Anda di halaman 1dari 9

Keberadaan dan penataan elemen-elemen pada ruang publik dalam hal ini adalah

taman kota, turut mempengaruhi interaksi yang terjadi (Carr, 1992). Sebagai contoh, apabila
pada taman kota tidak disediakan tempat duduk maka akan mengurangi kemungkinan
interaksi yang terjadi. Kemudian apabila penataan pedestrian atau jalur pejalan kaki pada
taman kota dibuat berliku maka penataan seperti ini akan menyulitkan para pejalan kaki.
Menurut Rubenstein dalam Azzaki (2013), elemen-elemen yang harus terpenuhi dalam suatu
ruang publik diantaranya adalah lampu penerangan, halte bus, tanda penunjuk, telepon
umum, tempat sampah dan vegetasi/tanaman.
Elemen lanskap pada kawasan taman kota terdiri atas dua bagian, yaitu elemen keras
dan elemen lunak (Kustianingrum, 2013). Elemen keras yaitu perkerasan atau bangunan yang
meliputi pedestrian atau jalan sirkulasi taman. Kemudian elemen lunaknya adalah tanaman.
Elemen pendukung lanskap meliputi tempat duduk, toilet, tempat sampah, papan
pengumuman, lampu taman, tempat bermain anak, dan patung/landmark.
Pemahaman mengenai kualitas taman sebagai ruang publik menurut Carr (1992)
dalam buku Public Space dimulai dari pemahaman terkait aspek yang menjadi pembentuk
kualitas ruang publik tersebut yang meliputi: aspek kebutuhan (needs), aspek hak (right), dan
aspek makna (meanings).
 aspek kebutuhan (needs). Yang meliputi kenyamanan, relaksasi, keterlibatan pasif,
dan keterlibatan aktif. Kenyamanan, Relaksasi, Keterlibatan pasif, Keterlibatan aktif.
 aspek hak (right). Yang mencakup aksesibilitas dan kemudahan pencapaian,
kebebasan beraktifitas, aktivitas beragam dan klaim tempat.
 aspek makna (meanings). Yaitu mudah dikenali (legibility), keterkaitan (relevance),
Hubungan individu, hubungan kelompok, hubungan dengan lapisan masyarakat yang
lebih luas.

Sebagai masukan bagi Pemerintah kota untuk lebih mendata Taman sebagai ruang
publik
Mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi perubahan dan Pemanfaatan
taman kota

Ashadi et.al (2018) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian pengumpulan
data yang dilakukan di lapangan langsung dengan survey, data yang diperoleh dijelaskan
secara deskriptif tanpa menggunakan angka, karena mengutamakan proses yang terjadi
dilapangan. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang melibatkan pengambilan data secara
statistik. Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini menggunakan penelitian evaluasi untuk
mengukur hasil atau dampak dari suatu proyek, aktivitas atau program dengan cara
membandingkannya dengan tujuan yang telah ditetapkan atau diharapkan.

Data yang diperoleh peneliti dari hasil yang sudah ada seperti referensi, literatur, buku dan
jurnal yang membahas mengenai topik penelitian. Tujuan memperoleh informasi-informasi
yang berkaitan dan mendapatkan jawaban yang bersangkutan dengan penelitian.
Observasi adalah metode atau cara yang memiliki sistem mengamati secara langsung kondisi
yang terjadi selama dilapangan, baik berupa fisik atau perilaku selama berlangsungnya
penelitian. Observasi bertujuan untuk memperoleh data dari objek dan subjek penelitian.

