Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BESAR

MATA KULIAH PERENCANAAN KOTA


2016

Dosen Pembimbing:
Wisnu Sasongko ST., MT.

Disusun Oleh :
Riska Amanda

(145060601111012)

Kiara Putri L.

(145060601111013)

Novita Ratni

(145060600111032)

M. Hafil Egyansyah

(145060601111015)

Perancangan Kota Kelas B

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu kota dapat diartikan sebagai tempat atau kawasan yang memiliki kepadatan
penduduk relatif tinggi, dimana bukti fisiknya dapat dijumpai dengan mudah yakni terdapat
banyaknya bangunan gedung, rumah-rumah penduduk, serta sarana dan prasarana yang
cukup. Tingginya jumlah penduduk dan padatnya intensitas bangunan dalam suatu kota,
menjadikan ruang publik sebagai suatu kebutuhan bagi masyarakat perkotaan khususnya
kebutuhan akan ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat berperan sebagai paru-paru kota
seperti hutan kota, alun-alun maupun taman.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum tahun 2008, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi
oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung manfaat langsung atau tidak
langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan,
kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. Sedangkan pengertian taman
menurut Laurie (1975) yang disadur Suharto (1994) mengemukakan bahwa asal mula
pengertian kata taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani Gan (melindungi dan
mempertahankan) dan Oden atau Eden (kesenangan atau kegembiraan). Dalam bahasa
Inggris perkataan garden memiliki gabungan dari kedua kata tersebut, yang berarti
sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan. Pengertian
taman menunjukkan bahwa ruang terbuka yang memiliki keindahan dan kenyamanan yang
divisualisasikan oleh alam, baik alam yang bersifat natural maupun alam buatan dan dapat
diakses oleh publik.
Salah satu wilayah yang menjadi kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang
relatif tinggi di Provinsi Jawa Timur yakni adalah Kota Malang. Dengan bertambahnya
jumlah bangunan yang ada dari tahun ke tahun menyebabakan Kota Malang setidaknya
membutuhkan RTH yang dinilai cukup dan dapat mengimbangi keberadaan bangunanbangunan tersebut. Sampai tahun 2016 ini, tercatat beberapa RTH yang telah beroperasi di
Kota Malang seperti Alun-Alun Malang, Taman Merbabu, Hutan Malabar, Taman Merjosari,
Tama Kunang-Kunang dan Taman Slamet.
Taman Slamet merupakan salah satu taman hasil revitalisasi yang dananya bersumber dari
dana CSR perusahaan PT. Bentoel Prima Tbk. Taman Slamet yang notabene-nya masih

tergolong sebagai RTH baru di Kota Malang, menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
evaluasi terhadap tingkat kenyamanan Taman Slamet yang dinilai berdasarkan persepsi warga
Kota Malang khususnya bagi para pengunjung dari Taman Slamet itu sendiri. hal itulah yang
melatar belakangi penulis untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat ditinjau dari sisi
pengenjung terhadap tingkat kenyamanan taman sebagai ruang publik, karena sebagai ruang
publik taman-taman di Kota Malang perlu memperhatikan kenyamanan publik sehingga
taman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
1.2 Gambaran Umum
Taman Slamet merupakan salah satu bentuk RTH baru yang diresmikan oleh Walikota
Malang, Moch Anto dua bulan lalu atau lebih tepatnya pada tanggal 2 April 2016. Taman
tematik yang mengusung tema Hidden Museum ini dihasilkan dari dana CSR PT. Bentoel
Prima Tbk, dengan harapan bahwa Taman Slamet dapat memperkuat Kota Malang menjadi
kota indah dan bermartabat, tidak saja sebagai kota hijau namun juga sebagai kota yang layak
huni.

