Anda di halaman 1dari 13

Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

JL. Haluoleo No. 05 Kompleks Bumi Praja Andonuohu Tlp (0401) 3122927 Kendari

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

PEKERJAAN :
PERENCANAAN PENATAAN KAWASAN TAMAN HIJAU
KANTOR GUBERNUR SULTRA

KONTRAKTUAL

SUMBER DANA APBD-P


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN ANGGARAN 2018
Hal - 0
Perencanaan
KERANGKA ACUAN Penataan Kawasan( Taman
KERJA KAKHijau
) Kantor Gubernur Sultra
PERENCANAAN PENATAAN KAWASAN TAMAN HIJAU
KANTOR GUBERNUR SULTRA

I. PENDAHULUAN
Pada hakekatnya suatu kota merupakan pusat kosentrasi penduduk yang cukup besar
dengan segala aktifitasnya. Kota selain tempat pemusatan pemukiman penduduk, kegiatan
sosial ekonomi, kebudayaan dan administrasi, juga sebagai pusat industri, jasa perdagangan
dan pemerintahan.

Berbagai kegiatan telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara guna
meningkatkan eksistensi fungsi dan fisik kawasannya. Tetapi kegiatan tersebut belum
mampu merubah pandangan dan kesadaran masyarakat secara mendalam sehingga program
dan rencana yang telah disusun seolah terabaikan. Hingga kini kesadaran dan persepsi
masyarakat dalam mendukung upaya tersebut belum optimal. Apalagi di tengah gencarnya
upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menggelar program promosi
kawasannya. Hal ini tentunya dapat diintegrasikan dengan prioritas program di sektor
transportasi, kebersihan, pertamanan, kependudukan serta penataan bangunan dan
lingkungan guna mendukung sektor-sektor unggulan dan berbagai sektor lainnya di Kota
Kendari sebagai Ibu Kota Provinsi. Menanggapi hal ini perlu adanya upaya penataan secara
terpadu dari tiap sektor kecipta karyaan, penanggung jawab substansial dari keterpaduan
antar sektor ini untuk Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Dinas Cipta Karya, Bina
Konstruksi dan Tata Ruang.

Salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan adalah tersedianya areal ruang publik (public
space). Setiap kota diharapkan melakukan penataan terhadap kawasan ruang publik dan
disusun dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Kota. Dalam menyususn perencanaan tataruang
wilayah kota, maka suatu kota harus menyediakan dan memanfaatkan areal untuk Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dan ruang terbuka publik. Penyediaan areal untuk ruang terbuka
hijau dan ruang terbuka publik dalam suatu wilayah kota, paling sedikit 40% dari luas
wilayah kota, dengan proporsi seluas 30% untuk areal Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan
seluas 10% untuk areal Ruang Terbuka Publik (RTP). Pengembangan kawasan kepentingan
umum dilakukan dengan memperhatikan struktur maupun fungsi dan bentuk kota. Struktur
kota sebagai kerangka kota yang mempunyai hirarki dapat berwujud terpusat, linear,
maupun multiple nuclei, dengan hirarki mulai pusat kota metropolitan, kota atau kota

Hal - 1
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

satelit, kawasan sampai dengn skala lingkungan. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
sebagai bagian kawasan kepentingan umum yang terstruktur diarahkan untuk estetika
perkotaan maupun sebagai ruang kesehatan lingkungan perkotaan, fasilitas olah raga
maupun rekreasi. Wujud fisik kawasan kepentingan umum dapat berupa jalur hijau seperti
pedestrian, danau dan pantai maupun buffer zone yang bisa berfungsi sebagai jogging track
atau bicycle track, jalur biru yang berfungsi untuk kegiatan olahraga, ruang terbuka seperti
taman-taman atau ruang terbuka hijau, area bermain anak-anak plaza, alun-alun, dan hutan
kota. Kota Kendari yang merupakan Ibu Kota Provinsi adalah merupakan kota terbesar di
Sulawesi Tenggara yang diarahkan sebagai kota pendidikan, pariwisata dan industri, yang
sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Penataan dan pengolaan kawasan
ruang publik di Kota Kendari dapat dijadikan contoh (model) bagi kota lainnya. Penataan
dan Pengelolaan kawasan ruang publik di Kota Kendari khususnya dalam penataan
kawasan hijau pada areal kawasan kantor Gubernur Sulawesi Tenggara dapat dijadikan
suatu model konsep penataan dan pengelolaan kawasan raung publik yang baik, yang dapat
memberikan dampak positif timbal-balik bagi masyarakat dan lingkungan setempat.

