Anda di halaman 1dari 51

Kuliah Minggu ke-7:

Tata Ruang Kota (1)


MK. AZAS DESAIN URBAN
Semester Genap 2014-2015

Peraturan-Perundangan
1. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan.
4. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan
Ruang .
5. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan.
6. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah Tahun 2002 tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Kawasan Perkotaan.
7. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah Tahun 2002 tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten.
8. Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam
Konsep Kebijakan Otonomi Daerah. Bandung: Penerbit NUANSA.

Sumber: Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang

Peraturan-Perundangan
Wilayah Malang Raya
1. Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
3. Peraturan Daerah Kota Batu No. 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030.
4. Perda lainnya pada hirarki wilayah/kawasan yang lebih detil dan sektoral

ASPEK-ASPEK POKOK PERKOTAAN

Sistem dan proses


kehidupan perkotaan

Rupa dan struktur kota


yang bersifat fisik

Keberadaan dan kegiatan manusia perkotaan

PERENCANAAN KOTA PERANCANGAN KOTA


PERANCANGAN ARSITEKTUR

URBAN PLANNING

Bersifat dua dimensi


Dominan a-spasial
Hasil akhir: KEBIJAKAN PUBLIK

URBAN DESIGN

ARCHITECTURAL DESIGN

Penjabaran wujud dua dimensi


menjadi tiga dimensi
Wujud spasial yang dilatarbelakangi
aspek a-spasial
Hasil akhir: KUMPULAN
ARSITEKTUR BANGUNAN-RUANG
DENGAN DUKUNGAN KEBIJAKAN PUBLIK

Bersifat tiga dimensi


Dominan spasial
Hasil akhir: BANGUNAN (& Lingkungan)

PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG


Ruang : Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
Tata Ruang : Wujud struktural ruang dan pola ruang.
Wujud struktural pemanfaatan ruang = susunan unsur-unsur pembentuk rona
lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan buatan yang secara hirarkis
berhubungan satu dengan lainnya.
Pola pemanfaatan ruang = pola lokasi, sebaran permukiman, tempat kerja,
industri, pertanian, serta pola penggunaan tanah perkotaan dan pedesaan, di mana
tata ruang tersebut adalah tata ruang yang diencanakan, sedangkan tata ruang yang
terbentuk secara alami, seperti aliran sungai, gua, gunung, dll.

Penataan Ruang : Suatu sistem proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
Tujuan Penataan Ruang : Mewujudkan ruang wilayh nasional yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan
ketahanan nasional
Sumber: Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 1

PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG


Ruang :
Ruang dilihat sebagai wadah dimana keseluruhan interaksi sistem sosial (yang
meliputi manusia dengan seluruh kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya)
dengan ekosistem (sumber daya alam dan sumber daya buatan)
berlangsung. Interaksi ini tidak selalu secara otomatis berlangsung seimbang
dan saling menguntungkan berbagai pihak yang ada karena adanya
perbedaan kemampuan, kepentingan dan adanya sifat perkembangan
ekonomi yang akumulatif.

Ruang perlu ditata agar dapat memelihara keseimbangan lingkungan dan


memberikan dukungan yang nyaman terhadap manusia serta mahluk hidup
lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya
secara optimal.
Penataannya perlu didasarkan pada pemahaman potensi dan keterbatasan
alam, perkembangan kegiatan sosial ekonomi yang ada, serta tuntutan
kebutuhan peri kehidupan saat ini dan kelestarian lingkungan hidup di masa
yang akan datang. Upaya pemanfaatan ruang dan pengelolaan lingkungan ini
dituangkan dalam suatu kesatuan rencana tata ruang.
Sumber: Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang

PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG


Rencana Tata Ruang :
- Rekayasa atau metode pengaturan perkembangan tata ruang di
kemudian hari
- Hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang
(Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam
Pedoman Bidang Penataan Ruang)

Maksud Perencanaan Tata Ruang :


Menyerasikan berbagai kegiatan sektor pembangunan, sehingga
dalam memanfaatkan lahan dan ruang dapat dilakukan secara
optimal, efisien, dan serasi.

Tujuan Perencanaan Tata Ruang :


Mengarahkan struktur dan lokasi beserta hubungan fungsionalnya
yang serasi dan seimbang dalam rangka pemanfaatan sumber daya
manusia, sehingga tercapainya hasil pembangunan yang optimal
dan efisien bagi peningkatan kualitas manusia dan kualitas
lingkungan hidup secara berkelanjutan.
Sumber: Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah.

PERISTILAHAN DALAM PENATAAN RUANG

Definisi beberapa istilah:


Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau
aspek fungsional.
Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah.
Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.

Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan.