BAB 2
PENGUMPULAN DATA
2.1

Data Hasil Survei

2.1.1

Observasi Lapangan
Dari hasi observasi lapangan, dapat diketahui bahwa kondisi Taman Slamet masih

bagus dan terawat. Desain arsitektur yang menarik dan beragam menambah keindahan Taman
Slamet. Selain sebagai ruang terbuka hijau, Taman Slamet juga banyak dimanfaatkan
berbagai komunitas untuk berkumpul, lokasi untuk berfoto, duduk-duduk santai sambil
mengobrol, sampai mengantar anak bermain. Berikut tabel hasil observasi lapangan yang
dilakukan dengan melihat berbagai aktivitas dan kondisi fisik Taman Slamet.
Tabel 2.1 Hasil Observasi Kondisi Eksisting Taman Slamet Kota Malang
No.
1.

Kondisi Eksisting
Lokasi parkir kendaraan roda
dua dan roda empat

2.

Keragaman
taman

bentuk
untuk

ornamen
memikat

pengunjung

3.

Terdapat

beberapa

fasiitas

berupa alat olahraga ringan

Gambar

4.

Kondisi

dan

bentuk

tempat

duduk yang sederhana

5.

Jenis-jenis vegetasi dan tutupan


lahan

6.

Lampu taman yang berbagai


macam bentuknya dan banyak
tersebar diseluruh sudut taman

7.

Kebersihan taman terjaga dan


jumlah tempat sampah yang
sudah cukup tersebar

8.

Terdapat

informasi

singkat

seputar ornamen taman dan


papan petunjuk aturan taman
yang unik

Sumber: Survei Primer, 2016

Gambar 2.1 Sketsa Denah Taman Slamet Hasil Observasi

a. Kuisioner
Kuisioner dibuat untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang keberadaan Taman
Slamet sebagai salah satu ruang terbuka hijau di Kota Malang. Pertanyaan-pertanyaan di
dalam kuisioner terkait dengan tingkat kebersihan, keamanan, aksesibilitas/sirkulasi,
kondisi fisik dan kelengkapan fasilitas yang ditawarkan. Kuisioner disebarkan kepada
beberapa pengunjung yang mengunjungi Taman Slamet pada pagi, siang, sore, dan malam
hari sesuai pelaksanaan survei.

BAB 3
PENERAPAN METODE ANALISIS
3.1 Metode Analisis Jurnal
Dalam proses penelitian tidak luput dari kebutuhan sumber referensi penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya. Sumber referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jurnal-jurnal mengenai persepsi masyarakat terhadap ruang terbuka hijau atau ruang publik.
Jurnal tersebut digunakan sebagai rujukan metode analisis. Berikut tabel perbandingan
metode yang digunakan dari empat jurnal yang digunakan.
Tabel 3.1 Perbandingan Metode Analisis Jurnal
No.
1

Judul Jurnal
Analisa Taman Menteng
Sebagai Taman kota
Berdasarkan Kriteria
Kualitas Taman Jakarta
Pusat

1.

2.
3.

2.

Persepsi Pengunjung
Taman Mahoni Terhadap
Tingkat Kenyaman Taman
Sebagai Ruang Publik

3.

Persepsi Pengguna Taman


Tematik Kota Bandung
Terhadap Aksesibilitas dan
Pemanfaatannya

4.

Persepsi Masyarakat
Terhadap Aktivitas Ruang
Terbuka Publik di
lapangan Pancasila
Simpang Lima, Semarang

Metodologi Penelitian
Pendekatan Teori
Hasil kajian literatur, buku-buku
teori perencanaan dan
pengembangan kota, teori ruang
terbuka hijau, dan teori taman
kota.
Pendekatan Lapangan
Tinjauan Kebijakan/Peraturan
Menganalisis kebijakan atau
peraturan pemerintah terhadap
kegiatan yang berada pada lokasi
studi.

Menggunakan metode kuantitatif


dengan teknik analisis deskriptif untuk
menggambarkan dan
menginterpretasikan hasil analisa dari
obyek studi yang telah dilakukan
menggunakan bantuan SPSS untuk
perhitungan secara statistik.
Menggunakan pendekatan metode
kuantitatif dengan teknik analisis
deskriptif untuk mengkaji aksesibilitas
dan pemanfaatan taman tematik yang
ditekankan dari persepsi pengguna.

