Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “ Jenis-jenis
waterfront development “
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada matakuliah
Arsitektur Tepian Air.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini dapat
selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

- Ibu Syafriani ST., MT selaku Dosen yang telah memberikan materi pembelajaran pada
matakuliah Arsitektur Tepian Air selama masa perkuliahan.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala
kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan.
A. Latar Belakang
Penulisan makalah ini bermaksud untuk melakukan studi literatur mengenai jenis-jenis
pengembangan Waterfront baik berdasarkan tipe proyek, maupun berdasarkan fungsi. Secara
umum kawasan waterfront adalah kawasan dinamis yang berbatasan langsung dengan
kawasan air seperti sungai, air laut, danau dan badan air lainya. Sedangkan waterfront
development merupakan penataan dan pengembangan suatu kawasan waterfront itu sendiri.
Bentuk upaya pengembangan ini sangat beragam mulai dari fungsi perumahan, pelabuhan,
perdagangan komersial dan industri hingga kawasan wisata.
Menurut Nicholas Falk, 2002 ada tiga prinsip mengenai konsep waterfront city yang meliputi
daya tarik suatu tempat, integrasi antar wilayah sekitarnya, dan sumberdaya. Dalam
kesuksesan suatu kota yang waterfront,sebaiknya dapat memenuhi ketiga kriteria tersebut
sehinggadapat menjaga keseimbangan dan keberlanjutan dalam suatu pembangunan.
Urban design adalah sebuah disiplin yang membahas tentang cara merancang dan mendesain
lingkungan perkotaan agar dapat berfungsi secara efektif, berkelanjutan, dan estetis. Urban
design melibatkan berbagai elemen, termasuk ruang terbuka, jaringan transportasi,
infrastruktur, arsitektur, dan tata letak kota. Dalam melakukan desain lingkungan perkotaan,
kita perlu mempertimbangkan berbagai teori dan prinsip-prinsip urban design yang menjadi
acuan dalam merancang dan membangun kota yang baik. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai 10 teori dan prinsip-prinsip urban design yang penting untuk dipahami:
1. Prinsip Aksesibilitas
Prinsip aksesibilitas mengacu pada cara merancang dan membangun lingkungan perkotaan
yang mudah diakses oleh semua orang, termasuk orang dengan kebutuhan khusus dan orang
yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Hal ini mencakup jaringan transportasi yang baik dan
ramah lingkungan, serta infrastruktur yang mudah diakses oleh semua orang.
Salah satu contoh penerapan prinsip aksesibilitas dalam urban design adalah dengan
membangun trotoar yang lebar dan nyaman bagi pejalan kaki. Dengan demikian, orang yang
tidak memiliki kendaraan pribadi tetap bisa bergerak dengan mudah dan nyaman di
lingkungan perkotaan.
2. Prinsip Identitas
Prinsip identitas mengacu pada cara merancang dan membangun lingkungan perkotaan yang
memiliki karakter dan keunikan sendiri. Hal ini mencakup mempertahankan ciri khas
lingkungan, sejarah, dan kebudayaan, serta membangun elemen baru yang mencerminkan
identitas lokal.
Salah satu contoh penerapan prinsip identitas dalam urban design adalah dengan
mempertahankan bangunan bersejarah dan menciptakan elemen arsitektur yang
mencerminkan kebudayaan lokal. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan yang
memiliki identitas yang kuat dan unik.
3. Prinsip Daur Ulang
Prinsip daur ulang mengacu pada cara merancang dan membangun lingkungan perkotaan
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini mencakup penggunaan bahan dan sumber
daya yang terbarukan, seperti air hujan dan energi matahari, serta pengurangan limbah dan
emisi karbon.
Salah satu contoh penerapan prinsip daur ulang dalam urban design adalah dengan
membangun gedung-gedung yang ramah lingkungan dengan menggunakan material yang
mudah didaur ulang. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan membangun sistem pengolahan
air limbah yang efektif dan mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan.
4. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas mengacu pada cara merancang dan membangun lingkungan perkotaan
yang dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan penggunanya. Hal ini
mencakup tata letak kota yang fleksibel dan dapat diubah, serta bangunan yang dapat diubah
menjadi penggunaan yang berbeda.
Prinsip fleksibilitas sangat penting dalam urban design karena lingkungan perkotaan selalu
mengalami perubahan seiring waktu. Kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan dapat berubah
dan memengaruhi kebutuhan dan preferensi penggunanya. Oleh karena itu, desain lingkungan
perkotaan harus fleksibel dan dapat diadaptasi agar tetap relevan dan dapat diakses oleh
pengguna.
Tata letak kota yang fleksibel memungkinkan pengguna untuk berpindah-pindah antar
wilayah perkotaan dengan mudah. Hal ini dapat dicapai dengan membangun jaringan
transportasi yang baik dan mengoptimalkan tata letak jalan. Selain itu, lingkungan perkotaan
yang fleksibel juga harus dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengguna seperti
penyediaan ruang publik yang dapat berfungsi sebagai tempat pertemuan, rekreasi, maupun
kegiatan bisnis.
Bangunan yang fleksibel dapat diubah sesuai dengan kebutuhan pengguna yang berubah
seiring waktu. Hal ini dapat dicapai dengan membangun struktur bangunan yang modular
atau dapat dimodifikasi, serta membangun ruang yang dapat dimodifikasi dalam gedung.
Dalam mendesain bangunan, arsitek harus mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi
pengguna untuk mengoptimalkan fungsi bangunan dan memungkinkan adanya perubahan di
masa depan.
Selain itu, prinsip fleksibilitas juga dapat diterapkan dalam penggunaan lahan. Lahan kosong
dapat diubah menjadi ruang publik atau area hijau, sementara lahan yang tidak lagi
diperlukan dapat diubah menjadi zona perumahan atau zona bisnis. Hal ini dapat membantu
meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan mengoptimalkan ruang yang tersedia di
lingkungan perkotaan.
Dalam menerapkan prinsip fleksibilitas dalam urban design, kita perlu memperhatikan
beberapa faktor, seperti kebutuhan dan preferensi pengguna, ketersediaan sumber daya, dan
kebijakan pemerintah. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kita dapat
merancang dan membangun lingkungan perkotaan yang fleksibel, adaptif, dan dapat diakses
oleh semua pengguna.
Prinsip Keterkaitan: Prinsip keterkaitan mengacu pada cara semua elemen dalam lingkungan
perkotaan saling terhubung satu sama lain dan tergantung satu sama lain. Hal ini mencakup
jaringan transportasi, tata letak kota, dan lingkungan binaan, serta jaringan sosial, ekonomi,
dan lingkungan.
5. Prinsip Skala: Prinsip skala mengacu pada cara merancang dan membangun lingkungan
perkotaan agar sesuai dengan skala manusia. Hal ini mencakup ukuran jalan, lebar trotoar,
dan ukuran bangunan agar sesuai dengan kebutuhan manusia dan memberikan lingkungan
yang nyaman dan aman.
6. Prinsip Keterkaitan: Prinsip keterkaitan mengacu pada cara semua elemen dalam
lingkungan perkotaan saling terhubung satu sama lain dan tergantung satu sama lain. Hal ini
mencakup jaringan transportasi, tata letak kota, dan lingkungan binaan, serta jaringan sosial,
ekonomi, dan lingkungan.
7. Prinsip Keseimbangan: Prinsip keseimbangan mengacu pada cara merancang dan
membangun lingkungan perkotaan yang seimbang antara kepentingan sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Hal ini mencakup mempertimbangkan kepentingan masyarakat,
8. Teori kompleksitas adalah salah satu teori dalam urban design yang mengacu pada cara
merancang lingkungan perkotaan yang dapat mengakomodasi kebutuhan yang kompleks dan
beragam dari pengguna, serta mempertimbangkan berbagai faktor sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Teori ini menekankan bahwa setiap lingkungan perkotaan memiliki karakteristik
dan kebutuhan yang unik, yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan dan desain.
Dalam teori kompleksitas, penting untuk memahami bagaimana faktor-faktor sosial,
ekonomi, dan lingkungan saling berinteraksi dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang
berfungsi dengan baik. Misalnya, pengaruh lingkungan alami seperti cuaca, topografi, dan
sumber daya alam dapat mempengaruhi gaya hidup dan kebiasaan penduduk di suatu
wilayah. Selain itu, faktor ekonomi seperti kebijakan dan regulasi, pasar tenaga kerja, dan
sistem transportasi juga dapat mempengaruhi bagaimana pengguna memanfaatkan dan
berinteraksi dengan lingkungan perkotaan. Untuk mengatasi kompleksitas ini, teori
kompleksitas menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam
proses perencanaan dan desain. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat menjadi sangat penting
untuk memastikan bahwa kebutuhan dan preferensi pengguna terpenuhi, serta meminimalkan
konflik dan kegagalan dalam implementasi.
Salah satu aspek penting dari teori kompleksitas adalah penggunaan data dan informasi dalam
proses perencanaan dan desain. Data dapat membantu mengidentifikasi karakteristik dan
kebutuhan unik dari lingkungan perkotaan tertentu, sehingga memungkinkan perencana dan
desainer untuk mengembangkan solusi yang tepat. Dalam hal ini, teknologi juga dapat
berperan penting dalam mengumpulkan, menganalisis, dan memvisualisasikan data yang
diperlukan.
9. Teori komunitas adalah salah satu teori dalam urban design yang mengacu pada cara
merancang lingkungan perkotaan yang mempromosikan interaksi sosial dan kehidupan
komunitas yang sehat. Teori ini menekankan pentingnya membangun lingkungan yang
memfasilitasi interaksi sosial dan mendukung kebutuhan sosial dan psikologis penghuninya.
Dalam teori komunitas, prinsip keberagaman juga sangat penting. Merancang lingkungan
yang beragam, baik dalam hal fungsi, penduduk, maupun kegiatan dapat membantu
membangun komunitas yang inklusif dan beragam, serta mendorong interaksi sosial yang
positif dan mendukung kehidupan komunitas yang sehat.
Salah satu aspek penting dari teori komunitas adalah penggunaan desain partisipatif. Dalam
hal ini, masyarakat dan pihak-pihak terkait didorong untuk terlibat secara aktif dalam proses
perencanaan dan desain, sehingga kebutuhan dan preferensi mereka dapat terakomodasi
dengan baik.
10. Prinsip keberlanjutan adalah salah satu prinsip utama dalam urban design yang mengacu
pada desain dan pengelolaan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan. Prinsip ini didasarkan
pada ide bahwa lingkungan perkotaan harus didesain dan dikelola dengan cara yang
mempertimbangkan kebutuhan masa kini dan masa depan, baik dari segi lingkungan, sosial,
maupun ekonomi.
Dalam praktiknya, prinsip keberlanjutan dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek desain dan
pengelolaan lingkungan perkotaan, mulai dari penggunaan sumber daya alam yang efisien
hingga pengembangan transportasi berkelanjutan.
Salah satu cara untuk menerapkan prinsip keberlanjutan adalah dengan mengurangi
penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan teknologi dan sistem yang lebih
efisien, mengurangi limbah dan emisi karbon, serta memperhatikan aspek lingkungan dalam
pemilihan material dan bahan bangunan.
Selain itu, prinsip keberlanjutan juga mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi. Dalam
hal ini, lingkungan perkotaan harus dirancang dan dikelola dengan mempertimbangkan
kebutuhan masyarakat yang beragam, termasuk kelas sosial yang berbeda, dan memastikan
akses yang merata terhadap fasilitas dan layanan publik.
Prinsip keberlanjutan juga menekankan pentingnya transportasi berkelanjutan, seperti
transportasi umum, sepeda, dan pejalan kaki, yang dapat membantu mengurangi polusi udara
dan kemacetan di kota. Selain itu, pengembangan lingkungan hijau, seperti taman dan taman
kota, dapat membantu memperbaiki kualitas udara dan memberikan manfaat lingkungan
lainnya.
Dalam teori dan praktik urban design, prinsip keberlanjutan menjadi semakin penting dan
diakui sebagai bagian penting dari upaya untuk mengembangkan lingkungan perkotaan yang
berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.
Prinsip-prinsip urban desain diadopsi dalam prinsip perancangan waterfront karena
