Anda di halaman 1dari 16

Modul Pertemuan 12

Infrastruktur Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Siti Asyiah, M.T.

tripsavvy.com
RUANG TERBUKA HIJAU ➢ Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah
(RTH) kawasan atau areal permukaan
tanah yang didominasi oleh
tumbuhan yang dibina untuk fungsi
perlindungan habitat tertentu, di sisi
lain juga berupa sarana
lingkungan/kota, pengamanan
jaringan prasarana, dan budidaya
pertanian.
➢ Selain untuk meningkatkan kualitas
atmosfer, menunjang kelestarian air
dan tanah, Ruang Terbuka Hijau di
tengah-tengah ekosistem
perkotaan juga berfungsi untuk
meningkatkan kualitas lansekap
kota.
RUANG TERBUKA
HIJAU (RTH)

• Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30


% dari luas wilayah. Hampir disemua kota
besar di Indonesia, Ruang terbuka hijau
saat ini baru mencapai 10% dari luas kota.
Padahal ruang terbuka hijau diperlukan
untuk kesehatan, arena bermain, olah
raga dan komunikasi publik.
• Pembinaan ruang terbuka hijau harus
mengikuti struktur nasional atau daerah
dengan standar-standar yang ada.
TUJUAN
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
a. Menjaga ketersediaan lahan sebagai
kawasan resapan air;
b. Menciptakan aspek planologis
perkotaan melalui keseimbangan
antara lingkungan alam dan
lingkungan binaan yang berguna
untuk kepentingan masyarakat;
c. Meningkatkan keserasian lingkungan
perkotaan sebagai sarana pengaman
d. lingkungan perkotaan yang aman,
nyaman, segar, indah, dan bersih.
(RTH)
Fungsi Ruang Terbuka Hijau
Fungsi Utama (intrinsik): Fungsi Tambahan
Fungsi Ekologis (Ekstrinsik)
Fungsi sosial dan budaya:
• menggambarkan ekspresi budaya lokal;
▪ memberi jaminan pengadaan RTH • merupakan media komunikasi warga kota;
menjadi bagian dari sistem sirkulasi • tempat rekreasi;
udara (paru-paru kota); • wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam
mempelajari alam.
▪ pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi
udara dan air secara alami dapat Fungsi ekonomi:
berlangsung lancar; • sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun,
sayur mayur;
▪ sebagai peneduh; • bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan
▪ produsen oksigen; lainlain.
▪ penyerap air hujan; Fungsi estetika:
▪ penyedia habitat satwa; • meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari
▪ penyerap polutan media udara, air dan skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun
makro: lansekap kota secara keseluruhan;
tanah, serta; • menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota;
▪ penahan angin. • pembentuk faktor keindahan arsitektural;
• menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun
dan tidak terbangun.

Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan
kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi hayati.
MANFAAT
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
a. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat
dan bersifat tangible), yaitu membentuk
keindahan dan kenyamanan (teduh, segar,
sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk
dijual (kayu, daun, bunga, buah);
b. Manfaat tidak langsung (berjangka panjang
dan bersifat intangible), yaitu pembersih udara
yang sangat efektif, pemeliharaan akan
kelangsungan persediaan air tanah,
pelestarian fungsi lingkungan beserta segala
isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati
atau keanekaragaman hayati).
Kedudukan Rencana Penyediaan dan
Pemanfaatan RTH dan RTR Kawasan
Perkotaan
JENIS
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
Secara Fisik
Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL) / Alami
➢ Adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal
memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih
bersifat terbuka/ umum, di dominasi oleh tanaman yang tumbuh
secara alami atau tanaman budi daya.
➢ Kawasan hijau lindung terdiri dari cagar alam di daratan dan
kepulauan, hutan lindung, hutan wisata, taman nasional, daerah
pertanian, persawahan, hutan bakau, dll.

Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTH Binaan)/ Non Alami

➢ adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur
atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih bersifat terbuka/ umum, dengan
permukaan tanah di dominasi oleh perkerasan buatan dan sebagian kecil tanaman.
➢ Kawasan/ruang hijau terbuka binaan sebagai upaya menciptakan keseimbangan antara
ruang terbangun dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota,
peresapan air, pencegahan polusi udara dan perlindungan terhadap flora
➢ Contoh: taman, lapangan olahraga, pemakaman, jalur hijau dll
POLA
RUANG TERBUKA HIJAU
(RTH)