Menggunakan pendekatan metode


kuantitatif. Teknik analisis deskriptif
kuantitatif untuk perhitungan data
kuisioner dan untuk mengambil
kesimpulan.

Metode Pengambilan Data


Data primer:
1. Observasi Lapangan
Pengamatan lokasi pada fungsi taman
untuk mengkaji kondisi eksisting dan
permasalahannya.
2. Kuisioner
Pengambilan sampel menggunakan
teknik pengelompokan (stratified
random sampling) sebanyak 100
responden.
3. Wawancara
4. Kompilasi Data
Mentabulasikan data yang didapat
dari kuisioner.
Data sekunder:
1. Survei instansi
2. Studi literatur/telaah pustaka
(tidak dijelaskan dalam jurnal)

1. Observasi
2. Kuisioner
Metode penarikan sampel adalah
purposive sampling sebanyak 100
responden.
3. Kompilasi Data
Mendeskripsikan berdasarkan hasil
prosentase.
1. Observasi lapangan
2. Kuisioner terhadap aktivitas
masyarakat
3. Kompilasi data dari kuisioner
secara deskriptif kuantitatif
(Skala Likert)

Sumber: Jurnal Analisa Taman Menteng Sebagai Taman kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman Jakarta
Pusat, Jurnal Persepsi Pengunjung Taman Mahoni Terhadap Tingkat Kenyaman Taman Sebagai Ruang Publik,
Jurnal Persepsi Pengguna Taman Tematik Kota Bandung Terhadap Aksesibilitas dan Pemanfaatannya, dan
Jurnal Persepsi Masyarakat Terhadap Aktivitas Ruang Terbuka Publik di lapangan Pancasila Simpang Lima,
Semarang.

3.2 Penerapan Metode


Metode penelitian adalah bagaimana secara berurut suatu penelitian dilakukan, yaitu
dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu peneitian dilakukan (Moh. Nazir, 2005: 44).
Tujuan penelitian akan menentukan metode yang digunakan. Ketepatan memilih metode,
baik kuantitatif maupun kualitatif sangat tergantung pada tujuan tersebut. Metode pnlitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis statistik
deskriptif.
Metode analisis kuantitatif dilakukan terhadap data yang dapat dikuantifikasikan dan
dapat dianalisis secara kuantitatif, bahkkan dapat pula dianalisis secara kualititatif. Jenis
analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis statistik yaitu statistik deskriptif. Analisis
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini
hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari
atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan
penarikan kesimpulan. Teknik analisis ini biasa digunakan untuk penelitian-penelitian yang
bersifat eksplorasi seperti pada tujuna penelitian yaitu untuk mengetahui persepsi masyarakat
terhadap tingkat kenyaman ruang terbuka hijau Taman Slamet Kota Malang.
Alat analisis yang sesuai digunakan untuk mengukur pendapat responden pada
penelitian ini adalah menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2010:132) skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1

Data Primer
Pengumpulan data tentang Studi Tingkat Kenyamanan Taman Slamet ini dilakukan
dengan cara menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan data-data pengunjung
dalam sebuah kuisioner yang disebar kepada 40 sampel responden pengunjung Taman
Slamet.
A. Data Pengunjung
1. Jenis Kelamin
Dari jumlah 40 responden yang menjadi sampel di Taman Slamet, 25 orang
terdiri dari perempuan dan 15 orang laki-laki.
Berkut merupakan grafik persentase jenis kelamin pengunjung Taman Slamet
Gambar 4.1 Grafik Persentase Jenis Kelamin Pengunjung Taman Slamet

Sumber: Survei Primer, 2016


2.

Usia
Berdasarkan hasil kuisioner diperoleh data jika usia rata-rata dari pengunjung
Taman Slamet adalah 18-22 tahun. Usia pengunjung tertua adalah 45 tahun

3.

sedangkan usia pengunjung termuda adalah 15 tahun.