Produk yang sifatnya berupa pengaturan pemanfaatan ruang perlu ditindak lanjuti dengan
penyusunan desain kawasan dalam upaya konservasi kawasan berskala lingkungan dalam
dokumen yang disusun sesuai Pedoman Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (Permen
PU No. 06/PRT/M/2007). Upaya tersebut diharapkan tercapai dengan fokus pada
penciptaan ide-ide kreatif sebagai target penataan kawasan yang mampu menciptakan
suasana kondusif dalam rangka pembangunan bangunan gedung, Fokus pada desain
lingkungan yang dapat menghemat penggunaan sumber daya tak terbarukan/fossil fuel dan
pendetilan tata cara pelaksanaan di tingkat basis masyarakat untuk mencapai target sasaran
wilayah.

Iklim Bumi mengalami perubahan kearah yang makin buruk. Gejala perubahan ini lebih
akrab disebut pemanasan global (global warming) karena indikasi yang sangat nyata adalah
meningkatnya suhu udara merata dipermukaan bumi. Pemanasan global tersebut
diakibatkan oleh efek Gas Rumah Kaca (GRK) yang telah mengalami peningkatan
komposisi dan kuantitas serta terjadinya pulau panas (heat island) di perkotaan yang pada
skala mikro ditimbulkan oleh hiruk-pikuk aktivitas kota. Penting diperhatikan bahwa ruang
terbuka hijau dapat berperan secara optimal dalam mengendalikan suhu udara jika luasnya
proporsional dengan luas kota.

Hal - 2
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

Hutan alam yang masih eksis sekarang ini tidak bisa lagi sepenuhnya diharapkan
kemampuannya untuk menetralisir iklim perkotaan, apalagi jika melihat kenyataan bahwa
letak perkotaan di Indonesia pada umumnya jauh dari kawasan hutan. Dengan demikian,
kawasan perkotaan harus memiliki hutan/vegetasi atau Ruang Terbuka Hijau (RTH)
sebagai sistim pengendali iklim. Keberadaan hutan kota/vegetasi atau RTH mutlak
dibutuhkan oleh warga kota yang menginginkan lingkungan kerja dan hunian yang
nyaman.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dimana disyaratkan luas
RTH minimal 30 % dari luas wilayah kawasan perkotaan yang dibagi menjadi RTH Publik
20 % dan RTH Privat minimal 10 %. Namun dengan perkembangan perkotaan, terjadi
penurunan kuantitas Ruang Terbuka Hijau yang sangat signifikan di kawasan perkotaan
serta dibarengi dengan menurunnya kualitas ruang terbuka publik perkantoran.

Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi
sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas tamanan kota, kawasan hijau
hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olah raga, kawasan hijau
pekarangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan,
Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaanya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alami maupun yang sengaja ditanam.

Peraturan Menetri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang disingkat
RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan diisi oleh tumbuhan
dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.
RTHKP Publik adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggung
jawab Pemerintah Kabupaten/Kota.

Ruang terbuka hijau dapat menjadi optimal apabila disiapkan perencanaan, pembangunan
dan pengelolaan yang matang, serta perlu ditata sejak dini melalui regulasi ruang untuk
pembangunan ruang terbuka hijau sehingga ruang terbuka hijau benar-benar tumbuh dan

Hal - 3
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

berkembang dalam wujud kawasan yang hijau. Konsep kota hijau (kota berkelanjutan)
merupakan kota yang dibangun dengan tidak mengorbankan aset kota, melainkan terus
menerus memupuk semua kelompok aset meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber
daya alam, lingkungan dan kualitas prasarana perkotaan. Kota hijau juga dapat dipahami
sebagai kota yang ramah lingkungan berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang
berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, antara lain dengan
memanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi limbah,
menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, dan
mensinergikan lingkungan alami dan buatan.

