Disusun Oleh :
F231 17 096
BAB I
Palu adalah sebuah kota yang di tepi laut dan sekaligus Ibukota dari provinsi Sulawesi
Tengah, Indonesia. Kota Palu yang berjuluk Bumi Tadulako, secara geografis berada dekat
dengan garis katulistiwa dan terletak membentang di lembah Palu yang bersambung dengan
pesisir Teluk Palu. Palu memiliki karakteristik beriklim kering karena letak geografisnya berada
di wilayah bayangan hujan dan menyebabkan hujan di Palu sangat rendah dalam setahun
dibandingkan kota kota lain di Indonesia. Kondisi hujan yang rendah menyebabkan udara kota
lebih hangat sehingga suhu maksimum dapat mencapai 36,2°C pada siang hari (Website
Pemerintah Kota Palu). Kota Palu mewariskan Geologi Spesifik berupa Sesar Palu Koro yang
memanjang kurang lebih 240 Km dari utara (Kota Palu) ke selatan (Malili) hingga teluk Bone.
Sesar Palu Koro berhubungan dengan Sesar Matano-Sorong dan Lawanoppo-Kendari, sedangkan
di ujung utara melalui selat Makassar berpotongan dengan zona subduksi lempeng Laut Sulawesi
(Kaharuddin, 2011). Akibat adanya Sesar Palu Koro menjadikan kota Palu sebagai salah satu
daerah yang rawan bencana.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Tahun 2021-2041, Kelurahan Tondo berfungsi sebagai pusat kegiatan
pemerintahan skala regional, pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala nasional, pusat kegiatan
pertahanan dan keamanan negara, pusat pelayanan pendidikan tinggi, pusat pelayanan kesehatan,
pusat pelayanan olahraga skala nasional, dan pusat pelayanan transportasi. Kelurahan Tondo
memiliki berbagai macam potensi, seperti: Kelurahan Tondo nantinya akan menjadi kawasan
pusat kota baru. “Kawasan ini akan menjadi pusat kota baru” (Wali Kota Palu, H. Hadianto
Rasyid, 2022), selain itu Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 2 Tahun 2021 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2021-2041 terdapat rencana pengembangan jalan baru yaitu
jalan arteri sekunder dengan ruas jalan lingkar Pantai Teluk Palu segmen Talise-Tondo dan
merupakan PPK Tondo-Talise di Kecamatan Mantikulore.
Lokasi Kawasan Perancangan berada di Perumahan Dosen dan BTN Bumi Roviga,
Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore dengan luas deliniasi yaitu 88,37 Ha, dan masuk
dalam RT 001, RT 002, RT 003, RT 004 dan RW 008, RW 009, RW 010, dan RW 011. Kawasan
Perancangan di pilih berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada seperti tata guna lahan
(land use) yang dimana tidak tersediaannya lahan parkir, masalah bentuk dan massa bangunan
yaitu persentase KDB yang terlalu tinggi (70,50%) dan kurangnya Ruang Terbuka Hijau.
Hasil penelitian Effendy (2007) mengungkapkan kaitan RTH dengan suhu udara
perkotaan diperoleh dalam bentuk hubungan non-linier yang menggambarkan bahwa RTH
mampu meredam suhu udara perkotaan. Peran RTH dalam penurunan iklim mikro perkotaan
diperoleh pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Hal ini memperjelas kepada
pemahaman kita bahwa keberadaan Ruang Terbuka Hijau, menjadi sangat penting
dipertahankan, bahkan jika dalam luasan yang kurang ideal perlu adanya penambahan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, bahwa Berdasarkan RPJMD
Kota Palu Tahun 2021-2026, Kawasan Tondo-Talise rencananya diarahkan sebagai Kawasan
New Town Tondo-Talise selain itu disebutkan bahwa kecenderungan arah perkembangan Kota
Palu, Kecamatan Mantikulore, khususnya Kelurahan Tondo merupakan lokasi tertinggi kedua
setelah Kecamatan Tawaeli (lokasi Kawasan Ekonomi Khusus) yang perkembangan wilayahnya
dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana strategis kota yang memicu wilayah itu
untuk berkembang, ketersediaan akses Jalan Lingkar Luar, Jalan Lingkar Dalam, Jalan Arteri
Primer (Jl. Trans Sulawesi), dan Jalan Kolektor Primer K2. Potensi yang ada di Kelurahan Tondo
dibarengi dengan adanya permasalahan yang perlu untuk dibenahi seperti masalah parkir, Cuaca
yang panas, rawan bencana,drainase yang tidak sesuai fungsi, kepadatan bangunan yang tinggi,
RTH yang tidak memadai dll. sehingga Untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi,
diperlukannya konsep Green city berbasis Mitigasi bencana sebagai alternatif penyelesaiannya.
Maka dari itu, rumusan masalah yang dapat diangkat dalam penyusunan proposal teknis ini ialah:
Bagaimana mengembangkan kawasan permukiman terencana dengan konsep Green City
berbasis Mitigasi bencana di Perumahan Dosen dan BTN Bumi Roviga, Kelurahan Tondo.
BAB II
Kota hijau (green city) adalah kota yang sehat secara ekologis atau sebagai kota yang
memanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi limbah,
menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, dan menyinergikan
lingkungan alami dan buatan. Inisiatif mewujudkan kota hijau memiliki makna strategis karena
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain pertumbuhan kota yang begitu cepat dan
berimplikasi terhadap timbulnya berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan, banjir,
permukiman kumuh, kesenjangan sosial, dan berkurangnya luasan ruang terbuka hijau. Selain
itu, beberapa tahun terakhir permasalahan perkotaan semakin berat karena hadirnya fenomena
perubahan iklim yang menuntut kita semua untuk memikirkan secara lebih seksama dan
mengembangkan gagasan cerdas yang dituangkan ke dalam kebijakan dan program yang lebih
komprehensif sekaligus realistis sebagai solusi perubahan iklim (Ernawi, 2012).
