Anda di halaman 1dari 14

PEMBUATAN GYM OUTDOOR DI TAMAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

KESADARAN MASYARAKAT DALAM BEROLAHRAGA

Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan salah satu isu yang sangat penting pada masa
sebelum dan sesudah pandemi Covid19. Kebutuhan sebuah RTH sangat dibutuhkan baik
pada skala kota atau desa untuk manusia dan makhluk lainnya. Regulasi Indonesia
menetapkan pentingnya penerapan standar ruang pada suatu kawasan yang terdiri dari ruang
terbangun dan tidak terbangun dan setiap negara bisa saja berbeda standar namun bertujuan
untuk keberlanjutan lingkungan. Regulasi standar komposisi tata ruang di Indonesia yaitu
ruang terbangun 70% dan ruang tidak terbangun 30% (20% ruang terbuka hijau publik dan
10% ruang terbuka hijau privat) dari luas kawasan atau wilayah. Penetapan standar ruang
tersebut dikarenakan perkembangan dan pertumbuhan wilayah perkotaan disertai dengan ahli
fungsi lahan yang sangat pesat akibatnya dibutuhkan melestarikan dan peningkatan kualitas
lingkungan melalui ketersediaan atau keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH adalah
ruang kota yang tidak dibangun dan permukaannya dipenuhi oleh tanaman atau vegetasi yang
berperan melindungi habitat, sarana lingkungan, pengamanan jaringan prasarana, sumber
pertanian, kualitas atmosfer, dan juga menunjang kelestraian air dan tanah. RTH merupakan
faktor penting didalam menunjang keberlangsungan sebuah kota karena selain berdampak
pada kenyamanan udara secara alami yang disebabkan oleh suhu dan kelembaban melalui
indeks kenyamanan termal yaitu menurunkan suhu uda sebesar 5.86% dan peningkatan
kelembabab 4%.
RTH dapat berperan dalam mengurangi efek Urban Heat Island (UHI) sehingga dapat
membuat kondisi perkotaan yang lebih sehat dan nyaman. RTH dapat mereduksi emisi CO2
aktual adalah sekitar 119,73 hingga 271,18 ton/tahun. Selain itu RTH atau ruang terbuka
hijau yang berada di tengah-tengah ekosistem kota berfungsi meningkatkan keindahan,
kenyamanan, kualitas lingkungan, pelestarian alam (ruang koridor, ruang oasis, dan tempat
perhentian). Jenis RTH antara lain taman kota, taman wisata alam, taman rekreasi, taman
lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung
komersial, taman hutan raya, dan taman hutan kota. Salah satu bentuk RTHyang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat adalah taman olahraga. Seperti yang telah diketahui garden atau
taman merupakan sebuah bentuk ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi fisik, ekologis,
arsitektural, dan estetika. Garden atau taman adalah tempat atau lahan terbatas yang
dipergunakan individu atau kelompok orang untuk bersenang-senang. Dimana seperti yang
diketahui bahwa taman terdiri dari elemen hard material yang terdiri dari perkerasan dan
bahan statis. Sedangkan elemen soft material yang terdiri dari vegetasi maupun air.
Garden atau taman adalah area yang memiliki ruang dalam berbagai kondisi
diantaranya lokasi, ukuran atau luasan, iklim, dan juga kondisi khusus lainnya seperti tujuan
serta fungsi spesifik dari pembangunan taman yang dilakukan. Taman merupakan sebidang
lahan terbuka dengan luasan yang didalamnya ditanami tanaman pohon, perdu, semak, dan
rerumputan yang secara kreasi dapat dikombinasikan dari bahan lainnya. Taman ini pada
umumnya dipergunakan untuk olahraga, bersantai, bermain, dan sebagainya. Sedangkan jenis
taman terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Taman publik aktif, taman yang memiliki fungsi sebagai tempat bermain dan
olahraga, dilengkapi dengan elemen pendukung taman bermain dan lapangan
olahraga. Contohnya: taman dan central park di New York.
2. Taman publik pasif, taman yang hanya sebagai elemen estetis saja, sehingga
kebanyakan untuk menjaga keindahan tanaman di dalam taman tersebut akan
dipasang pagar di sepanjang sisi luar taman. Contohnya: Bundestagen Park dan
Cologne Germany.

Garden atau yang biasa dikenal istilah taman bagian dari ruang non terbangun atau
ruang yang ditumbuhi oleh vegetasi dan bersifat alami ataupun buatan diharapkan akan dapat
berfungsi atau berperan sebagai ekologis, sosial, ekonomi, dan estetika. Adapaun fungsi atau
peran yang dimaksud, yaitu:
1. Ekologis, memiliki peran sebagai paru-paru kota, mengatur iklim mikro, peneduh, dan
juga sebagai area resapan air hujan.
2. Sosial, berfungsi sebagai tempat komunikasi para warga, tempat atau objek
pendidikan, dan penelitian serta pelatihan. Dapat mempelajari alam, aksesibilitas yang
mudah, sebagai tempat berolahraga dan rekreasi, menunjang kesehatan pengunjung
pada ruang terbuka hijau, menjamin keamanan pengunjung, menjadikan pengunjung
merasa nyaman, dan juga dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat sekitar baik
secara fisik dan psikologis.
