Anda di halaman 1dari 20

ABSTRAK.

Kawasan perkotaan di area jalan Khatedral Ende merupakan jalur masuk ke pusat Kota
Ende, yang merupakan pusat awal perkembangan kota Ende.Perancangan penataan di area
jalan Khatedral dengan pendekatan arsitektur prilaku, yang di latar belakangi dengan adanya
kondisi kawasan yang merupakan kawasan organik yang padat dan kumuh serta adanya kondisi
lingkungan yang jarang di perhatikan . selain itu kawasan jalan khatedral juga terdapat
bangunan bersejarah yakni berupa gereja tertua yang ada di kota Ende yang merupakan pusat
kegiatan masyarakat kawasan tersebut, Untuk menanggapi hal tersebut perancangan ini
mengambil pendekatan arsitektur perilaku. Arsitektur perilaku bertujuan untuk menciptakan
tempat yang sesuai dan optimal dengan perilaku pengguna,serta merehabilitasi di kawasan
jalan dan merubah penataan di area tersebut. Konsep yang dihasilkan pada perencanaan dan
perancangan penataan kawasan itu menciptakaan perubahan yang mendukung pengguna jalan
agar menjaga kenyaman dan keamanan bagi para pengguna jalan.

ABSTRACT.

The urban area in the Khatedral Ende road area is the entrance to the center of Ende
City, which is the initial center of Ende city development. and the existence of environmental
conditions that are rarely noticed. in addition to the cathedral road area there is also a historic
building in the form of the oldest church in the city of Ende which is the center of community
activities in the area. To respond to this, this design takes an architectural approach to behavior.
Behavioral architecture aims to create a place that is suitable and optimal for user behavior, as
well as rehabilitating the road area and changing the arrangement in that area. The concept
generated in the planning and design of the area arrangement creates changes that support road
users to maintain comfort and safety for road users.
A. Latar Belakang
Perilaku menunjukkan manusia dalam melakukan sesuatu, yang berkaitan dengan
setiap aktivitas manusia secara fisik seperti berinteraksi antar manusia ataupun dengan
lingkungannya (Agustina, 2018). Arsitektur merupakan ilmu yang mempelajari sebuah
seni merancang bangunan. Arsitektur perilaku merupakan arsitektur yang dalam
penerapannya selalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam
perancangan. Menurut (Laurens, 2004). Arsitektur perilaku menekankan pada keterkaitan
ruang dan tampilan bangunan dengan pemahaman dasar psikologi dan perilaku manusia
sebagai pelaku kegiatan dan pengguna bangunan.
Dalam tugas ini mahasiswa melakukan penelitian kecil (observasi dan wawancara)
terhadap suatu bangunan atau kawasan yang berkaitan dengan interaksi/hubungan antara
arsitektur dengan perilaku. Mengamati pelaku, aktivitas dan kebiasaan yang dilakukan
oleh manusia dalam merespon terhadap lingkungan. Mencatat dan menganalisis setiap
kejadian untuk mengetahui permasalahan berdasarkan teori serta merumuskan konsep
penyelesaian.

B. Maksud dan Tujuan


● Mengamati lingkungan (sesuai judul objek tugas)
● Mencatat pelaku dan masing-masing kegiatan yang terjadi
● Merumuskan permasalahan berdasarkan hasil pengamatan dan analisis
● Merumuskan solusi penyelesaian bersarkan teori yang berkaitan dengan konsep arsitektur
perilaku

C. Manfaat
● Mengetahui perilaku di lingkungan
● Menemukan permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan arsitektur perilaku
● Melatih perumusan penyelesaian masalah
● Membuat konsep penyelesaian maslah
● Menghasilkan suatu lingkungan yang selaras antara arsitektur dan perilaku.
ABSTRAK.

Kawasan perkotaan di area jalan Khatedral Ende merupakan jalur masuk ke pusat Kota
Ende, yang merupakan pusat awal perkembangan kota Ende.Perancangan penataan di area jalan
Khatedral dengan pendekatan arsitektur prilaku, yang di latar belakangi dengan adanya kondisi
kawasan yang merupakan kawasan organik yang padat dan kumuh serta adanya kondisi
lingkungan yang jarang di perhatikan . selain itu kawasan jalan khatedral juga terdapat bangunan
bersejarah yakni berupa gereja tertua yang ada di kota Ende yang merupakan pusat kegiatan
masyarakat kawasan tersebut, Untuk menanggapi hal tersebut perancangan ini mengambil
pendekatan arsitektur perilaku. Arsitektur perilaku bertujuan untuk menciptakan tempat yang
sesuai dan optimal dengan perilaku pengguna,serta merehabilitasi di kawasan jalan dan merubah
penataan di area tersebut. Konsep yang dihasilkan pada perencanaan dan perancangan penataan
kawasan itu menciptakaan perubahan yang mendukung pengguna jalan agar menjaga kenyaman
dan keamanan bagi para pengguna jalan.

