DISUSUN OLEH
Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka
(open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuh-tumbuhan guna
mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan
manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya. Salah satu contoh ruang terbuka
hijau publik yang memiliki aktivitas cukup kompleks adalah taman pusat kota.
Menurut (Carr 1992: 19-20) ruang publik salah satunya taman kota dalam suatu
perkotaan yang berkualitas harus mencakup tiga hal yaitu: aspek kebutuhan (needs),
aspek hak (right), dan aspek makna (meanings). Kebutuhan artinya ruang publik harus
dapat digunakan untuk beragam kegiatan dan kepentingan yang luas. Hak artinya ruang
publik harus dapat digunakan oleh berbagai elemen masyarakat dari berbagai latar
belakang, baik sosial, ekonomi dan budaya serta bagi penyandang cacat. Makna berarti
ruang publik harus memiliki tautan dengan manusia, dunia luas dan konteks sosial.
Taman kota merupakan salah satu dari elemen perkotaan yang memiliki peran
yang sangat penting pada suata kota, peran taman kota adalah sebagai pusat interaksi
dan komunikasi bagi masyarakat baik formal maupun informal, indifidu dan kelompok.
Menurut (Etiningsih, 2016: 4) Taman kota merupakan salah satu bentuk fasilitas yang
dikelola oleh pemerintah kota sehingga merupakan fasilitas publik yang harus
disediakan oleh pemerintah. Taman kota dapat diakses oleh semua masyarakat tanpa
adanya biaya apapun. Penyediaan fasilitas sosial berupa taman merupakan kebijakan
pemerintah sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Melalui kebijakan
penyelenggaraan berupa taman kota, masyarakat sadar akan lingkungan yang asri dan
pentingnya taman sebagai paru-paru kota dan sarana rekreasi.
Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota di Provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini
berada tepat di tengah garis timur Sumatera. Terletak di antara Banda Aceh dan Medan,
kota ini merupakan jalur sirkulasi dan perdagangan yang penting bagi Aceh. Kota
Lhokseumawe memiliki beberapa taman kota yang difungsikan sebagai wadah
masyarakat melepas perasaan lelah baik secara fisik dan juga psikis setelah aktif
bekerja di hari-hari biasa. Dengan adanya taman di tengah kesibukan suasana kota
menjadikan masyarakat memiliki tempat untuk mengekspresikan suasana hati dan juga
pikiran mereka, yaitu dengan melakukan berbagai macam aktivitas, baik itu aktivitas
sosial, ekonomi, maupun pariwisata. Berdasarkan pengamatan peneliti, taman kota
yang ada di Lhokseumawe sering digunakan masyarakat untuk berkumpul/melakukan
sosialisasi, rekreasi, liburan keluarga/piknik, berolahraga, melakukan temu ramah antar
komunitas dan ada juga yang sekedar menjadikan taman sebagai sarana belajar
kelompok dan juga sekedar menikmati suasana taman tersebut.
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Bagaimana pemanfaatan fasilitas taman kota sebagai ruang publik pada kota
Lhokseumawe?
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Survey Lapangan
1. Observasi
2. Kuisioner
3. Dokumentasi
Analisis
Pengaruh pengunjung Lokasi dan Objek
dalam memanfaatkan
fasilitas pada taman Taman Kota seumawe
Responden
Pengunjung/masyarakat
Kesimpulan dan
Saran
Diagram 1. 1 Skema Kerangka Pemikiran
Sumber: analisis, 2022
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Frick dan Mulyani (2006), agar ruang terbuka publik memenuhi
tuntutannya sebagai tempat yang nyaman maka dibutuhkan ketersediaan sebagai
berikut:
kerapatan vegetasi.
a. memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara
(paru-paru kota)
b. pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat
berlangsung lancar
c. sebagai peneduh
d. produsen oksigen
g. penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin.
c. tempat rekreasi
d. wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.
3. Fungsi ekonomi:
a. sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayur
b. bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lainlain.
4. Fungsi estetika:
d. menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak
terbangun.
Menurut Permen PU No. 5 Tahun 2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau, contoh taman kota yang lengkap adalah lapangan terbuka,
lapangan basket, lapangan voli, jalur jogging, toilet umum, tempat parkir, panggung
terbuka, tempat bermain anak. area, Reservoir dan fasilitas tempat duduk untuk shower
yang dikendalikan air.