3. Ekonomi, penyedia bahan produk yang bernilai ekonomi dan sebagai usaha pertanian
seperti perkebunan, kehutanan, dan lainnya sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
4. Estetika, meningkatkan keindahan sebuah kota, membingkai pemandangan untuk
melembutkan kesan kaku dari struktur kota, menjaga kebersihan, pemandangan yang
indah, memiliki proporsi vegetasi atau tanaman yang dominan, dan juga keadaan
sarana prasarana baik.

Proses sintesis kreatif, kontinyu, tanpa akhir, dan dapat bertambah merupakan sebuah
proses desain lanskap. Dimana dalam desain lanskap terdapat urutan kerja yang panjang dan
saling mempengaruhi atau berhubungan secara langsung sehingga saling mempengaruhi satu
dengan lainnya. Perancangan atau desain adalah hasil yang berasal dari buah pemikiran yang
saling berhubungan dimana mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, biologi, dan
efek psikologis serta fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna, dan ruang. Selain itu
desain berkenaan dengan seleksi komponen rancangan, bahan, tumbuhan, dan kombinasinya
sebagai pemecahan terhadap masalah didalam rencana tapak. Sementara proses sebuah desain
arsitektur lanskap, yaitu: pendataan, analisis, analisis tapak, skematik, perancangan, dan juga
pengembangan desain.
Dalam sebuah desain terdapat prinsip desain yaitu keseimbangan atau balance, irama
dan pengulangan, penekanan dan aksentuasi, kesederhanaan, kontras, proposi, dan kesatuan.
Unsur desain dapat dibagi menjadi sembilan unsur (titik, garis, bidang, ruang, ruang terbuka,
ruang dan waktu, ruang mati, bentuk dan fungsi, dan tekstur). Sedangkan untuk aplikasi
sebuah desain perlu atau yang dibutuhkan yaitu bahan lanskap, skala, sirkulasi, visual,
rekayasa lanskap, tata hijau, parkir, refleksi air, pencahayaan, drainase, kenyamanan, dan
dinding penahan tanah.
Taman kota Taman ini sebagai tempat keanekaragaman hayati, pengembangan
pendidikan, pengembangan hutan kota, serta sarana rekreasi dan hiburan masyarakat.
Memiliki selfie zone, Taman Catur, perpustakaan digital, papan informasi kearifan lokal
Pontianak, bangku taman serta Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), taman Roof Top
Garden, relief pahlawan digulis, plaza, sedangkan untuk fasilitas olahraga taman ini memiliki
kawasan bermain Skateborad (Skatepark), lapangan mini basket 3 on 3. Kawasan hutan kota
ini juga dapat dipergunakan sebagai tempat kejadian photography dan flim, jogging dan
cycling, ekowisata dan outbound. Taman Taman sudah terlihat lebih tertata rapi banyak
sekali kapal-kapal yang berjualan dengan cara unik membawa penumpang berkeliling sungai
dengan kapal yang sudah dilengkapi dengan berbagai makanan, minuman dan lainnya. Tidak
hanya itu di taman alun- alun kapuas juga terdapat tempat parkir yang cukup luas dengan
fasilitas masuk menggunakan tiket parkir, kemudian di sana menyediakan Taman bermain
untuk anak-anak agar anakanak tidak merasa bosan, ada juga fasilitas lain seperti taman
untuk bersantai, tribune, dan toilet. Taman Digulis dibuat sebagai tempat bagi warga yang
ingin bersantai, mengisi waktu luang, dan berolahraga karena di taman ini memiliki berbagai
fasilitas yang mendukung, dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung seperti taman
bermain, jogging track sekitar 1.200 Meter, dan lainnya. Play ground (taman bermain) yang
terdapat pada taman ini dikhususkan bagi anak-anak, serta taman ini juga terdapat Jogging
Track yang panjang dan luas untuk berolahraga.
Olahraga saat ini sudah menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi sebagian orang,
bahkan untuk sebagian orang yang lain olahraga menjadi sebuah kebutuhan mendasar dalam
hidupnya. Olahraga yang sebelumnya dipandang sebelah mata dan merupakan sebuah
aktivitas rekreasi semata, seiring perkembangan jaman dan kemajuan ilmu pengetahuan
olahraga menjelma menjadi sesuatu yang memiliki nilai vital dalam kehidupan seharihari
umat manusia. Olahraga menjadi sangat penting karena tidak terlepas dari kebutuhan
mendasar manusia itu sendiri yang pada prinsipnya selalu bergerak. Olahraga itu sendiri
merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara dan
meningkatkan kemampuan gerak yang bertujuan untuk mempertahankan hidup serta
meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan seseorang berolahraga adalah untuk
meningkatkan derajat sehat dinamis (sehat dalam gerak), dan sehat statis (sehat dikala diam).