Asal Rumah/Kos
Menurut data hasil kuisioner, pengunjung Taman Slamet berasal dari arah
yang yang berbeda-beda seperti Jl. Semeru, Jl.Basuki Rahmat, Jl. Sukarno

Hatta, Jl. Veteran, Jl. Kawi, Dinoyo, Lowokwaru, Ijen dan lain sebagainya.
4. Biasa dengan siapa berkunjung
Dari 40 orang pengunjung Taman Slamet yang menjadi responden, 33 orang
diantaranya memilih untuk datang bersama dengan teman, 4 orang memilih untuk

datang bersama keluarga, 2 orang memilih untuk datang sendiri dan satu orang
sisanya bersama komunitasnya.
5. Waktu Favorit untuk Berkunjung
Berdasarkan hasil kuisisoner, 13 orang dari 40 responden lebih memilih untuk
berkunjung ke Taman Slamet pada saat malam hari. 12 orang lainnya memilih
waktu sore hari, 9 orang memilih pagi hari dan 6 orang sisanya memilih siang
hari.
6. Tujuan Berkunjung
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa setiap orang memiliki tujuan yang berbedabeda ketika datang untuk mengunjungi Tama Slamet. Tujuan responden terbanyak
adalah untuk berfoto yakni dengan jumlah 8 orang. Sementara yang lain memiliki
tujuan seperti duduk santai, refreshing, bermain, olahraga, jalan-jalan, menemani
anak, mengisi waktu luang dan pacaran.
B. Penilaian Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Taman Slamet
1. Penilaian terhadap Aksesibilitas/Sirkulasi Taman Slamet
Penilaian terhadap kemudahan akses Taman Slamet dilihat dari dua faktor
yakni akses jalan menuju Taman Slamet dan Kemudahan untuk Parkir
Kendaraan.
a. Akses Jalan Menuju Taman Slamet
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 18 orang diantaranya
mengatakan bahwa akses menuju Taman Slamet adalah sangat mudah
sedangkan 14 orang lainnya mengatakan mudah dan sisanya mengatakan
cukup mudah.
b. Kemudahan untuk Parkir Kendaraan
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 27 orang diantaranya
mengatakan bahwa kemudahan untuk parkir kendaraan di Taman Slamet
adalah

mudah sedangkan 11 orang lainnya mengatakan mudah dan

sisanya mengatakan sangat mudah.


2. Penilaian terhadap Bentuk Fisik Taman Slamet
Penilaian terhadap bentuk fisik Taman Slamet dilihat dari 6 faktor yakni
keragaman ornament, keragaman fasilitas olahraga, kondisi tempat duduk,
kenyamanan tempat duduk, ketersediaan tempat duduk dan kreatifitas
penataan pohon/vegetasi/tanaman di Taman Slamet.
a. Keragaman Ornamen
Ornamen taman berfungsi sebagai daya tarik tersendiri bagi para
pengunjung. Semakin banyak dan ragamnya bermacam-macam, makan
akan membuat pengunjung menjadi lebih antusias untuk datang
berkunjung. Berdasarkan hasil kuisisoner, 29 orang mengatakan bahwa
ornamen yang terdapat di Taman Slamet sudah cukup beragam. Sementara