Dalam penanganan infrastruktur ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian sejak
awal, hal ini meliputi :
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, handal dan dapat menjadi
teladan bagi lingkungannya, serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan
arsitektur di Indonesia.
2. Setiap gedung negara harus direncanakan, dirancang sebaik-baiknya, sehingga dapat
memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria
administrasi bagi bangunan gedung negara.
3. Pemberian jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis
bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara
matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai
dengan kepentingan proyek.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang
memuat masukan, azas, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan kedalam pelaksanaan tugas perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

Hal - 4
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

III. ALASAN PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi
dan Tata Ruang, salah satu DPPA yang disetujui adalah kegiatan Perencanaan
Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra
2. Dalam penyelenggaraan pekerjaan tersebut diperlukan suatu Kerangka Acuan Kerja
(KAK) bagi pekerjaan perencanaan/perancangan pekerjaan yang dimaksud, sehingga
diperoleh suatu fasilitas yang mampu mendukung dalam pencapaian sasaran kegiatan.
3. Konsultan perencana yang ditunjuk adalah rekanan/perusahaan pemenang pengadaan
jasa konsultan proyek dan atau yang ditunjuk langsung berdasarkan aturan yang
berlaku. Konsultan perencana yang ditunjuk harus memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan tugas konsultansi dalam bidang jasa perencanaan teknis.
4. Konsultan Perencana diharapkan dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan proyek dan bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan yang
dilaksanakannya kepada Pengguna Anggaran dalam hal ini Dinas Cipta Karya, Bina
Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara
5. Dalam melaksakan tugasnya, Konsultan perencana akan mendapat bantuan dan
bimbingan dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada Dinas Cipta Karya, Bina
Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara.

IV. LINGKUP KEGIATAN


1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup kegiatan Dinas
Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
3. Lingkup pekerjaan :
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

V. LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara,
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007, yang dapat meliputi tugas-
tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan dan perencanaan fisik bangunan
gedung negara yang terdiri dari :
1. Persiapan atau konsepsi perencanaan, antara lain mengumpulkan data dan informasi
lapangan (bila diperlukan : termasuk pemetaan dan penyelidikan tanah sederhana),

Hal - 5
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

membuat interpretasi terhadap KAK dan berkonsultasi dengan Pemerintah Daerah


setempat mengenai peraturan pembangunan dan perijinan.
2. Penyusunan Prarencana seperti rencana tapak, prarencana bangunan, perkiraan biaya,
sempadan jalan dan IMB dari Pemerintah daerah setempat.
3. Penyusunan Pengembangan Rencana, meliputi:
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dua dimensi atau tiga
dimensi (bila diperlukan),
b. Rencana struktur.
c. Rencana jaringan utilitas.
d. Garis besar spesifikasi teknis.
e. Perkiraan Biaya.
4. Penyusunan rencana detail, seperti membuat gambar-gambar detail, rencana kerja dan
syarat-syarat, rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi.
5. Persiapan pelelangan, seperti membantu pengguna anggaran di dalam menyusun
dokumen pelelangan, dan membantu panitia pelelangan dalam menyusun program dan
pelaksanaan pelelangan.
6. Pelelangan, seperti membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan.
7. Pengawasan berkala, seperti memeriksa pelaksanaan pekerjaan kesesuaiannya dengan
rencana secara berkala.

VI. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


1. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab Konsultan perencana adalah minimal sebagai berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil
karya perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus mengakomodasi batasan-batasan
yang telah diberikan oleh proyek, termasuk melalui KAK ini, pembiayaan dan mutu
bangunan yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi peraturan, standar dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku, khususnya bangunan gedung
negara.

Hal - 6
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

VII. HASIL/PRODUK/KELUARAN DAN STANDAR PRODUK YANG DIHARAPKAN.


A. HASIL/PRODUK/KELUARAN
Produk/keluaran yang harus dibuat oleh Konsultan perencana berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja ini akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian (Kontrak), yang
minimal meliputi :
1. Tahap Konsep Rencana Teknis
Pada tahap Konsep Rencana teknis, konsultan perencana diharapkan membuat
antara lain :
a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
b. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan
ruang, dll.
c. Laporan data informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana (jika
ada), dan keterangan rencana kota, dll.

