BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN II - 1
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
Ruang terbuka hijau memberikan pasokan oksigen bagi makhluk hidup dan
menyerap karbon serta sumber polutan lainnya. Secara ekologis ruang terbuka hijau
mampu menciptakan habitat berbagai satwa, misalnya burung. Secara estetis, ruang
terbuka hijau menciptakan kenyamanan, harmonisasi,kesehatan, dan kebersihan
lingkungan. Secara sosial, ruang terbuka hijau mampu menciptakan lingkungan rekreasi
dan sarana pendidikan alam. Ruang terbuka hijau yang dikelola sebagai tempat
pariwisata dapat membawa dampak ekonomis seperti meningkatkan pendapatan
masyarakat (Putra, 2012).
LAPORAN PENDAHULUAN II - 2
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN II - 3
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
mengurangi polusi suara kendaraan bermotor. Dari aspek termal, taman kota
dipertimbangkan mampu mengurangi ketidaknyamanan termal yang diakibatkan oleh
iklim setempat dan dari aspek kenyamanan visual, taman perlu ditata indah dan secara
estetika baik.
Taman Kota dibagi menjadi tiga macam taman kota berdasarkan aktifitasnya me
nurut Suharto (1999: 12-13), yaitu:
1. Taman untuk rekreasi aktif.
Taman untuk rekreasi aktif adalah taman yang didalamnya dibangun suatu
kegiatan pemakai taman, sehingga pemakai taman secara aktif menggunakan
fasilitas didalamnya, sekaligus memperoleh kesenangan, kesegaran, dan
kebugaran, misalnya taman olah raga, aerobic, fitness, camping ground, taman
bermain anak, taman pramuka, taman jalur jalan, kebun binatang, danau,
pemancingan taman-taman kota dan sebagainya.
2. Taman untuk rekreasi pasif
Taman untuk rekreasi pasif adalah taman yanmg dibentuk agar dapat dinikmati
keindahan dan kerindangannya, tanpa mengadakan aktivitas dan kegiatan
apapun, misalnya waduk, hutan buatan, penghijauan tepi kali, jalur hijau,
lapangan terbang, dan lainnya.
3. Taman untuk rekreasi aktif dan pasif.
Taman untuk rekreasi aktif dan pasif merupakan taman yang bisa dinikmati
keindahan sekaligus ada fungsi lain dan dapat digunakan untuk mengadakan
aktivitas, misalnya taman lingkungan. Taman lingkungan atau community park
adalah suatu taman yang dibuat dan merupakan bagian dari suatu pemukiman,
selain rumah ibadah, pasar, sekolah, dan lain-lainnya.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 4
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
vegetasi berupa pohon dan asosianya yang tumbuh dilahan kota atau sekitar kota baik
berbentuk jalur menyebar atau bergerombol (menumpuk) dengan struktur meniru
(menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi
satwa dan menimbulkan lingkungan sehat, nyaman, dan estetis. Penunjukan lokasi dan
luas lahan hutan kota didasarkan pada pertimbangan luas wilayah, jumlah penduduk,
tingkat pencemaran dan kondisi fisik kota.
Hutan kota dapat dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi dan penyangga
lingkungan kota (pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan plasma nutfah,
keanekaragaman hayati). Hutan kota dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas
sosial masyarakat secara terbatas (aktivitas pasif seperti duduk dan beristirahat dan atau
membaca, atau aktivitas yang aktif seperti jogging, senam atau olahraga ringan lainnya),
wisata alam, rekreasi, penghasil produk hasil hutan, oksigen, ekonomi (buah-buahan,
daun, sayur), wahana pendidikan dan penelitian. Fasilitas yang harus disediakan
disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan seperti kursi taman, sirkulasi pejalan kaki
atau jogging track. Idealnya hutan kota merupakan ekosistem yang baik bagi ruang
hidup satwa misalnya burung, yang mempunyai peranan penting antara lain mengontrol
populasi serangga. Untuk itu diperlukan introduksi tanaman pengundang burung pada
hutan kota.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 5
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN II - 6
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
Elemen Softscape
2. Berdasarkan Bentuk Tajuk dan Struktur Tanaman (DPU, 1996; Laurie, 1986 dan
Djuwita, 2007)), yaitu:
a. Tajuk merupakan keseluruhanbentuk dan kelebaran maksimal tertentu dari
ranting dan daun suatu tanaman.
b. Struktur Tanaman ialah bentuk tanaman yang terlihat secara keseluruhan.