itu, 10 orang lainnya mengatakan cukup beragam dan satu orang sisanya
mengatakan sangat beragam.
b. Keragaman Fasilitas Olahraga
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 18 orang diantaranya
mengatakan bahwa keragaman fasilitas olahraga di Taman Slamet adalah
kurang beragam sedangkan 11 orang lainnya mengatakan cukup beragam
dan sisanya mengatakan beragam.
c. Kondisi Tempat Duduk
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 31 orang diantaranya
mengatakan bahwa kondisi tempat duduk di Taman Slamet adalah baik
sedangkan 9 orang sisanya mengatakan cukup baik.
d. Kenyamanan Tempat Duduk
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 24 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk kenyamanan tempat duduk di Taman Slamet
adalah nyaman sedangkan 14 orang lainnya mengatakan cukup dan 1
orang sisanya mengatakan sangat nyaman.
e. Ketersediaan Tempat Duduk
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 26 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk ketersediaan tempat duduk di Taman Slamet
adalah cukup sedangkan 12 orang lainnya mengatakan banyak dan 2
orang sisanya mengatakan sedikit.
f. Kreatifitas Penataan Pohon/Vegetasi/Tanaman
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 25 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk kreatifitas penataan pohon/vegetasi/tanaman di
Taman Slamet adalah kreatif sedangkan 15 orang lainnya mengatakan
cukup.
3. Penialaian terhadap Keamanan Taman Slamet
Penilaian terhadap keamanan Taman Slamet dilihat dari Kondisi Taman ketika
Malam Hari, Kesiapan Satpam/Penjaga Taman dan Ketersediaan Lampu.
a. Kondisi Taman Ketika Malam Hari
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 31 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk kondisi ketika malam hari di Taman Slamet
adalah terang sedangkan 7 orang lainnya mengatakan cukup dan sisanya
mengatakan sangat terang.
b. Kesiapan Satpam/Penjaga Taman
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 34 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk kesiapan satpam/penjaga di Taman Slamet
adalah cukup sedangkan 6 orang lainnya mengatakan cukup.
c. Ketersediaan Lampu

Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 23 orang diantaranya


mengatakan bahwa untuk ketersediaan lampu di Taman Slamet adalah
banyak sedangkan 16 orang lainnya mengatakan cukup dan sisanya
mengatakan sangat banyak.
4. Penialain terhadap Kebersihan Taman Slamet
Penilaian terhadap kebersihan Taman Slamet dilihat dari 2 faktor yakni tingkat
kebersihan dan ketersediaan tempat sampah.
a. Tingkat Kebersihan
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 22 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk tingkat kebersihan di Taman Slamet adalah baik
sedangkan 9 orang lainnya mengatakan cukup dan sisanya mengatakan
sangat baik.
b. Ketersediaan Tempat Sampah
Dari 40 orang responden pengunjung Taman Slamet, 24 orang diantaranya
mengatakan bahwa untuk ketersediaan tempat sampah di Taman Slamet
adalah cukup sedangkan 14 orang lainnya mengatakan banyak dan sisanya
mengatakan kurang.
4.2

Skala Likert
Tabel 4.1 Bobot Nilai
Sangat mudah/ sangat beragam/ sangat baik/ sangat
nyaman/ sangat banyak/ sangat kreatif/ sangat terang/
sangat siap/
Mudah/ beragam/ baik/ nyaman/ banyak/ kreatif/
teramg/ siap
Cukup mudah/ cukup beragam/ cukup baik/ cukup
nyaman/ cukup banyak/ cukup kreatif/ cukup terang/
cukup siap
Sulit/ kurang beragam/ buruk/ tidak nyaman/ sedikit/
tidak kreatif/ redup/ tidak siap/ kurang/ kotor
Sangat sulit/ sangat kurang/ sangat buruk/ sangat tidak
nyaman/ sangat sedikit/ sangat tidak kreatif/ tidak ada
penjaga taman/ sangat kotor

5
4
3
2
1

Tabel 4.2 Presentase Nilai


Jawaban (%)
0% - 19,99%
20% - 39,99%
40% - 59.99%
60% - 79,99%
80% - 100%

Keterangan
Sangat Tidak Nyaman
Tidak Nyaman
Cukup Atau Netral
Nyaman
Sangat Nyaman

