Dosen Pembimbing:
Wisnu Sasongko ST., MT.
Disusun Oleh :
Riska Amanda
(145060601111012)
Kiara Putri L.
(145060601111013)
Novita Ratni
(145060600111032)
M. Hafil Egyansyah
(145060601111015)
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu kota dapat diartikan sebagai tempat atau kawasan yang memiliki kepadatan
penduduk relatif tinggi, dimana bukti fisiknya dapat dijumpai dengan mudah yakni terdapat
banyaknya bangunan gedung, rumah-rumah penduduk, serta sarana dan prasarana yang
cukup. Tingginya jumlah penduduk dan padatnya intensitas bangunan dalam suatu kota,
menjadikan ruang publik sebagai suatu kebutuhan bagi masyarakat perkotaan khususnya
kebutuhan akan ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat berperan sebagai paru-paru kota
seperti hutan kota, alun-alun maupun taman.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum tahun 2008, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi
oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung manfaat langsung atau tidak
langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan,
kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. Sedangkan pengertian taman
menurut Laurie (1975) yang disadur Suharto (1994) mengemukakan bahwa asal mula
pengertian kata taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani Gan (melindungi dan
mempertahankan) dan Oden atau Eden (kesenangan atau kegembiraan). Dalam bahasa
Inggris perkataan garden memiliki gabungan dari kedua kata tersebut, yang berarti
sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan. Pengertian
taman menunjukkan bahwa ruang terbuka yang memiliki keindahan dan kenyamanan yang
divisualisasikan oleh alam, baik alam yang bersifat natural maupun alam buatan dan dapat
diakses oleh publik.
Salah satu wilayah yang menjadi kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang
relatif tinggi di Provinsi Jawa Timur yakni adalah Kota Malang. Dengan bertambahnya
jumlah bangunan yang ada dari tahun ke tahun menyebabakan Kota Malang setidaknya
membutuhkan RTH yang dinilai cukup dan dapat mengimbangi keberadaan bangunanbangunan tersebut. Sampai tahun 2016 ini, tercatat beberapa RTH yang telah beroperasi di
Kota Malang seperti Alun-Alun Malang, Taman Merbabu, Hutan Malabar, Taman Merjosari,
Tama Kunang-Kunang dan Taman Slamet.
Taman Slamet merupakan salah satu taman hasil revitalisasi yang dananya bersumber dari
dana CSR perusahaan PT. Bentoel Prima Tbk. Taman Slamet yang notabene-nya masih
tergolong sebagai RTH baru di Kota Malang, menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
evaluasi terhadap tingkat kenyamanan Taman Slamet yang dinilai berdasarkan persepsi warga
Kota Malang khususnya bagi para pengunjung dari Taman Slamet itu sendiri. hal itulah yang
melatar belakangi penulis untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat ditinjau dari sisi
pengenjung terhadap tingkat kenyamanan taman sebagai ruang publik, karena sebagai ruang
publik taman-taman di Kota Malang perlu memperhatikan kenyamanan publik sehingga
taman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
1.2 Gambaran Umum
Taman Slamet merupakan salah satu bentuk RTH baru yang diresmikan oleh Walikota
Malang, Moch Anto dua bulan lalu atau lebih tepatnya pada tanggal 2 April 2016. Taman
tematik yang mengusung tema Hidden Museum ini dihasilkan dari dana CSR PT. Bentoel
Prima Tbk, dengan harapan bahwa Taman Slamet dapat memperkuat Kota Malang menjadi
kota indah dan bermartabat, tidak saja sebagai kota hijau namun juga sebagai kota yang layak
huni.
BAB 2
PENGUMPULAN DATA
2.1
2.1.1
Observasi Lapangan
Dari hasi observasi lapangan, dapat diketahui bahwa kondisi Taman Slamet masih
bagus dan terawat. Desain arsitektur yang menarik dan beragam menambah keindahan Taman
Slamet. Selain sebagai ruang terbuka hijau, Taman Slamet juga banyak dimanfaatkan
berbagai komunitas untuk berkumpul, lokasi untuk berfoto, duduk-duduk santai sambil
mengobrol, sampai mengantar anak bermain. Berikut tabel hasil observasi lapangan yang
dilakukan dengan melihat berbagai aktivitas dan kondisi fisik Taman Slamet.
Tabel 2.1 Hasil Observasi Kondisi Eksisting Taman Slamet Kota Malang
No.
1.