Sumber: Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,


termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem
agrobisnis.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah
kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan
kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang
dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan
jumlah penduduk secara
keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih
kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah
sistem.
Sumber: Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

UNDANG-UNDANG PENATAAN RUANG

Dasar perubahan UU No. 24/1992 menjadi UU No. 26/2007,


a.l.:

Adanya perubahan terhadap paradigma pemerintahan daerah


melalui ketentuan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dimaksudkan untuk menyelesailan persoalan definisi dan
tumpang tindihnya pengawasan pemanfaatan sumber daya alam
dan ruang beserta isinya
Adanya ketentuan pidana yang dapat dikenakan kepada
masyarakat maupun pejabat

menunjukkan perhatian serius dalam menata ruang di Indonesia yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pemanfaatan bagi kemaslahatan rakyat Indonesia

Sumber: Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah.

CATATAN:
Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan indikasi arahan peraturan zonasi yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah terkait.
Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi, atau dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah terkait.
Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang wilayah nasional dilakukan oleh Pemerintah kepada pemerintah daerah dan
kepada masyarakat. Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan oleh instansi berwenang sesuai dengan kewenangannya.

Insentif &
disinsentif

http://www.unhabitat-indonesia.org/files/reg-43.pdf

CONTOH : PRODUK GAMBAR PETA

PERATURAN-PERUNDANGAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA


(YANG BERLAKU & SUDAH TIDAK BERLAKU)
TAHUN

NAMA PERATURAN

TINGKATAN

1948

Stadvormings Ordonantie
(SVO) Staatsblad 1948/168

Ordonantie

1949

Ketetapan

1951
1970

Stadvormings Verordenings
(SVV) Staatsblad 1949/40
Rancangan Perencanaan Fisik
RUU Bina Kota

1970

Surat Edaan Mendagri No. 18/3/8

Surat Edaran
Menteri

1980

Permendagri No. 4/1980

Peraturan
Menteri

1982
1983
1984

RUU Perencanaan Kota


RUU Perencanaan Kota/Spasial
Pedoman Umum Perencanaan
Kota
Pedoman Mengenai Bentuk dan
Isi Rencana Induk Kota
Ketentuan Mengenai Bentuk dan
Ciri Rencana Induk Kota

RUU
RUU
Surat Edaran

1984
1984

RUU
RUU

PRODUK/ISI/TENTANG
Ordonansi Pembentukan Kota

Stadsplan (Rencana Kota)

Zoning (Rencana Khusus)

Detail Plan (Unsur Rencana)


Peraturan Pembentukan Kota

Rencana Induk

Rencana Terperinci

Unsur Rencana
Perencanaan Pembangunan Kota
untuk ibukota kabupaten yang masih
mengacu pada SVO
Penyusunan Rencana Kota

Rencana Induk Kota (RIK)

Rencana Bagian Wilayah Kota


(RBWK)

Rencana Teknik Kota (RTK)


Memasukkan aspek lingkungan
Menggantikan SVO dan SVV

KETERANGAN
Diberlakukan pada :

Kota-kota yang rusak akibat PD II

Kota-kota yang berstatus


Stadsgemeente (ada 15 kota)
Peratuan pelaksanaan SVO
Disusun oleh DPU Cipta Karya
Disusun oleh Departemen PUTL
Disusun oleh Dirjen Bangda Depdagri
Disusun oleh Dirjen Bangda Depdagri, SE
Mendagri 1970 dicabut

Disusun oleh DPU Cipta Karya


Disusun oleh DPU Cipta Karya
Disusun oleh DPU

Surat Edaran

Disusun oleh DPU

Surat Edaran

Disusun oleh DPU

Sumber: Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah.
Bandung: Penerbit NUANSA.

PERATURAN-PERUNDANGAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA


(YANG BERLAKU & TIDAK BERLAKU/PERNAH ADA)
TAHUN
1984

NAMA PERATURAN
Petunjuk Rencana Detail
Sepanjang Jalan Arteri

TINGKATAN
Surat Edaran

Petunjuk Rencana Detail Wilayah


Pelabuhan
Pedoman Konsolidasi Tanah
Perkotaan
SKB Mendagri dan Men PU No.
650-1595 dan No.
503/KPTS/1985

Surat Edaran

Disusun oleh DPU

Ketetapan

Disusun oleh DPU

1985

Keputusan Mendagri No. 650-658

1986

1986

Keputusan Men PU No.


640/KPTS/1986
Keputusan Mendagri No. 7/1986

1987

Permendagri No. 2/1987

Keputusan
Menteri
Keputusan
Menteri
Keputusan
Menteri
Peraturan
Menteri

1987

Keputusan Menteri PU No.