Sumber:
https://lhokseumawekota.bps.go.id/indicator/12/29/1/jumlah-penduduk.html

Dalam ilmu filsafati modern, istilah fenomena berarti 'apa yang dialami


berdasarkan kenyataan'. Dalam disertasi perdana yang berjudul Tentang Bentuk dan Prinsip
Dunia yang Masuk Akal dan Dapat Dipahami, Immanuel Kant (1770) berteori bahwa pikiran
manusia terbatas pada dunia logis. Dengan demikian, pikiran manusia hanya dapat
menafsirkan dan memahami kejadian sesuai dengan penampilan fisiknya. Dia menulis bahwa
manusia dapat menyimpulkan sebanyak yang dapat ditangkap indra, tetapi tidak mengalami
atau merasakan objek itu sendiri.[3] Ini mungkin masuk akal dari segi saluran komunikasi
(epistemologi) yang berasal dari kumpulan input kenyataan (ensemble of reality-inputs)
(ontologi), tetapi bukan dalam arti menerapkan imajinasi yang bijak (a-la Albert Einstein,
untuk keberhasilan sebagian). Dengan demikian, istilah fenomena mengacu pada setiap
kejadian yang patut diperiksa dan diselidiki, terutama proses dan peristiwa yang sangat tidak
biasa atau mempunyai keberartian khusus.

Menurut Nazzaruddin (1994) dalam Ilmiajayanti dan Dewi (2015), taman adalah sebidang
lahan terbuka dengan luasan tertentu didalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan
rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya.
Menurut Unterman dan Small (1986) taman dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori
berdasarkan sifat kepemilikannya yaitu:
1. Taman publik (umum) yaitu taman yang bisa digunakan oleh umum.
2. Taman semi publik yaitu taman milik pribadi yang dapat digunakan oleh umum atau dapat
digunakan secara bersama-sama.
3. Taman pribadi yaitu taman milik pribadi yang tidak dapat oleh umum.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008, dinyatakan bahwa
Ruang Terbuka Hijau (RTH) taman kota adalah taman untuk melayani penduduk kota atau
bagian dari wilayah perkotaan. Taman kota ini dapat melayani minimal 480.000 penduduk
dengan standar minimal 144.000 m2. Taman kota ini merupakan lapangan hijau yang
dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, dan olahraga dengan minimal RTH 80% - 90%. RTH
taman kota dapat dimanfaatkan penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan sosial pada
satu kota atau bagian wilayah kota yang dilengkapi dengan fasilitas olahraga, taman bermain
anak dan balita, fasiltas rekreasi, taman khusus lansia, taman bunga, semua fasilitas ini
terbuka untuk umum. Selain itu, taman dengan luas minimal 24.000 m2 yang ada di dalam
perkotaan sudah dapat dikategorikan sebagai taman kota untuk menampung berbagai
kegiatan baik skala kota maupun skala bagian wilayah kota. Dari mulai kegiatan olah raga
masyarakat hingga pertunjukan musik skala besar dapat ditampung pada taman ini. Taman
kota ini didominasi pohon tahunan sehingga kegiatan didalamnya lebih banyak kegiatan
rekreatif aktif seperti jogging mengikuti jalur sirkulasi yang ada dilengkapi dengan fasilitas
pendukung seperti MCK, tempat parkir dan sebagainya.

1. Tempat rekreasi: Taman kota biasanya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas rekreasi


seperti perosotan, ayunan, lapangan bola, dan lain-lain. Hal ini memungkinkan
masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik dan bersenang-senang di taman tersebut.
2. Tempat olahraga: Taman kota juga sering digunakan sebagai tempat untuk melakukan
olahraga, seperti jogging, sepeda, atau bahkan yoga. Fasilitas yang tersedia di taman
kota, seperti lapangan bola, lapangan tenis, dan lain-lain, juga memudahkan
masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga di taman tersebut.
3. Tempat edukasi: Taman kota juga bisa dijadikan sebagai tempat edukasi, terutama
bagi anak-anak. Taman kota yang dilengkapi dengan taman bermain, taman bahan-
bahan alam, atau taman binatang akan sangat menarik bagi anak-anak untuk belajar
dan mengenal lingkungan sekitar.
4. Tempat pemandangan: Taman kota yang indah dan terawat dapat menjadi tempat
yang menyenangkan untuk dikunjungi, terutama bagi wisatawan yang ingin
menikmati pemandangan alam yang indah di kota.
5. Penghijauan: Taman kota juga berfungsi sebagai penghijauan di kota, yang dapat
membantu meningkatkan kualitas udara dan memperindah lingkungan. Tanaman yang
ditanam di taman kota juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, seperti
mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur.