Penerapan Konsep Green City sangat penting mengigat kehidupan di kawasan perkotaan
mengalami kemajuan yang begitu pesat. Hal ini terjadi karena kuatnya pengaruh globalisasi.
Pesatnya perkembangan di kawasan perkotaan juga disebabkan dari adanya urbanisasi. Green
city bertujuan untuk menghasilkan sebuah pembangunan kota yang berkelanjutan dengan
mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dengan kombinasi strategi tata
ruang, strategi infrastruktur dan strategi pembangunan sosial, Selain itu, membuat kota sebagai
daerah yang layak huni dengan tetap memperhatikan kualitas ekosistem lingkungan.
Kota tangguh bencana adalah kota atau wilayah yang telah melakukan upaya serius untuk
mengurangi risiko dan dampak bencana alam atau buatan manusia. Konsep ini mencakup
berbagai strategi, perencanaan, dan infrastruktur yang dirancang untuk membuat suatu kota lebih
tahan terhadap bencana.
D. Konsep Kota Tangguh Bencana/ Mitigasi
Kota Tangguh Bencana atau "Resilient City" merujuk pada konsep kota yang memiliki
kemampuan untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dengan cepat setelah menghadapi gangguan
atau bencana. Resilience dalam konteks ini mencakup sejumlah aspek, termasuk infrastruktur
fisik, sistem sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ide dasarnya adalah untuk menciptakan kota yang
mampu menjaga kesejahteraan penduduknya di tengah-tengah tantangan dan risiko yang
mungkin timbul.
E. Pengertian permukiman
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan
dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat.
Kawasan permukiman dapat dilihat dari klasifikasi permukiman dan tipe permukiman. Berikut
merupakan penjelasan dari klasifikasi dan tipe permukiman.
BAB III
Wilayah studi pada studi perancangan kali ini yaitu di Kota Palu tepatnya Kecamatan
Mantikulore, Kecamatan Mantikulore merupakan pemekaran dari Kecamatan Palu Timur dan
Kecamatan Palu Selatan dengan luas daratan sebesar 206,8 km 2. Kecamatan Mantikulore paling
luas jika dibandingkan Kecamatan lain di Kota Palu dengan ibukota Kecamatan adalah Talise.
Berdasarkan posisi geografisnya, Palu Timur memiliki batas-batas:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kec. Palu Utara dan Kab. Donggala
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Parigi Moutong
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kec. Palu Timur dan Kec. Palu Selatan
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk Palu dan Kec. Palu Timur
Kondisi Geografi
Geografi adalah deskripsi dan penjelasan yang menganalisis permukaan bumi dan
pandangannya tentang hal yang selalu berubah dan dinamis, tidak statis dan tetap. Pembagian
wilayah Kecamatan Mantikulore yang luasnya 206,8 km 2 dirinci menurut luas kelurahan Talise
7,27 km2, Kelurahan Tanamonindi 3,33 km2, Keluarahan Lasoani 36,86 km2, Kelurahan
Kawatuna 20,67 km2, Kelurahan Poboya 63,41 km2, Kelurahan Tondo 55,16 km2, Kelurahan
Layana Indah 15,00 km2 dan Kelurahan Talise Valangguni 5,10 km 2. Peta Geografi di Kecamatan
Mantikulore pada Gambar.
Kondisi Topografi
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan fitur atau orang-orang dari
planet, bulan, dan asteroid. Hal ini juga gambaran bentuk permukaan tersebut dan fitur (terutama
penggambaran mereka di peta). Topografi wilayah Mantikulore terdiri atas daratan sekitar 50
persen, perbukitan sekitar 28 persen, dan pegunungan sekitar 22 persen. Sedangkan wilayah
mantikulore berbatasan langsung dengan laut atau daerah pesisir pantai yaitu kelurahan Talise,
Kelurahan Tondo, dan Kelurahan Layana.
BAB IV
Berdasarkan RPJMD Kota Palu Tahun 2021-2026, disebutkan bahwa kecenderungan arah
perkembangan Kota Palu, Mantikulore, khususnya Kelurahan Tondo merupakan lokasi tertinggi
kedua setelah Kecamatan Tawaeli (lokasi Kawasan Ekonomi Khusus) yang perkembangan
wilayahnya dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan prasarana strategis kota yang memicu
wilayah itu untuk berkembang, seperti ketersedian beberapa perguruan tinggi yaitu Universitas
Tadulako (Negeri), dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu, ketersedian lahan
kosong yang luas untuk permukiman, akses Jalan Lingkar Luar, Jalan Lingkar Dalam, Jalan
Arteri Primer (JI. Trans Sulawesi), dan Jalan Kolektor Primer K2 dan juga berdasarkan hasil
survei kelompok kami bahwa Kawasan perancangan yaitu Perumahan Dosen dan BTN Bumi
Roviga memiliki ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai.
Perancangan pada kawasan permukiman Kelurahan Tondo ini yang mengusung konsep
green city bertujuan untuk mengjasilkan sebuah pembangunan kota yang berkelanjutan dengan
mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dengan kombinasi strategi tata
ruang, strategi infrastruktur dan strategi pembangunan sosial.