2. Tahap Pra-rencana Teknis.


Pada tahap Pra-rencana Teknis, konsultan perencana diharapkan membuat antara
lain :
a. Gambar-gambar rencana tapak.
b. Gambar-gambar Pra-rencana bangunan.
c. Perkiraan biaya pembangunan.

3. Tahap Pengembangan Rencana


Pada tahap Pengembangan rencana, Konsultan perencana diharapkan membuat
antara lain :
a. Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur dan utilitas.
b. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
c. Draft Rencana Anggaran Biaya (RAB).

B. STANDAR HASIL/PRODUK YANG DIHARAPKAN


1. Format/ukuran kertas
a. Dokumen Gambar asli disajikan dalam ukuran A3 menggunakan kertas biasa.

Hal - 7
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

b. Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


ukuran kertas A4 atau ukuran folio.

2. Ketentuan Penggambaran
a. Cara penggambaran diutamakan dengan komputerisasi, menggunakan program
Auto CAD minimal versi Auto CAD-2007.
b. Notasi dan keterangan gambar mengikuti bakuan yang ada.

3. Jumlah Dokumen
Jumlah Dokumen yang wajib diserahkan oleh Konsultan perencana adalah sebagai
berikut :
a. Dokumen Perencanaan yang meliputi:
 Gambar Kerja print dan atau Foto Copy sebanyak 5 (Lima) exemplar.
 RAB / EE sebanyak 5 (Lima) exemplar
 RKS sebanyak 5 (Lima) exemplar
b. Laporan-laporan lainnya (jika ada) sebanyak 5 (Lima) exemplar.

4. Dokumen Gambar Kerja


Dokumen gambar kerja meliputi gambar rencana pelaksanaan sesuai dengan
lingkup pekerjaan yang diuraikan pada poin IV.3 di atas dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
a. Gambar situasi, skala 1 : 1000, 1 : 200, (atau disesuaikan dengan format kertas)
yang menunjukkan posisi bangunan terhadap lahan dan lingkungannya.
b. Rencana Tapak (Site Plan) skala 1:500, 1:200, (atau disesuaikan dengan format
kertas gambar) menunjukkan plotting denah lantai dasar seluruh bangunan yang
direncanakan terhadap tapaknya, perkerasan, saluran-saluran dan seluruh
fasilitas penunjang yang ada. Gambar tersebut harus dilengkapi dengan
informasi ketinggian (level ) rencana dan bahan-bahan yang akan digunakan.
c. Rencana pengadaan dan jaringan distribusi air bersih dalam tapak dan catu air
ke masing-masing bangunan. Gambar tersebut dibuat dalam skala 1:200, 1:50
dan 1 :20. (atau disesuaikan dengan format kertas gambar)
d. Rencana drainase kompleks (kalau ada) , dibuat dalam skala 1:200, 1:100, 1:50,
1:10. (atau disesuaikan dengan format kertas gambar) Gambar tersebut

Hal - 8
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

menunjukkan jalur-jalur saluran pembuangan air hujan dari dalam tapak menuju
ke luar tapak, dilengkapi dengan detai-detail type salurannya.
e. Gambar-gambar lainnya yang dianggap perlu untuk kemudahan pelaksanaan
dilapangan, dibuat dalam skala yang disesuaikan dengan kebutuhan.

5. Laporan / Dokumen Lainnya


Standarisasi laporan dan dokumen lainnya yang merupakan bagian dari tugas
konsultan perencana apabila tidak ditentukan dalam KAK ini, dapat dibuat sesuai
dengan kebutuhan serta mengikuti bakuan yang telah ada sebelumnya.

C. PRODUK PELAPORAN
Dari tahapan proses diatas produk pelaporan yang harus diserahkan adalah :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Laporan Akhir
4. Laporan Gambar Perencanaan
5. Laporan RAB dan RKS
6. Laporan Soft Copy dalam Flash Disk

VIII. BIAYA
A. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada : DPPA
Perubahan Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun Anggaran 2018.

B. BIAYA PERENCANAAN
1. Biaya pekerjaan konsultan perencana sebesar Rp. 270.000.000,- (Dua Ratus Tujuh
Puluh Juta Rupiah) dengan tata cara pembayarannya diatur secara kontraktual
setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan
yang berlaku, yang terdiri dari :
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
b. Materi dan penggandaan hasil perencanaan.
c. Pembelian dan atau sewa peralatan.
d. Sewa kendaraan.