Ruang Terbuka Publik harus dapat diakses secara fisik maupun visual oleh
masyarakatRapoport (1977) menyatakan bahwa terjadinya aktivitas di suatu lingkungan
termasuk ruang publik dapat dianalisa dalam empat komponen:
1. Aktivitas sesungguhnya (makan, berbelanja, minum, berjalan).
2. Aktivitas spesifik untuk melakukannya (berbelanja di bazaar, minum di bar, berjalan
di jalan, duduk di lantai, makan bersama orang lain.
3. Aktivitas tambahan, berdampingan atau terasosiasi yang mana menjadi bagian dari
sistem aktivitas (berbelanja sambil bergosip, pacaran sambil jalan jalan).
4. Aktivitas simbolik (berbelanja sebagai konsumsi yang menyolok, memasak sebagai
religi, cara menegakkan identitas sosial).
Berdasarkan klasifikasi aktivitas di atas, Rapoport (1977) juga menyatakan bahwa sebuah
aktivitas dapat terdiri dari berbagai sub aktivitas yang berhubungan satu sama lainnya, yang
dikenal dengan istilah sistem aktivitas (system of activity). Sistem aktivitas dalam sebuah
ruang publik berkaitan erat dengan 3 elemen utama. Elemen aktivitas tersebut terbagi atas:
1. Pedagang Kaki Lima (PKL) sebagai activity support kawasan.
2. Parkir
3. Pejalan kaki, berkaitan dengan pola pergerakan/sirkulasinya
Peran elemen arsitektural suatu ruang publik terhadap pola aktivitas tidak hanya terjadi
pada ruang publik itu sendiri, namun juga mempunyai pengaruh terhadap lingkungan sekitar
ruang publik tersebut, kaitannya dengan bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya
(Septariani, 2010).
Taman Riyadhah adalah taman umum yang terletak di kota Lhokseumawe, Aceh, Indonesia.
Ini adalah tujuan populer bagi penduduk lokal dan pengunjung kota, dan menawarkan
berbagai fasilitas rekreasi, termasuk jalur jalan kaki dan joging, taman bermain, dan area
piknik. Taman ini juga merupakan rumah bagi berbagai flora dan fauna, menjadikannya
tempat yang tepat untuk bersantai dan menikmati alam. Terletak di jantung kota, dan mudah
diakses dengan mobil atau angkutan umum.

Waduk Pusong adalah sebuah waduk yang terletak di kota Lhokseumawe, Aceh, Indonesia.
Ini adalah tujuan populer bagi penduduk lokal dan pengunjung kota, dan menawarkan
berbagai kegiatan rekreasi, seperti berperahu, memancing, dan piknik. Waduk ini dikelilingi
oleh taman yang disebut Taman Waduk Pusong, yang memiliki jalur jalan kaki dan joging,
taman bermain, dan area piknik. Taman adalah tempat yang tepat untuk bersantai dan
menikmati alam, dan mudah diakses dengan mobil atau transportasi umum.

Daya tarik fisik adalah persepsi dari ciri fisik dari seseorang yang dianggap menyenangkan
atau indah. Ini dapat mencakup berbagai implikasi, seperti daya tarik seksual, kelucuan, daya
tarik antarpribadi dan daya tarik fisik. Penilaian terhadap kemenarikan ciri-ciri fisik dapat
ditemukan di semua budaya manusia, sebagian tergantung pada budaya atau masyarakat atau
periode tertentu, sebagian lagi bersifat biologis, dan sebagian lainnya bersifat subjektif dan
individual.

1. Keindahan alam: Taman yang memiliki keindahan alam yang indah, seperti taman
dengan pemandangan yang indah atau taman dengan flora dan fauna yang unik, dapat
meningkatkan tingkat kepuasan pengunjung.
2. Fasilitas yang tersedia: Taman yang memiliki fasilitas yang lengkap dan nyaman, seperti
tempat duduk yang cukup, toilet yang bersih, dan fasilitas olahraga, dapat meningkatkan
tingkat kepuasan pengunjung.
3. Aksesibilitas: Taman yang mudah dijangkau dengan berbagai moda transportasi, seperti
mobil, bus, atau kereta, dapat meningkatkan tingkat kepuasan pengunjung.
4. Kegiatan rekreasi: Taman yang menyediakan berbagai kegiatan rekreasi, seperti
permainan anak-anak, olahraga, atau pertunjukan seni, dapat meningkatkan tingkat
kepuasan pengunjung.
5. Keamanan: Taman yang aman dan terlindungi dari bahaya, seperti kejahatan atau
kecelakaan, dapat meningkatkan tingkat kepuasan pengunjung.