Kondisi Eksisting
Lokasi parkir kendaraan roda
dua dan roda empat
2.
Keragaman
taman
bentuk
untuk
ornamen
memikat
pengunjung
3.
Terdapat
beberapa
fasiitas
Gambar
4.
Kondisi
dan
bentuk
tempat
5.
6.
7.
8.
Terdapat
informasi
singkat
a. Kuisioner
Kuisioner dibuat untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang keberadaan Taman
Slamet sebagai salah satu ruang terbuka hijau di Kota Malang. Pertanyaan-pertanyaan di
dalam kuisioner terkait dengan tingkat kebersihan, keamanan, aksesibilitas/sirkulasi,
kondisi fisik dan kelengkapan fasilitas yang ditawarkan. Kuisioner disebarkan kepada
beberapa pengunjung yang mengunjungi Taman Slamet pada pagi, siang, sore, dan malam
hari sesuai pelaksanaan survei.
BAB 3
PENERAPAN METODE ANALISIS
3.1 Metode Analisis Jurnal
Dalam proses penelitian tidak luput dari kebutuhan sumber referensi penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya. Sumber referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jurnal-jurnal mengenai persepsi masyarakat terhadap ruang terbuka hijau atau ruang publik.
Jurnal tersebut digunakan sebagai rujukan metode analisis. Berikut tabel perbandingan
metode yang digunakan dari empat jurnal yang digunakan.
Tabel 3.1 Perbandingan Metode Analisis Jurnal
No.
1
Judul Jurnal
Analisa Taman Menteng
Sebagai Taman kota
Berdasarkan Kriteria
Kualitas Taman Jakarta
Pusat
1.
2.
3.
2.
Persepsi Pengunjung
Taman Mahoni Terhadap
Tingkat Kenyaman Taman
Sebagai Ruang Publik
3.
4.
Persepsi Masyarakat
Terhadap Aktivitas Ruang
Terbuka Publik di
lapangan Pancasila
Simpang Lima, Semarang
Metodologi Penelitian
Pendekatan Teori
Hasil kajian literatur, buku-buku
teori perencanaan dan
pengembangan kota, teori ruang
terbuka hijau, dan teori taman
kota.
Pendekatan Lapangan
Tinjauan Kebijakan/Peraturan
Menganalisis kebijakan atau
peraturan pemerintah terhadap
kegiatan yang berada pada lokasi
studi.
1. Observasi
2. Kuisioner
Metode penarikan sampel adalah
purposive sampling sebanyak 100
responden.
3. Kompilasi Data
Mendeskripsikan berdasarkan hasil
prosentase.
1. Observasi lapangan
2. Kuisioner terhadap aktivitas
masyarakat
3. Kompilasi data dari kuisioner
secara deskriptif kuantitatif
(Skala Likert)
Sumber: Jurnal Analisa Taman Menteng Sebagai Taman kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Jakarta
Pusat, Jurnal Persepsi Pengunjung Taman Mahoni Terhadap Tingkat Kenyaman Taman Sebagai Ruang Publik,
Jurnal Persepsi Pengguna Taman Tematik Kota Bandung Terhadap Aksesibilitas dan Pemanfaatannya, dan
Jurnal Persepsi Masyarakat Terhadap Aktivitas Ruang Terbuka Publik di lapangan Pancasila Simpang Lima,
Semarang.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Data Primer
Pengumpulan data tentang Studi Tingkat Kenyamanan Taman Slamet ini dilakukan
dengan cara menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan data-data pengunjung
dalam sebuah kuisioner yang disebar kepada 40 sampel responden pengunjung Taman
Slamet.
A. Data Pengunjung
1. Jenis Kelamin
Dari jumlah 40 responden yang menjadi sampel di Taman Slamet, 25 orang
terdiri dari perempuan dan 15 orang laki-laki.
Berkut merupakan grafik persentase jenis kelamin pengunjung Taman Slamet
Gambar 4.1 Grafik Persentase Jenis Kelamin Pengunjung Taman Slamet
Usia
Berdasarkan hasil kuisioner diperoleh data jika usia rata-rata dari pengunjung
Taman Slamet adalah 18-22 tahun. Usia pengunjung tertua adalah 45 tahun
3.
Hatta, Jl. Veteran, Jl. Kawi, Dinoyo, Lowokwaru, Ijen dan lain sebagainya.
