Anda di halaman 1dari 15

BANGUNAN MULTIFUNGSI (MIXED USE) DI MEDAN

(APARTEMEN DAN KANTOR SEWA)

Penyusun :
GOPINDO SEMBIRING(160320010)

Dosen Pembimbing :
SHANTY SILITONGA,ST,MT.

Mata Kuliah :
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 04

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
2018/2019
BANGUNAN MULTIFUNGSI (MIXED USE) DI MEDAN
(APARTEMEN DAN KANTOR SEWA)
Pendekatan Arsitektur Hemat Energi

1. LATAR BELAKANG

1.1. Prospek Bangunan Multifungsi(Mixed Use) di Medan


Pada era perubahan dan informasi pada saat ini manusia dituntut untuk
bergerak cepat, praktis, efisien dan cenderung instan. Kota Medan akhir-akhir
ini menunjukkan sebuah perubahan menuju pada era tersebut, dan tidak lama
lagi akan memiliki gaya hidup Urban yang kondang dengan pragmatisnya itu.
Menjamurnya bangunan tinggi dikota Medan merupakan salah satu indikasi
dari perubahan kota Medan yang semakin maju. Dengan bertambah majunya
sebuah kota akan berimbas pada perilaku dan kegiatan masyarakat yang
bertambah komplek.
Dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan berimbas ke
semua aspek terutama penyediaan lahan menyebabkan kebijakan baru
pemerintah Kota Medan mengenai pendirian bangunan tinggi khususnya
didaerah Central Bussines District ( CBD ) ditujukan untuk pemaksimalan
penggunaan lahan dan karena permintaan lahan yang cukup tinggi dan
meningkat dari tahun ke tahun pada daerah tersebut. Selain dari pertambahan
penduduk urban yang tak terkontrol ada faktor lain yang mempengaruhi
Kemacetan, diantaranya yaitu Manajemen perkotaan yang kurang baik dan
fungsi fasilitas perkotaan yang tidak terintegrasi.
Berdasarkan data dan fakta diatas, kota Medan mengalami
permasalahan yang cukup kompleks dan mengakibatkan efek Domino maka
solusi atas permasalahan yang terjadi di kota Medan ini salah satunya adalah
dengan Bangunan Multifungsi. Dengan direncanakannya Mix-use building (
bangunan Multifungsi ) yang basicnya mengintegrasikan dan mensinergikan
beberapa fungsi fasilitas dalam satu tempat diharapkan mampu mengurangi
masalah perkotaan ini.
1.2. Konsep Bangunan Multifungsi(Mixed Use) Hemat energi
Kesadaran terhadap lingkungan menjadi pertimbangan perancangan
bagi seorang arsitek. Bangunan yang direncanakan harus mampu selaras
dengan lingkungan. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan
menggunakan konsep arsitektur hemat energi. Dari segi ekonomi, apartemen
sebagai hunian vertikal, mall sebagai pusat perdagangan dan kantor sewa
yang bergerak dalam bidang perkantoran yang bersifat komersial harus
mampu meraih keuntungan sejak awal perencanaan sampai tahap pemakaian.
Dalam tahap awal perlu dipersiapkan konsep bangunan yang menarik dan
promosi awal agar konsumen melirik bangunan yang ditawarkan. Sedangkan
dalam tahap selanjutnya konsep hemat energi pada bangunan dapat
diterapkan untuk meraih keuntungan ekonomi.
Sedangkan untuk saat ini Pemerintah kota Medan didalam
pelaksanaannya didalam mengembangkan konsep Hemat Energi baru sebatas
segi teknis (bangunan Sudah dalam beroperasi) sedangkan didalam
perencanaan bangunan-bangunan yang ada di Medan belum terjamah oleh
Pemerintah kota Medan. Hanya didalam skala Makro perkotaan dan
lingkungan kota Medan mulai merambah konsep Hemat Energi. hal ini
diwujudkan dalam semakin maraknya pembuatan taman kota. Hal ini
merupakan sebuah peluang yang cukup bagus dan diperkirakan akan
disambut positif baik oleh pemerintah kota Medan maupun masyarakat dengan
direncanakannya konsep bangunan hemat Energi.
1.3. Prospek Hemat Energi di Medan
Di Indonesia Konsep Hemat energi secara umum Sudah mulai di
galakkan sejak isu krisis energi melanda dunia, banyak kota-kota besar di
Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, yang mulai merintis konsep Bangunan
hemat energi, mulai dari konsep, Pelaksanaan, sampai pengoperasian
bangunan, seperti GRHA Pangeran di surabaya yang di arsiteki oleh Jimmy
Priatman. Pemerintah mendukung sepenuhnya dengan mengeluarkan
Peraturan yang menyangkut perlu digalakkannya hemat energi. Di kota Medan
sendiri hemat energi baru-baru ini mulai dicanangkan namun belum ada satu
bangunan pun yang memiliki konsep hemat Energi pada tahap pembuatan
konsepnya, sehingga prospek Hemat energi dikota Medan ini sangat bagus
(Sangat Prospektif ).
2. PRIORITAS MASALAH
1. Bagaimana merencanakan dan merancang konsep desain bangunan
multifungsi dengan konsep hemat energi?
2. Bagaimana merencanakan dan merancang konsep desain bangunan
multifungsi dengan berbagai fungsi fasilitas di dalamnya dan fasilitas
pendukungnya?