Berdasarkan fisik, ruang terbuka hijau dibagi menjadi RTH alami yang meliputi
habitat liar alami, kawasan lindung, dan taman-taman nasional dan RTH non alami
yang meliputi taman, lapangan olahraga, pemakaman, atau jalur-jalur hijau jalan.
Ambisi dasar untuk menciptakan ruang terbuka publik ialah untuk kesejahteraan
kehidupan penduduk sekitar. Kesejahteraan dapat diwujudkan dengan menciptakan
ruang yang dapat mendukung kegiatan dan pertemuan publik, dan wadah pusat
komunikasi dan rileksasi.
2. Pengembangan Lingkungan
3. Fungsi Estetika
Estetika dapat dilihat dari penampilan vegetasi dalam taman kota secara
individu maupun dalam bentuk asosiasi. Vegetasi memberikan kesan alami, khususnya
lingkungan perkotaan, di mana vegetasi memberikan kesegaran visual terhadap
lingkungan yang serba keras.
Fugsi taman kota tidak hanya mengisi ruang kawasan perkotaan, tetapi taman
kota berperan dari segi lanskap, ekologi dan estetika. Selain itu, taman kota merupakan
kebutuhan bagi masyarakat. Manusia tidak hanya membutuhkan sandang, pangan, dan
papan, tetapi manusia juga membutuhkan ruang untuk relaksasi dan bersosialisasi,
seperti yang diilustrasikan oleh teori hierarki kebutuhan Abraham H. Maslow.
Tabel . Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut Abraham H.Maslow
Hirarki Kebutuhan (Needs) Terapan
Makan, minum, perumahan, seks, istirahat
1 Phisiological
dan relaksasi, kontak sosial
2 Safety and Security Perlindungan, keamanan dan stabilitas
Cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan
3 Social
diterima dalam kelompok, kekeluargaan
Status atau kedudukan, kepercayaan diri,
4 Esteem
pengakuan, reputasi dan prestasi, apresiasi
Penggunaan potensi diri, pertumbuhan,
5 Self-actualization
pengembangan diri
Tabel 2.1: Hirarki Kebutuhan Manusia Menurut Abraham H.Maslow
Sumber: Maslow, Abraham H, 1954
Sculpture, berfungsi sebagai penambah estetika dan vocal point (menarik perhatian
mata). Contohnya: patung, air mancur.
Kehadiran dan penataan elemen-elemen dalam ruang publik, dalam hal ini
taman kota, turut mempengaruhi interaksi yang terjadi (Carmona, 2003). Misalnya, jika
tidak ada ruang di taman kota, hal ini mengurangi kesempatan untuk berinteraksi. Jika
penataan pedestrian atau jalur pejalan kaki taman kota menjadi melengkung, penataan
tersebut akan mempersulit pejalan kaki.
Elemen lansekap kawasan taman kota terdiri dari dua bagian yaitu hard element
dan soft element (Kustianingrum, 2013). Elemen keras, yaitu trotoar atau bangunan
dengan jalur pejalan kaki atau taman dan tangga. Kemudian unsur lunaknya adalah
tumbuh-tumbuhan. Elemen pendukung lanskap meliputi tempat duduk, toilet, tempat
sampah, papan nama, lampu taman, area bermain anak, dan patung.
1. Sosio-demografi
Karakteristik pengunjung taman dalam kategori sosio-demografi dibagi
kedalam beberapa kelompok yaitu:
a. Gender, dibedakan berdasarkan jenis kelamin yaitu,
a) Laki-laki
b) Perempuan
b. Usia, kategori usia yang digunakan berdasarkan kategori Depkes RI tahun
2009 (RI, 2014), yaitu:
a) Kanak-kanak 8 – 11 tahun,
b) Remaja awal 12 – 16 tahun,
c) Remaja akhir 17 – 25 tahun,
d) Dewasa awal 26 – 35 tahun,
e) Dewasa akhir 36 – 45 tahun,
f) Lansia awal 46 – 55 tahun,
g) Lansia akhir > 56 tahun.
c. Tingkat pendidikan, akan berkaitan dengan kesempatan, frekuensi dan waktu
untuk mengunjungi taman
d. Kompanyon, melihat apakah pengunjung datang seorang diri atau berteman,
kategori ini dibagi menjadi 4 yaitu:
a) Sendiri
b) Berdua
c) Bersama teman-teman
d) Dengan keluarga
e. Tujuan berkunjung, memiliki keterkaitan dengan frekuensi kunjungan,
aktivitas dan ketersediaan komponen infrastruktur taman. Tujuan berkunjung
dapat dikategorikan kedalam 11 kelompok, yaitu:
a) Relaksasi
b) Jalan-jalan
c) Bertemu teman
d) Bermain
e) Berolahraga ringan
f) Menggunakan fasilitas kebugaran
g) Menikmati alam
h) Menghadiri acara komunitas atau pertemuan
i) Menghabiskan waktu dengan keluarga
j) Kegiatan pendidikan untuk anak-anak
k) Tidak ada tempat khusus untuk dituju kecuali taman ini.