Prestasi melalui kegiatan olahraga pun menjadi suatu alasan sesorang menekuni olahraga. Hal
tersebut sejalan dengan isi Undang-undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional yang menyatakan bahwa ”Olahraga adalah segala kegiatan yang
sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkanpotensi jasmani, rohani, dan
sosial”. Menurut Carla Jayanti dalam jurnal yang berjudul “Taman Kota Dikecamatan
Pontianak Barat” didapatkan Perancangan taman kota perlu menyelaraskan antara kebutuhan
pengguna, keistimewaan lokasi perancanan dan peraturan terkait. Ruang terbuka yang
dibutuhkan tidak hanya menampung fungsi ekologi dan sosial tetapi juga memenuhi fungsi
lainnya seperti rekreasi, estetika, komersil dan edukasi. Pendekatan konsep perancangan yang
diambil adalah “Taman Tepian Sungai”. Aspek-aspek tersebut diterapkan pada perletakan
zoning, ruang komunal, area interaksi dengan badan air dan vegetasi kawasan. Pembagian
dan pencapaian zona pada kawasan disesuaikan dengan usia pengunjung. Secara singkat
pengunjung taman dibagi dalam 4 kelompok usia, yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan
lansia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2005 tentang sistem
keolahragaan nasional, disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan prasarana olahraga.
Pada zaman dahulu hingga saat ini banyak masyarakat yang rutin untuk melakukan
olahraga. Olaharaga merupakan kegiatan untuk menggerakan tubuh dan memberikan efek
terhadap keseluruhan tubuh contoh kegiatan dalam berolahraga seperti berlari, berjalan,
berenang, yoga dan menari hal itu dapat merancang keseluruhan pada otot tubuh selain
olahraga mempunyai peran penting karena aktivitas ini dapat menjauhkan dari penyakit serta
dapat meningkatkan kualitas hidup seperti menguranci stress, meningkatkan kepercayaan
diri, memperbaiki suasana hati dan meningkatkan waktu yang menyenangkan. Kegiatan
olahraga ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja karena waktu untuk berolahraga
dapat menyesuaikan dengan aktivitas yang terpeting hal tersebut dilakukan secara rutin.
Fasilitas olahraga dapat berupa sebuah alat dan tempat contoh lapangan sepak bola.
Olaharaga dapat dilakukan dimana saja semisal di taman, taman bukan hanya berfungsi
sebagai tempat wisata atau berkumpul tetapi taman dapat berfungsi sebagai tempat olahraga,
pada umumnya pengelola taman menyediakan tempat untuk berolahraga seperti outdoor gym,
lapangan dan jogging track. Sebagai gambaran saja area olahraga di tempat ini bergabung
dengan area bermain sehingga menjadi satu area jumlah fasilitas olahraga di area ini ada tiga
fasilitas dengan sistem dan fungsi yang hampir sama Jumlah fasilitas di tempat tersebut dapat
dikatakan sedikit karena menyesuaikan dengan lahan yang disediakan tetapi tidak sebanding
dengan jumlah pengunjung yang ingin menggunakanya. Fasilitas ini juga lebih sering
digunakan oleh anak kecil dibandingkan oleh orang dewasa hal itu dapat beresiko pada
keamanan anak kecil. Setelah diamati fasilitas di tempat ini jarang digunakan oleh orang
dewasa karena beberapa alasan. Fasilitas ini juga tidak informative dalam cara pemakaiannya
dan kurang memprioritaskan keamanan pengguna. Fasilitas olahraga di taman Taman juga
tidak bervariasi dalam cara penggunaannya sehingga gerakan tubuh tidak banyak. . Oleh
sebab itu penulis ini merancang ulang fasilitas outdoor gym yang terintegrasi sehingga
mempunyai fungsi yang berbeda dan dapat digunakan oleh beberapa orang dengan demikian
diharapkan dari perancangan ini dapat meningkatkan nilai tambah serta nilai fungsi pada
fasilitas olahraga di taman Taman sehingga banyak pengunjung dewasa yang tertarik untuk
mencoba fasilitas outdoor gym ini.
Tujuan akhir pembinaan olahraga itu tidak lain untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, sehingga secara konsisten perlu menempatkan olahraga sebagai bagian integral
dari pembangunan. Dengan demikian, olahraga ditempatkan bukan sekadar merespons
tuntutan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya, tetapi ikut bertanggung jawab untuk
memberikan arah perubahan yang diharapkan. Keteguhan terhadap komitmen ini didukung
oleh begitu banyak fakta dan pengalaman bahwa olahraga yang dikelola dan dibina dengan
baik akan mendatangkan banyak manfaat bagi warga masyarakat. Seperangkat nilai dan
manfaat dari aspek sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis dan pedagogis merupakan landasan
yang kuat untuk mengklaim bahwa olahraga merupakan instrumen yang ampuh untuk
melaksanakan pembangunan yang seimbang antara material, mental, dan spiritual.
Dalam proses perancangan perlu adanya point of interest yang mampu menonjolkan
identitas taman. Pada desain ini terdapat lapangan bola voli yang memjadi daya tarik
tersendiri bagi masyarakat Balearjosari khususnya para kaum remaja serta adanya fasilitas
bagi pengunjung tempat bermain, dan area yang cukup memadai untuk user menikmati
pemandangan. Adanya unsur taman yang estetik dan fungsional mampu mengundang
pengunjung lebih banyak yaitu terdapat taman bunga yang mempercantik taman serta
terdapat perbedan level ketinggian untuk akses membentuk tekstur yang menarik.