c. Tanaman pohon berjenis tanaman berkayu yang biasanya mempunyai batang
tunggal dan dicirikan dengan pertumbuhan yang sangat tinggi mencapai lebih
dari 8m.
d. Tanaman perdu adalah tanaman berkayu yang pendek dengan batang yang
cukup kaku dan kuat untuk menopang bagian-bagian tanaman. Golongan perdu
biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu perdu rendah, perdu sedang, dan perdu
tinggi.
e. Tanaman semak (shrubs) dicirikan dengan batang yang berukuran sama dan
sederajat. Pada umumnya tanaman ini mempunyai ketinggian di bawah 8 m.
f. Tanaman merambat (liana) Liana dicirikan dengan batang yang tidak berkayu
dan tidak cukup kuat untuk menopang bagian tanaman lainnya.
g. Tanaman Herba, Terna, Bryoids dan Sukulen golongan herba (herbaceous) atau
ternamerupakan jenis tanaman dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak
sama sekali (tidak berkayu) tetapi dapat berdiri tegak. Ukurannya dibagi
berdasarkan tinggi vegetasi.
3. Berdasarkan Pembentuk dan Ornamental Space (Djamal, 2005 dan DPU, 1996),
yaitu:
a. Tanaman Pelantai (Ground Cover) tanaman yang membentuk kesan lantai
digunakan sebagai penutup tanah di taman. Tanaman ini tingginya sekitar mata
kaki.
b. Tanaman Pendidinding adalah tanaman yang membentuk kesan dinding.
c. Tanaman Pengatap atau Peneduh adalah jenis tanaman berbentuk pohon
dengan percabangan yang tingginya Iebih dari 2 meter.
d. Tanaman sebagai Ornamen dan Pengisi Ruang tanaman yang mempunyai warna
menarik pada bunga, daun, kulit batang atau dahan, serta yang bertajuk indah.
B. Elemen Hardscape
Elemen hardscape terdiri dari 10 macam kriteria, yaitu: batuan, gazebo, kolam,
tebing, jalan, perkerasan, lampu, pagar, pergola dan bangunan. Batuan tidak baik bila
diletakkan di tengah taman, sebaiknya di letakkan agak menepi atau pada salah satu
sudut taman. Gazebo adalah bangunan peneduh atau rumah kecil di taman yang
berfungsi sebagai tempat beristirahat menikmati taman. Kolam sering dipadukan dengan
batuan tebing dengan permainan air yang menambah kesan dinamis. Kolam akan tampil
hidup bila ada permainan air di dalamnya. Tebing dibuat untuk memberikan kesan alami,
tebing dibuat dengan maksud untuk menyembunyikan tembok pembatas dinding yang
memiliki permukaan licin, agar tidak menyilaukan pada saat matahari bersinar sepanjang
siang. Jalan setapak dibuat agar dalam pemeliharaan taman tidak merusak rumput dan
LAPORAN PENDAHULUAN II - 7
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
tanaman, selain itu jalan setapak berfungsi sebagai unsur variasi elemen penunjang
taman. Perkerasan bertujuan untuk jalur para pejalan kaki (pedestrian way) atau
sebagai pembatas. Lampu taman berfungsi penerang taman dan sebagai nilai estetik.
Tabel 2.2 Elemen Hardscape Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Elemen Hardscape
1. Batuan
Batuan tidak baik bila diletakkan di tengah taman, sebaiknya di letakkan agak menepi
atau pada salah satu sudut taman. Sebagian batu yang terpendam di dalam tanah
akan memberi kesan alami dan terlihat menyatu dengan taman akan terlihat lebih
indah bila ada penambahan koloni taman pada sela-sela bebatuan.
2. Gazebo dan bangku taman
Bangunan peneduh atau rumah kecil di taman yang berfungsi sebagai tempat
beristirahat menikmati taman. Sedangkan bangku taman adalah bangku panjang yang
disatukan dengan tempat duduknya dan di tempatkan di gazebo atau tempat-tempat
teduh untuk beristirahat sambil menikmati taman.
3. Kolam dan Air
Dibuat dalam rangka menunjang fungsi gedung atau merupakan bagian taman yang
memiliki estetika sendiri. Kolam sering dipadukan dengan banuan tebing dengan
permainan air yang menambah kesan dinamis. Kolam akan tampil hidup bila ada
permainan air di dalamnya.