Hal - 9
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

e. Jasa dan overhead perencanaan.


f. Pajak dan iuran daerah lainnya.

2. Pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan


pekerjaan bulanan/perencanaan (akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian
Kerja/Kontrak).

IX. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


SKPD : Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang Provinsi
Sulawesi Tenggara
Program : Rehab/Peningkatan Kantor dan Gedung-Gedung
Pekerjaan : Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur
Sultra
Lokasi : Kota Kendari
Tahun Anggaran : 2018

X. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


1. Jangka waktu pelaksanaan perencanaan sampai dengan persiapan Dokumen Lelang
Konstruksi selama 1,5 (Satu Koma Lima) bulan atau 45 (Empat Puluh Lima) hari
kalender.

2. Konsultan perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pengawasan berkala


terhadap hasil karyanya selama selama pelaksanaan konstruksi fisik yang diperkirakan
selama 5 (Lima) bulan atau 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender.

XI. TENAGA AHLI


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak konsultan perencana harus menyediakan
tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi konsultan perencana untuk menjalankan
kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat
dan disetujui oleh Pengguna Jasa.

Hal - 10
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya sebagai berikut :

Jml Kualif Pengalaman


No Jabatan Keahlian
(Org) ikasi Minimal
A. TENAGA AHLI
1 Team Leader Arsitektur 1 S1 5 Tahun
(Arsitektur/Sipil)
2 Ahli Teknik Lansecape Arsitektur/Lanseca 1 S1 3 Tahun
(Arsitek/Lansecape) pe
3 Ahli Teknik Sipil Sipil 1 S1 3 Tahun
(Infrastruktur/Struktur dan
Konstruksi)
4 Ahli Teknik Planologi/PWK Planologi/PWK 1 S1 3 Tahun
(Tata Kota)
5 Ahli Teknik Lingkungan Lingkungan 1 S1 3 Tahun
6 Ahli Cost Estimator Sipil 1 S1 3 Tahun
B. TENAGA ASISTEN AHLI
1 Asisten Ahli Teknik Arsitektur/Lanseca 2 S1 1 Tahun
Lansecape pe
(Arsitek/Lansecape)
2 Asisten Ahli Teknik Sipil Sipil 2 S1 1 Tahun
(Infrastruktur/Struktur dan
Konstruksi)
3 Asisten Ahli Teknik Planologi/PWK 2 S1 1 Tahun
Planologi/PWK (Tata Kota)
4 Asisten Ahli Teknik Lingkungan 2 S1 1 Tahun
Lingkungan
5 Asisten Ahli Cost Estimator Sipil 2 S1 1 Tahun
C. TENAGA PENDUKUNG
1 Surveyor/Juru Ukur SMK/Sederajat 8 SMK 1 Tahun
2 Drafter CAD/Opr. Komp SMK/Sederajat 2 SMK 1 Tahun
3 Administrasi/Keuangan SMK/Sederajat 1 SMK 1 Tahun
Sesuai dengan ketentuan, maka Khusus untuk Tenaga Ahli diatas harus memeiliki Sertifikat
tenaga ahli SKA sesuai bidang keahliannya yang dikeluarkan LPJK atau Asosiasi yang
berwenang dan dilengkapi dengan Curiculum Vitae (Pengalaman dilengkapi dengan
referensi/surat keterangan)serta ijazah.

Penyedia jasa diharapkan melengkapi proposal usulan teknis dengan melampirkan waktu
penugasan, rincian tugas serta mekanisme pelaksanaan pekerjaan team leader dan tenaga
ahli lainnya dalam bentuk Bar Chart Schedule.

Hal - 11
Perencanaan Penataan Kawasan Taman Hijau Kantor Gubernur Sultra

XII. PENUTUP
1. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan.
2. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja
untuk dibahas dengan Pengguna Anggaran/Kepala Satuan Kerja.

Kendari, Januari 2018

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)


Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang
Provinsi Sulawesi Tenggara

Dr. Ir. H. PAHRI YAMSUL, M.Si.


NIP. 19661211 199603 1 004

Hal - 12

Anda mungkin juga menyukai