378/KPTS/1987

1984
1984

1985

Keputusan

Ketetapan

PRODUK/ISI/TENTANG

Tugas-tugas dan Tanggung Jawab


Perencanaan Kota yang
menyerahkan urusan administrasi ke
Depdagri dan urusan teknis ke
DepPU, serta menyeragamkan jenis
dan spesifikasi kota
Keterbukaan rencana kota untuk
umum
Perencanaan Tata Ruang Kota
Penetapan Batas-batas Wilayah Kota
di Seluruh Indonesia
Pedoman Penyusunan Rencana Kota

Rencana Umum tata Ruang


Perkotaan (RUTRP)

Rencana Umum Tata Ruang


Kota (RUTRK)

Rencana DetailTata Ruang Kota


(RDTRK)

Rencana Teknik Ruang Kota


(RTRK)
Standar permukiman kota

KETERANGAN
Disusun oleh DPU

- Disusun oleh DPU dan Depdagri


- Permendagri No. 4/1980 tidak berlaku
lagi.
- Sinkronisasi tugas DPU dan Depdagri
Disusun oleh Depdagri.
- Disusun oleh DPU
- Sebagai Pedoman SKB
- Menggantikan Permendagri No.
4/1980.
- Disusun oleh Depdagri.
- Mengatur aspek administrasi
perencanaan kota

Disusun oleh DPU

PERATURAN-PERUNDANGAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA


(YANG BERLAKU & TIDAK BERLAKU/PERNAH ADA)
TAHUN
1988

NAMA PERATURAN
Imendagri No. 14/1988

TINGKATAN
PRODUK/ISI/TENTANG
Instruksi
Penataan Ruang Terbuka Hijau dan
Menteri
Wilayah Perkotaan

Surat Edaran

1988

Rancangan Keputusan Ruang


Perkotaan
Permendagri No. 59/1988

Peraturan
Menteri

Pedoman pelaksanaan Permendagri Disusun oleh Depdagri


No. 2/1987

1992

Undang-undang No. 24/1992

Undangundang

1996

Peraturan Pemerintah No.


69/1996
Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 8/1998

Peraturan
Pemerintah
Peraturan
Menteri

Peraturan Mendagri No. 9/1998

Peraturan
Menteri

Penataan Ruang

RTRW Nasional

RTRW Propinsi

RTRW Kabupaten/Kotamadya
Peran serta masyarakat dalam
penataan ruang

RTRWP Daerah Tingkat I

RTRW Kabupaten/Kodya
Daerah Tingkat II

RDTR Kawasan

RTR
Peran serta masyarakat dalam
proses penataan ruang di daerah

1988

1998

1998

KETERANGAN

Disusun oleh DPU

SVO dan SVV dinyatakan tidak berlaku

Merupakan penjabaran UU No. 24/1992


- Disusun oleh Depdagri
- Merupakan penjabaran dari UU. No.
24/1992
Disusun oleh Depdagri.
Merupakan penjabaran dari UU. No.
24/1992

PERATURAN-PERUNDANGAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA


(YANG BERLAKU & TIDAK BERLAKU/PERNAH ADA)
TAHUN
NAMA PERATURAN
2002
Keputusan Menteri Kimpraswil
No. 327/KPTS/M/2002

2002

Direktorat Jenderal Penataan


Ruang Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah

2004

Undang-undang No. 32/2004

2007
2007

TINGKATAN
PRODUK/ISI/TENTANG
Keputusan
Penetapan Enam Pedoman Bidang
Menteri
Penataan Ruang
Pedoman Penyusunan RTRW
Propinsi
Pedoman Peninjauan Kembali
RTRW Propinsi
Pedoman Penyusunan RTRW
Kabupaten
Pedoman Peninjauan Kembali
RTRW Kabupaten
Pedoman Penyusunan RTR
Kawasan Perkotaan
Pedoman Peninjauan Kembali
RTR Kawasan Perkotaan
Enam Pedoman Bidang Penataan
Ruang

Undangundang
Undang-undang No. 26/2007
Undangundang
Peraturan Menteri Pekerjaan Peraturan
Umum No. 6/PRT/M/2007
Menteri

KETERANGAN
Masing-masing pedoman berisikan:

Rencana Struktur Tata Ruang


Kawasan Perkotaan Metropolitan
(RSTRKPM)

Rencana Umum Tata Ruang


Kawasan Perkotaan (RUTRKP)

Rencana Detail Tata Ruang


Kawasan Perkotaan (RDTRKP)

Rencana Teknik Ruang Kawasan


Perkotaan (RTRKP)

Penyusunan sebagai lampiran


Keputusan Menteri Kimpraswil No.
327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan
Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang

Pemerintah Daerah

Penataan Ruang

2007

Peraturan Menteri Dalam Negeri


No.1 Tahun 2007

Peraturan
Menteri

Pedoman Umum Rencana


Penataan Bangunan dan
Lingkungan.
Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan

2008

Peraturan Menteri Dalam Negeri


No.1 Tahun 2008

Peraturan
Menteri

Pedoman Perencanaan Kawasan


Perkotaan

Undang-undang No. 24/1992


dinyatakan tidak berlaku

RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)


B

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007


Tanggal 16 Maret 2007 tentang
PEDOMAN UMUM RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Terimakasih, semoga bermanfaat......

Anda mungkin juga menyukai