waterfront, atau tepi laut, adalah salah satu bagian penting dari kota yang terkait erat dengan
kehidupan urban. Desain waterfront yang baik dapat membantu mengembangkan dan
memperbaiki kualitas hidup masyarakat kota, serta memperkuat identitas dan citra kota
tersebut.
Beberapaa prinsip urban desain yang umumnya diadopsi dalam perancangan waterfront
meliputi:
1. Konsepuse" yang memadukan fungsi-fungsi seperti tempat tinggal, bisnis, tempat rekreasi
dan transportasi dalam satu kawasan yang terintegrasi. Konsep ini memastikan bahwa
waterfront bukan hanya tempat yang digunakan secara sporadis, namun juga sebagai pusat
kegiatan kota.
2. keberlanjutan yang menjaga agar perancangan waterfront memperhatikan lingkungan dan
masyarakatnya dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan memperkuat
hubungan antara kawasan waterfront dan lingkungan sekitarnya.
3. Prinsipota yang menentukan tata letak, skala, dan hubungan antara elemen-elemen kota
seperti jalan raya, bangunan, dan ruang publik.
4. Prinsip aksesibilitas yang memungkinkan masyarakat untuk mudah mengakses waterfront
dan memanfaatkannya.
5. Prinsip identitas lokal yang mengakui dan memperkuat karakteristik unik dari kota dan
lingkungannya.
B. Identifikasi jenis-jenis pengembangan waterfront
Pengembangan waterfront dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya, yaitu:
1. Fungsi Rekreasi: Pengembangan waterfront dengan fungsi rekreasi bertujuan untuk
menciptakan area publik yang menarik bagi masyarakat untuk bersantai, berolahraga, atau
menikmati pemandangan alam. Contoh proyek pengembangan waterfront dengan fungsi
rekreasi antara lain taman publik, lapangan olahraga, jogging track, arena bermain anak,
tempat piknik, dan sebagainya.
2. Fungsi Komersial: Pengembangan waterfront dengan fungsi komersial bertujuan untuk
menciptakan area publik yang memungkinkan untuk berbisnis atau berbelanja. Contoh
proyek pengembangan waterfront dengan fungsi komersial antara lain pusat perbelanjaan,
toko, restoran, hotel, dan sebagainya.
3. Fungsi Industri: Pengembangan waterfront dengan fungsi industri bertujuan untuk
menciptakan area industri yang memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya. Contoh
proyek pengembangan waterfront dengan fungsi industri antara lain pelabuhan, pabrik
pengolahan ikan, dan sebagainya.
4. Fungsi Transportasi: Pengembangan waterfront dengan fungsi transportasi bertujuan untuk
memperbaiki sistem transportasi di sekitar daerah tepi air. Contoh proyek pengembangan
waterfront dengan fungsi transportasi antara lain pelabuhan, terminal feri, dan jalur sepeda.
5. Fungsi Perumahan: Pengembangan waterfront dengan fungsi perumahan bertujuan untuk
menciptakan area hunian yang menarik bagi masyarakat. Contoh proyek pengembangan
waterfront dengan fungsi perumahan antara lain apartemen, kondominium, dan rumah-rumah
mewah di sepanjang tepi air.
6. Fungsi Pariwisata: Pengembangan waterfront dengan fungsi pariwisata bertujuan untuk
menciptakan kawasan wisata pantai yang menarik bagi wisatawan. Contoh proyek
pengembangan waterfront dengan fungsi pariwisata antara lain hotel, resort, dan tempat
wisata alam.
Dalam praktiknya, beberapa jenis pengembangan waterfront di atas dapat dikombinasikan
untuk mencapai tujuan yang lebih luas dan holistik dalam mengembangkan kawasan pesisir.
Dikutip dari konsep pengembangan kawasan waterfront UNS, berdasarkan tipe proyek
waterfront dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Konservasi
Adalah penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada sampais ini dan menjaganya agar
tetap dinikmati masyarakat.
2. Pembangunan kembali (redevelopmemt)
Adalah upaya menghidupkan kembali fungsi-fungsi waterfront lama yang sampai saat ini
masih digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan mengubah atau membangun kembali
fasilitas-fasilitas yang ada.
3. Pengembangan (development)
Adalah usaha menciptakan waterfront yang memenuhi kebutuhan kota saat ini dan masa
depan dengan cara mereklamasi pantai.

