Anda di halaman 1dari 6

RESUME

RUANG TERBUKA HIJAU

DISUSUN OLEH

NAMA : IRFAN MAULANA


NIM : 551421017
KELAS : A (2021)
MATA KULIAH : KOTA DAN PEMUKIMAN

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022/2023
RUANG TERBUKA HIJAU

A. Latar Belakang
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (Direktorat
Jenderal Penataan Ruang, 2008). Sebagai pusat perkembangan, kawasan perkotaan akan
menarik dan meningkatkan rasio kependudukan di suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk yang
meningkat akan berdampak kembali kepada peningkatan pembangunan untuk permukiman di
kawasan perkotaan. Perkembangan pembangunan kota saat ini menunjukkan kecenderungan
terjadinya aktivitas pembangunan yang tidak seimbang (Rushayati et al., 2011).
Seiring perkembangan zaman, kepadatan penduduk di area perkotaan meningkat, tak bisa
dipungkiri bahwa aktivitas manusia semakin susah untuk dikendalikan. Hal ini tertu berdampak
pada kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi, pencemaran udara akibat penebangan pohon
untuk kepentingan pembangunan berdampak buruk pada kehidupan manusia.
Pembangunan yang tidak seimbang mengakibatkan penggunaan lahan yang tidak diimbangi
dengan pemenuhan dan penyediaan ruang. Penggunaan lahan sebagai ruang terbangun (solid)
salah satunya disebabkan oleh tingginya nilai ekonomis lahan perkotaan. Sedangkan lahan atau
tanah merupakan sumber daya yang terbatas, sementara pertumbuhan penduduk dan kebutuhan
akan perumahan dan permukiman di perkotaan terus meningkat. Hal ini lah yang menyebabkan
rendahnya pemanfaatan lahan perkotaan sebagai ruang terbuka (hijau) (Alifia & Purnomo,
2016).
Kesadaran pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk berkontrusi dalam
pelestarian bumi, utamanya pemenuhan vegetasi di area perkotaan, misalnya pembangunan
Ruang Terbuka Hijau di area perkotaan. Seiring waktu kota semakin bertumbuh, populasi
meningkat, dan aktivitas mulai padat. Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau dapat berdampak baik
di sela-sela tumbuhnya kota, hal ini juga dapa meminimalisir dampak buruk dari yang terjadi
dari tumbuhnya perkotaan
Ruang terbuka hijau kota memiliki peran yang cukup penting bagi kehidupan perkotaan,
salah satunya adalah sebagai paru-paru kawasan. Banyak peranan yang dapat di berikan oleh
ketersediaan dan keberadaan ruang terbuka hijau, seperti sumber Departemen Dalam Negeri
Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988
tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan yang memberikan peranan
RTH bagi pengembangan kota adalah sebagai areal perlindungan berlangsungnya fungsi
ekosistem dan penyangga kehidupan; sebagai sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan,
keserasian dan kehidupan lingkungan; sebagai sarana rekreasi; sebagai pengaman lingkungan
hidup perkotaan terhadap berbagai macam pencemaran baik di darat, perairan maupun udara;
sebagai sarana penelitian danpendidikan serta penyuiuhan bagi ma syarakat untuk membentuk
kesadaran Iingkungan; sebagai tempat perlindungan plasma nuftah; sebagai sarana untuk
mempengaruhi dan memperbaildiklim mikro; dan sebagai pengatur tata air.

B. Pengertian
Ruang terbuka hijau kota merupakan pertemuan antara sistem alam dan manusia pada
wilayah perkotaan. Saat ini proporsinya semakin berkurang seiring peningkatan populasi dan
kepadatan penduduk, sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan antara kedua sistem
tersebut. Untuk memperbaikinya serta meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan secara
umum, ruang terbuka hijau kota perlu dikembalikan dalam bentuk sistem agar dapat berperan
optimal (Rahmy et al., 2012).
Menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang dimaksud dengan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang atau jalur atau mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Ruang Terbuka Hijau adalah sebuah area atau wilayah yang didominasi oleh komponen
alam terutama vegetasi atau penghijauan. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial atau
makhluk yang membutuhkan antara satu dengan yang lain, begitu pula manusia dengan alam.
Menjalin hubungan baik dengan alam merupakan sebuah upaya untuk menjaga bumi sebagai
tempat hunian manusia.
Vegetasi berperan penting dalam kehidupan manusia, berdampak pula pada kelestarian
bumi. Vegetasi mampu meningkatkan jumlah oksigen dan vegetasi juga mampu memperbaiki
dan meningkatkan kapasitas infiltrasi (masuknya air ke dalam tanah) yang berguna untuk
meningkatkan cadangan air tanah.