ABSTRACT.

The urban area in the Khatedral Ende road area is the entrance to the center of Ende City,
which is the initial center of Ende city development. and the existence of environmental
conditions that are rarely noticed. in addition to the cathedral road area there is also a historic
building in the form of the oldest church in the city of Ende which is the center of community
activities in the area. To respond to this, this design takes an architectural approach to behavior.
Behavioral architecture aims to create a place that is suitable and optimal for user behavior, as
well as rehabilitating the road area and changing the arrangement in that area. The concept
generated in the planning and design of the area arrangement creates changes that support road
users to maintain comfort and safety for road users.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu prasarana trasportasi darat yang meliputi seluruh bagian
jalan,termaksud bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang di peruntukan bagi lalu lintas.
Sesuai dengan perkembangan zaman,banyak hal yang sering terjadi di area jalan entah itu dari
alam mapun ulah manusia. Hal ini berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk. Dengan
pertumbuhan populasi penduduk yang semakin cepat dan keterbatasan jalan yang sempit dalam
ketersediaan lahan di karenakan kepadatan di area jalan yang di sebabkan kurangnya
pengetahuan mengenai surat ijin mendirikan banguan . Apabila peningkatan jumlah kendaraan
yang besar tidak diikuti dengan penambahan fasilitas jalan raya yang memadahi serta struktur
jalan yang kurang baik, akan menyebabkan jalan raya menjadi padat dan tingkat pelayanan jalan
menjadi menurun. hal ini merupakan salah satu penyebab tingginya resiko kecelakaan.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa salah satupermasalahan
yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Ende adalah keterbatasan kemampuan finansial pemerintah
untuk membiayai pemeliharaan jalan sehingga masih ditemuinya kondisi jalan yang berlubang,
jalan yang bergelombang serta terdapat lapak yang berasa di trotoar.

Kondisi jalan yang rusak dan belum tertangani dengan baik seperti yang terdapat pada
jalan lingkungan di Kecamatan Ende utara. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu adanya
peran serta masyarakat dalam hal pembiayaan pemeliharaan jalan. Berdasarkan uraian diatas,
dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang dapat dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini
terkait dengan peran serta masyarakat untuk pembiayaan pemeliharaan jalan khususnya jalan
lingkungan, yaitu :

1. Sejauh mana masyarakat telah berperan untuk membiayai pemeliharaan jalan lingkungan di
kota Ende

.2. Berapa besar kemauan membayar masyarakat Kota Ende untuk dalam pembiayaan
pemeliharaan jalan primer

RUANG LINGKUP

 Trase rencana / Penentu lintasan


Berdasarkan peta foto udara dan survey lapangan yang dilakukan, dimana titik asal (origin) dan
tujuan telah ditentukan, dilakukan pencarian lintasan.

Langkah awal adalah memperhatikan situasi medan, contour tersebut terus ditelusuri untuk
mencari lintasan yang sesuai dengan PPGJR (Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya) No.
13 tahun 1970.

 Merencanakan alinyemen horizontal

Perencanaan alinyemen horizontal merupakan perencanaan tikungan lengkap komponen-


komponennya. Dalam perencanaan tikungan pada rancangan meliputi rambu-rambu lalu lintas

 Merencanakan alinyemen vertikal

Perencanaan alinyemen vertikal ini didasarkan pada beberapa syarat, yaitu syarat keamanan,
kenyaman dan drainase untuk ,masing-masing beda kelandaian yang ada.

ada beberapa faktor yang mempengaruhi Perencanaan Geometrik Jalan Raya diantaranya adalah
sebagai berikut :

 Kelas Jalan
 Kecepatan rencana
 Standar Perencanaan
 Penampang melintang
 Alinyemen Horizontal
 Alinyemen Vertikal
 Bentuk Tikungan
 Perhitungan Kubikasi

TUJUAN
Tujuan penataan kawasan zona 4 Pekojan adalah sebagai berikut:

1. Untuk merencanakan dan merancang penataan kawasan Jalan khatedral dan sekitarnya
dengan pendekatan arsitektur prilaku

. 2. Untuk menampilkan dan melestarikan unsur arsitektur Bangunan Bersejarahdan kondisi di


sekitarnya

KAJIAN TEORI

 Kajian Teori tentang objek

Mendesain jalan di kawasan jalan Khatedral Ende .