C. Contoh-contoh pengembangan waterfront


Contoh untuk pengembangan waterfront berdasarkan fungsi
1. Hafen City, Hamburg, Germany

Hamburg in 1150
Sejarah bangunan pertama di kota ini yaitu sebuah kastil yang diperintahkan oleh Kaisar
Charlemagne pada tahun 808 M. Burg pada nama Hamburg berarti Benteng atau kastil,
sedangkan istilah Hamma sendiri tetap tidak pasti.
Fasilitas
Fasilitas kesehatan: memiliki 54 rumah sakit. Pusat Medis Universitas Hamburg-Eppendorf ,
dengan sekitar 1.736 tempat tidur, memiliki sekolah kedokteran yang besar. Ada juga rumah
sakit swasta yang lebih kecil. Pada 1 Januari 2011 ada sekitar 12.507 tempat tidur rumah
sakit. [139] Kota ini memiliki 5.663 dokter praktek swasta dan 456 apotek pada tahun
2010. Pusat transportasi utama: memiliki pelabuhan di sungai Elbe, stasiun Baumwall di Han
urg U-Banh, Jembatan dan terowongan menghubungkan bagian utara dan selatan kota,
Bandara Hamburg, dan jalur kereta angkutan massal.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan:
Ramah lingkungan: Desain waterfront Haven City Hamburg menempatkan keberlanjutan
lingkungan sebagai prioritas utama, termasuk menggunakan energi terbarukan,
meminimalkan limbah, dan mempertahankan area hijau.
Koneksi air: Salah satu keunggulan proyek ini adalah integrasi air ke dalam desainnya,
dengan mengembangkan kanal baru dan memperluas akses ke sungai dan pelabuhan.
Kekurangan :
Harga pembangunan proyek ini mahal dan membutuhkan investasi besar-besaran.Kemacetan:
Diperkirakan bahwa proyek ini akan meningkatkan jumlah lalu lintas di kawasan tersebut,
yang dapat menyebabkan kemacetan dan masalah mobilitas yang lebih besar. Pembangunan,
Proyek ini dapat membutuhkan penggusuran warga lokal dan infrastruktur yang ada, yang
dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan protes dari masyarakat setempat.
Gentrifikasi,Perkembangan kawasan ini yang cepat dapat menyebabkan gentrifikasi, yang
dapat mengurangi aksesibilitas dan keragaman sosial di kawasan tersebut. Secara
keseluruhan, proyek waterfront Haven City Hamburg memiliki potensi untuk menjadi
kawasan perkotaan yang menarik dan ramah lingkungan, namun perlu mempertimbangkan
dan mengatasi kekurangan-kekurangannya agar tidak mempengaruhi lingkungan dan
masyarakat sekitar.