Selain itu, perancangan pada kawasan permukiman ini menerapkan konsep mitigasi
bencana sebagai upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
penerapan dari konsep perancangan dapat diwjudukan dengan melihat indikator dari tema
kelas ”Smart Growth Sustainable” dan konsep perancangan yang kita ambil yaitu ”Green City”
dan ”Mitigasi Bencana” terhadap kawasan permukiman. Adapun penerapan Konsep Perancangan
Permukiman Dengan Konsep Green City Berbasis Mitigasi Bencana :
Konsep Uraian Konsep Indikator Subindikator Output
“Permukiman 1. Merancang ketersediaan 1. Menyediakan ketersediaan 1. Terciptanya keindahan tata hijau kota 1. Penambahan Ruang
Dengan Konsep RTH publik yang memiliki ruang terbuka hijau 2. Tersedianya vegetasi Terbuka Hijau publik &
penerapan desain 2. Menciptakan lingkungan 3. Menyediakan cakupan layanan parkir privat (Taman RW dan
Green City penambahan RTH
multifungsi yang dapat perumahan yang sehat dan dan jalan yang aman dan nyaman bagi
Berbasis Mitigasi Privat)
digunakan masyarakat bersih serta aman, nyaman seluruh penghuni 2. Penempatan rumah
Bencana’’ dalam melakukan berbagai 3. Menyediakan sarana 4. Merancang sistem persampahan dengan model maisonet
aktivitas prasarana lingkungan yang terpisah (sampah anorganik dan 3. Relokasi TPS ke tempat
2. Menyediakan area berada pada area perumahan organik) yang sesuai
layanan/fasilitas publik 4. Menciptakan lingkungan 5. Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur 4. Penempatan Rioul
untuk mengakomodasi yang hidup rukun dalam dasar Masyarakat sebagai upaya (bagian dari sistem
peghuni yang juga ramah bermasyarakat pengembangan kawasan drainase) sebagai pipa
disabilitas dan ramah ibu 6. Merancang ketersediaan sarana sosial panyalur air kotor di
lingkungan
dan anak dan edukasi di lingkungan permukiman
5. Gapura Selamat Datang
3. pelayanan kepada pejalan guna meningkatkan kepedulian dan 6. Penataan vegetasi
kaki sehingga dapat kepekaan masyarakat terhadap 7. Penataan Pola Sirkulasi
meningkatkan kelancaran, penataan lingkungan secara dan Parkir (Carport)
keamanan dan kenyamanan berkelanjutan 8. Titik Persebaran Tempat
pejalan kaki Sampah
4. Terpenuhinya kebutuhan 9. Perbaikan infrastruktur
infrastruktur dasar yang sudah tidak
Masyarakat sebagai upaya layak/rusak
10. Penempatan bangku
pengembangan kawasan istirahat di beberapa
5. Menciptakan lingkungan titik
yang aman untuk 11. Penyediaan Unit Hunian
melakukan monitoring 12. Menyediakan CCTV Di
lingkungan sekitarnya dari Beberapa Titik
kemungkinan gangguan 13. Penyediaan Zona
kejahatan Playground
6. Merancang ketersediaan 14. Fasilitas Olahraga
15. Penataan bangunan
fire protection di
permukiman
lingkungan perumahan dan 16. Pembangunan sarana
menyediakan lokasi titik bank sampah
kumpul jika terjadi 17. Pengadaan dan
bencana pemasangan papan
7. Menciptakan sebuah informasi
struktur fisik yang 18. Pengadaan dan
melibatkan beberapa pemasangan alat
penerang jalan (APJU)
Konsep Uraian Konsep Indikator Subindikator Output
aspek, seperti estetika, tenaga surya
teknik, keamanan, 19. Penyediaan bak sampah
kenyamanan dan terpisah (sampah
organik dan anorganik”
fungsionalitas
20. Penyediaan balai
pertemuan warga
sekaligus terdapat RTH
21. Pemasangan Hydrant
Kebakaran
22. Penyediaan titik kumpul
Internal Eksternal
Kekuatan (Strengths) Peluang (oppurtinity)
1. Ketersedian lahan kosong yang luas untuk 1. Kelurahan Tondo berfungsi sebagai pusat kegiatan
permukiman pemerintahan skala regional
2. Ketersediaan beberapa perguruan tinggi yaitu 2. Kelurahan Tondo berfungsi sebagai pusat kegiatan
Universitas Tadulako (Negeri), dan Sekolah perdagangan dan jasa skala nasional sehingga bisa
Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu membuka lapangan kerja
3. Memiliki potensi kawasan perdagangan dan jasa 3. Kelurahan Tondo berfungsi sebagai pusat kegiatan
pertahanan dan keamanan negara, pusat pelayanan
pendidikan tinggi, pusat pelayanan kesehatan,
pusat pelayanan olahraga skala nasional, dan
pusat pelayanan transportasi
4. Adanya potensi pengembangan permukiman
secara berkelanjutan
5. Memiliki peluang bertambahnya penduduk di
kawasan permukiman
Internal Eksternal
Kelemahan (Weakness) Ancaman (Threats)
1 Jaringan persampahan belum terkelola dengan baik 1. Banyaknya kendaraan yang laju, sehingga sering
2. Terdapat jalan yang rusak, dan kurang lebarnya terjadi kecelakaan lalu llintas
jalan. 2. Termasuk dalam zona rawan gerakan tanah
3. Masih kurangnya jumlah RTH menengah (gempa bumi)
4. Massa bangunan yang padat 3. Belum adanya perhatian masyarakat akan
kebersihan lingkungan
4. Terdapat potensi berupa ancaman bahaya
kebakaran di lingkungan permukiman
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 2A, 2023
Setelah melakukan identifikasi dan analisis terhadap faktor strategis internal dan eksternal
maka langkah selanjutnya adalah menyusun matriks SWOT (Strenght/kekuatan, Weakness/
Kelemahan) Opportunity/Peluang, dan Threats/ Ancaman). Metode ini di harapkan dapat
mendeskripsikan dengan jelas bagaimana peluang dan ancaman yang ada di sesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan untuk menghasilkan alternatif strategi dalam Perancangan Permukiman
Dengan Konsep Green City Berbasis Mitigasi Bencana.