 Uraian Tentang Arsitektur Perilaku

1 Arsitektur perilaku adalah arsitektur yang penerapannya menyertakan pertimbangan-


pertimbangan perilaku dalam perancangan. Arsitektur muncul sekitar tahun 1950. Dalam
perkembangannya, ternyata banyak objek Arsitektur yang dapat didekati dengan pendekatan
perilaku di dalam perancangannya, misalnya mall, restoran, sekolah, stasiun kereta api dan
sebagainya. Perancangan Arsitekt

Perancangan Arsitektur berdasarkan pada pertimbanganpertimbangan perancangan,


diantaranya pada hasil penelitian di dalam bidang psikologi Arsitektur atau psikologi lingkungan.
Arsitektur berwawasan perilaku adalah Arsitektur yang manusiawi, yang mampu untuk
memahami dan mewadahi perilaku-perilaku manusia yang ditangkap dari berbagai macam
perilaku, baik itu perilaku pencipta,pemakai, pengamat juga perilaku alam sekitarnya.
Disebutkan pula bahwa Arsitektur adalah penciptaan suasana, perkawinan guna dan citra. Guna
merujuk pada manfaat yang ditimbulkan dari hasil rancangan. Manfaat tersebut diperoleh dari
pengaturan fisik bangunan yang sesuai dengan fungsinya. Namun tidak hanya berarti manfaat
saja, tetapi juga menghasilkan suatu daya yang menyebabkan kualitas hidup kita semakin
meningkat. Citra merujuk pada image yang ditampilkan oleh suatu karya Arsitektur. Citra lebih
berkesan spiritual karena hanya dapat dirasakan oleh jiwa kita.
Citra adalah lambang yang membahasakan segala yang manusiawi, indah dan agung dari
yang menciptakan (Mangunwijaya, 1992). Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa
mencapai guna dan citra yang sesuai tidak lepas dari berbagai perilaku yang berpengaruh dalam
sebuah karya, baik itu perilaku pencipta, perilaku pemakai, perilaku pengamat juga menyangkut
perilaku alam dan sekitarnya.

Teori pendekatan dalam studi perilaku

Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu dengan model


1) rasional,
2) sosiologis, Dan
3) pengembangan hubungan manusia.

Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan


bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan, motif, dan tujuan Pendukung
model ini antara lain Down (1967) dan Simon (1973).
Model sosiologis lebih memusatkan perhatiannya pada pengetahuan antropologi, sosiologi, dan
psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern (1970).
Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan
yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem motivasi menurut jenis motivasi agar
dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pendukung model ini antara lain McGregor (1961),
Maslow (1970), dan Bennis (1990). Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan
hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh
sistem sosialnya.

METODE

Objek pengambilan data


1. Studi literatur (library research) yaitu cara mengumpulkan data berdasarkan buku-buku
pendukung mengenai konsep perancangan . di jalan Khatedral Ende
2. Observasi, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data
dengan cara melakukan pengamatan dan melakukan survey lokasi berbagai hal yang
berhubungan dalam desain secara langsung terhadap objek penelitian.
3. Studi lapangan, yaitu mengumpulkan informasi dan data dengan cara terjun ke lapangan.

Metode pengambilan data


1. Pemilihan Data Suatu teknik analisis data yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, dan membuang data yang tidak diperlukan. Kemudian mengorganisasikan
data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan.
2. Penyajian Data Pembuatan laporan hasil penelitian dalam penyusunan konsep yang telah
dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Penyajian data dapat berbentuk tiga di mensi.

PEMBAHASAN

 Sketsa gambar site eksisting


 Kegiatan pada pagi hari

Penggelaran personil Satuan lalu lintas Polres Ende dalam bentuk Penjagaan dan
Pengaturan arus lalu lintas, dalam rangka antisipasi kemacetan dan laka lantas menjadi atensi
penuh dalam melaksanakan penjagaan dan pengaturan di jalan raya sebagai wujud pelayanan
prima kepolisian kepada masyarakat.