Dari data yang di dapat diatas kemudian dioalah dengan cara mengkalikan setiap point
jawaban dengan bobot yang sudah ditentukan dengan tabel bobot nilai. Kemudian untuk

mendapatkan hasil intepretasi, perlu mengetahui terlebih dahulu skor tertinggi (X) dan
angka terendah (Y) dengan rumus sebagai berikut:
Y = skor tertinggi likert x jumlah responden (angka tertinggi 5)
X = skor terendah likert x jumlah responden (angka terendah 1)
Jumlah skor tertinggi untuk item sangat nyaman adalah 5x40 = 200, sedangkan item
sangat tidak nyaman adalah 1x40 = 40. Dan penilaian intepretasi responden terhadap
tingkat kenyamanan Taman Slamet adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan
menggunakan rumus index %.
Rumus Index % = Total Skor / Y x 100
Maka hasil perhitungan jawaban responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Tingkat Kenyamanan Taman Slamet dilihat dari Parameter Aksesibilitas/Sirkulasi
Kriteria Kenyamanan
Aksesibilitas
Akses jalan menuju
Taman Slamet
Kemudahan untuk
Parkir Kendaraan
Total

Jumlah Skor Total

Skor Maksimal

Persentase

170

200

85%

Tingkat
Kenyamanan
Sangat Nyaman

151

200

75,5 %

Nyaman

321

400

80,25 %

Sangat Nyaman

Tabel 4.4 Tingkat Kenyamanan Taman Slamet dilihat dari Parameter Bentuk Fisik
Kriteria Kenyamanan
Bentuk Fisik
Keragaman
Ornamen Taman
Keragaman Fasilitas
Olahraga
Kondisi
Tempat
Duduk
Kenyamanan Tempat
Duduk
Ketersediaan Tempat
Duduk
Kreatifitas Penataan
Pohon
Total

Jumlah Skor Total

Skor Maksimal

Persentase

151

200

75,5 %

Tingkat
Kenyamanan
Nyaman

109

200

54,5 %

Cukup

151

200

75, 5%

Nyaman

143

200

71,5 %

Nyaman

128

200

64 %

Nyaman

142

200

71 %

Nyaman

824

1200

68, 7 %

Nyaman

Tabel 4.5 Tingkat Kenyamanan Taman Slamet dilihat dari Parameter Keamanan
Kriteria Kenyamanan
Keamanan
Kondisi pada malam
hari
Kesiapan
Satpam/Penjaga
Taman
Ketersediaan Lampu
Total

Jumlah Skor Total

Skor Maksimal

Persentase

150

200

75 %

Tingkat
Kenyamanan
Nyaman

126

200

63 %

Nyaman

145
421

200
600

72,5 %
70,2 %

Nyaman
Nyaman

Tabel 4.6 Tingkat Kenyamanan Taman Slamet dilihat dari Parameter Kebersihan

Kriteria Kenyamanan
Kebersihan
Tingkat kebersihan
Taman Slamet
Ketersediaan Tempat
Sampah
Total

4.3

Jumlah Skor Total

Skor Maksimal

Persentase

160

200

80 %

Tingkat
Kenyamanan
Sangat Nyaman

132

200

66 %

Nyaman

292

400

73 %

Nyaman

Kesimpulan
Meskipun masih tergolong sebagai RTH baru di Kota Malang, Taman Slamet terbukti
mampu memberikan pelayanan berupa tingkat kenyamanan yang lebih dari cukup
bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil kuisioner yang menyatakan bahwa dari
parameter bentuk fisik, keamanan dan kebersihan, Taman Slamet dikategorikan
sebagai taman yang nyaman untuk dikunjungi. Bahkan untuk parameter aksesibilitas
Taman Slamet dinilai masyarakat memiliki akses yang mudah untuk dijangkau.
Harapan untuk kedepannya, Taman Slamet tetap dapat mempertahankan apa yang
dimiliki sekarang dan dapat meningkatkan kualitasnya sebagai ruang publik agar
masyarakat tetap bisa terus merasakan manfaatnya.

LEMBAR SARAN/REVISI
MATA KULIAH PERENCANAAN KOTA
NO.

HASIL EVALUASI

TANDA
TANGAN

2016

Anda mungkin juga menyukai