Konsep vegetasi pada Kawasan dibagi menjadi tiga yaitu, area tanaman peneduh, area
tanaman pengarah, dan area tanaman hias. Penerapan konsep vegetasi ini dengan
mempertahankan beberapa tanaman eksisting yang memiliki daya tumbuh yang baik dan
menggunakan tanaman baru. Konsep aktivitas yang direncanakan pada kawasan ini
antaranya, aktivitas aktif, aktivitas semiaktif, dan aktivitas pasif. Aktivitas aktif berupa
bermain sepak bola, jogging, bermain basket, bermain voli, playground, dan skate park.
Aktivitas semi-aktif berupa area terapi dan area fitness serta aktivitas pasif berupa menonton
bola dan duduk bersantai. Fasilitas terdiri dari lapangan sepak bola, tribun, tempat parkir,
playground, skate park, area terapi, fitness area, lapangan basket, dan voli. Sedangkan
fasilitas pendukung berupa taman, tempat bersantai, pujasera, dan toilet. Rencana blok atau
block plan merupakan gambaran dari rencana umum tata ruang suatu wilayah kedalam
rencana pemanfaatan ruang kawasan tersebut. Rencana detail tata ruang block plan juga
merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional,
sebagai penjabaran kegiatan kedalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antara
kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan
utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut. Block plan pada kawasan
lapangan olahraga Kejapanan terdiri dari ruang dan sirkulasi. Hasil Block plan ini merupakan
pedoman pengembangan kawasan taman dalam mewujudkan desain.
Rencana hard material di Taman Olahraga Kejapanan terdiri dari bahan paving grass, semen,
batu alam, tempat cuci tangan. Sedangkan soft material yaitu pohon Ketapang kencana
(Terminalia mantaly), Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus), Tabebuya
(Tabebuia), Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia), Pucuk Merah (Syzygium paniculatum),
Sikat Botol (Callistemon viminalis). Semak meliputi Puring (Codiaeum variegatum), Andong
(Cordyline fruticose), Soka (Ixora), Lolipop(Pachystachys lutea). Land cover meliputi
Liliparis (Chlorophytum comosum), Rumput Manila (Zoysia matrella), Rumput Gajah Mini
(Pennisetum purpureum).
Taman ini berfungsi sebagai tempat olahraga, ruang terbuka hijau, dan bernilai
estetika bagi masyarakat Desa Kejapanan, Kabupaten Pasuruan. Sedangkan kelemahan dari
desain taman yaitu pengabdi tidak dilibatkan dalam rencana anggran biaya (RAB) sehingga
akan berdampak pada pelaksanaan pembuatan taman. Oleh karena itu kegiatan pengabdian
ini dapat berlanjut. Rekreasi kesegaran jasmani merupakan perpaduan antara kegiatan ber-
rekreasi dengan kegiatan olahraga sehingga sekaligus akan memperoleh manfaat ganda yaitu
kesenangan dan meningkatkan kesegaran jasmani para pengunjung. Pelaksanaan rekreasi
kesegaran jasmani akan dimodifikasi antara penjelajahan dengan kegiatankegiatan olahraga
yang mengandung unsur-unsur kesegaran jasmani sehingga akan sangat menarik dan
menyenangkan. Aspek-aspek gerak olahraga yang dilakukan ditempat rekreasi akan
menimbulkan efek yang baik untuk tubuh apalagi didukung oleh udara yang bersih dan
belum terkontaminasi dari polusi udara dan suara. Beberapa ahli mengemukakan kesegarann
jasmani adalah Kesegaran jasmani menurut the presidents council Phisical Fitness and Sport
dalam Yusnul Hairly (2004: 1.17) kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk
melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan, tanpa
mengalami kelelahan yang berat, dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu
senggangnya dan menghadapi hal-hal yang darurat yang tidak terduga sebelumnya. Engkos
Kosasih (1983: 10) bahwa seseorang berada dalam keadaan fit (memiliki kesegaran jasmani)
apabila seseorang cukup mempunyai kekuatan (strenght), kemampuan (ability), kesanggupan,
daya kreasi dan daya tahan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti. Endang Rini S dan Fajar Sri W (2008: 1) : Orang bugar adalah
mereka yang dapat menikmati hidup dan kehidupanya, baik secara fisik, mental, emosional
dan sosial (total fitness) . Pusat Pengembangan Kesegaran Jasmani (2010: 1) kebugaran
jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan
kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. T. Cholik Muthohir
(1999) dalam Ismaryati (2006: 40) : kebugaran jasmani merupakan kondisi yang
mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa
mengalami kelelahan yang berarti. Dari pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulan
Kesegaran Jasmani adalah kemampuan seseorang atau individu untuk melakukan suatu
kegiatan atau aktivitas sehari-hari secara terus menerus tanpa mengalami kelelahan yang
berarti, dan masih memiliki cadangan energi atau tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan rekreasi olahraga adalah: (1) pengisi waktu luang, (2) pelepas lelah, kebosanan dan
kepenatan, (3) sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), (4)