2. Darking Harbour, Sydney, New South Wales, Australia

Darling Harbour 1900


Darling Harbour adalah rumah bagi sejumlah fasilitas umum dan tempat wisata besar, yaitu:
 Sydney Entertainment Centre
 Paddy's Market
 Sydney's Chinese Gardens
 Tumbalong Park
 Sydney Convention and Exhibition Centre
 Australian National Maritime Museum (berisi kapal museum termasuk HMAS
Vampire)
 Star City Casino
 Powerhouse Museum
 Sydney Aquarium
 LG IMAX Theatre - layar terbesar di dunia
 Sydney Wildlife World
 Aboriginal Centre
 Sega World Sydney (ditutup tahun 2000)
Kekurangan dan Kelebihan
Sebagai sebuah proyek pembangunan yang kompleks, perancangan waterfront Darling
Harbour Sydney, Australia pasti memiliki beberapa kekurangan. Beberapa kekurangan yang
dapat dicatat antara lain:
1. Ketergantungan pada pariwisata: Pembangunan waterfront Darling Harbour terfokus pada
pengembangan pariwisata, yang mungkin dapat mengakibatkan ketergantungan pada industri
pariwisata. Jika industri ini mengalami penurunan, proyek ini mungkin tidak dapat bertahan
dalam jangka panjang.
2. Kepentingan bisnis yang dominan: Pembangunan waterfront Darling Harbour didorong
oleh kepentingan bisnis yang dominan. Ini mungkin mengakibatkan tidak terpenuhinya
kebutuhan masyarakat lokal dan lingkungan, serta memunculkan konflik antara kepentingan
bisnis dan kepentingan publik.
3. Kekurangan ruang terbuka hijau: Meskipun terdapat beberapa ruang terbuka hijau,
jumlahnya terbatas. Hal ini mungkin tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan rekreasi dan
kegiatan luar ruangan, terutama bagi warga lokal yang menginginkan tempat berkumpul di
luar ruangan.
4. Masalah transportasi: Sebagai proyek yang terletak di pusat kota, aksesibilitas ke
waterfront Darling Harbour mungkin menjadi masalah yang signifikan, terutama selama jam
sibuk. Kendaraan pribadi mungkin sulit untuk diparkir, dan transportasi umum mungkin
terbatas.
5. Dampak lingkungan: Pembangunan waterfront Darling Harbour mungkin memiliki
dampak yang signifikan pada lingkungan, seperti pencemaran udara dan air. Dalam jangka
panjang, ini dapat merusak ekosistem lokal dan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar
area tersebut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa proyek waterfront Darling Harbour Sydney memiliki
manfaat yang signifikan, termasuk menghidupkan kembali area kota yang terlantar,
meningkatkan pariwisata, dan menciptakan peluang ekonomi baru

3. The Cheonggyecheon Canal in Seol


Before (a) and after (b) Cheonggye Expressway (Seattle Urban Mobility Plan, 2008)

Fasilitas
The Cheonggyecheon Canal di Seoul adalah sebuah proyek rekonstruksi lingkungan kota
yang menampilkan sejumlah fasilitas publik yang menarik, di antaranya:
 Jembatan pejalan kaki: Ada beberapa jembatan pejalan kaki yang melintasi sungai
Cheonggyecheon, termasuk Jembatan Gwanggyo, Jembatan Hwanghak, dan Jembatan
Samil.
 Jalur sepeda: Terdapat jalur sepeda yang berkelok-kelok mengikuti aliran sungai.
Jalur ini sangat populer di antara warga Seoul dan wisatawan.
 Area hijau: Sejumlah area hijau telah dibangun di sepanjang sungai. Ada taman-taman
kecil, tempat duduk, dan beberapa area terbuka di mana pengunjung dapat bersantai
sambil menikmati pemandangan sungai.

 Air terjun: Terdapat air terjun buatan yang mengalir di beberapa titik di sepanjang
aliran sungai.
 Panggung terbuka: Ada panggung terbuka yang sering digunakan untuk pertunjukan
musik dan acara budaya.
 Sistem pencahayaan: Sejumlah lampu LED ditempatkan di sepanjang jalur sungai,
yang menciptakan suasana yang indah saat malam hari.
 Area bersantai: Ada beberapa area bersantai di sepanjang aliran sungai, termasuk
beberapa restoran, kafe, dan tempat duduk.
 Pemandangan kota: Selain pemandangan alami, The Cheonggyecheon Canal juga
menawarkan pemandangan kota Seoul yang menakjubkan, terutama saat malam hari.
Ini hanya beberapa contoh fasilitas yang tersedia di The Cheonggyecheon Canal di Seoul.
Selain itu, terdapat juga beberapa fasilitas lainnya seperti museum dan pusat informasi
wisata.
Kelebihan dan Kekurangan
Cheonggyecheon (“aliran lembah jernih”) gambar di atas adalah bekas jalur air musiman
dipusat kota Seoul, Korea Selatan dan jatuh ke Sungai Han. Antara tahun 1958 dan 1976,
sungai tertutup dan Jalan Cheonggye dan Jalan Tol Elevated dibangun di atasnya. Perhari,
jumlah lalu lintas gabungan di kedua jalan adalah sekitar 168.000 kendaraan dan sungaiterus
ada sebagai saluran limbah (Seattle Urban Mobility Plan, 2008; Önen, 2007).Menurut
Martires (2007), Pemerintah Metropolitan Seoul (2009) tujuan Proyekadalah sebagai berikut:
 Penciptaan ruang kota yang ramah lingkungan,
 Pemulihan sejarah dan budaya Seoul,
 Solusi untuk masalah keamanan struktur yang memburuk di atas Cheonggyecheon,
 Pembangunan regional yang seimbang antara utara dan selatan Seoul,n ueningkatkan
kualitas air kota,
 Merangsang pertumbuhan ekonomi.
Ada dua masalah yang terkait dengan penerapan Proyek. Salah satu masalahnya adalah
menjadi kemacetan hidup di Seoul Utara dengan penggantian jalan yang berada di posisi
utama pembuluh darah. Dan yang lainnya aliran tertutup kering kecuali selama bulan-bulan
musim panas (Önen, 2007).Antara tahun 2003 dan 2005, jalan raya dihapus dan sungai pulih.
Akibatnya,masalah kekeringan diselesaikan dengan membawa air dari Sungai Han dan
kedalaman air 40 cm. Aliran adalah bagian tengah dari taman linier sepanjang 5,8 km. Baru
dua jalur, jalan satu arah di setiap sisi taman (Önen, 2007; Seattle Urban Mobility Plan, 2008)