2. Pola penggunaan taman
Karakteristik pengunjung taman dalam kategori pola penggunaan taman dibagi
kedalam beberapa kelompok yaitu:
1 Fungsi Taman Sebagai Kualitatif Fenomenologis Fungsi ekonomi Taman Merdeka bisa terbukti
Ruang Publik, Eva dengan banyaknya pedagang yang menjual
Etiningsih, 2016 barang maupun jasa. Bagi mereka taman
adalah untuk mencari rupiah (nafkah). Taman
Merdeka yang bebas diakses oleh siapa saja
(mulai anak kecil hingga orang dewasa)
menjadikan lokasi ini ramai didatangi
pengunjung. Menghabiskan waktu bersama
keluarga atau teman dengan berbincang atau
makan bersama
2 Analisis Pemanfaatan Ruang Deskriptif Analisis Ruang terbuka publik taman Berlabuh
kuantitatif karakteristik mempunyai tingkat pemanfaatan yang cukup
Terbuka Publik (Studi
fisik, efektif sebagai ruang terbuka publik yang
Kasus: Taman Berlabuh berada di kota Tarakan, disebabkan oleh yang
aksesibilitas,
memliki multifungsi paling menonjol ialah
Kota Tarakan), Rahmad dan
ketersediaan variabel dari fungsi ruang publik pada Taman
Annisa, 2021 fasilitas Berlabuh, sedangkan pada variabel
ketersediaan fasilitas dan aksebilitas berada
pada level cukup efektif atau perlu
dilakukannya perbaikan.
3 Kajian Fasilitas Taman Kota Deskriptif Deskripsi data, Taman Srigunting merupakan taman kota
Srigunting, Winni Puspita, analisis data, berbasis wisata yang berada di Kota Semarang
Satriya Wahyu Firmandhani, yang memiliki fungsi utama sebagai taman
2020 wisata. Fasilitas yang ada pada Taman
Srigunting sudah dapat mendukung fungsi
Taman Srigunting itu sendiri sekaligus
memenuhi kebutuhan penggunanya.
4 Pemanfaatan Ruang Terbuka Eksploratif Aktivitas Jalur pejalan kaki berfungsi sebagai pelengkap
(Open Space) Untuk Tempat deskriptif penting dalam penghubung yang mudah selain
menggunakan moda lain diperkotaan, jalur
Berkumpul Di Jalur Pejalan
pejalan kaki di Jl. Jendral Soedirman, Kota
Kaki, Prasetyo, 2021 Yogyakarta yang berfungsi menjadi ruang
terbuka mengalami penataan yang tumpang
tindih dari fungsi aktivitas masyarakat, jalan
keluar yang bisa diambil ialah melakukan
pembatasan ataupun pembagian waktu
aktivitas.
5 Kebutuhan Pengembangan Kualitatif Pengelola data Hasil penelitian terhadap fasilitas taman di
Standar Nasional Indonesia primer dan Indonesia pada kawasan perkotaan
Deskriptif
Fasilitas Taman Kota, Ari skunder, disimpulkan bahwa standar fasilitas minimal
Wibowo dan Mangasa indentifikasi yang harus ada di taman kota adalah bangku
Ritonga, 2016 taman, tempat sampah, lampu taman
(penerangan), jalur pedestrian, tempat parkir,
plaza (arena serbaguna), toilet, gazebo, papan
informasi, instalasi listrik dan jaringan
drainase. Dalam rangka pengembangan
fasilitas dan SNI taman kota di Indonesia
diperlukan adanya penyempurnaan SNI 03-
1733-2004: Tata cara perencanaan lingkungan
perumahan di perkotaan dengan memasukkan
11 standar fasilitas taman., SNI 03-7013-2004:
Tata cara perencanaan fasilitas lingkungan
rumah susun sederhana dan SNI 03-6968-
2003: Spesifikasi Fasilitas Tempat Bermain di
Ruang Terbuka Lingkungan Rumah Susun
Sederhana. Pemeliharaan fasilitas taman
secara reguler pada fasilitas taman yang terkait
K3L dan peningkatan kerjasama antara Dinas
Pertamanan dengan masyarakat serta berbagai
stakeholder komunitas pengunjung taman
diharapkan dapat menciptakan sinergitas
untuk menjaga taman tetap bersih dan terawat
serta dapat meminimalisir resiko cedera
pengunjung karena masyarakat semakin peduli
terhadap taman.