contoh pendidikan dan pekerjaan/bekerja, (5) sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini
dilakukan untuk kegiatan berkelompok serta rekreasi aktif), (6) u ntuk memperoleh kesegaran
jasmani dengan olahraga yang menyenangkan, (7) memperoleh kesenangan dengan cara
berolahraga, memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan Selama ini
kegiatan rekreasi kesegaran jasmani belum pernah dilakukan di Sumatera Utara bahkan di
Indonesia, sehingga apabila kegiatan ini dapat dilaksanakan di Kabupatan Serdang Bedagai
akan menjadikan kabupaten ini sebagai pilot projek yang pertama yang memadukan
kegiataan rekreasi dengan kegiatan kesegaran jasmani. Manfaat yang akan diperoleh bagi
Kabupaten Srdang Bedagai adalah Peningkatan Pendapatan Asli melalui pariwisata dan
olahraga. Sementara itu manfaat yang diperoleh oleh para pengunjjung taman rekreasi
olahraga ini adalah kempuasan dan kesenangan serta mengetahui tingkat kesegaran jasmani
dan cara meningkatkanya. Juga pengatahuan tentang teori bahwa bahwa kesegaran jasmani
yang tinggi akan meningkatkan kinerja seseorang. Semakin sehat dan bugar seseorang akan
lebih bersemangat dalam pekerjaanya sehingga hasil yang diperoleh dari pekerjaan tersebut
akan meningkat pula. Seseorang dalam berekreasi akan lebih tertarik apabila ditempat
rekreasi tersebut tersedia banyak pilihan untuk dapat melakukan aktivitas yang
menyenangkan tidak hanya bermain atau menikmati alam yang indah atau panorama lainnya
tetapi dapat memperoleh ilmu sekaligus kesegaran kondisi fisik. Sehubungan dengan itu
untuk dapat lebih menarik wisatawan berkunjung di tempat rekreasi akan dibangun suatu area
yang dapat menampung kegiatan rekreasi dan sekaligus sebagai sarana untuk
mengetes/mengetahui kegiatan kesegaran jasmani para wisatawan dengan kegaiatan yang
mudah, meriah, aman, menyenangkan dan mampu mengembalikan kesegaran jasamani para
pengunjungnya.
Menurut bahasa Yunani pengertian Gym atau pusat kebugaran adalah sebuah tempat
untuk melakukan latihan fisik dan intelektual sehingga gym dapat diartikan sebagai tempat
dan ruangan berkumpul untuk melakukan latihan fisik yang didalamnya terdapat beragam
alat-alat olahraga. Gym saat ini juga dikenal dengan fitness (admin, 2019). Menurut
(Santosan Giriwijoyo, 2013). “suatu ruangan dalam melakukan kegiatan dari yang tidak
menggunakan alat sampai dengan menggunakan alat-alat mahal dan canggih, yang di
ataranya untuk tujuan prestasi” artinya gym merupakan tempat berkumpul untuk melakukan
kegiatan berolahraga baik di dalam ruang atau di luar ruangan dengan menggunakan alat atau
tidak menggunakan alat, hal itu dilakukan agar mencapai kesehatan atau pencapaian lainnya.
Kegiatan olahraga di tempat pusat kebugaran ini menggunakan beban atau weight training
ataupun peralatan lain seperti treadmill, sepeda statis dan senam. Tujuan dari olahraga ini
adalah untuk menurunkan berat badan, membentuk tubuh, menguatkan otot, pembesaran otot,
rehabilitasi penyakit dan cedera Berikut adalah kategori gym.
Taman rekreasi kesegaran jasmani adalah sebuah area rekreasi yang di desain yang
sedemikian rupa, yang memenuhi standart untuk dapat dijadikan tempat aktivitas kesegaran
jasmani dan dilengkapi dengan alat-alat dan bentuk-bentuk kegiatan yang dapat memberikan
gambaran tentang kesegaran jasmani pelakunya. Kegiatan tersebut dimulai dengan kegiatan
(1) lari 30 meter untuk usia 6-9 tahun/ lari 40 meter untuk usia 10-12 tahun/ lari 50 meter
untuk usia 13-15 tahun/ lari 60 meter untuk usia 16-19 tahun. (2) gantung angkat tubuh (pull
up) selama 60 detik, (3) baring duduk (sit up) selama 60 detik, (4) loncat tegak (vertical
jump), (5) lari 600 meter untuk usia 6-9 tahun/ lari 800 meter untuk usia 10-12 tahun/ lari
1000/800 meter untuk usia 13-15 tahun/putra dan putri)/ lari 1200 untuk usia 16-19 tahun dan
setelah itu diakhiri dengan kegiatan arung jeram sepanjang 1000 meter.
1. POS I. Lari Sprint, Pada pos I ini terdiri dari lari 30 meter untuk usia 6-9 tahun/ lari
40 meter untuk usia 10-12 tahun/ lari 50 meter untuk usia 13-15 tahun/ lari 60 meter
untuk usia 16-19 tahun, akan di berikan petunjuk bagaimana cara melakukan kegiatan
lari tersebut yang dimulai dari start sampai dengan finish, dan catatan waktu yang
ditempuh dan konversi nilai yang diperoleh.
2. POS II. Gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik, Pada pos ini akan diberikan
petunjuk bagaimana cara melakukan gerakan Gantung angkat tubuh (pull up) selama
60 detik dan catatan jumlah angkatan selama 60 detik baik itu putra maupun putri
serta konversi nilai yang diperoleh
3. POS III. Baring duduk (sit up) selama 60 detik, Pada pos ini akan diberikan petunjuk
bagaimana cara melakukan Baring duduk (sit up) selama 60 detik. Dan catatan jumlah
yang diperoleh selama 60 detik baik putra maupun putri serta konversi nilai yang
diperoleh.