4. Tebing Buatan
Tebing buatan atau artificial banyak diminati oleh penggemar taman. Tebing ini dibuat
untuk memberikan kesan alami, tebing dibuat dengan maksud untuk menyembunyikan
tembok pembatas dinding yang licin massif, agar tidak menyilaukan pada saat
matahari bersinar sepanjang siang.
5. Jalan Setapak
Jalan setapak atau stepping stone dibuat agar dalam pemeliharaan taman tidak
merusak rumput dan tanaman, selain itu jalan setapak berfungsi sebagai unsure
variasi elemen penunjang taman.
6. Perkerasan
Perkerasan pada taman dapat dilakukan denganmenggunakan berbagai macam
bahan, seperti tegel, paving,aspal, batu bata, dan bahan lainnya. Tujuan
perkerasanadalah untuk para pejalan kaki (pedestrian) atau sebagai pembatas
7. Lampu Taman
Merupakan elemen utama sebuah taman dan di pergunakan untuk menunjang
suasana di malam hari. Lampu berfungsi penerang taman dan sebagai nilai artestik
tanam.
8. Pagar/Benteng
Wajah pagar dituntut mendekati keserasian, minimal mengikuti kriteria berikut:
a. Ketinggian maksimal 1,2 m bidang tembus pandang sebesar 60%, bidang masif
setinggi 0,5 m dari permukaan halaman.
b. Pemerataan ketinggian untuk mencapai pola yang ritmis.
c. Bidang tembus pandang sebagai aplikasi terhadap control lingkungan, ketertiban
penghuni dan sifat keterbukaan, keramahan terhadap lingkungan.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 8
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
Elemen Hardscape
9. Pergola
Pergola adalah rangka-rangka yang dibuat untuk menyangga dan merambatkan
tanaman yang dengan kerapatannya mampu memberikan keteduhan dibawahnya
yang
menggantikan fungsi gazebo.
10. Bangunan Gedung
Yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:
a. Antara bangunan dan ruang-luar-nya harus merupakan satu kesatuan penampilan.
b. Pemahaman nilai-nilai bentuk dan garis pada bangunan untuk menyelaraskannya
dengan penampilan lansekap.
c. Pemahaman bagian-bagian bangunan dalam hubungannya dengan lansekap,
karena lansekap memang melengkapi fungsi dan estetika bangunan sehingga
bagus
d. dipandang baik dari luar maupun dari dalam bangunan.
e. Memanfaatkan bagian bangunan dalam penampilan lansekap sehingga benar-
benar tidak ada pemisahan antara bangunan dan ruang luar.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 9
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN II - 10
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% -
90%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis vegetasi yang dipilih berupa
pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar
berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan.
Sedangkan hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan
pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah
negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang
berwenang.
Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau selain dimuat dalam
RTRW Kota, RDTR Kota, atau RTR Kawasan Strategis Kota, juga dimuat dalam RTR
Kawasan Perkotaan yang merupakan rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten.
Adapun ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka
hijau diatur dalam pedoman ini.
LAPORAN PENDAHULUAN II - 11
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
2.2.4 Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Malang Tahun 2010-2030
Rencana penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan RTRW Kota
Malang Tahun 2010-2030 meliputi:
1. Penyediaan RTH di Kota Malang meliputi RTH Publik dan Privat.
2. Secara keseluruhan RTH Publik di Kota Malang saat ini, yaitu:
a. RTH Jalur Jalan;
b. RTH Taman, monumen dan gerbang kota;
c. RTH Lapangan Olahraga dan makam;
d. RTH Hutan Kota dan Taman Bibit;
e. RTH Pengaman Jalur Kereta Api (KA), Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT),
Sungai dan Buffer Zone.
3. Secara keseluruhan RTH Privat di Kota Malang saat ini, yaitu:
a. Lingkungan permukiman;
b. Taman kantor;
c. Taman gedung komersil.
4. Rencana penyediaan RTH Publik di Kota Malang seluas kurang lebih 2.350 Ha,
meliputi:
a. Taman kota seluas kurang lebih 3,5 Ha;
b. Taman rekreasi seluas kurang lebih 10 Ha;
c. Hutan kota seluas kurang lebih 11 Ha;
d. Cagar alam seluas kurang lebih 0,04 Ha;
LAPORAN PENDAHULUAN II - 12
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN II - 13
PENYUSUNAN INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
DI KOTA MALANG TAHUN 2018
LAPORAN PENDAHULUAN II - 14