
V. SUMBER PENDANAAN
1. Biaya Pelaksanaan dibebankan pada DIPA Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi
Sumatera Utara Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp. 800.000.000,- (Delapan
Ratus Juta Rupiah).
2. Pelaksanaan Pekerjaan ini dilakukan secara kontraktual sesuai dengan ketentuan tentang Pengadaan
Seleksi Jasa Konsultansi yang bex`rlaku.
IX. KELUARAN
1. Keluaran ( Kualitatif)
Terkendalinya kegiatan Penyusunan Master Plan dan DED Rest Area Lumban Julu Kabupaten Toba
Samosir yang dilakukan Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Sumatera Utara
Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2018 seperti :
a. Kualitas Pekerjaan sangat baik sesuai ketentuan berlaku;
b. Mekanisme penanganan kegiatan menjadi lebih rapi dan terstruktur baik di pusat maupun di daerah;
c. Percepatan pelaksanaan lebih terpacu termasuk penyerapan anggaran sesuai dengan rencana
progress yang telah disusun;
d. Penyimpangan kegiatan yang tidak sesuai dengan prosedur dapat diminimalisir atau penyimpangan
menjadi berkurang bila dibanding dari kondisi tahun-tahun sebelumnya terutama menyangkut hal teknis
dan administratif;
e. Sasaran kegiatan daerah mengenai tepat fisik, tepat keuangan dan tepat waktu dapat tercapai.
2. Keluaran (kuantitatif)
Keluaran Laporan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah bahwa konsultan memberikan laporan terdiri
dari :
a. Laporan Pendahuluan 5 (lima) eksemplar dalam format A4;
b. Laporan Antara 5 (lima) eksemplar dalam format A4;
c. Laporan Akhir 5 (lima) eksemplat dalam format A4;
d. Dokumen Perencanaan Konstruksi (DED) 5 (lima) eksemplar dalam format A3, RAB, AHSP, Rencana
Kerja Syarat (RKS) dan Spesifikasi Teknis 5 (lima) eksemplar dalam format A4;
e. Rancangan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tobasa tentang
31pengesahan rencana detail kawasan perencanaan 1 (satu) set, dan
f. CD Dokumentasi 5 (lima) keping.
X. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2018 dalam waktu 4 (empat) bulan kalender terhitung sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4
1. Koordinasi dan Sosialisasi Awal (Kick off) tk Provinsi
dan Kab. Tobasa
2 Pembahasan/ FGD Laporan Pendahuluan (Provinsi)
3. Pelaksanaan Survey Lapangan dan Instansional
4. Pembahasan/ FGD Lap. Antara di Kab. Tobasa
5. Pembahasan / FGD Konsep Laporan Akhir mengundang
narasumber Provinsi dan SKPD terkait.
6. Pembahasan Laporan Akhir di Provinsi mengundang narasumber
Provinsi dan SKPD terkait.
XI. PERSONIL
Kegiatan ini dikategorikan ke dalam jenis kegiatan Jasa Konsultansi yang dilakukan oleh konsultan dan diminta
memberikan layanan jasa tenaga ahli yang dibutuhkan terdiri dari tim kerja serta tenaga pendukungnya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli sebagaimana yang dijelaskan dalam tabel berikut
ini :
Selain Tenaga Ahli tersebut, dibutuhkan pula Asisten Tenaga Ahli (Minimal D3) yaitu :
1. Surveyor sejumlah 3 orang dengan pengalaman 2 Tahun, selama 3 bulan;
2. Operator CAD sejumlah 2 orangdengan pengalaman 2 Tahun,selama 4 bulan;
3. Estimator sejumlah 1 orang dengan pengalaman 2 Tahun, selama 4 bulan.
X. PENUTUP
1. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh Konsultan
sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif, baik jenis kertas, tulisan,
maupun sampul dll, atau minimal mengikuti standar pelaporan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berlaku.