4. Biasa dengan siapa berkunjung
Dari 40 orang pengunjung Taman Slamet yang menjadi responden, 33 orang
diantaranya memilih untuk datang bersama dengan teman, 4 orang memilih untuk
datang bersama keluarga, 2 orang memilih untuk datang sendiri dan satu orang
sisanya bersama komunitasnya.
5. Waktu Favorit untuk Berkunjung
Berdasarkan hasil kuisisoner, 13 orang dari 40 responden lebih memilih untuk
berkunjung ke Taman Slamet pada saat malam hari. 12 orang lainnya memilih
waktu sore hari, 9 orang memilih pagi hari dan 6 orang sisanya memilih siang
hari.
6. Tujuan Berkunjung
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa setiap orang memiliki tujuan yang berbedabeda ketika datang untuk mengunjungi Tama Slamet. Tujuan responden terbanyak
adalah untuk berfoto yakni dengan jumlah 8 orang. Sementara yang lain memiliki
tujuan seperti duduk santai, refreshing, bermain, olahraga, jalan-jalan, menemani
anak, mengisi waktu luang dan pacaran.
B. Penilaian Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Taman Slamet
1. Penilaian terhadap Aksesibilitas/Sirkulasi Taman Slamet
Penilaian terhadap kemudahan akses Taman Slamet dilihat dari dua faktor
yakni akses jalan menuju Taman Slamet dan Kemudahan untuk Parkir
Kendaraan.
a. Akses Jalan Menuju Taman Slamet
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 18 orang diantaranya
mengatakan bahwa akses menuju Taman Slamet adalah sangat mudah
sedangkan 14 orang lainnya mengatakan mudah dan sisanya mengatakan
cukup mudah.
b. Kemudahan untuk Parkir Kendaraan
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 27 orang diantaranya
mengatakan bahwa kemudahan untuk parkir kendaraan di Taman Slamet
adalah
itu, 10 orang lainnya mengatakan cukup beragam dan satu orang sisanya
mengatakan sangat beragam.
b. Keragaman Fasilitas Olahraga
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 18 orang diantaranya
mengatakan bahwa keragaman fasilitas olahraga di Taman Slamet adalah
kurang beragam sedangkan 11 orang lainnya mengatakan cukup beragam
dan sisanya mengatakan beragam.
c. Kondisi Tempat Duduk
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 31 orang diantaranya
mengatakan bahwa kondisi tempat duduk di Taman Slamet adalah baik
sedangkan 9 orang sisanya mengatakan cukup baik.
d. Kenyamanan Tempat Duduk
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 24 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk kenyamanan tempat duduk di Taman Slamet
adalah nyaman sedangkan 14 orang lainnya mengatakan cukup dan 1
orang sisanya mengatakan sangat nyaman.
e. Ketersediaan Tempat Duduk
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 26 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk ketersediaan tempat duduk di Taman Slamet
adalah cukup sedangkan 12 orang lainnya mengatakan banyak dan 2
orang sisanya mengatakan sedikit.
f. Kreatifitas Penataan Pohon/Vegetasi/Tanaman
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 25 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk kreatifitas penataan pohon/vegetasi/tanaman di
Taman Slamet adalah kreatif sedangkan 15 orang lainnya mengatakan
cukup.
3. Penialaian terhadap Keamanan Taman Slamet
Penilaian terhadap keamanan Taman Slamet dilihat dari Kondisi Taman ketika
Malam Hari, Kesiapan Satpam/Penjaga Taman dan Ketersediaan Lampu.
a. Kondisi Taman Ketika Malam Hari
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 31 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk kondisi ketika malam hari di Taman Slamet
adalah terang sedangkan 7 orang lainnya mengatakan cukup dan sisanya
mengatakan sangat terang.
b. Kesiapan Satpam/Penjaga Taman
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 34 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk kesiapan satpam/penjaga di Taman Slamet
adalah cukup sedangkan 6 orang lainnya mengatakan cukup.