Pola Ekologis
➢ Mengelompok

➢ Memanjang

➢ Tersebar

Pola Planologis
➢ Mengikuti hirarki dan struktur ruang perkotaan
POLA
RUANG TERBUKA HIJAU
(RTH)
RTH STRUKTURAL
➢ Merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional antar komponen
pembentuknya yang mempunyai pola hierarki planologis yang bersifat antroposentris. RTH tipe
ini didominasi oleh fungsi-fungsi non ekologis dengan struktur RTH binaan yang berhierarkhi.
Contohnya adalah struktur RTH berdasarkan fungsi sosial dalam melayani kebutuhan rekreasi
luar ruang (outdoor recreation) penduduk perkotaan seperti yang diperlihatkan dalam urutan
hierakial system pertamanan kota (urban park system) yang dimulai dari taman perumahan,
taman lingkungan, taman kecamatan, taman kota, taman regional, dst).

RTH NON STRUKTURAL


➢ Merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional antar komponen
pembentuknya yang umumnya tidak mengikuti pola hierarki planologis karena bersifat
ekosentris. RTH tipe ini memiliki fungsi ekologis yang sangat dominan dengan struktur
RTH alami yang tidak berhierarki. Contohnya adalah struktur RTH yang dibentuk oleh
konfigurasi ekologis bentang alam perkotaan tersebut, seperti RTH kawasan lindung, RTH
perbukitan yang terjal, RTH sempadan sungai, RTH sempadan danau, RTH pesisir.
JENIS
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
Berdasarkan Kepemilikan

1. RTH PUBLIK
2. RTH PRIVAT

➢ RTH publik maupun privat memiliki beberapa


fungsi utama seperti fungsi ekologis serta
fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi,
estetika/arsitektural.
➢ Khusus untuk RTH dengan fungsi sosial seperti
tempat istirahat, sarana olahraga dan atau area
bermain, maka RTH ini harus memiliki
aksesibilitas yang baik untuk semua orang,
termasuk aksesibilitas bagi penyandang cacat.
Fungsi dan Penerapan RTH
pada Beberapa Tipologi
Perkotaan
Elemen Pengisi ➢ Untuk keberhasilan penanaman dan kelestariannya maka
sifat dan ciri serta kriteria arsitektural dan hortikultural
RTH tanaman dan vegetasi penyusun RTH harus menjadi
bahan pertimbangan dalam menseleksi jenis-jenis yang
RTH dibangun dari kumpulan tumbuhan dan akan ditanam. Persyaratan umum tanaman untuk
tanaman atau vegetasi yang telah diseleksi ditanam di wilayah perkotaan:
dan disesuaikan dengan lokasi serta rencana 1. Disenangi dan tidak berbahaya bagi warga kota
dan rancangan peruntukkannya. Lokasi yang 2. Mampu tumbuh pada lingkungan yang marjinal (tanah
berbeda (seperti pesisir, pusat kota, kawasan tidak subur, udara dan air yang tercemar)
industri, sempadan badan-badan air, dll) akan 3. Tahan terhadap gangguan fisik (vandalisme)
memiliki permasalahan yang juga berbeda 4. Perakaran dalam sehingga tidak mudah tumbang
yang selanjutnya berkonsekuensi pada 5. Tidak gugur daun, cepat tumbuh, bernilai hias dan
rencana dan rancangan RTH yang berbeda. arsitektural
6. Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas
lingkungan kota
7. Bibit/benih mudah didapatkan dengan harga yang
murah/terjangkau oleh masyarakat
8. Prioritas menggunakan vegetasi endemik/lokal
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Penyedia RTH berdasarkan
Luas Wilayah Perkotaan
STANDARISASI

● ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH


Publik dan RTH privat;
● proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah
sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang
terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang
terbuka hijau privat;
● apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota
yang bersangkutan telah memiliki total luas lebih
besar dari peraturan atau perundangan yang
berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap
dipertahankan keberadaannya.
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Penyedia RTH berdasarkan
Jumlah Penduduk
STANDARISASI
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Penyedia RTH berdasarkan
Kebutuhan Fungsi Tertentu
STANDARISASI

● Fungsi RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan


atau pengamanan, sarana dan prasarana misalnya
melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman
pejalan kaki atau membatasi perkembangan
penggunaan lahan agar fungsi utamanya tidak
teganggu.
● RTH kategori ini meliputi: jalur hijau sempadan rel kereta
api, jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi, RTH
kawasan perlindungan setempat berupa RTH sempadan
sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH pengamanan
sumber air baku/mata air

Anda mungkin juga menyukai