Taman merupakan suatu ruang terbuka yang ditujukan untuk rekreasi, hiburan, dan
konservasi. Taman dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk di tengah kota, di pinggiran
kota, di perkebunan, di kampus, atau di sekitar rumah-rumah.
Sejarah taman sangat panjang, dan beragam konsep taman telah dikembangkan sepanjang
sejarah. Taman pertama kali dikenal di dunia Barat pada zaman klasik Yunani dan Romawi,
di mana taman dianggap sebagai simbol kemewahan dan kemakmuran. Taman dianggap
sebagai tempat untuk bersantai, berjalan-jalan, dan menikmati pemandangan alam. Pada
zaman itu, taman sering dihiasi dengan patung, peristirahatan, dan air mancur yang
memancarkan suara yang menenangkan.
Selama abad ke-17 hingga abad ke-19, taman mengalami perkembangan yang pesat di Eropa,
terutama di Inggris. Pada masa itu, taman dikembangkan menjadi tempat yang indah dengan
taman bunga yang teratur, jalan-jalan yang luas, dan bangunan-bangunan yang indah. Taman
juga menjadi tempat yang populer bagi orang-orang kaya untuk bersantai dan menikmati
keindahan alam.
Di Asia, taman telah ada sejak zaman dahulu. Taman terkenal di Asia termasuk Taman
Bamboo di China, Taman Samudra Raksa di Indonesia, dan Taman Gyeongbokgung di Korea
Selatan. Taman di Asia juga biasanya memiliki elemen-elemen budaya yang khas, seperti
patung-patung, monumen, dan bangunan-bangunan bersejarah.
Konsep asal usul taman berbeda-beda di setiap tempat dan zaman. Namun, pada dasarnya,
taman merupakan tempat yang menyajikan keindahan alam dan budaya bagi para
pengunjungnya, sekaligus menjadi tempat untuk bersantai dan menenangkan pikiran.

Taman kota adalah sebuah taman yang terletak di dalam kota atau di dekatnya. Taman kota
biasanya dibuat untuk memberikan tempat rekreasi dan wisata bagi warga kota, sekaligus
sebagai tempat untuk menghibur diri dan bersantai. Taman kota juga dapat digunakan sebagai
tempat untuk berolahraga, bersosialisasi, atau hanya sebagai tempat untuk berjalan-jalan dan
menikmati alam.
Beberapa karakteristik taman kota antara lain:
1. Terletak di dalam atau di dekat kota.
2. Terdapat fasilitas rekreasi dan wisata, seperti taman bermain, lapangan olahraga, dan
tempat duduk.
3. Biasanya dikelola oleh pemerintah setempat atau oleh sebuah organisasi swadaya
masyarakat.
4. Dapat digunakan oleh semua orang, baik anak-anak maupun orang dewasa.
5. Biasanya dihiasi dengan taman bunga, pohon-pohon, dan pepohonan lainnya.
6. Dapat menjadi tempat yang indah untuk bersantai dan menghilangkan stres dari
kegiatan sehari-hari.

(DISPERKIM), Keberadaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dapat menjadi