C. Fungsi
Pembentukan sistem ruang terbuka hijau merupakan respon terhadap kebutuhan ruang
terbuka hijau pada suatu wilayah perkotaan. Kebutuhan ini secara ideal harus mengintegrasikan
aspek ekologis, sosial, dan ekonomi dari wilayah tersebut (Rahmy et al., 2012).
Dikutip dari Forester Act, beberapa fungsi Ruang Terbuka Hijau adalah, antara lain:
 Fungsi ekologis, untuk meningkatkan kualitas lingkungan seperti peningkatan kualitas air
tanah, menurunkan peluang terjadinya banjir, mengurangi polusi udara, dan memiliki peran
dalam pembentukan serta pengaturan iklim mikro.
 Fungsi sosial budaya, untuk dapat menjadi tempat atau ruang dalam kegiatan interaksi
sosial, sarana rekreasi, penanda kawasan, hingga menjadi tempat untuk penelitian dan
pendidikan.
 Fungsi ekonomi, untuk dapat dijadikan dan dikembangkan sebagai daerah wisata hijau di
perkotaan yang dapat meningkatkan daya tarik bagi masyarakat, wisatawan lokal, hingga
wisatawan asing untuk mengunjungi tempat ini.
 Fungsi estetika, Perencanaan dan penataan yang sudah dilakukan dengan baik tentu saja
tidak menghiraukan sisi keindahan yang akan ditunjukkan dari area ini. Ruang terbuka hijau
akan memberikan nilai estetika sehingga meningkatkan kenyamanan masyarakat akan
kawasan tersebut melalui jalur hijau dan keberadaan taman.

Ruang Terbuka hijau memiliki banyak fungsi dan manfaat untuk kelangsungan hidup
manusia serta kelestarian alam. Dibalik kereta perkembangan zaman, pembangunan diarea kota
juga semakin meningkat, sangat disayangkan pengurangan vegetasi juga dapat dilihat sehingga
dampaknya dapat kita rasakan. Pengadaan Ruang Terbuka Hijau diharapkan mempu
berkontribusi dalam pelestarian bumi dan kelangsungan makhluk hidup mengingat fungsi yang
banyak dari RTH itu sendiri.

D. Jenis-Jenis Ruang Terbuka Hijau


Berdasarkan ketentuan mengenai jenis-jenis RTHKP dijelaskan pada Permendagri No. 1
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, antara lain:
 Taman Lingkungan;
 Taman Kecamatan
 RTH taman kota;
 Hutan Kota
 RTH jalur jalan hijau;
 RTH ruang pejalan kaki;
 Jalur hijau sempadan rel kereta api;
 Jalur hijau pada jaringan tegangan tinggi;
 RTH sempadan sungai;
 RTH sumber air baku/mata air;
 RTH pemakaman;
 RTH lapangan olahraga
 Perkebunan
 Pertanian lahan basah

Beberapa jenis Ruang Terbuka Hijau dibangun berdasarkan fungsinya, dengan begitu RTH
diharapkan mampu mendukung aktivitas manusia yang tinggal di wilayah tersebut, dam
mengurangi dampak negatif dari tumbuhnya kawasan perkotaan.
E. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 05/PRT/M Tahun 2008 bahwa RTH Taman kota
adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota.
Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk dengan standar minimal 0,3 m² per penduduk
kota, dengan luas taman minimal 144.000 m². Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH
(lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah
raga dengan minimal RTH 80% - 90%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis
vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok
atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar
kegiatan.
Fasilitas pada Ruang Terbuka Hijau dapat ditunjau dari jenis dan fungsinya, kemudian
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Kebutuhan fasilitas ini dapat beragam,
yang tentunya didominasi dengan fasilitas vegetasi yang memadai dan ruang-ruang bersifat
publik.

F. Kesimpulan
Pembangunan Ruang Terbuka Hijau sangat berperan penting bagi kehidupan manusia,
terutama di area perkotaan. Hal ini tentu saja didukung pula dengan kesadaran masyarakat dan
pemerintah yang perlu memperhatikan hal-hal kecil, membuang sampah misalnya. Karena
lajunya roda perkembangan zaman, hal ini membuat bumi semakin terancam. Pembangunan
RTH diharapkan dapat sedikit berkontribusi sebagai bentuk menjaga bumi di area perkotaan.
Banyak manfaat dari pembangungan Ruang Terbuka Hijau,khususnya pula Gorontalo.
Gorontalo merupakan salah satu kota terpanas di Indonesia. Dengan begitu, perlu adanya upaya
untuk menanggapi hal ini, baik peran dari masyarakat maupun pemerintah. Harapannya,
pemenuhan Ruang Terbuka Hijau di Gorontalo dapat dijaga dan difasilitasi dengan baik agar
dapat mewadahi aktivitas masyarakat Kota Gorontalo, dan respon terhadap kondisi cuaca tropis
yang ada di Gorontalo.
DAFTAR REFERENSI

Direktorat Jenderal Penataan Ruang. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor:
05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. (1988). Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14
Tahun 1988 Tentang: Penataan Ruang Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan . Jakarta: Departemen
Dalam Negeri Republik Indonesia.

Departemen Dalam Negeri. (2007). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Anda mungkin juga menyukai