Eksternal
Peluang Ancaman
Internal
Kekuatan Strategi S-O Strategi S-T
Mengembangkan potensi Pembangunan fasilitas bank
wilayah yang berada di sampah di lingkungan
Kelurahan Tondo agar permukiman
nantinya permukiman dapat Memberikan sosialisasi kepada
maju dan berkembang dengan masyarakat tentang mitigasi
baik bencana
Melakukan kerja sama antara
pihak pemerintah dan
masyarakat setempat dalam
mengembangkan permukiman
berbasis mitigasi bencana
Melakukan peningkatan dan
pengembangan infratsruktur
penunjang kawasan
permukiman
Pemerintah bersama
masyarakat menjalin kerja
sama dalam menerapkan
perwujudan permukiman
green city berbasis mitigasi
bencana
Strategi W-O Strategi W-T
Pembuatan taman sebagai Mengembangkan sistem
tempat berkumpulnya penyuluhan lingkungan
masyarakat di kawasan Menyediakan fasilitas
permukiman penunjang dan infrastruktur
Penataan Bangunan yang menerapkan mitigasi
Perlunya pengelolaan ruang bencana
Kelemahan
terbuka Penatakelolaan lingkungan dan
Penatakelolaan lingkungan dan penegasan aturan pemeliharaan
penegasan aturan pemeliharaan lingkungan
lingkungan
Perbaikan infrastruktur yang
kurang baik
Fungsi
pelayanan
Aktivitas
Klinik, Apotek, Praktek dokter, Puskesmas
Kesehatan
pembantu, Praktek bidan
djasa
Aktivitas
Pemerintahan Pos jaga, Kantor Kelurahan, Kantor hukum
Aktivitas
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), SMP N 19 Palu,
SMK N 5 Palu
Aktivitas Mitigasi
Jalur evakuasi dan titik kumpul, Hidran
bencana
kebakaran, pos pemadam kebakaran
Aktivitas
Persampahan merupakan area penampungan
Persampahan
sampah di kawasan perancangan.
Kecamatan Mantikulore merupakan pemekaran dari Secara Administratif Kelurahan Tondo merupakan bagian Lokasi Kawasan Perancangan berada di
Kecamatan Palu Timur dan Kecamatan Palu Selatan dari Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Provinsi Perumahan Dosen dan BTN Bumi Roviga,
2
dengan luas daratan sebesar 206,8 km . Kecamatan Sulawesi Tengah. Kelurahan Tondo merupakan Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore dengan
Mantikulore paling luas jika dibandingkan Kecamatan Kelurahan terluas kedua di Kecamatan Mantikulore luas deliniasi yaitu 88,37 Ha, dan masuk dalam RT
lain di Kota Palu dengan ibukota Kecamatan adalah dengan luas Kelurahan Tondo sebesar 55,12 km. Secara 001, RT 002, RT 003, RT 004 dan RW 008, RW
Talise. Berdasarkan posisi geografisnya, Palu Timur geografis Kelurahan Tondo memiliki batas-batas. 009, RW 010, dan RW 011. Kawasan Perancangan
memiliki batas-batas: Sebelah Utara : Berbatasan dengan kelurahan terletak pada Koordinat 0°50'42.93"S dan
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kec. Layana 119°53'49.30"T. berikut batas-batas Kawasan
Palu Utara dan Kab. Donggala Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Perancangan Perumahan Dosen dan BTN Bumi
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Parigi Moutong Roviga. Secara geografis Kawasan Perancangan
Parigi Moutong Sebelah Barat : Berbatasan dengan memiliki batas-batas.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kec. Kelurahan Talise Sebelah Utara : Berbatasan dengan
Data Analisis Respon
Palu Timur dan Kec. Palu Selatan Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk UNTAD
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk Palu Sebelah Selatan: Berbatasan dengan
Palu dan Kec. Palu Timur Bukit perdamayan Tondo
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Jl.
Soekarno Hatta
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jl.
BTN Bumi Roviga Estate
Analisis Aksesibilitas
Main entrance
Aksesibilatas tinggi
Kawasan perancangan memiliki akses yang Akses utama di Kawasan Perancangan memiliki Jalur masuk dan keluar (jalur utama) Kawasan
lumayan mudah untuk dijangkau, karena di beberapa jenis jalan, adapun sebagai berikut. Perancangan berada pada Jl. Untad 1.
fungsikan sebagai pusat kegiatan perdagangan dan 1. Jalan kolektor adalah jalan yang Berdasarkan data dan analisis, kondisi jalan
jasa skala nasional serta ketersediaan infrastruktur menghubungkan secara berdaya guna antara rusak yang terdapat di Kawasan perancangan
jalan memadai. Jenis jalan yang terdapat pada pusat kegiatan nasional dengan pusat tersebut dapat diperbaiki dengan cara dibongkar
kawasan perancangan adalah jenis jalan kolektor kegiatan lokal, antmen arpusat kegiatan dan dilapis kembali. Perbaikan yang bersifat
dan lingkungan. wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah permanen disebut juga deep patch (tambalan
dengan pusat kegiatan lokal. dalam), yang dilakukan sebagai berikut:
Jalan kolektor yang terdapat di kawasan 1. Bersihkan lubang dari air dan material-
Perancangan yaitu Jl. Untad 1 dan Jl. material yang lepas.
Sosiologi, memiliki kondisi jalan yang baik 2. Bongkar bagian lapis permukaan dan
(perkerasan aspal) dengan lebar badan jalan pondasi sedalam–dalamnya sehingga
yaitu ± 8 m. Jalan ini merupakan zona mencapai lapisan yang kokoh
Aksesibilitas tinggi karena merupakan (potong dalam bentuk yang persegi
hirarki jalan tertinggi yang bisa di lalui oleh panjang).
kendaraan roda empat atau lebih. 3. Beri lapis tack coat sebagai lapis
Data Analisis Respon
2. Jalan lingkungan sekunder sebagaimana pengikat.
dimaksud dalam adalah jalan yang 4. Isikan campuran aspal dengan hati–hati
menghubungkan antarpersil dalam kawasan sehingga tidak terjadi segregasi.
perkotaan. 5. Padatkan lapis campuran dan bentuk
Jalan lingkungan yang terdapat di Kawasan permukaan sesuai dengan
Perancangan memiliki kondisi jalan yang lingkungannya
cukup baik, namun di beberapa ruas jalan
belum teraspal contohnya pada beberapa
ruas jalan di BTN Bumi Roviga dengan
lebar badan jalan yaitu ± 6,5 m. Jalan ini
merupakan zona aksesibilitas rendah karena
di gunakan untuk aktivitas hunian yang
bersifat privat.