D. Ide dan pendapat pribadi mengenai contoh pengembangan waterfront yang telah
disebutkan

Setelah melakukan studi literatur dari ke 3 objek di atas, salah satu jenis pengembaangan
waterfront yang terpilih yaitu “The Cheonggyecheon Canal in Seol”. Alasan memilih kota ini
adalah karna prinsip pengembangan waterfront mengutamakan desain yang ramah
lingkungan, menghidupkan kembali jalur sungai menjadi tempat pejalan kaki sekaligus
tempat rekreasi ditengah-tengah padatnya kota. Adapaun ide yang menurut saya layak untuk
pengembangan jenis waterfront tersebut yaitu dengan penataan sirkulasi transportasi dan
pejalan kaki dan juga tetap mempertahankan area terbuka hijau.
E. Kesimpulan
Waterfront adalah kawasan dinamis yang berbatasan langsung dengan kawasan air seperti
sungai, air laut, danau dan badan air lainya. Sedangkan waterfront development merupakan
penataan dan pengembangan suatu kawasan waterfront itu sendiri.
Urban design adalah sebuah disiplin yang membahas tentang cara merancang dan mendesain
lingkungan perkotaan agar dapat berfungsi secara efektif, berkelanjutan, dan estetis. Urban
design melibatkan berbagai elemen, termasuk ruang terbuka, jaringan transportasi,
infrastruktur, arsitektur, dan tata letak kota.
Jenis-jenis pengembangan waterfront terbagi atas 2 yaitu berdasarkan tipe proyek dan
berdasarkan jenis. Berdasarkan fungsi meliputi fungsi rekreasi, komersial, industri,
perumahan, dan parawisata. Sedangan berdasarkan tipe proyek terdiri dari 3 jenis yaitu;
konsevasi, redebelopment dan development.
Beberapaa prinsip urban desain yang umumnya diadopsi dalam perancangan waterfront
meliputi:
1. Konsepuse" yang memadukan fungsi-fungsi seperti tempat tinggal, bisnis, tempat rekreasi
dan transportasi dalam satu kawasan yang terintegrasi.
2. Keberlanjutan yang menjaga agar perancangan waterfront memperhatikan lingkungan dan
masyarakatnya dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan memperkuat
hubungan antara kawasan waterfront dan lingkungan sekitarnya.
3. Prinsipota yang menentukan tata letak, skala, dan hubungan antara elemen-elemen kota
seperti jalan raya, bangunan, dan ruang publik.
4. Prinsip aksesibilitas yang memungkinkan masyarakat untuk mudah mengakses waterfront
dan memanfaatkannya.
5. Prinsip identitas lokal yang mengakui dan memperkuat karakteristik unik dari kota dan
lingkungannya.

Daftar Pustaka

https://en.wikipedia.org/wiki/Hamburg
https://id.wikipedia.org/wiki/Darling_Harbour
https://sg.docworkspace.com/l/sIDL2i82FAae9uJ8G?sa=e1&st=0t
http://dx.doi.org/10.5772/55759

Anda mungkin juga menyukai