4. POS IV. Loncat tegak (vertical jump), Pada pos ini akan diberikan petunjuk
bagaimana cara melakukan loncat tegak (vertical jump),dan catatan raihan yang
diperoleh serta konversi nilai yang diperoleh.
5. POS V. Lari Jarak Menengah, Pada pos ini terdiri dari lari 600 meter untuk usia 6-9
tahun/ lari 800 meter untuk usia 10-12 tahun, lari 1000/800 meter untuk usia 13-15
tahun/putra dan putri)/ lari 1200 untuk usia 16-19 tahun. Akan di berikan petunjuk
bagaimana cara melakukan kegiatan lari tersebut yang dimulai dari start sampai
dengan finish, dan catatan waktu yang ditempuh dan konversi nilai yang diperoleh.
Akhir dari semua kegiatan tersebut akan diinformulasikan tentang kondisi kesegaran
jasmani yang telah dilakukannya.

Taman rekreasi olahraga salah satu alternative peningkatan kesegaran jasmani yang
menggabungkan dengan kegiatan rekreasi dan olahraga. Kegiatan ini akan lebih menarik jika
lokasi pelaksanaanya mendukung baik sarana dan prasarana yang ada dan tempat
mencapainya tidak sulit. Faktor kenyamanan dalam berkatifitas sangat menentukan berhasil
tidaknya kegiatan ini sehingga perlu dipersiapan sedemikian rupa agar para pengunjung
tertarik untuk datang ketaman rekreasi olahraga tersebut.
Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang mengurangi risiko penyakit dan
memperpanjang waktu hidup seseorang. Cara hidup ini merupakan komitmen jangka panjang
dengan manfaat kesehatan yang holistik baik untuk tubuh maupun pikiran. Studi telah
menemukan beberapa kebiasaan hidup tertentu yang dapat berkontribusi pada cara hidup
tersebut. Kesehatan bukan hanya terhindar dari penyakit, tapi juga tentang menjaga kesehatan
tubuh dan mental (WHO, 1999). Aktivitas fisik dapat digunakan untuk mengukur kesehatan
fisik seseorang. Setiap gerakan tubuh yang disebabkan oleh kontraksi otot yang membakar
lebih banyak kalori daripada pengeluaran energi saat istirahat dianggap sebagai aktivitas
fisik. Kesehatan mental juga memainkan peran penting. Pemahaman akan mental yang sehat
tak dapat lepas dari pemahaman mengenai sehat dan sakit secara fisik. Pengenalan konsep
sehat dan sakit, baik fisik maupun psikis, merupakan bagian dari pengenalan seseorang
terhadap kondisinya dan cara beradaptasi dengan lanskapnya. Berkaitan dengan hal tersebut,
satu hal penting yang harus diingat adalah bahwa lanskap dapat berdampak pada kesehatan
seseorang.
Perancang menggunakan ruang terbuka hijau atau taman sebagai salah satu wadah
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Taman pada umumnya adalah tempat dengan ruang
dalam berbagai situasi. Lokasi, ukuran atau area, iklim, dan karakteristik khusus lainnya,
seperti tujuan dan fungsi khusus dari pembangunan taman, merupakan faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan (Sinta, 2004). Jenis taman dengan fungsi spesifik sesuai dengan isu
yang diangkat adalah Therapeutic Garden. Taman ini merupakan taman luar ruang yang
secara khusus dibuat berdasarkan masukan pengguna agar sesuai dengan kebutuhan fisik,
psikis, dan sosial pengunjung taman (National Parks Board, 2017). Sebuah lanskap yang
restoratif dapat mengurangi kelelahan fisik atau mental temporer yang disebabkan oleh
kejenuhan pada kegiatan keseharian yang dilakukan terus-menerus. Meskipun kesehatan
mental dan fisik seseorang sangat dipengaruhi oleh tata letak lanskap di mana ia aktif,
manusia tetap menghabiskan lebih banyak waktu di tempat-tempat tertutup di zaman modern
ini (Kopec, 2006). Hal ini biasanya dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres seseorang.
Secara umum, masalah ini dapat diselesaikan dengan merancang bangunan, memposisikan
bukaan, dan memanfaatkan bahan tertentu, tetapi ada elemen eksternal lainnya, seperti
kondisi alam, yang memiliki dampak signifikan pada keadaan psikologis seseorang. Manusia
membutuhkan istirahat dari rutinitas mereka secara teratur. Hal ini mengarah pada
pembentukan taman kota sebagai kemungkinan lokasi atraksi wisata, yang disusun secara
optimal untuk memenuhi keinginan akan sesuatu yang baru namun tetap dekat dengan
kehidupan masyarakat sehari-hari. Tujuan ini memotivasi arsitek untuk menciptakan desain
yang inovatif dan dapat disesuaikan dengan berbagai konsumen.