Analisis View
Data Analisis Respon
View To
Gapura
Site
Legenda:
Taman
Sarana pendidikan
1. Pada kawasan perancangan memiliki 4. Ketesediaan RTH pada Kawasan Berdasarkan data dan analisis, di tentukan
lahan yang telah terdelineasi berupa Perancangan belum memenuhi standar perancangan yang akan di buat yaitu:
permukiman, dan sarana prasarana yang dimana berdasarkan UU No. 26 1. Pada Kawasan Perancangan di perlukan
penunjang permukiman dan RTH Tahun 2007 bahwa ketersediaan RTH penambahan RTH berupa taman sebagai sarana
berupa lapangan. ideal yaitu 30% RTH Publik dan 10% sosial warga
2. Kondisi drainase pada kawasan RTH Privat. 2. Menerapakan salah satu mitigasi bencana banjir
perancangan sebagian besar dalam 5. Persampahan pada Kawasan yaitu menghimbau masyarakat untuk tidak
kondisi yang kurang baik. Yang Perancangan belum dikelola dengan membuang sampah di saluran drainase.
dimana banyak terdapat sampah- baik, pada kawasan perancangan 3. Pemeliharaan kembali drainase agar berfungsi
sampah dan drainse yang sudah tak sudah memiliki TPS namun kesadaran sesuai fungsinya
lagi berfungsi. masyarakat akan pentingnya menjaga 4. Menyediakan bank sampah di depan rumah
lingkungan masih kurang warga agar warga tak lagi membuang sampah
di tempat yang tidak seharusnya.
Analisis Drainase
Drainase pada eksisting yaitu sebagian besar sudah Perencanaan drainase sangat diperlukan Merencanakan penyediaan system
memiliki sistem drainase. Hanya saja permasalahannya sehingga dapat menampung aliran air limbah, jaringan drainase Primer, Sekunder,
drainase tersebut ada yang berfungsi dengan baik, ada maupun dapat meminimalisirkan banjir jika serta tersier sesuai dengan kebutuhan
juga yang tidak berfungsi dengan baik. terjadi hujan deras.
yang di perlukan dan juga
berdasarkan SNI.
Merencanakan penyediaan lubang
biopori pada saluran drainase sebagai
resapan air.
Analisis Topografi
Data Analisis Respon
Letak kawasan perancangan berada di klasifikasi Berdasarkan kondisi eksisting kawasan wilayah Ketinggian yang ada pada kawasan
kemiringan lereng 15-25% (agak curam) seluas perancangan merupakan wilayah yang agak curam. perancangan dapat dimanfaatkan sebagai
88,37 Ha. Wilayah perancangan berada di area perencanaan jalur saluran drainase mengikuti
perbukitan kota. perbedaaan ketinggian, dan juga di ketinggian
pada beberapa titik dapat dimanfaatkan
menjadi tempat evakuasi bencana. Lokasi
tapak yang memiliki garis kontur yang
renggang dan tidak rapat sehingga sangat
cocok dan dapat dimanfaatkan sebagai lahan
terbangun.
Analisis Lintasan Angin dan Matahari
Pada kawasan perancangan untuk lintasan Berdasarkan kondisi eksisting perancangan untuk Bangunan pada kawasan perancangan baiknya
matahari yaitu terbit dari arah timur dan terbenam cahaya matahari belum di dukung dengan vegetasi mengarah ke arah hembusan angin
ke arah barat dan arah hembusan angin pada yang ada sehingga kawasan perancangan mendapat berdasarkan kondisi eksisting
kawasan perancangan yaitu dari arah barat laut cahaya matahari yang berlebihan. Adapun lintasan
ke arah timur matahari yang terasa panas terdapat di sebelah
tenggara yang pada umumnya lintas mataharinya
terasa panas.
Analisis Vegetasi
Data Analisis Respon
Terdapat ruang terbuka berupa lapangan olahraga a. Terdapat beberapa jenis pohon yang belum tertata a. Penataan kembali pohon
dan lahan kosong. Untuk presentase ruang terbuka dengan baik. trambesi sebagai pohon
hijau privat di kawasan perancangan 0,34% dan b. Perlu Pengadaan jenis pohon yang dapat penyerap polutan sehingga
untuk ruang terbuka hijau publik 0,0007%. Sudah menyelesaikan permasalahan yang ada seperti menyebar di beberapa titik.
terdapat 2 RTH aktif di lokasi kawasan penyerap polusi, peneduh, dan pohon yang dapat b. Pengadaan pohon kiara payung
perancangan namun kurangnya pemeliharaan meredam kebisingan atau tanjung sebagai pohon
terhadap RTH sehingga menyebabkan RTH di peneduh sekaligus peredam
lokasi kawasan perancangan kurang terjaga. kebisingan.
Analisis Kebisingan
Data Analisis Respon
Tingkat kebisingan
tinggi
Tingkat
kebisingan rendah
Berdasarkan hasil survei pada Kawasan a. Tingkat kebisingan tinggi berada a. Untuk mengatasi kebisingan tinggi pada Jl.
Perancangan memiliki tingkat kebisingan yang di Jalan Untad 1, karena area ini Sosiologi perlu Pengadaan pohon kiara payung
rendah dan tinggi. di peruntukkan sebagai Kawasan atau tanjung sebagai peredam kebisingan
Perdagangan selain itu Kawasan ataupun jenis pohon peredam kebisingan lain.
ini juga merupakan Jalan kolektor
sehingga banyak kendaraan yang
melintas.