salah satu sarana dalam membentuk interaksi sosial masyarakat perkotaan. Proporsi RTH
pada kawasan perkotaan minimal sebesar 30% yang terdiri atas 20% ruang terbuka hijau
publik dan 10% terdiri atas ruang terbuka hijau privat. Salah satu bentuk ruang terbuka hijau
di kawasan perkotaan adalah taman kota. Taman kota merupakan salah satu kebutuhan vital
yang harus terpenuhi di kawasan perkotaan. Tujuan diselenggarakan taman kota adalah untuk
kelestarian, keserasian, dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur
lingkungan, sosial, dan budaya. Taman kota memiliki fungsi ekologis dan sosialis yang
cukup tinggi, dimana keberadaan taman kota dapat membantu mereduksi polusi udara yang
ada di kota serta dapat digunakan sebagai wadah dalam menciptakan interkasi sosial hingga
membentuk budaya sehat bagi masyarakat perkotaan. Secara ekologis, setiap satu hektar daun
hijau yang ada di taman dapat menyerap delapan kilogram CO2 yang setara dengan CO2
yang diembuskan oleh sekitar 200 orang dalam waktu yang sama. Hal tersebut tentu dapat
meminimalisir risiko adanya berbagai gangguan kesehatan masyarakat perkotaan. Kemudian,
dengan adanya taman kota, dapat digunakan sebagai area untuk berinteraksi, berkomunikasi,
dan beraktivitas seperti olah raga, rekreasi, dan lain sebagainya yang pada akhirnya dapat
mengarahkan masyarakat menuju pola hidup yang sehat. 
Identitas taman kota adalah seperangkat karakteristik, fitur, dan elemen yang
membedakan sebuah taman kota dari taman lainnya. Identitas taman kota dapat terdiri dari
desain arsitektur, material yang digunakan, tema atau tujuan yang diinginkan, serta kegiatan
atau program yang diadakan di taman tersebut.
Identitas taman kota dapat ditentukan oleh pihak pemerintah atau masyarakat setempat,
tergantung pada tujuan dan kebutuhan taman tersebut. Misalnya, taman kota yang ditujukan
sebagai tempat rekreasi dan olahraga mungkin memiliki fasilitas seperti lapangan olahraga,
jogging track, atau taman bermain anak. Sementara itu, taman kota yang ditujukan sebagai
tempat relaksasi dan menikmati alam mungkin memiliki taman bunga, taman bunga nasional,
atau taman konservasi flora dan fauna.
Setiap taman kota memiliki identitas yang unik dan berbeda, yang membuatnya menjadi
tempat yang istimewa dan menarik bagi masyarakat setempat maupun wisatawan.

Standar Taman yang Baik Tingkat Nasional adalah standar yang ditetapkan oleh
pemerintah Indonesia untuk mengukur kualitas taman di seluruh Indonesia. Standar ini
mencakup berbagai aspek, seperti lokasi, desain, fasilitas, keamanan, dan kebersihan taman.
Tujuan dari STBBTN adalah untuk meningkatkan kualitas taman di Indonesia dan
memperbaiki kondisi taman yang tidak memenuhi standar. STBBTN juga bertujuan untuk
memberikan panduan bagi pemerintah, pengelola taman, dan masyarakat dalam membangun
dan mengelola taman yang berkualitas tinggi.
Standar Taman yang Baik Tingkat Internasional adalah standar yang ditetapkan untuk
mengukur kualitas taman di seluruh dunia. Standar ini mencakup berbagai aspek, seperti
lokasi, desain, fasilitas, keamanan, dan kebersihan taman. Tujuan dari STBTI adalah untuk
meningkatkan kualitas taman di seluruh dunia dan memperbaiki kondisi taman yang tidak
memenuhi standar. STBTI juga bertujuan untuk memberikan panduan bagi pemerintah,
pengelola taman, dan masyarakat dalam membangun dan mengelola taman yang berkualitas
tinggi. Standar ini dapat diterapkan di semua negara di dunia, termasuk Indonesia.

Taman Riyadhah merupakan sebuah taman publik yang terletak di kota Lhokseumawe,
Provinsi Aceh, Indonesia. Taman ini merupakan salah satu tempat wisata yang populer di
kota tersebut dan banyak dikunjungi oleh warga lokal maupun turis yang berkunjung ke kota
Lhokseumawe.
Taman Riyadhah memiliki luas sekitar 6.800,00 m²dan terdiri dari berbagai macam fasilitas
yang dapat dinikmati oleh pengunjung, seperti taman bermain anak-anak, taman bermain air,
taman rekreasi, taman binatang, dan lain-lain. Selain itu, taman ini juga dilengkapi dengan
fasilitas umum seperti tempat parkir yang luas, toilet, dan kios-kios makanan dan minuman.
Keberadaan Taman Riyadhah sangat penting bagi masyarakat kota Lhokseumawe karena
menyediakan tempat rekreasi yang nyaman dan aman bagi warga lokal untuk menghabiskan
waktu luang mereka. Selain itu, taman ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang
menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke kota Lhokseumawe. Dengan demikian,
keberadaan Taman Riyadhah dapat membawa manfaat bagi masyarakat kota Lhokseumawe,
baik secara ekonomi maupun sosial.