3. TUJUAN PERANCANGAN
1. Perencanaan site dan orientasi massa bangunan yang tepat sesuai
dengan keadaan iklim tropis sehingga bangunan tidak memerlukan energi
terlalu besar untuk menciptakan kondisi nyaman didalam bangunan.
Penentuan lokasi bagi bangunan multifungsi tersebut sehingga
keberadaannya sesuai dengan fungsi kawasan dan kegiatan didalamnya
bisa menunjang kegiatan kawasan di sekitarnya.
2. Perencanaan dan perancangan konsep desain bangunan multifungsi
dengan mengatur fasilitas yang mampu selaras dengan keadaan sirkulasi
ruang dan keadaan ruang tanpa mengurangi kenyamanan pengguna.
Kebutuhan ruang direncanaan secara detail karena sangat penting untuk
perencanaan fasilisitas di dalam gedung dan nantinya dapat diatur sesuai
dengan perencaan konsep hemat energi.

4. SASARAN PENGGUNA
4.1 Apartemen
Sasaran pengguna Apartemen adalah para pendatang dan pebisnis
yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas yang berasal dari kota Medan
maupun dari luar kota Medan serta dari mancanegara yang membutuhkan
apartemen. Mereka menginginkan akomodasi yang baik dan pelayanan yang
baik.