b. Tingkat kebisingan rendah berada
di jalan-jalan lingkungan pada
Kawasan Perancangan karena
hanya di dominasi oleh
masyarakat yang tinggal di sekitar
Kawasan Perancangan
Penzoningan Kawasan Permukiman dengan Konsep Green City
Penzoningan kawasan perancangan dilakukan setelah melakukan beberapa analisis
sebelumnya yang berhubungan dengan aktivitas Kawasan sehingga di dapatkan klasifikasi sesuai
dengan kondisi dan ketentuannya. Kawasan Perancangan terbagi menjadi 3 (tiga) zona yang masing-
masing dilengkapi dengan aktivitas didalam zona tersebut yaitu zona utama, zona penunjang dan zona
pelayanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tempat penampungan
Persampahan sampah di kawasan TPS
perancangan
Tempat memarkirkan
Parkir Tempat parkir
kendaraan
1. Klinik
2. Apotek
Tempat pelayanan 3. Praktek
Kesehatan kesehatan di Kawasan dokter
Perancangan 4. Praktek bidan
5. Puskesmas
Zona
pembantu
Pelayanan
Tempat pelayanan
Pos masyarakat di Kawasan Pos Kamling
Perancangan
Pendidikan 1. TK
Tempat pelayanan 2. SMP N
pendidikan/tempat 19 Palu
mencari ilmu 3. SMK N 5
Palu
Jenis Ruang atau
Zona Jenis Kawasan Jenis Aktivitas
Bangunan
Sebagai tempat tinggal
Zona Utama Permukiman masyarakat lokal di Rumah
Kawasan Perancangan
Perdagangan dan Tempat penyediaan barang
Kios/toko
jasa dan jasa
Tempat ibadah di Masjid dan
Peribadatan
Kawasan Perancangan Musholla
Tempat berolahraga Lapangan
Tempat bersosialisasi serta
Zona Ruang Terbuka menjamin ketersediaan
Taman
Penunjang udara bersih
Tempat penampungan
Persampahan sampah di kawasan TPS
perancangan
Tempat memarkirkan
Parkir Tempat parkir
kendaraan
6. Klinik
7. Apotek
Tempat pelayanan 8. Praktek
Kesehatan kesehatan di Kawasan dokter
Perancangan 9. Praktek bidan
10. Puskesmas
Zona
pembantu
Pelayanan
Tempat pelayanan
Pos masyarakat di Kawasan Pos Kamling
Perancangan
Pendidikan 4. TK
Tempat pelayanan 5. SMP N
pendidikan/tempat 19 Palu
mencari ilmu 6. SMK N 5
Palu
Tata Guna Lahan di lokasi perancangan di dominasi oleh Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 2 Kawasan perancangan akan
permukiman kemudian diikuti oleh perdagangan dan jasa, Tahun 2021 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah direncakan sebagai kawasan
dan kawasan Pendidikan. Tahun 2021-2041, Kelurahan Tondo berfungsi permukiman sehingga rencana tata
sebagai pusat kegiatan pemerintahan skala regional, guna lahan terdiri dari RTH,
pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala nasional, Permukiman, Perdagangan dan
pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara, Jasa dan semua fasilitas yang
pusat pelayanan pendidikan tinggi, pusat pelayanan menunjang permukiman.
kesehatan, pusat pelayanan olahraga skala nasional,
dan pusat pelayanan transportasi.
Building Form and Massing (Bentuk dan Massa Bangunan)
Data Analisis Respon
Berdasarkan hasil survei primer bangunan di Untuk di sebelah utara bentuk bangunan linear Berdasarkan ketentuan pemanfaatan ruang oleh
kawasan perancangan terdapat bangunan 2 mengikuti arah jalan, untuk sebelah timur Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021
lantai dan 1 lantai, Untuk pengaturan memiliki pola grid, sebalah Selatan memiliki pola tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
kavling/petak lahan : Kepadatan bangunan linear, dan untuk sebelah barat memiliki pola Pembangunan untuk Kepentingan Umum bahwa
cenderung tinggi dengan tutupan lahan berupa axial. Axial merupakan bentuk garis axis tertentu maksimal 70% dapat diberikan untuk
lahan kosong. Bentuk massa bangunan juga yang menghubungan antar ruang dan membuat permukiman, dan 30% untuk RTH. Sehingga
didominasi oleh rumah permanen. KDB di sebuah pola. Untuk luas kawasan terbangun yaitu dapat di simpulkan bahwa permasalahan di
lokasi perancangan juga tergolong tinggi yaitu 83% dari 88,37 Ha, yaitu seluas 73,3 ha. Kawasan Perancangan bangunan perumahannya
89,09%. sangat padat karena melebihi atau tidak sesuai
ketentuan standar KDB.
Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir)
Kondisi sirkulasi di lokasi perancangan pada jam Sirkulasi eksisting di kawasan Dalam lokasi perancangan dibutuhkan pelebaran jalan demi
07.00-09.00 dan jam 03.00-.17.00 tingkatan perancangan adalah sirkulasi dua arah kenyamanan pengguna jalan, dan perlu penyediaan area
sirkulasinya tinggi karena banyak mahasiswa dengan lebar jalan berkisar 2,11 parkir agar pegunjung lebih aman dan nyaman untuk
untad yang mlewati jalan untuk menuju ke meter, bisa dilalui oleh kendaraan memarkir kendarannya maka perlu perancangan lahan parkir
kampus melewati lokasi perancangan hal ini beroda empat dan dua, masih ada di beberapa titik dalam Kawasan perancangan.
sangat menganggu sirkulasi disana dikarenakan yang parkir di badan jalan sehingga
ukuran jalan yang kurang lebar. Dan karena lebar membuat sirkulasi di kawasan
jalan yang kecil sehingga jika ada yang memarkir perancangan terganggu.
di jalan hal tersebut akan menganggu sirkulasi
disana apalagi jalan di lokasi perancangan
merupakan sirkulasi dua arah
Open Space (Ruang Terbuka)
Terdapat ruang terbuka berupa lapangan olahraga dan 1. Menurut UU No. 24 Tahun 2007 Perlu adanya penambahan RTH aktif di
lahan kosong. Untuk presentase ruang terbuka hijau privat luas ruang terbuka hijau di perkotaan lokasi kawasan perancangan sehingga bisa
di kawasan perancangan 0,34% dan untuk ruang terbuka adalah 30% dari luas total dengan mnejadi tempat berkumpulnya warga dan
hijau publik 0,0007%. Sudah terdapat 2 RTH aktif di rincian minimal 20% luas ruang perlu adanya kebijakan untuk menjaga RTH
lokasi kawasan perancangan namun kurangnya terbuka publik yang ada.
pemeliharaan terhadap RTH sehingga menyebabkan RTH 2. Luas RTH di kawasan perancangan
di lokasi kawasan perancangan kurang terjaga. belum mencapai 30% dari luas total
dan belum memenuhi 20% sebagai
ruang terbuka publik.