Material adalah bahan pembuatan baik bahan utama atau pelengkap yang mempunyai
peran penting dalam membuat suatu produk. Material adalah bahan mentah yang dalam
pembuatan suatu produk, pemilihan material sangat diperhatikan karena hal tersebut
menentukan besarnya anggara biaya pada suatu proyek. (Nugraha, 1985). Pemilihan material
sangat penting untuk menunjang kekuatan dari sebuah produk., maka pemilihan material juga
disesuaikan dengan cara kerja, struktur material, dan pengelolaan material terhadap material
lainnya. Maka material yang akan dipilih dalam pembuatan fasilitas olahraga ini antara lain:
1. Logam atau aluminium
Bahan dari aluminium lebih ringan, mudah dibentuk,tidak mudah berkarat
walaupun dengan perlatan yang minim. Tetapi bahan ini tidak sekuat dengan stainless
steel, material ini juga memiliki lubang ditengahnya sehingga cenderung mudah
ditiup angin, selain itu warna material ini dapat pudar yang disebabkan oleh cuaca
tetapi hal itu bisa diatasi dengan menggunakan bubuk polyester untuk menjaga
ketahanan warna.
2. Besi Tempa
Besi tempa adalah bentuk dari besi komersial, besi tempa termkasud kedalam
material yang kokoh dibandingkan dengan stailenssteel atau aluminium. Karena besi
tempa ini sangat berat sehingga tidak nyaman jika tidak ditambahkan dengan cushion
atau perabot kursi, jadi kurang nyaman jika digunakan sebagai alas duduk
Kekurangan dari besi ini mudah berkarat sehingga harus diperlukan finishing secara
berkala.
3. Stainless Steel
Material ini mempunyai sifat kokoh, padat dan tahan lama baik dalam cuaca
maupun korosi sehingga dapat awet atau bertahan sampai bertahun-tahun tetapi
sayangnya material ini tidak mudah dibentuk dan mudah menghantarkan panas dan
dingin juga mempunnyai bobot yang berat. Dari segi harga stainless steel lebih mahal
jika dibandingkan dengan besi lainnya
4. Besi Hollow
Besi hollow adalah besi batangan yang mempunyai rongga. Besi hollow ada
yang Besi hollow ada yang menyerupai pipa dan persegi. Besi ini banyak digunakan
sebagai material bangunan seperti sebagai rangka penopang plafon atau partisi
lainnya. Besi hollow juga mempunyai sifat yang kokoh, lebih cepat dalam
pemasangannya, kuat, harga terjangkau, tahan rayap, anti karat, dan tidak
membutuhkan perawatan khusus .sehingga menjadi material ini sangat
direkomendasikan untuk pembuatan furniture outdoor mateterial ini dapat dijadikan
sebagai alternative selain kayu tidak hanya itu besi ini mempunnyai nilai estetika
juga. Besi hollow terbagi menjadi dua yaitu : a. Besi Hollow Galvanis adalah Besi ini
di proses dengan pemberian seng untuk mengatasi karat pada besi b. Besi Hollow
Galvanum adalah Besi ini mempunyai kandungan aluminium yang tinggi, sayanya
besi ini tidak tahan terhadap semen, jika besi ini dikenai oleh semen maka dapat
menjadikan besi ini tidak awet, dan tidak tahan terhadap keropos
Di taman Taman banyak sekali pengunjung yang berwisatan di tempat tersebut. Di
tempat tersebut disediakan area untuk berolahraga tetapi sayangnya fasilitas disana baik area
olahraga maupun fasillitas lain kurang terawat dengan baik. Hal itu terlihat dari banyaknya
fasilitas olahraga yang rusak dan dibiarkan begitu saja. Menurut penglihatan penulis
pengunjung sangat sedikit yang ingin berolahraga di tempatt tersebut hal itu disebabkan
memang taman bukan tempat khusus berolahraga. Tetapi setiap minggu pagi bannyak
pengunjung yang mencoba fasilitas olahraga tersebut tetapi hanya mencoba satu atau dua alat
saja sedangkan total terdapat empat fasilitas selebihnya rusak. Pada perancangan kali ini
penulis ingin mencoba membuat sebuah sarana olahraga yang dapat digunakan oleh banyak
orang maksimal empat orang agar fasilitas tersebut dapat dihidupkan kembali. Perancangan
ini memiliki empat aktivitas yang berbeda antara lain : kicking exercise, pull-up exercise,
monkey bar dan stretching exercise, masing-masing di produk tersebut hanya dapat
diguanakan oleh satu orang saja, selain itu warna juga dijadikan sebagai tanda atau informasi
bahwa setiap warna yang berbeda memiliki fungsi tersendiri, dan yang membedakan produk
ini dengan produk eksisting produk ini ditambahkan fitur lampu diatasnya sebagai penerang,
juga perancangan ini dibuat dalam satu produk dengan empat alat yang mempunyai activity
berbeda. Selain itu perancangan ini juga dipertimbangkan setiap sudut ditumpulkan agar tidak
tajam sehingga tidak membahayakan baik orang dewasa maupun anak kecil. Aspek visual
merupakan ciri khas antara produk outdoor gym, area bermain anak dan sign system berupa
bentuk yang geometris dan warna full color.