4.2 Kantor Sewa

Sasaran Kantor Sewa adalah seluruh pendatang dan pebisnis kota


Medan yang ingin membuat usaha dengan menyewa kantor yang membutuhkan
akomodasi yang baikdan pelayanan yang baik.
5. TINJAUAN PUSTAKA
5.1.Tinjauan Uumu Bangunan Multifungsi
a. defenisi
Bangunan multifungsi atau yang sering disebut mixed-use building
muncul dari perilaku masyarakat urban yang senantiasa cenderung
membutuhkan adanya kemudahan-kemudahan dalam setiap aktifitas
kehidupannya, yang memiliki mobilitas cukup tinggi, praktis, efektif dan efisien.
kondisi ini tercermin dalam beberapa fasilitas yang kian beragam di kota-kota
besar yang menampilkan adanya penyatuan beberapa aktifitas manusia dalam
satu wadah atau bangunan.
b. sejarah perkembangan
Sejarah perkembangan dari Bangunan Multifungsi tersebut dimulai pada
zaman industri, dimana perencanaan kota mulai difokuskan pada pencapaian
yang mengharapkan suatu kondisi lingkungan untuk berdiam dan bekerja yang
lebih baik. Seperti slogan yang ditulis oleh Eliel Saringen “ the cities an open
book in which to reah aims ambitions “ dan pada abad 19 lahirlah doktrin
tentang fungsional city dari ebnezer Howard. Konsep tersebut merupakan awal
bentukan perencanaan bangunan multifungsi atau mixed use building. Pada
kota-kota modern faktor waktu dan efisensi penggunaan tempat menentukan
pertimbangan perencanaan kota, demikian azas pemanfaatan tanah secara
efisien ( land consuming concept ) . kemudian aplikasi memecahkan masalah
tertsebut, di kota manhattan, dibangunlah Rockefeler centre yaitu suatu
bangunan yang berskala modern yang diterapkan pada pusat kota yang padat.
Bangunan ini dibangun berdasarkan konsep multifungsi atau mixed-use
yang berada pada satu bangunan. Konsep diatas merupakan alternatif
pemecahan yang ideal untuk kota modern, yanmg mana didalamnya terbentuk
keterpadatran wadah dan fungsi bangunan dengan tuntutan keefektifan
aktifitas manusia. Dengan demikian bangunan multifungsi telah berusaha
menjawab tentang perencanaan kota yang kompleks, dengan keterpaduan
kegiatan yang saling berdekatan dan mempunyai nilai lebih pada satu
bangunan dengan efektifitas dan efisiensi pengoperasian kegiatan menjadi
sangat besar.
Berdasarkan sejarahnya, adanya bangunan multifungsi didasari atas motivasi-
motivasi sebagai berikut :
 Peningkatan nilai guna sarana dan prasarana perkotaan melalui
penggabungan dan pengaturan berbagai fungsi non kontradiktif ke
dalam matriks ruang dan waktu yang terpadu.
 Pengguanan ruang secara maksimum untuk luasan permukaan tanah
yang terbatas atau efisiensi tata guna lahan.
 Kemudahan komunikasi serta kelancaran pertukaran barang, jasa, dan
pemikiran.
 Pendeknya jarak anatara berbagai fungsi dan aktifitas, untuk
mengurangi beban pemborosan transportasi kota akibat mobilisaasi
yang tinggi.
 Penghapusan segregasi sosial yang berlandaskan pada perbedaan
tingkat ekonomi dan status sosial
 Pencapaian keseimbangan antara ekspresi kebutuhan dan aspirasi
manusia dengan lingkungan fisik dan mekanik yang melayani kebutuhan
hidupnya.

c. karakter bangunan multifungsi


Bangunan multifungsi yang berorientasi pada pengertian fungsional
komplek dengan perencanaan yang menerapkan mega struktur. Dalam
pengertian yang lebih luas dapat terdiri dari beberapa struktur . massa dengan
keterkaiatan integritas dan sistem. Ciri dari keberadaan struktur ini terletak
pada fungsi yang mudah dikenali dan menjadi sebutan bagi bangunan tersebut.
misalnya sebagai pusat kebudayaan yang didalamnya berkaiatan dengan funsi
residensial dan komersial, seperti Boston Art Complex. Dalam perkembangan
bentuk fisik, suatu bangunan multi fungsi deewasa ini perencanaannya
dialokasikan pada lahan dengan pemanfaatan lahan secara intensif. Masa
bangunan yang terjadi merupakan massa bangunan yang besar hal ini seakan
sudah menjadi dasar filosofi dari bangunan multifungsi tersebut.
5.2. Teori Tentang Apartemen dan Kantor Sewa
5.2.1. Apatemen
a. defenisi apartemen
Apartemen adalah suatu struktur bentuk bangunan yang terdiri dari
bangunan bertumpuk-tumpuk atau beberapa unit tempat tinggal. Rumah
tinggal apartemen adalah suatu bentuk tempat tinggal bersama cocok untuk
keperluan tempat tinggal bagi orang banyak pada suatu daerah yang terbatas
tanahnya. Suatu bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan, tempat tinggal,
apartemen juga mempertimbangkan efisiensi, keindahan (apartemen yang
dilengkapi dengan taman, apartemen hotel). Apartemen adalah merupakan
kamar atau beberapa kamar dalam (ruang) yang diperuntukkan sebagai tempat
tinggal terdapat dalam satu bangunan.
b. Tipe-Tipe Apartemen
1. Jenis satu tempat tidur, biasanya ditempati eksekutif muda yang rata-rata
belum berkeluarga ataupun menjadikan apartemen tersebut sebagai rumah
keduanya dan berasal Bari daerah lain, sehingga aparteman tersebut hanya
sesekali ditempati sebagai tempat singgah. Rata-rata umur penyewa
berkisar antara 27-40 tahun.