Activity Support (Pendukung Aktivitas)
Berdasarkan hasil survei, pendukung aktivitas yang Pada Kawasan Perancangan aktivitas kegiatan Pendukung aktivitas pada kawasan perancangan
terdapat di kawasan perancangan antara lain adalah masyarakat berupa RTH lapangan yang terdiri harus memadai serta sesuai dengan tujuan
aktivitas perdagangan dan jasa berupa kios dan dari unit, dengan kondisi salah satu unit kurang kegiatan didalamnya. Perencanaan yang dapat
toko, Aktivitas pendukung kegiatan masyarakat baik dan sistem pengelolaan TPS yang kurang dilakukan pada kawasan perancangan yaitu:
berupa RTH lapangan dan aktivitas pendukung baik. 1. Penataan kembali lapangan yang sudah
persampahan. jarang terpakai, guna memberikan
kenyamanan masyarakat dalam
melakukan aktivitas.
2. Perencanaan penyediaan ruang publik
seperti taman dapat mendukung kegiatan
utama pada kawasan perancangan
(permukiman).
Data Analisis Respon
3. Peningkatan pengelolaan TPS yang
dimana nantinya tidak ada lagi
masyarakat yang membuang sampah
sembarangan guna memberikan
kenyamanan pada warga setempat.
Pedestrian Ways
Berdasarkan hasil survei, di ketahui pada Kawasan Pada Kawasan Perancangan perlu di sediakan Berdasarkan data dan analisis, pada Kawasan
Perancangan belum tersedia jalur pejalan kaki, jalur pejalan kaki untuk mempermudah Perancangan akan di bangun 2 jalur pedestrian.
sehingga apabila orang berjalan harus berhati-hati masyarakat menuju tempat tujuannya dengan 1. Jl. tanpa nama
karena jalan yang di gunakan juga merupakan jalur memperhatikan ketentuan teknis yang ada. Jalur pedestrian pertama berada di Jalan
berkendara motor. tanpa nama yang merupakan jalan
lingkungan, dimensi total 2,5 m dengan
lebar efektif 1,5 m dan lebar jalur fasilitas
yaitu 0,6 m.
Fasilitas pendukung pedestrian yang akan
di bangun terdiri dari tempat sampah dan
Data Analisis Respon
lampu penerangan.
2. Jl. Tekukur
Jalur pedestrian kedua berada di Jl.
Terukur yang merupakan Jalan lokal
dengan dimensi total 2,5 m dengan lebar
efektif 1,5 m dan lebar jalur fasilitas yaitu
0,6 m.
Fasilitas pendukung pedestrian yang akan
di bangun terdiri dari tempat sampah dan
lampu penerangan.
Signage (Penanda)
Data Analisis Respon
Berdasarkan hasil survei, pada Kawasan Saat ini, Kawasan Perancangan belum tersedia Berdasarkan kondisi eksisting dan hasil analisis.
Perancangan hanya tersedia signage (penanda) signage berupa rambu lalu lintas. Hal ini Adapun rencana atau pengaturan papan penanda
berupa Jalur evakuasi dan gapura penanda masuk karena akses di Kawasan perancangan belum yang direncanakan di Kawasan Perancangan
pada BTN Bumi Roviga. di gunakan oleh orang banyak (hanya adalah:
masyarakat penghuni perumahan), namun 1. Tanda penunjuk arah, berfungsi sebagai
untuk 20 tahun kedepan di butuhkan beberapa tanda yang mencakup arah panah yang
signage yang dapat mempermudah pengguna mampu mengarahkan objek sasaran
jalan. menuju suatu tempat. Objek yang akan
direncanakan pada kawasan perancangan
ialah: penunjuk arah jalan, penunjuk arah
tempat peribadatan, penunjuk arah area
RTH, penunjuk arah area TPS, penunjuk
arah parkir, dan penunjuk arah Kawasan
Data Analisis Respon
pendidikan.
2. Tanda larangan dan peringatan
(regulation), adalah tanda yang bertujuan
untuk menginformasikan mengenai apa
yang tidak boleh di kerjakan atau di
larang, selain itu penanda ini juga
menginformasikan masyarakat untuk
berhati-hati. Adapun tanda larangan yang
akan di rencanakan pada Kawasan
Perancangan yaitu: larangan membuang
sampah sembarangan pada area yang
difungsikan, Pembuatan rambu-rambu
lalu lintas berupa penanda batas
maksimal kecepatan kendaraan dan tanda
larangan dilarang parkir. Hal-hal ini
berguna untuk memberi suatu peringatan,
larangan, perintah serta petunjuk untuk
parah pejalan kaki maupun pengendara.
Preservasi
Data Analisis Respon
Preservasi merupakan perlindungan terhadap Sarana peribadatan berupa Masjid Baitul Preservasi Masjid Baitul makmur dan Masjid
tempat tinggal dan urban places yang ada dan makmur dan Masjid Darul Hikmah sangat Darul Hikmah perlu di lakukan dengan
memiliki ciri khas, seperti halnya perlindungan penting selain sebagai sarana peribadatan, melakukan controlling terhadap sarana ini agar
terhadap bangunan bersejarah. masjid juga di jadikan sebagai tempat untuk fungsi dan bangunan yang telah di bangun tidak
Berdasarkan hasil survei, di ketahui pada Kawasan bermusyawarah oleh umat muslim serta tempat menurun kualitasnya.
Perancangan tidak terdapat bangunan atau area untuk meminta pertolongan.
bersejarah, nemun terdapat sarana peribadatan
berupa Masjid Baitul makmur dan Masjid Darul
Hikmah.