2.5 Kerangka Teoristis
Untuk mengenal bagaimana pemanfaatan fasilitas taman kota yang baik sebagai
ruang publik di Kota Lhokseumawe.
- Tentang ruang
- Ruang Publik
3 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Obejek penelitian pada karya tulis ini yaitu taman yang berada disekitan
Kota Lhokseumawe.
a. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember sampai bulan Maret tahun
2023. Bertujuan untuk mengetahui responden pengunjung pada taman
tersebut.
b. Lokasi penelitian
Dalam pemanfaatan fasilitas pada taman ialah bagaimana reaksi atau respon
pengunjung dalam memperlakukan fasilitas tersebut dengan baik dan sesuai
fungsinya, lokasi yang diambil dalam penelitian ini ialah taman kota yang
berada dikota Lhokseumawe. Lhokseumawe adalah sebuah kota di Provinsi
Aceh, Indonesia. Kota ini berada tepat di tengah jalur timur menuju Pulau
Sumatera. Kota Lhokseumawe terbagi menjadi 4 kecamatan yaitu
Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Muara Satu
dan Kecamatan Blang Mangat. (Gambar 3.1).
1. Dara Primer
Data primer merupakan data yang bersumber dari objek penelitian yang
dapat diamati secara langsung pada lokasi taman yang akan diteliti.
2. Data Skunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari teori-teori yang
bersumber dari literatur buku-buku, jurnal-jurnal, dan juga artikel lainnya yang
mendukung. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ruang, yang
diambil dari buku Genius Loci oleh Christian Norberg-Schulz (1992).
3. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung yang dilakukan
dilapangan gimana mengevaluasi objek yang akan diteliti. Untuk
mengindentifikasi masalah pemanfaatan fasilitas taman kota sebagai ruang publik
pada taman kota Lhokseumawe, serta sebagai masukan bagi Pemerintah kota
Lhokseumawe untuk lebih mendata taman kotanya dengan baik sebagai ruang
publik. Tahapan analisis dilakukan sesuai dengan tahapan yang terdapat dalam
teori Genius Loci, Teori yang dikemukakan oleh Genius loci melandasi analisis
untuk dilaksanakan dengan pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh
peneliti secara berulang kali terhadap hal-hal yang ada di dalam taman mulai dari
elemen, pengguna (manusia) Dan juga aktivitas-aktivitas yang terbentuk dari
keberadaan ketiga taman yang ada di kota Lhokseumawe tersebut.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan sebagai bukti autentik yang akan digunakan sebagai
olahan data analisis nantinya. Dokumentasi juga digunakan untuk mengumpulkan
video dan foto-foto di lapangan yang kemudian dapat dijadikan bukti yang akurat
dari data yang didapat. Dokumentasi yang dilakukan akan ada pengambilan foto-
foto momen terbaik dari setiap fenomena yang sedang berlangsung di dalam taman
di waktu-waktu yang telah ditentukan seperti di atas mulai dari pagi hingga malam
hari didalam tiga taman objek penelitian.
1. Tahapan Persiapan
Pada tahap pertama-tama perlu dilakukan beberapa persiapan yang mencakup:
a) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk penelitian, diantaranya: Alat
tulis, kamera, buku, pulpen dan peralatan lainnya untuk kebutuhan
dokumentasi dan juga catatan peneliti.
b) Melakukan tinjauan langsung ke lokasi penelitian guna untuk mendapatkan
gambaran situasi dan juga agar dapat mengamati secara langsung berbagai
macam fenomena yang terjadi di dalam objek penelitian.
c) Menyusun kerangka pemikiran untuk memudahkan dalam data literatur
yang dipakai.
d) Membuat variabel penelitian.
2. Tahapan pengumpulan data
Data merupakan bahan keterangan suatu objek penelitian yang diperoleh
selama melakukan penelitian.
3. Analisa