Gambar 1. Apartemen type satu tempat tidur


Sumber: www.pavillionpark.com
2. Dua tempat tidur, biasanya ditempati bagi pasangan muda maupun
keluarga kecil dengan anak yang masih balita. Rata–rata umur penyewa
berkisar antara 30-39 tahun.
Gambar 2. Apartemen type dua tempat tidur
Sumber : : www.pavillionpark.com
3. Tiga tempat tidur, biasanya disiapkan bagi keluarga kecil dengan satu
ataupun dua anak. Rata – rata umur penyewa antara 40-50 tahun.

Gambar 3. Apartemen type tiga tempat tidur


Sumber : www.pavillionpark.com
5.1.2. Kantor Sewa
a. Defenisi kantor sewa
Kantor sewa adalah wadah yang digunakan untuk menampung kegiatan
manusia secara berkelompok, dengan sifatnya yang administratif serta
melembaga dalam satu bentuk usaha yang komersial, dengan cara
menyewakan lantai atau ruang kepada pihak yang memerlukan demi
kelancaran usaha dalam mencapai tujuan. ( Drs. AK.Ramlie R.
Mertawijaya,Strategi pengendalian Administratif Perusahaan ).
b. fungsi, sifat , karakter dan peranan kantor sewa
 Fungsi
Sebagai kantor sewa. Merupakan bangunan pelayanan umum dalam bidang
jasa usaha yang bertugas mencari keuntungan
 Sifat
Formil dan teratur sebagai bangunan bisnis dengan cara menyewakan ruang-
ruang kantor
 Karakter
Merupakan bangunan pelayanan umum dengan tingkat kesibukan yang relatif
tinggi dan kontinue, serta menuntut sistem kegiatan yang lancar. Sebagai
wadah kegiatan perkantoran, menuntut adanya karakter bangunan yang
Representatif, Komersial dan tetap memperlihatkan kejelasan fungsi
didalamnya.
 Peranan
Dalam kedudukan sosial,ekonomi dan kultural masyarakat dapat ditinjau dari
beberapa segi :
- Sosial
membentuk interaksi sosial antara golongan masyarakat berbagai tingkat
stratifikasi dalam suatu wadah kegiatan
- Ekonomi
membuka kesempatan kerja bagi masyarakat banyak akibat timbulnya
kegiatan tersebut. Juga dapat menopang perekonomian kota.
- Budaya
Berkembangbya kebudayaan masyarakat sejalan dengan perkembangan
dunia usaha yang dapat menjadi pusatinformasi sekaligus hasil produksi dari
perusahaan yangmenyewanya.
c. macam-macam kegiatan kantor sewa
Sebagai bentuk usaha sejenis, Kantor sewa dimana kantor-kantor yang
menyewa dan menempati disitu terdiri dari satu kelompok usaha sejenis
1. Sebagai bentuk usaha campuran, kantor sewa yang menyewakan ruang
kantor kepada perusahaan dari berbagai macam usaha.
2. Bangunan kantor adalah bangunan atau bagian dari bangunan yang
diperuntukkan bagi maksud-maksud pengurusan administratif ataupun
perdagangan ( tetapi bukan toko, gudang atau pabrik )dan termasuk
gedung bank, Studio pemancar, gedung kantor, gedung pasar bursa
dan bagian-bagian perkantoran tiap kelas penggunaan / penghuninya.
3. Sebagai perusahaan kantor sewa selaku pengoperasi.Melaksanakan
tugas administratif sehari-hari, termasukpemeliharaan gedung dan
servis untuk para penyewa. Sebagaipusat informasi dengan
memberikan nama-nama dan lainsebagainya dari perusahaan yang ada
disana.
4. Sebagai pusat kegiatan bisnis
Wadah kegiatan transaksi, pertemuan dengan klien atau relasi serta
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan dunia bisnis.