Analisis Citra Kota
Citra kota merupakan sebuah gambaran mental identitas suatu kota yang terbentuk melalui
hubungan berbagai unsur yang unik dan khas yang dapat dengan mudah ditangkap, dipahami serta
memberikan suatu kesan atau pandangan pada masing-masing individu terhadap sebuah kota. Citra
kota yang baik akan tercipta apabila sebuah kota mampu menghubungkan hubungan emosional yang
baik antara dirinya dengan penduduk kotanya maupun dengan dunia luar. Citra kota tidak hanya
menekankan pada kekuatan fisik elemen- elemen kota yang terlihat jelas saja, melainkan citra kota
juga dihasilkan dari berbagai persepsi masyarakat yang menjalin hubungan emosional dengan kotanya
(Lynch, 1960).
Path (Jalan)
Data Analisis Respon
a.
Kawasan Perancangan memiliki jenis jalan Menurut Kevin Lynch, Path adalah jalur-jalur Kawasan Perancangan memiliki path (jalan) dengan
lokal dan lingkungan yang digunakan sebagai dimana pengamat biasanya bergerak dan pola berbentuk grid yang dimana hal tersebut
penghubung warga untuk melakukan kegiatan melaluinya. Path dapat berupa jalan raya, mempermudah aksesibilitas dan aktivitas yang
dan juga akses transportasi. Kondisi fisik jalan trotoar, jalur transit, kanal, jalur kereta api. terdapat dalam kawasan perancangan. perancangan
yang terdapat pada kawasan perancangan Path merupakan suatu jalur yang digunakan memfokuskan untuk beberapa jalan karena belum
dalam kondisi baik dan beraspal akan tetapi oleh pengamat untuk bergerak atau berpindah dapat pengerasan aspal agar warga dapat menikmati
ada beberapa ruas jalan yang belum tempat. Path merupakan elemen yang paling dengan nyaman dan aman serta pengadaan jalur
mendapatkan pengerasan aspal. Jalan yang penting dalam image kota yang menunjukkan pejalan kaki di sepanjang jalan untuk meningkatkan
belum beraspal terdapat pada sebagaian jalan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan konektivitas antar kawasan bagi pejalan kaki.
lingkungan di BTN Bumi Roviga. orang untuk melakukan pergerakan secara
umum.
Edge (Tepian)
Data Analisis Respon
Keberadaan edge di Kawasan Perancangan yaitu Edges merupakan batas yang memiliki Berdasarkan data dan analisis perlu pengadaan
terdapat satu gerbang yang menjadi batasan dan identitas kuat karena tampak visualnya yang edges tambahan yang dapat dengan jelas memberi
tanda bahwa kita sudah memasuki kawasan jelas, edges memiliki identitas yang lebih baik batasan terhadap Kawasan Perancangan misalnya
perancangan dan sebelah Utara berbatasan dengan jika kontinuitas tampak jelas batasnya. Fungsi pengadaan vegetasi sebagai fungsi tepian.
bengunan Universitas Taduako. dari analisis ini adalah untuk memberikan
batasan terhadap suatu area kota dalam
menjaga privasi dan identitas suatu
Kawasan.
District (Kawasan)
Data Analisis Respon
Elemen District yang ada pada kawasan Menurut Kevin Lynch, Distrik (district) adalah 1. Kondisi kawasan pada Kawasan
perancangan adalah kawasan pemukiman, semak kawasan kota yang bersifat dua dimensi Perancangan termasuk baik dan layak
belukar, kawasan pendidikan, dan kawasan dengan skala kota menengah sampai luas, sebagai peruntukannya sebagai
perekonomian, kawasan peribadatan. Persebaran dimana manusia merasakan ’masuk’ dan permukiman, tempat singgah atau
pada kawasan perancangan memiliki fungsi dan ’keluar’ dari kawasan yang berkarakter beda penyediaan kebutuhan masyarakat daerah
akitifitas yang di mana kawasan perumahan secara umum. sekitar namun kedepannya aka
menjadi utama dalam kawasan perancangan. direncanakan pembangunan yang tertata
dan kebersihannya juga dijaga agar tidak
merusak keindahan kawasan tersebut.
2. Kawasan Perancangan terdiri dari
beberapa zona yaitu Zona perumahan,
perdagangan dan jasa, pendidikan,
peribadatan dan RTH.
Node (Simpul)
Node pada Kawasan Perancangan yaitu beberapa Nodes merupakan simpul atau lingkaran Untuk kondisi node pada Kawasan Perancangan
simpul atau persimpangan yang berhubungan daerah strategis di mana arah atau aktivitasnya memiliki kondisi yang baik namun akan lebih
langsung pada kawasan permukiman, simpul saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau baik jika ditambahkan papan penunjuk jalan.
tersebut berbentuk perempatan dan pertigaan yang aktivitas lain. Elemen node dapat di temukan
saling berhubungan sehingga membentuk pola grid. pada simpul strategis yang dapat
menghubungkan atau mengubah arah atau
aktifitas dan dapat memberikan perasaan pada
pengamat
bahwa mereka memasuki atau keluar dari
Kawasan.
Landmark
Pada kondisi eksisiting wilayah perancangan 1. Dibutuhkan penambahan landmark Konsep Permukiman Green City dapat
terdapat sebuah gerbang yang menjadi landmark untuk menunjukkan ciri khas dari ditonjolkan dengan keberadaan landmark terkait
atau ciri khas yang menandakan Kawasan konsep yang akan di terapkan di konsep tersebut. Landmark dapat berupa Taman
Peracangan, terdapat pada jalan yang kawasan Perancangan. Dengan mengingat ketersediaan RTH pada Kawasan
menghubungkan Kawasan Peracangan dengan mengusung konsep Permukiman Perancangan masih kurang.
wilayah sekitar sehingga landmark bisa dilihat Green City, landmark harus mampu
masyarakat dan menarik masyarakat yang datang memberikan kesan yang sesuai dengan
berkunjung. konsep tersebut.
2. Peletakan landmark berada pada lahan
kosong.