c. Ketersediaan Lampu
Skala Likert
Tabel 4.1 Bobot Nilai
Sangat mudah/ sangat beragam/ sangat baik/ sangat
nyaman/ sangat banyak/ sangat kreatif/ sangat terang/
sangat siap/
Mudah/ beragam/ baik/ nyaman/ banyak/ kreatif/
teramg/ siap
Cukup mudah/ cukup beragam/ cukup baik/ cukup
nyaman/ cukup banyak/ cukup kreatif/ cukup terang/
cukup siap
Sulit/ kurang beragam/ buruk/ tidak nyaman/ sedikit/
tidak kreatif/ redup/ tidak siap/ kurang/ kotor
Sangat sulit/ sangat kurang/ sangat buruk/ sangat tidak
nyaman/ sangat sedikit/ sangat tidak kreatif/ tidak ada
penjaga taman/ sangat kotor
5
4
3
2
1
Keterangan
Sangat Tidak Nyaman
Tidak Nyaman
Cukup Atau Netral
Nyaman
Sangat Nyaman
Dari data yang di dapat diatas kemudian dioalah dengan cara mengkalikan setiap point
jawaban dengan bobot yang sudah ditentukan dengan tabel bobot nilai. Kemudian untuk
mendapatkan hasil intepretasi, perlu mengetahui terlebih dahulu skor tertinggi (X) dan
angka terendah (Y) dengan rumus sebagai berikut:
Y = skor tertinggi likert x jumlah responden (angka tertinggi 5)
X = skor terendah likert x jumlah responden (angka terendah 1)
Jumlah skor tertinggi untuk item sangat nyaman adalah 5x40 = 200, sedangkan item
sangat tidak nyaman adalah 1x40 = 40. Dan penilaian intepretasi responden terhadap
tingkat kenyamanan Taman Slamet adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan
menggunakan rumus index %.
Rumus Index % = Total Skor / Y x 100
Maka hasil perhitungan jawaban responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Tingkat Kenyamanan Taman Slamet dilihat dari Parameter Aksesibilitas/Sirkulasi
Kriteria Kenyamanan
Aksesibilitas
Akses jalan menuju
Taman Slamet
Kemudahan untuk
Parkir Kendaraan
Total
Skor Maksimal
Persentase
170
200
85%
Tingkat
Kenyamanan
Sangat Nyaman
151
200
75,5 %
Nyaman
321
400
80,25 %
Sangat Nyaman
Tabel 4.4 Tingkat Kenyamanan Taman Slamet dilihat dari Parameter Bentuk Fisik
Kriteria Kenyamanan
Bentuk Fisik
Keragaman
Ornamen Taman
Keragaman Fasilitas
Olahraga
Kondisi
Tempat
Duduk
Kenyamanan Tempat
Duduk
Ketersediaan Tempat
Duduk
Kreatifitas Penataan
Pohon
Total
Skor Maksimal
Persentase
151
200
75,5 %
Tingkat
Kenyamanan
Nyaman
109
200
54,5 %
Cukup
151
200
75, 5%
Nyaman
143
200
71,5 %
Nyaman
128
200
64 %
Nyaman
142
200
71 %
Nyaman
824
1200
68, 7 %
Nyaman
Tabel 4.5 Tingkat Kenyamanan Taman Slamet dilihat dari Parameter Keamanan
Kriteria Kenyamanan
Keamanan
Kondisi pada malam
hari
Kesiapan
Satpam/Penjaga
Taman
Ketersediaan Lampu
Total
Skor Maksimal
Persentase
150
200
75 %
Tingkat
Kenyamanan
Nyaman
126
200
63 %
Nyaman
145
421
200
600
72,5 %
70,2 %
Nyaman
Nyaman
Tabel 4.6 Tingkat Kenyamanan Taman Slamet dilihat dari Parameter Kebersihan
Kriteria Kenyamanan
Kebersihan
Tingkat kebersihan
Taman Slamet
Ketersediaan Tempat
Sampah
Total
4.3
Skor Maksimal
Persentase
160
200
80 %
Tingkat
Kenyamanan
Sangat Nyaman
132
200
66 %
Nyaman
292
400
73 %
Nyaman
Kesimpulan
Meskipun masih tergolong sebagai RTH baru di Kota Malang, Taman Slamet terbukti
mampu memberikan pelayanan berupa tingkat kenyamanan yang lebih dari cukup
bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil kuisioner yang menyatakan bahwa dari
parameter bentuk fisik, keamanan dan kebersihan, Taman Slamet dikategorikan
sebagai taman yang nyaman untuk dikunjungi. Bahkan untuk parameter aksesibilitas
Taman Slamet dinilai masyarakat memiliki akses yang mudah untuk dijangkau.
Harapan untuk kedepannya, Taman Slamet tetap dapat mempertahankan apa yang
dimiliki sekarang dan dapat meningkatkan kualitasnya sebagai ruang publik agar
masyarakat tetap bisa terus merasakan manfaatnya.
LEMBAR SARAN/REVISI
MATA KULIAH PERENCANAAN KOTA
NO.
HASIL EVALUASI
TANDA
TANGAN
2016