6. STUDI BANDING
Sentraland Semarang

Sumber : http://ari-sentraland.agenproperti.com/1098797/
Sentraland Semarang adalah salah bangunan mixed use di kota
Semarang yang memiliki fungsi yaitu apartemen dan kantor sewa. Terletak di
jalan.Ki. Mangunsarkoro no.36 Semarang Jawa Tengah. Sentraland Semarang
ini dapat menjadi studi banding karena sesuai dengan perancangan yang akan
saya buat.
7. METODE PERANCANGAN
7.1. Tujuan Perancangan
7.2. Konsep

Perancangan apartemen dan kantor sewa ini diharapkan dapat menjadi


hunian dan kantor yang nyaman aman dan mudah dijangkau masyarakat kota
Medan. Dengan pendekatan arsitektur hemat energi maka konsep yang akan
diterapkan dalam perancangan apartemen dan kantor sewa.
7.3. Studi Banding

Mencari studi kasus yang sama seperti pada perancangan untuk


membantu dalam mengidentifikasi beberapa aspek penting dalam
perancangan apartemen dan kantor sewa, seperti aspek fungsi yang berkaitan
dengan tata guna lahan dan ruang, dan aspek-aspek lainnya.

7.4. Analisa

Analisis menjadi tahap penting dalam proses perencanaan. Dalam


perancangan apartemen dan kantor sewa ini memperhatikan analisa fisik dan
non fisik sebagai sasaran utama, mulai dari aspek fungsi dan kegiatan, aspek
pengguna, besaran ruang, potensi tapak dan kawasan, kondisi eksisting serta
aspek social, budaya dan teknologi.

7.5. Pradesain
7.6. Desain

8. TEMA YANG DIANGKAT


Tema: Apartemen dan Kantor Sewa Dengan Pendekatan Arsitektur Hemat
Energi.

8.1. Defenisi Arsitektur Hemat Energi


Arsitektur hemat energi (Energy-Efficient Architecture) adalah Arsitektur
yang berlandaskan pada pemikiran "meminimalkan penggunaan energi tanpa
membatasi atau merubah fungsibangunan, kenyamanan maupun produktivitas
penghuninya dengan memanfaatkan rains dan teknologi mutakhir secara aktif.
Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antarasistim tata
udara buatan alamiah, sistem tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara
metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi.