Taman Waduk Pusong adalah salah satu taman wisata yang terletak di Kota
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia. Taman ini dikelola oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe
dan merupakan salah satu tempat wisata yang populer di kota tersebut.
Taman Waduk Pusong memiliki banyak fasilitas yang dapat dinikmati oleh
masyarakat, seperti taman bermain untuk anak-anak, area bersantai, tempat berolahraga, dan
lain-lain. Selain itu, taman ini juga menyediakan beberapa wahana permainan yang
menyenangkan, seperti perahu kayu, kapal perang mini, dan lain-lain.
Taman Waduk Pusong juga merupakan tempat yang cocok untuk menikmati
keindahan alam, karena taman ini terletak di tepi waduk yang indah dan menyajikan
pemandangan yang menyenangkan. Masyarakat Kota Lhokseumawe dapat mengunjungi
taman ini untuk beristirahat, bersantai, atau bahkan untuk mengadakan kegiatan keluarga.
Secara keseluruhan, keberadaan Taman Waduk Pusong sangat penting bagi
masyarakat Kota Lhokseumawe karena taman ini merupakan tempat wisata yang
menyenangkan dan menyediakan fasilitas yang berguna bagi masyarakat. Taman ini juga
merupakan salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah setempat, sehingga keberadaannya
sangat penting bagi pembangunan ekonomi kota tersebut.

Taman Waduk Jeulikat merupakan sebuah taman wisata yang terletak di Kota Lhokseumawe,
Aceh, Indonesia. Taman ini dibangun di sekitar waduk Jeulikat, yang merupakan salah satu
sumber air baku utama bagi masyarakat di Kota Lhokseumawe.
Taman Waduk Jeulikat menyediakan berbagai fasilitas wisata yang dapat dinikmati oleh
masyarakat, seperti taman bermain anak, taman rekreasi, kolam renang, dan juga fasilitas
olahraga lainnya. Selain itu, taman ini juga menyediakan berbagai macam penginapan bagi
pengunjung yang ingin menginap.
Bagi masyarakat Kota Lhokseumawe, keberadaan Taman Waduk Jeulikat merupakan salah
satu tempat wisata yang menyenangkan dan bermanfaat untuk dikunjungi. Taman ini dapat
menjadi tempat bersantai dan bersantap sambil menikmati suasana sejuk di sekitar waduk.
Selain itu, taman ini juga dapat menjadi tempat olahraga dan rekreasi bagi masyarakat, serta
menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pariwisata di
taman tersebut.
DES
Taman Riyadhah adalah sebuah taman kota yang terletak di Kota Lhokseumawe, Provinsi
Aceh, Indonesia. Taman ini merupakan salah satu tempat wisata yang populer di kota
tersebut, terutama bagi warga lokal yang ingin bersantai atau bermain dengan keluarga.
Taman Riyadhah memiliki luas sekitar 2 hektare dan terdiri dari beberapa fasilitas yang
menarik, seperti taman bermain anak-anak, area piknik, jogging track, dan taman bunga.
Taman ini juga memiliki beberapa pertunjukan dan acara yang diadakan secara berkala,
seperti pertunjukan musik, pertunjukan tari, dan lain-lain.
Selain itu, Taman Riyadhah juga memiliki beberapa toko dan gerai makanan yang menjual
aneka makanan dan minuman. Bagi wisatawan yang ingin bersantai sambil menikmati
pemandangan yang indah, taman ini juga memiliki beberapa gazebo yang dapat digunakan
untuk bersantai atau beristirahat.
Taman Riyadhah terletak di Jalan Diponegoro, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh,
Indonesia. Taman ini terbuka setiap hari dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 10.00 malam,
dengan tiket masuk yang terjangkau. Jika Anda berada di Kota Lhokseumawe dan ingin
mencari tempat wisata yang menyenangkan dan santai, Taman Riyadhah adalah pilihan yang
tepat.

