Peraturan-Perundangan
1. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan.
4. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan
Ruang .
5. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan.
6. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah Tahun 2002 tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Kawasan Perkotaan.
7. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah Tahun 2002 tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten.
8. Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam
Konsep Kebijakan Otonomi Daerah. Bandung: Penerbit NUANSA.
Sumber: Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang
Peraturan-Perundangan
Wilayah Malang Raya
1. Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
3. Peraturan Daerah Kota Batu No. 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030.
4. Perda lainnya pada hirarki wilayah/kawasan yang lebih detil dan sektoral
URBAN PLANNING
URBAN DESIGN
ARCHITECTURAL DESIGN
Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan.
Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem
agrobisnis.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah
kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan
kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang
dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan
jumlah penduduk secara
keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebih
kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah
sistem.
Sumber: Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
menunjukkan perhatian serius dalam menata ruang di Indonesia yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pemanfaatan bagi kemaslahatan rakyat Indonesia
Sumber: Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah.
CATATAN:
Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan indikasi arahan peraturan zonasi yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah terkait.
Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi, atau dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah terkait.
Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang wilayah nasional dilakukan oleh Pemerintah kepada pemerintah daerah dan
kepada masyarakat. Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan oleh instansi berwenang sesuai dengan kewenangannya.
Insentif &
disinsentif
http://www.unhabitat-indonesia.org/files/reg-43.pdf
NAMA PERATURAN
TINGKATAN
1948
Stadvormings Ordonantie
(SVO) Staatsblad 1948/168
Ordonantie
1949
Ketetapan
1951
1970
Stadvormings Verordenings
(SVV) Staatsblad 1949/40
Rancangan Perencanaan Fisik
RUU Bina Kota
1970
Surat Edaran
Menteri
1980
Peraturan
Menteri
1982
1983
1984
RUU
RUU
Surat Edaran
1984
1984
RUU
RUU
PRODUK/ISI/TENTANG
Ordonansi Pembentukan Kota
Rencana Induk
Rencana Terperinci
Unsur Rencana
Perencanaan Pembangunan Kota
untuk ibukota kabupaten yang masih
mengacu pada SVO
Penyusunan Rencana Kota
KETERANGAN
Diberlakukan pada :
Surat Edaran
Surat Edaran
Sumber: Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah.
Bandung: Penerbit NUANSA.
NAMA PERATURAN
Petunjuk Rencana Detail
Sepanjang Jalan Arteri
TINGKATAN
Surat Edaran
Surat Edaran
Ketetapan
1985
1986
1986
1987
Keputusan
Menteri
Keputusan
Menteri
Keputusan
Menteri
Peraturan
Menteri
1987
1984
1984
1985
Keputusan
Ketetapan
PRODUK/ISI/TENTANG
KETERANGAN
Disusun oleh DPU
NAMA PERATURAN
Imendagri No. 14/1988
TINGKATAN
PRODUK/ISI/TENTANG
Instruksi
Penataan Ruang Terbuka Hijau dan
Menteri
Wilayah Perkotaan
Surat Edaran
1988
Peraturan
Menteri
1992
Undangundang
1996
Peraturan
Pemerintah
Peraturan
Menteri
Peraturan
Menteri
Penataan Ruang
RTRW Nasional
RTRW Propinsi
RTRW Kabupaten/Kotamadya
Peran serta masyarakat dalam
penataan ruang
RTRW Kabupaten/Kodya
Daerah Tingkat II
RDTR Kawasan
RTR
Peran serta masyarakat dalam
proses penataan ruang di daerah
1988
1998
1998
KETERANGAN
2002
2004
2007
2007
TINGKATAN
PRODUK/ISI/TENTANG
Keputusan
Penetapan Enam Pedoman Bidang
Menteri
Penataan Ruang
Pedoman Penyusunan RTRW
Propinsi
Pedoman Peninjauan Kembali
RTRW Propinsi
Pedoman Penyusunan RTRW
Kabupaten
Pedoman Peninjauan Kembali
RTRW Kabupaten
Pedoman Penyusunan RTR
Kawasan Perkotaan
Pedoman Peninjauan Kembali
RTR Kawasan Perkotaan
Enam Pedoman Bidang Penataan
Ruang
Undangundang
Undang-undang No. 26/2007
Undangundang
Peraturan Menteri Pekerjaan Peraturan
Umum No. 6/PRT/M/2007
Menteri
KETERANGAN
Masing-masing pedoman berisikan:
Pemerintah Daerah
Penataan Ruang
2007
Peraturan
Menteri
2008
Peraturan
Menteri