NIM : H041191021
Mata Kuliah : Botani Pertamanan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang atau jalur atau mengelompok
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam. Secara garis besar konsep pengembangan RTH
dalam konsep human settlement (nature and society) dengan pendekatan pada masing-
masing tipologi RTH sebagai berikut : Konsep pengembangan RTH yang didasarkan pada
bentuk dan proses penyediaan RTH dalam mewujudkan human settlement (tipologi fisik),
didasarkan pada peningkatan fungsi RTH dalam mendukung terwujudnya human settlement
(tipologi fungsi), didasarkan pada peningkatan sebaran dan skala layanan RTH (tipologi
struktur) dan didasarkan pada proses pemeliharaan dan pengelolaan RTH (tipologi
kepemilikan).
Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi bentuk RTH
alami dan non alami. Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasi menjadi bentuk
kawasan (areal) dan jalur (koridor). Berdasarkan penggunaan lahan diklasifikasi menjadi RTH
Berdasarkan status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi RTH publik dan RTH privat
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara ruang terbangun dengan RTH. Adapun
tujuan Ruang Terbuka Hijau pada suatu kota, bertujuan untuk Menjaga keserasian dan
keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan, Mewujudkan keseimbangan antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan/ binaan di wilayah perkotaan dan Meningkatkan
Ada dua fungsi Ruang Terbuka Hijau pada kawasan perkotaan yaitu fungsi utama
(Intrinsik) dan Fungsi Tambahan (Ekstrinsik). Fungsi utama (RTH) yakni menjadi bagian dari
sistem sirkulasi udara (paru-paru kota), pengatur iklim mikro, sebagai peneduh, produsen
oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, memberi kontribusi dalam peningkatan
kualitas air tanah, penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin. Sedangkan
fungsi tambahan terditi atas fungsi sosial budaya, ekonomi dan estetika.
Ada dua manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan yakni sebagai berikut:
Unsur pembentuk taman merupakan hal-hal yang digunakan untuk menyusun taman
sedemikian rupa sehingga tercipta keselarasan dan bisa dinikmati. Unsur pembentuk taman
Dwiyanto, Agung., 2009. Kuantitas dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
permukiman Kota. Jurnal Nasional Arsitektur: 1-7.
Imansari, N., dan Parfi, K., 2015. Penyediaan Hutan Kota dan Taman Kota sebagai Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Publik Menurut Preferensi Masyarakat di Kawasan Pusat
Kota Tangerang. Jurnal Ruang. 1(3): 101-110.
Setiawan, M. F., & Purnomo, A. (2016). Tinjauan Aspek Kelayakan Elemen Pembentuk Ruang
Komunal Di Taman Monumen 45 Kota Pekalongan. Jurnal Teknik Sipil dan
Perencanaan, 18(1), 47-54.
Santoso B., Hidayah R., dan Sumardjito. 2012. Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Pada
Kawasan Perkampungan Plemburan Tegal, Ngaglik Sleman. INERSIA. 7(1) : 1-14
Wahyuni, E., & Qomarun, Q. (2015). Identifikasi Lansekap Elemen Softscape dan Hardscape
pada Taman Balekambang Solo. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 13(2), 114-124.