Taman Waduk Pusong adalah sebuah taman rekreasi yang terletak di Kota Lhokseumawe,
Aceh, Indonesia. Taman ini dikelilingi oleh waduk atau danau yang menjadi salah satu
sumber air bersih bagi warga kota. Di taman ini, terdapat berbagai fasilitas rekreasi seperti
jogging track, lapangan bola, taman bermain anak, gazebo, dan lain-lain. Taman Waduk
Pusong juga menjadi tempat yang populer untuk berfoto dan bersantai sambil menikmati
keindahan alam sekitar. Taman ini terbuka untuk umum dan biasanya ramai dikunjungi pada
akhir pekan atau hari libur.

Taman Waduk Jeulikat adalah sebuah taman rekreasi yang terletak di Kota Lhokseumawe,
Aceh, Indonesia. Taman ini dikelilingi oleh waduk Jeulikat yang merupakan salah satu
waduk terbesar di Aceh. Waduk Jeulikat dibangun pada tahun 2002 dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi dan air minum bagi masyarakat di sekitar Kota
Lhokseumawe.
Taman Waduk Jeulikat merupakan tempat yang ideal untuk berolahraga atau bersantai
bersama keluarga. Di taman ini, terdapat berbagai fasilitas seperti jogging track, taman
bermain anak, tempat bersantai, dan gazebo. Taman ini juga merupakan tempat yang cocok
untuk berfoto dengan latar belakang waduk Jeulikat yang indah.
Di sekitar taman Waduk Jeulikat, terdapat juga beberapa tempat makan yang menyajikan
makanan tradisional Aceh. Selain itu, taman ini juga sering dijadikan sebagai tempat untuk
menyelenggarakan acara-acara kecil seperti pesta keluarga atau acara komunitas.
Overall, Taman Waduk Jeulikat adalah tempat yang indah dan menyenangkan untuk
dikunjungi bagi mereka yang ingin menikmati suasana alam dan keindahan waduk Jeulikat.
Beberapa penelitian yang sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini antara
lain:
Secara keseluruhan kualitas taman kota di Kota Surakarta berdasarkan persepsi dan
preferensi pengguna berada pada kondisi sedang. Kelengkapan elemen pendukung taman
kota di Kota Surakarta sudah lengkap, namun kondisi tiap-tiap elemen masih perlu
ditingkatkan. Beberapa elemen yang perlu ditingkatkan yaitu toilet dan hate bus. Toilet
berkaitan dengan kebersihan lingkungan taman kota dan kenyamanan pengguna sedangkan
halte bus berkaitan dengan kemudahan akses bagi pengguna untuk menuju ke taman kota.
Peningkatan kualitas toilet taman kota bisa dilakukan sesuai dengan hasil dari preferensi
pengguna taman yaitu jumlah toilet lebih dari lima dengan jenis toilet jongkok dan duduk
serta dilengkapi wastafel. Sedangkan berdasarkan preferensi pengguna, halte bus di taman
kota harus berada di dekat pintu masuk/pintu keluar taman agar kualitas taman kota di Kota
Surakarta dapat maksima.
Taman Kota di Kota Surakarta telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana kegiatan
masyarakat untuk berinteraksi, meningkatkan kualitas kesehatan, menambah pendapatan bagi
masyarakat dan sebagai sarana pertunjukan kesenian. Kualitas taman kota di Kota Surakarta
saat ini cukup baik. Peningkatan kualitas taman kota di Kota Surakarta harus terus dilakukan
sebagai upaya mengatasi isu akibat menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti
seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan
sosial (kriminalitas dan krisis sosial), menurunnya produktivitas masyarakat akibat stress
(Prihartini et al 2013: 1). Keberadaan taman kota dengan kualitas yang optimal sangat
penting bagi sebuah kota selain berfungsi sebagai fungsi ekologi juga berfungsi sebagai ruang
publik yaitu untuk interaksi bagi masyarakat perkotaan.
120.185,00 m² (wauk jelikat)
7.250,00 m² (taman riyadhah)
2.360,00 m² (waduk pusong)

Anda mungkin juga menyukai