Dari hasil surveian kami pada pagi hari minggu,15 januari 2022 terdapat pengaturan dan
penjagaan di simpang tiga jalan khatedral atensi kegiatan masyarakat yang membutuhkan
bantuan untuk menyebrang jalan ,personil tetap melaksanakan pelayanan kepada masyarakat di
jalan raya,

 Pada siang hari

 Padatan berlalu lintas kurang


 Aktivitas berkurang

 Pada malam hari


Sepi dan sunyi hal ini di karenakan lokasi tersebut berdekatan dengan rumah ibadat

Menganalisis Permasalahan Dan Penyelsaian Masalah

 Tiadanya penerangan di area jalan ( lampu jalan )

Lampu jalan atau dikenal juga sebagai Penerangan Jalan Umum (PJU) merupakan lampu
yang digunakan untuk penerangan jalan dimalam hari sehingga mempermudah pengguna jalan
melihat dengan lebih jelas jalan yang akan dilalui pada malam hari, sehingga dapat
meningkatkan keselamatan lalu lintas dan keamanan. Lampu jalan atau dikenal juga sebagai
Penerangan Jalan Umum (PJU) merupakan lampu yang digunakan untuk penerangan jalan
dimalam hari sehingga mempermudah pengguna jalan melihat dengan lebih jelas jalan yang akan
dilalui pada malam hari, sehingga dapat meningkatkan keselamatan lalu lintas dan keamanan.

 Memindahkan Lokasi Untuk Pedagang Kaki Lima

Pihak pemerintah seharusnya menyediakan tempat atau lokasi untuk pedagang kaki lima,
agar tidak menggunakan bahu jalan untuk berdagang .

 Irigasi
Kurang memperhatikan kebersihan di saluran dan tidak dapat menampung air saat curah
hujan deras.dikarenakan lebar saluran tidak memadahi dengan permasalahan ini kami
memberikan saran agar pemerintah membangun saluran yang cukup memadahi.

 Pembagian dua jalur

Pemberlakuan satu jalur hal ini menyebabkan para pengendara tidak bisa melalui jalan
tersebut dan pengendara harus melintas di jalur yang lain.

 Penyedian trotoar yang kurang memadahi

Dengan membangun troator guna menggurangi kecelakaan pada pejalan kaki


Analisis Dan Konsep Kebisingan Jalan

kebisingan Jalan khatedral ende termasuk jalan primer sekunder, walaupun tingkat
kebisingannya rendah tetapi jika penataan bangunannya tepat maka tidak terlalu menjadi
masalah. Kondisi selain Jalan khatedral ende memiliki tingkat kebisingan yang rendah dan
hampir tidak ada karena bersebelahan dengan Puskesmas Kagok dan perumahan.

Konsep:

a. Vegetasi sebagai pereduksi kebisingan Menetralisir kebisingan dengan rambu agar


membatasi kecepatan bagi para pengendara dan mengurangi kebisingan
b. Penataan sesuai tingkat privasi Menempatkan tata masa bangunan sesuai dengan tingkat
privasinya. Semakin tinggi privasinya maka akan membutuhkan ruang yang lebih tenang.

 
KONSEP DESAIN PERUBAHAN

Jaringan jalan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasaranauntuk


memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan stabilitas nasional,serta upaya pemerataan dan
penyebaran pembangunan. Dalam dimensi yang lebih luas, jaringan jalan mempunyai peranan
yang besar dalam pengembangan suatuwilayah, baik wilayah secara nasional, propinsi, maupun
kabupaten/kota sesuaidengan fungsi dari jaringan jalan tersebut.Permasalahan di sektor
transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi di berbagai kota. Bila di suatu
wilayah perkotaan populasinya mengalami 
pertumbuhan yang cukup pesat, maka secara linier terjadi pula peningkatan jumlah
kendaraan. Hal ini disebabkan karena adanya pertumbuhan penduduk didaerah perkotaan yang
berarti semakin meningkatnya mobilitas warga masyarakat yang berakibat pada kepemilikan
kendaraan pribadi dan angkutan umum.

Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang memberikan dampak yang


cukup besar terhadap lingkungan, terutama akibat penggunaan bahan bakar fosil yang menjadi
penyebab utama terjadinya pencemaran udara terutama di daerah perkotaan. Pencemaran udara
akibat gas buang akibat lalu lintas dipengaruhi oleh volume lalu lintas, proporsi kendaraan berat,
kecepatan, dan jarak antara sumbu jalandengan titik yang di tinjau.maka dari itu di perlukan
penataan dan juga perubahan di jalan tersebut.
TUGAS BESAR

ARSITEKTUR PERILAKU

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

UNIVERSITAS FLORES

2022
NAMA KELOMPOK VIII :

 YOSEPH ROINALDO S. NETU ( 2020320693 )


 YOHANES TRISANTUS RADA ( 2020320726 )
 LEONARDUS ATA ( 2020320555 )
 DOMINGGUS DHAJO ( 2020320423 )
 OSWALDUS H. RESA ( 2020320310 )
 INOSENSIUS NGGINO ( 2020320473 )
 YOHANES JAROT LAKA ( 2019320419 )
 ACAN BABA ( 2020320015 )

Anda mungkin juga menyukai