8.2. Situasi Energi di Dunia Arsitektural Indonesia


Di Indonesia konsumsi energi primer (minyak tanah) masih banyak
digunakan untuk keperluan memasak, namun melihat kian tingginya Iaju
penggunaan energi listrik (7%) dengan asumsi bahwa 50% dari kebutuhan
energi listrik terserap pads sektor bangunan, maka sektor rumah tinggal
berperan besar dalam mengkonsumsi listrik balk untuk keperluan penerangan,
peralatan rumah tangga maupun untuk pengkondisian ruang (sistim HVAC).
Pola konsumsi energi untuk sektorbangunan komersial dapat diwakili dari hasil
penelitian penggunaanenergi untuk gedung perkantoran ASEAN, dimana 50-
60% untuk sistimAC, 30% untuk tata cahaya clan sisanya untuk peralatan
mesin lainnya(elevator,pompa air, STP Plant clan sebagainya). Bertitik tolak
dari distribusi pola penggunaan energi untuk sektor tersebut diatas. maka
tujuan utama clan penghematan energi dapat difokuskan pads sistim tata udara
maupun tata cahaya dimana keberadaan bangunanmemainkan peran yang
sangat penting.
8.3. Strategi Desain Bangunan Hemat Energi
Peranan bangunan adalah sebagai tempat bernaung (shelter) manusia
dari pengaruh cuaca clan iklim di lingkungannya. Oleh karenaitu keberadaan
bangunan secara menyeluruh perlu diperhatikan, mulai dari aspek kekokohan
(struktur), aspek kenyamanan (sistim kenyamanan yang handal) clan aspek
estetika (arsitektur). Disain Sadar Energi memadukan antara kebutuhan akan
kenyamanan dalam tatanan arsitektur yang balk sehingga dapat mencapai nilai
tambah (added value) yang diharapkan. Supaya bangunan dapat berperan
dengan balk sebagai filter lingkungan, berikut beberapa pemikiran yang akan
menjadi konsep dasar Desain Sadar Energi.

 Untuk mencapai kenyamanan termal didalam ruang, maka bangunan harus


dirancang sedemikian rupa untuk dapat mengontrol perolehan panas
matahari sesuai dengan kebutuhannya.Diperlukan strategi pendinginan dan
pen urunan kelembaban ,mengingat temperatur luar rata rata di Indonesia
DBT=28-35 ° C dengan kelembaban relatif RH= 80-100%.
 Untuk mencapai kenyamanan visual didalam ruang, maka bangunan harus
dirancang untuk mengontol strategi optimasi penerangan alamiah ( daylight
strategy) mengingat illuminasi luar rata-rata di Indonesiamencapai E =
10.000 Lux·
 Kontrol Lingkungan Pasif dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal
maupun visual dengan memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat yang
dikontrol dengan elemen elemen bangunan (atap, Dinding, lantai , pintu,
jendela,aksesori,lansekap ) yang di rancang tanpa menggunakan energi
listrik.
 kontrol lingkungan aktif dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal
maupun visual dengan memanfaatkanpotensi iklim yang ada dan dirancang
dengan bantuan teknologi maupun inst rumen yangmenggunakan energi
(listrik).
 Kontrol Lingkungan Hibrid dilakukan untuk mencapaikenyamana thermal
dengan kombinasi aktif dan pasif untuk memperoleh kinerja bangunan yang
maksimal·
 Untuk mencapai sasaran penghematan energi yang optimal, maka prioritas
utama adalah kontrol pasif, lalu disusulkontrol hibrid dan kontrol aktif
sebagai pilihan akhir.

9. LOKASI SITE

Lokasi terletak di jalan Ringroad Medan,Sumatera Utara dekat dengan Manhattan


Times Square. Dengan luas total site 13.775 m2.
Sebelah Utara : Lahan kosong.
SebelahTimur : Hotel Syariah.
Sebelah Selatan: Cafe Mommy.
Sebelah Barat : Pemukiman warga.

Deskripsi Tapak :
- Berada di jalan utama Lintas Sumatera Utara.
- Merupakan lahan kosong yang dikelilingi sebagian oleh permukiman warga.
- Akses jalan melalui jalan Lintas ringroad.
- Tapak berada pada kawasan padat penduduk.
- Tapak mendukung untuk fungsi bangunan komersial.
- Dekat dengan mall Ringroad City Walk dan Manhattan Times Square.
- Tapak berada di kawasan padat kendaran.
DAFTAR PUSTAKA

1. jurnalarsitek.blogspot.com
2. Bangunan-Multifungsi-Mixeduse.blogspot.com
3. Google.com-indomegah architect
4. pavillionpark.com
5. google.com- Indomegah architect

Anda mungkin juga menyukai