Area jalan kaki dapat dihubungkan dengan area terapi sensorik dengan membangun
jalur baru untuk kursi roda yang panjangnya minimal 90 cm dengan pembatas pengangan
tangan dan pagar tanaman sensorik (75 cm dan 1 m) (National Parks Board, 2017). Finishing
lantai dapat menggunakan bahan yang sama dalam warna dan pola yang tidak menciptakan
ilusi optik. Jalur ini memiliki berbagai spot dengan batu alam (polished pebble) dimana terapi
refleksi kaki dapat dilakukan. Jalur juga harus memiliki tempat duduk setiap 5 m untuk
beristirahat. Elemen air, seperti kolam, diletakkan di dekat zona sensorik untuk memberikan
suara alam selain dari hewan yang tertarik pada tanaman, seperti burung. Ruang yang
disediakan terbuka pada alam, tanpa sekat samping dan menggunakan batas transparan.
Bahan-bahan alami juga digunakan, begitu pula warna-warna santai seperti coklat, krem, abu-
abu, dan putih. Penataan berorientasi pada potensi pemandangan alam pada tapak. Tanaman
peneduh juga dipasang di sepanjang batas ruang untuk melindungi pengguna dari sinar
matahari langsung. Tanaman sensorik, seperti tanaman warna-warni dan aromatik, serta
elemen air, juga disediakan pada area rekreasi untuk merangsang indera pengguna sambil
menikmati fasilitas.
Tanaman peneduh, semak, dan bunga sebagai tanaman sensorik warna digunakan
pada di Klub Bunga. Perancang tidak menggunakan pohon kanopi besar di Park Royal on
Pickering karena kawasan tersebut sudah dinaungi oleh blok massa. Sebagai gantinya,
perancang memilih pohon palem seperti Euterpe Palmsdan pohon seperti Pohon Bucida
sebagai tanaman peneduh. Tanaman sensori aromatik yang digunakan misalnya pohon
Kamboja dan melati, untuk warna menggunakan bunga Heliconia dan Alpinia, untuk tekstur
menggunakan Calathea, Rumput Mondo, bunga daun Vietnam, serta untuk konsumsi
menggunakan beberapa tanaman sayuran (tomat), herba (rosemary, kemangi, mint, oregano)
dan buah (pisang, labu). Menurut analisa studi objek di atas serta literatur pendukung,
tanaman peneduh ditanam di sepanjang jalan dan tidak mengganggu tanaman yang
membutuhkan banyak sinar matahari serta tidak mengganggu pemandangan. Tumbuhan
sensorik berwarna, berbau, tekstur, dan penarik fauna dipilih yang mudah ditemukan di
wilayah tapak. Tanaman untuk konsumsi dipilih yang dapat digunakan langsung oleh fasilitas
pendukung sebagai jasa lanskap.

Daftar Pustaka
Abdulaziz, M. F., Dharmawan, D. B., & Putri, D. T. (2016). Motivasi mahasiswa terhadap
aktivitas olahraga pada sore hari di sekitar area taman sutera universitas negeri
semarang. Journal of Physical Education Health and Sport, 3(2).
Anam, A., Kurniawan, D., & Kurniasih, S. (2021). PENERAPAN ARSITEKTUR BIOFILIK
PADA REDEVELOPMENT FASILITAS OLAHRAGA DI TAMAN KOTA BALAI
JAGONG KUDUS, JAWA TENGAN. MAESTRO, 4(2), 36-49.
Budiyono, B., Alfian, R., Setyabudy, I., Kurniawan, H., Hastutiningtyas, W. R., &
Hendrikus, N. (2021). Desain Taman Olahraga pada Kawasan Stadion Kejapanan di
Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Jurnal Akses Pengabdian
Indonesia, 6(1), 29-38.
Dwipayana, I. G. N. M., Kohdrata, N., & Suyarto, R. (2021). Studi jangkauan layanan Taman
Kota Lumintang, Denpasar, Bali. Jurnal Arsitektur Lansekap, 7(1), 85.
Handayani, A. D., & Yuliastuti, N. (2014). Identifikasi Ketersediaan dan Kualitas Sarana
Prasarana Lingkungan di Urban Fringe Area Kelurahan Pudakpayung. Jurnal
Wilayah dan Lingkungan, 2(3), 197-208.
Jamilah, J., Triansyah, A., & Haetami, M. PEMANFAATAN TAMAN KOTA SEBAGAI
TEMPAT AKTIVITAS OLAHRAGA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 7(12).
Karmila, M., & Rochani, A. (2020). Karakteristik perilaku pengguna ruang publik di kota
Semarang (Studi kasus: Taman Progo, Taman Indonesia Kaya, dan BKB). Jurnal
Planologi, 17(1), 96-113.
Rijal, F., & Sa'ud, M. I. (2022). Taman Olahraga Rekreasi di Banjarbaru. LANTING
JOURNAL OF ARCHITECTURE, 11(2), 93-102.
Sunarno, A. (2016). Taman Rekreasi Kesegaran Jasmani dan Olahraga. JURNAL ILMU
KEOLAHRAGAAN, 15(2), 1-11.
Wulanningrum, S. D. (2019). KESESUAIAN TAMAN KOTA BERDASARKAN
PENDEKATAN LAYAK ANAK (STUDI KASUS: TAMAN PERUM P& K
KELURAHAN KEMANGGISAN KECAMATAN PALMERAH JAKARTA
BARAT). ARJOUNA: Architecture and Environtment Journal of
Krisnadwipayana, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai