Anda di halaman 1dari 68

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kota Palangkaraya, terletak di tengah pulau Kalimantan, Indonesia, adalah salah satu kota yang RUMUSAN MASALAH
terus berkembang dengan pesat. Pertumbuhan ekonomi dan populasi yang cepat di kota ini telah
BAGAIMANA MENCIPTAKAN SEBUAH MIXID BUILDING DI KOTA PALANGKARAYA DENGAN
menciptakan permintaan yang semakin tinggi akan fasilitas akomodasi dan pusat perbelanjaan.
MENERAPKAN PRINSIP GREENSHIP BUILDING YANG BERTEMA NATURE ARSITEKTUR
Namun, dalam usaha untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan perkotaan dan
pelestarian lingkungan, kota ini telah mengambil inisiatif untuk mendorong konsep bangunan
berprinsip "greenshep building," yang berfokus pada keberlanjutan dan ramah lingkungan. TUJUAN
Beberapa faktor latar belakang yang mendorong kebutuhan akan hotel dan mal berprinsip
greenshep building di Kota Palangkaraya adalah sebagai berikut: MENGHASILKAN RANCANGAN MIXID BUILDING DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN
1. Pertumbuhan Ekonomi: Kota Palangkaraya telah menyaksikan pertumbuhan ekonomi yang MENERAPKAN PRINSIP GREENSHIP BUILDING YANG BERTEMA NATURE ARSITEKTUR
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Investasi dalam sektor industri, pertanian, dan
pariwisata telah meningkatkan daya beli penduduk setempat, serta menarik wisatawan dan
pengusaha ke kota ini. Ini telah menciptakan permintaan yang lebih besar untuk fasilitas
akomodasi dan pusat perbelanjaan. MIND MAPPING
2. Peningkatan Pariwisata: Palangkaraya memiliki potensi wisata alam yang besar, seperti hutan
TEMA
tropis, sungai, dan keindahan alam yang unik. Semakin banyaknya kunjungan wisatawan
NATURE ARCITECTURE
membutuhkan peningkatan fasilitas perbelanjaan dan akomodasi yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan untuk menjaga keaslian alam.
PERINSIP
3. Kesadaran Lingkungan: Kesadaran akan masalah lingkungan semakin meningkat di seluruh GREENSHIP BUILDING LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH TUJUAN
dunia, termasuk di Palangkaraya. Pemerintah dan masyarakat setempat telah menyadari
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif bangunan BANGUNAN
terhadap ekosistem dan iklim. Dalam konteks ini, pembangunan berprinsip greenshep building MIXED BUILDING
ANALISA TAPAK KONTEKS URBAN STUDI LITERATUR
menjadi suatu kebutuhan mendesak.
4. Keterbatasan Sumber Daya Alam: Palangkaraya terletak di tengah hutan hujan Kalimantan yang
penting untuk ekosistem global dan berfungsi sebagai paru-paru dunia. Oleh karena itu,
sumber daya alam harus dikelola dengan bijak dan pembangunan harus mempertimbangkan STUDI LITERATUR PEMEROGRAMAN RUANG ANALISA BENTUK MASSA
dampaknya terhadap lingkungan.
5. Peningkatan Kualitas Hidup: Fasilitas akomodasi dan perbelanjaan yang berprinsip greenshep
building tidak hanya berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga meningkatkan
MENGOLAH KONSEP ANALISA EFESIENSI ENERGY
kualitas hidup penduduk setempat dengan menciptakan ruang hijau, penggunaan energi yang
efisien, dan penggunaan bahan ramah lingkungan.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, pembangunan hotel dan mal yang berprinsip
greenshep building di Kota Palangkaraya akan menjadi langkah yang sesuai untuk mengakomodasi
pertumbuhan ekonomi dan pariwisata, sambil menjaga komitmen terhadap pelestarian lingkungan
dan keberlanjutan yang merupakan nilai inti dalam visi perkotaan Palangkaraya.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
STUDI LITERATUR
DEFINISI mixed building Mixed Use Building Podium dan Menaranya
Mixed-use building podium dan menara terdiri dari beberapa fungsi bangunan yang disusun dalam
Mixed-use building adalah bangunan multi fungsi yang terdiri dari satu atau beberapa massa satu podium. Kemudian fungsi-fungsi bangunan lainnya disusun dalam menara yang berada di
bangunan yang terpadu dan saling berhubungan secara langsung dengan fungsi yang berbeda. atasnya.
Bangunan serba guna yang menggabungkan antara fasilitas perumahan, fasilitas bisnis, dan fasilitas Mixed Use Building Pedestrian
rekreasi yang biasanya dimiliki oleh suati pengembang. (Apartemen Indonesia, Esti Savitri 2007) Sementara mixed-use building pedestrian terdiri dari bangunan-bangunan yang dihubungkan oleh
jalur pejalan kaki. Fungsi bangunan dalam mixed-use building pedestrian disusun secara bebas,
Mixed-use building adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan bisa dihubungkan oleh jalur on-ground maupun jembatan udara.
berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota yang memiliki luas area yang
terbatas, harga beli tanah yang relatif mahal, lokasi tanah yang strategis, serta nilai ekonomi tinggi
menjadu sebuah struktur yang kompleks dimana semua kegunaan dan fasilitas yang memiliki
keterkaitan dalam kerangka integrasi yang kuat. (Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Endy
Marlina 2008) Ciri-Ciri Mixed Use Building

Berdasarkan beberapa sumber yang dikumpulkan arsitur.com. Berikut adalah beberapa definisi Berikut ciri-ciri mixed use building yang harus dikenali agar lebih mantap dalam membedakannya
mengenai mix use building menurut beberapa sumber sebagai berikut : dengan superblok.
Dalam konteks perkotaan, bangunan tinggi multi fungsi, dikenal dengan istilah "mixed-use Mixed-use building mampu mewadahi minimal dua atau lebih fungsi bangunan urban.
building" adalah suatu bangunan yang meng-akomodasi beberapa fungsi sekaligus. Setiap fungsi bangunan dalam mixed-use building saling terintegrasi dan tersinergi.
Mixed Use Merupakan penggunaan campuran berbagai tata guna lahan atau fungsi dalam Mixed-use building memiliki kelengkapan fasilitas tinggi sehingga penghuninya minim mobilitas
bangunan. (Dimitri Procos.1976) ke luar bangunan.
Mixed Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi kegiatan termasuk Terdapat efisiensi pergerakan dalam mixed-use building, karena fungsi bangunan dikelompokan
hotel, pusat konveksi, apartemen dan perumahan, perkantoran, pusat dunia maya dan pusat sedemikian rupa.
kebudayaan lainnya. (Dudley H. William, Ensiklopedia Arsitektur Amerika)

JENIS JENIS MIXED BUILDING

Berdasarkan bentuk bangunannya, mixed-use building dibedakan menjadi tiga jenis.


Ketiga jenis tersebut, yaitu mixed-use mega struktur, mixed-use podium dan menaranya, serta
mixed-use pedestrian.
Mixed Use Building Mega Struktur
Mixed use building mega struktur merupakan bangunan multifungsi yang berstruktur tunggal.
Fungsi bangunan dalam mixed-use building mega struktur disusun secara vertikal, artinya setiap
lantai memiliki fungsi berbeda.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
STUDI LITERATUR
TIPOLOGI MIXED BUILDING Tipologi spesifik mixid building dapat bervariasi berdasarkan peraturan zonasi setempat, permintaan
pasar, dan tujuan perencanaan kota. Bangunan-bangunan ini sering kali dirancang untuk
Berikut adalah beberapa tipologi umum MIXID BUILDING: meningkatkan rasa kebersamaan dan menawarkan kenyamanan bagi penghuni dan penggunanya.
1. Campuran Perumahan dan Komersial:
Bangunan-bangunan ini biasanya menampilkan kombinasi unit hunian (apartemen atau
kondominium) dan ruang komersial (toko ritel, restoran, perkantoran) dalam struktur yang
sama. Tipe ini mendorong gaya hidup hidup-kerja-bermain.
2. Campuran Perumahan dan Kantor:
BEBERAPA CONTOH KOMBINASI
Pada tipologi ini, Anda akan menemukan kombinasi unit hunian dan ruang kantor. Ini dapat MIXID BUILDING
melayani individu atau bisnis yang mencari lokasi yang dekat dengan tempat kerja dan
rumah. HOTEL DENGAN MAL
3. Campuran Perumahan dan Hotel: KANTOR SEWA DENGAN MAL
Beberapa bangunan serba guna menggabungkan unit hunian dengan akomodasi hotel, APARTEMEN DENGAN KANTOR
menciptakan lingkungan hibrid yang melayani penghuni jangka panjang dan jangka pendek. KANTOR SEWA DENGAN HOTEL
4. Campuran Ritel dan Perkantoran: HOTEL DENGAN KANTOR SEWA
Tipe ini menggabungkan ruang ritel dan kantor dalam satu gedung, sehingga memudahkan
bisnis untuk beroperasi berdampingan dengan toko dan layanan.
5. Campuran Perumahan, Ritel, dan Perkantoran:
Dalam pengembangan serba guna yang lebih besar, Anda mungkin menemukan kombinasi
ruang perumahan, ritel, dan kantor, seringkali dalam satu kompleks dengan banyak bangunan.
6. Campuran Perumahan, Ritel, Kantor, dan Hiburan:
Beberapa pengembangan serba guna menggabungkan komponen hiburan seperti teater,
bioskop, atau ruang acara, yang menawarkan berbagai fasilitas bagi penghuni dan
pengunjung.
7. Komunitas Vertikal Penggunaan Campuran:
Di wilayah perkotaan yang padat penduduknya, pengembangan serba guna dapat berupa
bangunan bertingkat tinggi atau kompleks yang mengintegrasikan berbagai kegunaan,
termasuk fasilitas perumahan, komersial, ritel, dan rekreasi.
8. Campuran Industri dan Perkantoran:
Di area tertentu, Anda mungkin menemukan bangunan serba guna yang menggabungkan
ruang industri atau manufaktur dengan area perkantoran untuk pekerjaan administratif atau
penelitian dan pengembangan.
9. Campuran Pendidikan dan Perumahan:
Dalam beberapa kasus, institusi pendidikan seperti universitas atau sekolah mungkin hidup
berdampingan dengan perumahan, sehingga menciptakan perpaduan yang unik bagi
mahasiswa dan dosen.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
STUDI LITERATUR
GREENSHIP BUILDING Beberapa karakteristik umum dari bangunan hijau atau Green Ship Building termasuk:
1. Efisiensi Energi: Penggunaan teknologi dan desain yang mengurangi konsumsi energi,
Di Indonesia, konsep bangunan hijau dengan tujuan menciptakan bangunan yang ramah
termasuk pemanfaatan pencahayaan alami, sistem pemanas dan pendingin yang efisien,
lingkungan, mulai banyak bermunculan. Program sertifikasi Greenship menjadi tolak ukur dari
dan panel surya.
implementasi green building yang tepat.
2. Bahan Ramah Lingkungan: Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan, seperti
bahan daur ulang atau bahan yang mendukung sumber daya alam yang berkelanjutan.
Greenship adalah salah satu program sertifikasi green building di Indonesia yang sudah
3. Kualitas Udara Dalam Ruangan yang Baik: Desain yang memperhatikan sirkulasi udara,
berjalan sejak tahun 2009 yang diinisiasi oleh Green Building Council (GBC) Indonesia.
penggunaan bahan yang tidak mencemari udara dalam ruangan, dan pengendalian suhu
dan kelembaban yang baik untuk kualitas udara yang baik.
GBCI sendiri merupakan sebuah organisasi nirlaba yang berwenang memberikan sertifikasi
4. Pengurangan Limbah: Minimisasi limbah konstruksi dan praktik daur ulang selama
bangunan hijau di Tanah Air. Organisasi ini afiliasi dari World Building Council, lembaga nirlaba
pembangunan dan selama masa penggunaan bangunan.
yang berlokasi di Toronto, Kanada.
5. Efisiensi Air: Penggunaan perangkat hemat air, seperti toilet berkecepatan rendah dan
sistem pengolahan air hujan.
Melalui sertifikasi bangunan hijau ini, GBCI berharap mampu menjawab terkait kontribusi emisi
6. Desain yang Terintegrasi: Desain yang mempertimbangkan lingkungan sekitar, seperti
dari bangunan bertingkat tinggi.
pemanfaatan lahan dan lanskap yang berkelanjutan.
7. Sertifikasi Hijau: Banyak bangunan hijau mendapatkan sertifikasi dari lembaga seperti
Sederhananya, Greenship menjadi perangkat tolok ukur untuk menilai peringkat suatu
Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) untuk menunjukkan tingkat
bangunan terhadap pencapaian konsep ramah lingkungan.
keberlanjutan mereka.
Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi jejak lingkungan bangunan dan meningkatkan
jadi greenship building sangat erat pada konsep arsitektur hijau, lalu apa itu kualitas hidup penghuni serta efisiensi penggunaan sumber daya. Green Ship Building
arsitektur hijau ? merupakan bagian penting dari upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan
melestarikan lingkungan.
Arsitektur hijau atau yang dikenal secara global dengan sebutan green architecture
merupakan salah satu aliran arsitektur yang fokus pada arsitektur yang ramah lingkungan.
Beberapa poin penting seperti meminimalkan konsumsi sumber daya alam, efisiensi energi,
penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan material non polusi serta daur ulang.
Arsitektur hijau juga merupakan suatu pendekatan perencanaan pembangunan yang
bertujuan untuk meminimalkan kerusakan alam dan lingkungan di tempat bangunan itu
berdiri.
Dalam istilah arsitektur hijau kemudian berkembang berbagai istilah penting seperti
pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan pembangunan berkelanjutan.
Istilah ini dipopulerkan pada tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan orang-orang masa kini tanpa harus mengorbankan sumber daya alam yang
harus diwariskan kepada generasi mendatang. Hal ini diucapkan oleh Perdana Menteri
Norwegia Bruntland.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
1. PEMILIHAN SITE ALTERNATIF
DALAM PEMILIHAN SITE ALTERNATIF INI, AKAN DI TETAPKAN VARIABLE => KRITERIA =>
kriteria penilian
PARAMETER => INDIKATOR AGAR LEBIH JELAS, BERIKUT ADALAH URAIAN DARI MASING -
MASING FAKTOR TERSEBUT.
VARIABLE Variabel dalam konteks ini adalah elemen-elemen yang dapat bervariasi atau
berubah dalam pemilihan tapak arsitektur. Ini bisa mencakup faktor-faktor
seperti lokasi geografis, ukuran tapak, topografi, aksesibilitas, lingkungan alam
sekitar, dan lain sebagainya. Variabel-variabel ini akan digunakan sebagai
dasar untuk mengevaluasi dan membandingkan potensi tapak
Kriteria adalah standar atau persyaratan yang digunakan untuk menilai kualitas
KRITERIA
atau kecocokan tapak. Dalam pemilihan tapak berkelanjutan, kriteria akan
mencakup aspek-aspek yang relevan dengan prinsip-prinsip greenship
building, seperti efisiensi energi, penggunaan air yang bijaksana, manajemen
limbah, pemanfaatan lahan yang hemat, kualitas udara dalam ruangan, dan lain
sebagainya. Kriteria-kriteria ini akan menentukan apakah tapak tersebut
memenuhi standar bangunan berkelanjutan atau tidak

Parameter adalah pengukuran atau metrik yang digunakan untuk mengukur


PARAMETER
tingkat kepatuhan tapak terhadap kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Misalnya, dalam mengukur efisiensi energi, parameter dapat mencakup
konsumsi energi, penggunaan energi terbarukan, dan efisiensi penggunaan
energi. Parameter ini akan membantu dalam mengevaluasi tapak berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

INDIKATOR Indikator adalah petunjuk atau tanda-tanda yang menggambarkan sejauh


mana tapak memenuhi parameter dan kriteria yang telah ditetapkan. Indikator
dapat berupa data konkret, seperti angka-angka konsumsi energi, kualitas air,
atau jumlah limbah yang dihasilkan. Indikator ini akan membantu dalam
memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang performa tapak dalam
konteks standar bangunan berkelanjutan.

Penting untuk memahami hubungan hierarkis ini: variabel memberikan data, kriteria memandu
evaluasi berdasarkan data tersebut, parameter memberikan batasan numerik untuk setiap kriteria,
dan indikator memberikan informasi kuantitatif mengenai performa setiap alternatif lokasi dalam
konteks parameter-parameter tersebut. Proses ini membantu dalam pengambilan keputusan yang
lebih terstruktur dan informasional dalam pemilihan site alternatif.
SUMBER :
Pengembangan Model Pemilihan Site untuk Pendirian Industri Pengepakan Gula Kristal Putih (Tesis, Universitas Gadjah Mada).

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
PETA POLA RUANG PALANGKA RAYA
ALTERNATIF SITE 1 PEMILIHAN SITE DAN KAWASAN
JL. TJILIK RIWUT KM. 1 RENCANA SITE BERADA DI KOTA PALANGKA RAYA.
ALTERNATIF SITE 1 ADALAH TERDAPAT 3 ALTERNATIF PEMILIHAN SITE DAN
ALTERNATIF SITE YANG BERADA KAWASAN KETIGA ALTERNATIF INI BERDASARKAN
DEKAT TEMPAT IBADAH, KAWASAN PADA KESESUAIAN PERUNTUKAN LAHAN YAITU
PERDAGANGAN , PERKANTORAN, RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA PALANGKA
PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN RAYA (RDTRK)
BATAS - BATAS
UTARA : BUNDARAN PKY
PARAMETER KEDEKATAN
SELATAN : PERMUKIMAN DARI KETIGA ALTERNATIF YANG TELAH DITENTUKAN,
TIMUR : AULA DINAS TRANSMIGRASI PARAMETER PEMILIHAN SITE JUGA MENGACU PADA
BARAT : KPID KALTEMG KEDEKATAN DENGAN FASILITAS DI KOTA PALANGKA
RAYA. SEPERTI MALL/PUSAT PERBELANJAAN
KAWASAN PERDAGANGAN, TERMINAL BUS, KAWASAN
OLAH RAGA, KAWASAN PERKANTORAN, BANDAR
UDARA, TEMPAT IBADAH DAN ALUN-ALUN KOTA

ALTERNATIF SITE 3
JL. IMAM BONJOL KM. 1
ALTERNATIF SITE 2 ALTERNATIF SITE 3 ADALAH
ALTERNATIF SITE YANG BERADA
JL. YOS SUDARSO Km. 1,5 DEKAT KAWASAN PERTAHANAN
ALTERNATIF SITE 2 ADALAH
ALTERNATIF SITE YANG BERADA
DAN KEAMANAN PERDAGANGAN
DAN PERKANTORAN
KETERANGAN
DEKAT KAWASAN PERDAGANGAN , BATAS - BATAS KAWASAN PENDIDIKAN
PERKANTORAN DAN KAWASAN UTARA : HOTEL AQUARIUS
OLAH RAGA SELATAN : PERUMAHAN KAWASAN PERUMAHAN
BATAS - BATAS TIMUR : PUSAT BISNIS
UTARA : BAPELKES KALTENG BARAT : DEALER SUZUKI
SELATAN : GKE SAKATIK KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA
TIMUR : DINAS DUKCAPIL
BARAT : TVRI KALTENG KAWASAN PERKANTORAN

KAWASAN PERTAHANAN

KAWASAN OLAH RAGA

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN

BATAS UTARA BATAS UTARA BATAS SELATAN


BATAS UTARA

ALTERNATIF SITE 1 ALTERNATIF SITE 2 ALTERNATIF SITE 3

BATAS SELATAN BATAS SELATAN

JL. TJILIK RIWUT JL. YOS SUDARSO JL. IMAM BONJOL


BATAS - BATAS BATAS - BATAS BATAS - BATAS
UTARA : BUNDARAN PKY UTARA : BAPELKES KALTENG UTARA : HOTEL AQUARIUS
SELATAN : PERMUKIMAN SELATAN : GKE SAKATIK SELATAN : PERUMAHAN
BATAS TIMUR TIMUR : AULA DINAS TIMUR : DINAS DUKCAPIL TIMUR : PUSAT BISNIS
TRANSMIGRASI BATAS TIMUR
BARAT : TVRI KALTENG BARAT : DEALER SUZUKI
BARAT : KPID KALTEMG

BATAS BARAT BATAS BARAT


BATAS TIMUR BATAS BARAT
NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
SKORING SITE

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
SKORING SITE

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
SKORING SITE

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
HASIL SCORING
ALTERNATIF SITE 1
JL. TJILIK RIWUT km.1

41
ALTERNATIF SITE 1 ADALAH
ALTERNATIF SITE YANG BERADA
DEKAT TEMPAT IBADAH, KAWASAN
PERDAGANGAN , PERKANTORAN,
PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

ALTERNATIF SITE 2
JL. YOS SUDARSO Km. 1,5

40
ALTERNATIF SITE 2 ADALAH
ALTERNATIF SITE YANG BERADA
DEKAT KAWASAN PERDAGANGAN ,
PERKANTORAN DAN KAWASAN
OLAH RAGA

ALTERNATIF SITE 3
JL. IMAM BONJOL KM. 1

43
ALTERNATIF SITE 3 ADALAH
ALTERNATIF SITE YANG BERADA
DEKAT KAWASAN PERTAHANAN
DAN KEAMANAN PERDAGANGAN
DAN PERKANTORAN

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN ASPEK UTILITAS & SIRKULASI LINGKUNGAN

ANALISA SIRKULASI ANALISA drainase


Data Eksisting terdepat drinase yang masih berfungsi,
: Aksesibilitas menuju site dapat dicapai melalui empat jalan dengan lebar kurang lebih 2 meter, berada di
utama yaitu, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Ahmad Yani, Jl. Imam Bonjol, dan bawah area pedestrian yang membuat
Jl. Let. Jend. Suprapto. pedestrian terlihat sangat rapi dan
: Jl. Jend. Sudirman, Jl. Ahmad Yani, Jl. Imam Bonjol, dan Jl. Let. Jend. mengurangi aroma tidak sedap yang berasal
Suprapto kondisi jalan yang sudah di aspal dan memiliki lebar jalan dari drainase tersebut
sekitar 18-30 meter, yang memiliki tingakt kepadatan sedang.
: pedestrian terletak merata di sekitar jalan dan taman yang tertata
rapi sebagai pembatas jalan

Jl. Jend Sudirman


Jl. Let. Jend. Suprapto
merupakan jalan
merupakan jalan Drainase yang Drainase yang berada
arteri sekunder
kolektor sekunder berada di di
Jl. Jend Sudirman Jl. Let. Jend. Suprapto
Jl. Ahmad Yani
merupakan
jalan Arteri
Sekunder

Jl. Imam Bonjol


pedestrian yang berada Drainase yang Drainase yang
merupakan jalan arteri
di Jl. Imam Bonjol
senkunder pedestrian yang berada di berada di Jl.
berada di Jl. Jl. Imam Bonjol Ahmad Yani
ket: jalan utama menuju site
Ahmad Yani
jalan sekitar site

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN ASPEK UTILITAS & SIRKULASI LINGKUNGAN

ANALISA jaringan listrik & telepon


ANALISA lampu jalan dan pedestrian
pada jalan Jl. sudirman, Jl. Imam Bonjol, Jl. Ahmad
pada jalan Jl. sudirman, Jl. Imam Bonjol, Jl. Ahmad
Yani, dan Jl. Let. Jend. Suprapto terdapat jaringan
Yani, dan Jl. Let. Jend. Suprapto terdapat jaringan
listrik, telepon, dan internet yang menggunakan
lampu jalan dan lampu pedestrian yang dapat
sistem jaringan kabel dan tiang, yang masih dapat
digunakan, dan memiliki kondisi yang baik. menyala saat malam hari, dengan kondisi yang bagus
dan terawat

ket: letak jaringan


listrik, telepon, dan ket: letak jaringan
internet. lampu jalan dan lampu
pedestrian.

kondisi Jaringan Listrik, Telepon, dan internet di sekitar site dapat digunakan kondisi lampu jalan dan lampu pedestrian di sekitar site dapat digunakan pada
dengan baik, dengan kondisi yang terawat, meskipun tidak tertata dengan malam hari untuk menerangi jalanan dan pedestrian, dengan kondisi yang
rapi, tetapi dapat berfungsi secara maksimal. terawat, dan tertata dengan rapi, dapat menambah estetika dari sekitar site.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
ELEMEN PEMBENTUK KOTA contoh elemen pembentuk kota
Kevin Lynch mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Image of The City, bahwa ada 5 Path atau Jalur District atau Kawasan
elemen yang membentuk suatu image kota secara fisik dan mewakili cita rasa suatu kawasan
serta memberikan citra yang kuat terhadap kota. kelima elemen tersebut, yaitu:
Path atau Jalur
Edge atau Tepian
District atau Kawasan
Nodes atau Simpul
Landmark atau Tengger
Path atau Jalur
Path atau jalur merupakan jalur sirkulasi dimana pengamat biasa bergerak dan melaluinya.
Path merupakan elemen terpenting dalam Citra Kota. Path yang memiliki identitas yang lebih Jalan Imam Bonjol - Diponegoro Kawasan Thamrin
baik adalah path yang memiliki tujuan besar serta ada penampakan yang menguatkan.

Edge atau Tepian Edges atau Tepian Nodes atau simpul


Edge atau Tepia adalah elemen linier yang tidak digunakan atau di pertimbangkan sebagai
path oleh pengamat. edge sering juga merupakan path, namun dikuatkan dengn karakterisktik
perbatasan. fungsi dari elemen ini adalah untuk memberikan batasan terhadap suatu area
kota dalam menjaga identitas kawasan.

District atau Kawasan


District atau Kawasan adalah kawasan kota yang bersifat dua dimensi dengan skala kota
menengah sampai luas, dimana manusia merasakan masuk dan keluar dari kawasan yang
berbeda karakter. Distrik merupakan wilayah yang memiliki kesamaan berupa karakter
bangunan secara fisik, fungsi wilayah, latar belakang, sejarah dan sebagainya.
Sungai Ciliwung Taman Suropati
Nodes atau Simpul
Landmark
Nodes atau Simpul adalah titik atau spot strategis dalam sebuah kota dimana pengamat bisa
masuk dan merupakan fokus untuk ke dan darimana dia berjalan. merupakan persimpangan
jalan, pertemuan path, atau ruang terbuka. Nodes merupakan simpul daerah yang strategis
diaman adarh atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah lain

Landmark
Landmark merupakan elemen fisik suatu kota sebagai sebuah refrensi yang bersifat penanda
ekternal terhadap pengamat. secara umum, Landmark merupakan suatu tanda dalam
mengenali suatu kawasan. Landmark Merupakan elemen penting dari bentuk kota karena
merupakan bentuk orientasi suatu kota Bundaran Hotel Indonesia

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
KONTEKS LINGKUNGAN SINTESIS
Berdasarkan analisis si samping, maka dapat sintesis sebagai berikut
ANALISIS ASPEK BUILDING IN CONTEXT
Dalam membangun sebuah bangunan, harus mempertimbangkan juga aspek kontekstualnya Material & warna Bangunan
dalam hal bentuk, matrial & warna, bukaan, ataupun skylinenya. Kontekstual bukan berarti Bahan beton dapat diterapkan pada bangunan kantor sewa yang
harus sama, namun kontekstualnya berarti masih memiliki ciri yang dapat dikenali sebagai ciri akan dirancang dan juga karena bahan ini banyak digunakan,
khas dari lingkungan sekitarnya. Selain itu juga, Warna yang diterapkan dapat menggunakan
warna cerah atau cenderung ke arah monokrom
1. Material & Warna Bangunan di Lingkungan Sekitar
Dalam membangun sebuah bangunan, harus mempertimbangkan juga aspek kontekstualnya Bentuk Bukaan Bangunan
dalam hal bentuk, matrial & warna, bukaan, ataupun skylinenya. Kontekstual bukan berarti Bentuk bukaan bangunan bisa divariasikan secara fleksibel pada
harus sama, namun kontekstualnya berarti masih memiliki ciri yang dapat dikenali sebagai ciri bangunan nanti, dan yang terpenting adalah diusahakan bahwa
khas dari lingkungan sekitarnya. jenis bukaannya adalah openable atau dapat dibuka tutup, bukan
2.Bentuk Bukaan Bangunan di Lingkungan Sekitar fixed atau bukaan mati.
Bukaan - bukaan bangunan sekitar sangat beragam, ada yang memanjang ke arah horizontal,
dan ada juga yang ke arah vertikal atau bahkan dikombinasikan. Namun yang dapat menjadi Orientasi Bangunan
perhatian adalah kebanyakan bangunan komersial menggunakan kaca glazing atau tempered Fasad bangunan dapat dibuat menghadap ke jalan utama, namun
yang tidak bisa dibuka tutup sehingga tidak memberikan jalur bagi udara tetap harus mempertimbangkan bagian yang diterpa radiasi.
matahari harus kecil dari pada sisi yang tidak diterpa matahari
3.Orientasi Bangunan di lingkungan sekitar barat
kebanyakan bangunan di lingkungan sekitar mengarah pada jalan raya atau jalan utama / jalan
yang bersampingan dengan tapaknya masing - masing terutama untuk massa banggunan Skyline
utama. Untuk menambah dinamika skyline kota Palangka Raya, maka
bangunan kantor yang dirancang dapat dibangun lebih tinggi,
namun tetap mematuhi peraturan daerah sekitar. tingginya
berkisar 7 lantai

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
C. ASPEK PEMANFAATAN LAHAN (Land Use) ANALISIS
Analisis penggunaan lahan di sekitar Jalan Ahmad Yani, Palangka Raya, dan sekitarnya
dengan radius 0.5 km² mengungkapkan karakteristik kawasan yang beragam. Hampir
setengah dari luas wilayah ini, sekitar 48.9%, digunakan sebagai kawasan permukiman,
mencerminkan pentingnya daerah ini sebagai pusat kehidupan penduduk kota. Dalam
konteks ini, berbagai jenis perumahan, mulai dari perumahan padat penduduk hingga
perumahan eksklusif, dapat ditemukan. Selain itu, sekitar 15% wilayah ini didedikasikan
untuk kawasan perdagangan dan jasa, yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal
dengan kehadiran toko, restoran, kafe, bank, dan berbagai bisnis lainnya.
Di samping itu, lahan juga digunakan untuk keperluan lainnya. Sekitar 1% dari wilayah
ini adalah kawasan pendidikan, mungkin mencakup sekolah-sekolah atau lembaga
pendidikan. Kawasan perkantoran yang mencapai 26.5% dari total lahan memberikan
dukungan administratif dan bisnis yang vital bagi perkembangan kota. Selanjutnya,
2.7% digunakan sebagai kawasan pertahanan, menunjukkan peran strategis lokasi ini
dalam konteks keamanan kota. Terdapat pula 4.6% lahan yang digunakan sebagai
Ruang Terbuka Hijau (RTH) taman kota, memberikan wadah untuk rekreasi dan
lingkungan yang sehat bagi penduduk. Sedangkan, 1.3% digunakan sebagai Ruang
Terbuka Non Hijau, yang mungkin merujuk pada wilayah publik atau fasilitas umum
yang tidak termasuk dalam kategori RTH. Analisis ini mencerminkan peran yang
penting dan keragaman penggunaan lahan di sekitar Jalan Ahmad Yani dan sekitarnya
dalam mendukung kehidupan kota yang berkelanjutan.

LEGENDA SINTESIS
Kawasan Pendidikan

Kawasan Perumahan

Kawasan Perdagangan dan Jasa

Kawasan Perkantoran

Ruang Terbuka Non Hijau

RTH Taman Kota

LOKASI SITE

Jaringan Jalan

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
KONTEKS URBAN
C. ASPEK PEMANFAATAN LAHAN (Land Use)

DISTRIK
Site yang terletak di Jalan Ayani, Palangka Raya, memiliki peran penting dalam hubungannya dengan distrik-distrik sekitarnya. Secara
khusus, distrik-distrik ini terdiri dari Perkantoran, Perdagangan dan Jasa, serta Perumahan.

Distrik Perkantoran, dengan ciri-ciri seperti gedung-gedung tinggi dan jaringan jalan yang teratur, berperan sebagai elemen landmark
dalam citra kota. Mereka membantu dalam menciptakan pengenalan visual yang kuat terhadap kota ini.
Di sisi lain, Distrik Perdagangan dan Jasa menciptakan node penting dalam mental map kota. Dengan adanya pusat perbelanjaan besar
dan beragam bangunan komersial, mereka memainkan peran vital dalam navigasi dan orientasi di dalam kota.

Selain itu, Distrik Perumahan yang berdekatan dengan Jalan Ayani seringkali memiliki pusat-pusat komunitas seperti taman, sekolah,
atau fasilitas umum lain yang menjadi pusat aktivitas penduduk lokal. Ini merupakan elemen penting dalam menjaga identitas dan
keberlanjutan komunitas di sekitar Jalan Ayani.

Secara keseluruhan, interaksi yang terjadi antara site ini dengan distrik-distrik sekitarnya menciptakan citra kota yang beragam, dengan
setiap distrik memegang peran kunci dalam pengalaman warga kota dan pengunjungnya.

JALUR DAN NODES LANDMARK


Site yang berlokasi di Jalan Ayani menarik perhatian dalam konteks teori Site di Jalan Ayani yang dekat dengan Bundaran Besar Palangka Raya
Kevin Lynch tentang "Jalur" (Paths) dan "Nodes." Menurut Lynch, jalur-jalur sangat terkait dengan konsep landmark dalam teori Image Kota oleh Kevin
seperti Jalan Ayani adalah elemen penting dalam membentuk citra kota. Lynch. Bundaran Besar Palangka Raya menjadi salah satu landmark penting
Jalan ini bukan hanya menjadi cara orang bergerak dari satu tempat ke dalam kota.
tempat lain tetapi juga menjadi tulang punggung pengalaman kota. Oleh
karena itu, penting untuk mempertimbangkan desain yang memastikan Landmark adalah elemen penting dalam pemahaman kota. Mereka adalah
kenyamanan, keselamatan, dan efisiensi pergerakan di Jalan Ayani, yang akan fitur mencolok yang membantu orientasi dan navigasi. Dengan lokasi site
memberikan dampak positif pada citra kota. yang berdekatan dengan Bundaran Besar, site tersebut memiliki potensi
Sementara itu, elemen "Nodes" adalah titik-titik penting dalam kota tempat strategis untuk menjadi bagian dari jaringan visual kota dan membantu
berbagai jalur bertemu. Dalam konteks site ini, node-node ini dapat penghuni lokal dan pengunjung dalam menentukan posisi mereka di kota.
terbentuk di lokasi-lokasi strategis di sepanjang Jalan Ayani. Contoh node
mungkin adalah simpul transportasi, pusat perbelanjaan, atau area dengan Selain itu, penting untuk mempertimbangkan cara memelihara identitas
aktivitas sosial yang tinggi. Meningkatkan pengembangan dan aksesibilitas positif yang terkait dengan landmark tersebut dalam perencanaan dan
node-node ini dapat menjadikan site lebih relevan dalam kaitannya dengan pengembangan site di Jalan Ayani ini. Dalam konteks analisis land use,
penggunaan lahan yang ada di sekitarnya. pemahaman tentang peran landmark ini adalah kunci dalam menciptakan
Dengan memahami peran penting jalur-jalur dan node-node dalam penggunaan lahan yang sesuai dengan karakter dan tujuan perkembangan
membentuk citra kota, pengembangan site di Jalan Ayani dapat diarahkan kota.
untuk memaksimalkan kontribusinya pada kesan positif kota tersebut. Ini
menciptakan peluang untuk menjadikan site sebagai elemen yang mudah
diidentifikasi dan diingat dalam jaringan kota yang lebih luas, sejalan dengan
teori Kevin Lynch tentang elemen-elemen Image Kota.
menciptakan penggunaan lahan yang sesuai dengan karakter dan tujuan
perkembangan kota.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE - BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
APARTMENT) DENGAN PRINSIP (203020502058)
GREENSHIP BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
A 1. DATA EKSISTING 2. PROBLEM SOLVING

N Optimalkan Penggunaan Lahan


Terdekat: Manfaatkan lahan
terdekat untuk gedung komersial

A
atau perumahan sesuai dengan
peraturan zonasi yang berlaku,
PROBLEMS WE FACING untuk mengaktifkan kegiatan
ekonomi
Rencanakan Tata Ruang yang
Efisien: Bangun gedung baru
dengan tata ruang efisien dan
berkelanjutan.

L Kepadatan Lalu Lintas: Kemungkinan terdapat masalah lalu

I lintas yang tinggi di sekitar lokasi, terutama pada jam-jam


sibuk. Hal ini bisa mengakibatkan kemacetan dan
meningkatkan risiko kecelakaan.
Perbaiki Fasilitas Pejalan Kaki:
Tingkatkan fasilitas pejalan kaki dan
zona pejalan kaki untuk
keselamatan pejalan kaki.

S Parkir yang Tidak Teratur: Kurangnya fasilitas parkir yang Promosikan Transportasi Publik:
Dorong penggunaan transportasi

A terorganisir dapat menyebabkan parkir liar di trotoar atau di Kendalikan Lalu Lintas: Atasi publik dengan halte bus yang
masalah lalu lintas dengan nyaman dan insentif bagi warga

bahu jalan, terutama saat jam selesai sekolah karena perluasan jalan, penambahan jalur, untuk menggunakannya.
dan rambu lalu lintas yang jelas.

disebelah site terdapat TK Tunas Rimba ii, banyak orang tua


yang parkir sembarangan untuk menunggu anaknya pulang
sekolah, yang mengganggu lalu lintas dan keamanan pejalan

S
kaki. WHERE'S THE ENTRANCE? PROPER PEDESTARIAN TRAFFIC CALMING MEASURES

Akses Pejalan Kaki yang Tidak Memadai: Mungkin ada MAIN ENTRANCE SECONDARY ENTRANCE

I masalah dengan fasilitas pejalan kaki, seperti trotoar yang


sempit, tanpa penyeberangan yang aman, atau fasilitas bagi
penyandang disabilitas yang tidak memadai.
R Kualitas Udara yang Buruk: Kepadatan lalu lintas dan polusi
SECONDARY EXIT

K
MAIN EXIT

kendaraan bermotor dapat mengakibatkan kualitas udara Menentukan perbaikan jalur pejalan Menambahkan perlambatan lalu lintas di
Menentukan lokasi main entrance dan kaki yang lebih proper, termasuk sekitar site di Jalan Ayani, Palangka Raya,
yang buruk di sekitar area tersebut, berpotensi mengganggu adalah penting karena ini meningkatkan
exit di sisi site yang berada di tepi Jalan perlebaran jalur, penambahan taktile
kesehatan masyarakat.
U Ayani serta secondary entrance dan exit
pada sisi site yang berbatasan dengan
walking surface, pencahayaan, dan
vegetasi, penting untuk menciptakan
aksesibilitas, keamanan, mobilitas,
keamanan pejalan kaki dan pengguna sepeda,
meningkatkan aksesibilitas, mengurangi
kemacetan, menciptakan lingkungan yang lebih
SITE POTENTIALS Jalan Jend. Urip Sumohorjo Palangka

L
dan keberlanjutan lingkungan, serta bersih, mematuhi regulasi, dan meningkatkan
adalah langkah strategis dalam memenuhi regulasi setempat. kenyamanan pengguna site. Tindakan ini
perencanaan site. Ini mempengaruhi Tindakan ini meningkatkan kualitas menciptakan lingkungan yang lebih aman,
aksesibilitas, citra, distribusi lalu lintas, lingkungan dan pengalaman inklusif, dan nyaman, serta mendukung

A Lokasi strategis di depan Kantor Bank BNI berpotensi untuk


pengembangan bisnis, kantor, dan akses ke layanan
keuangan yang mudah. Jalan Ayani sebagai akses utama
keamanan, dan mematuhi peraturan
setempat.
pengguna. mobilitas berkelanjutan dan kualitas
lingkungan yang lebih baik.

S juga memberikan koneksi transportasi yang baik ke


berbagai wilayah, sementara pembaruan infrastruktur
ENCOURAGE PUBLIC TRANSPORT
Penambahan bus stop di depan site di Jalan Ayani, Palangka

I
Raya, merupakan keputusan penting karena meningkatkan
dapat meningkatkan fasilitas pejalan kaki dan zona pejalan
aksesibilitas, konektivitas, dan kenyamanan pengguna site,
kaki yang lebih ramah. Selain itu, lahan-lahan terdekat mendukung transportasi publik yang berkelanjutan, serta
berpotensi untuk dikembangkan menjadi gedung komersial memiliki dampak positif pada ekonomi dan lingkungan.
Keputusan ini juga mencerminkan komitmen untuk mengurangi
atau perumahan sesuai dengan peraturan zonasi yang
penggunaan kendaraan pribadi dan emisi gas rumah kaca, serta
berlaku, dan ada peluang kerjasama bisnis dengan bank mendukung visi pembangunan kota yang lebih berkelanjutan.
yang dapat mendukung penggunaan area tersebut.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
A 1. EXISTING DATA 2. PROBLEM SOLVING

N 10.00-14.00

A PROBLEMS WE FACING

L Variasi Paparan Matahari yang Ekstrem: Site dengan

I orientasi diagonal dapat menghadapi masalah dengan


variasi paparan matahari yang ekstrem. Sisi yang
menghadap Barat Daya mungkin menerima sinar matahari
S langsung yang kuat pada sore hari, sementara sisi Timur
Laut mungkin menghadapi pencahayaan yang terbatas di
Pemilihan Lokasi Aktivitas:
Letakkan area bermain, tempat
duduk, atau fasilitas outdoor di
area site yang mendapat Pertimbangkan Lanskap:

A pagi hari. pencahayaan terbaik. Gunakan vegetasi atau elemen


lanskap lainnya, yang dapat
membantu sebagai elemen
peneduh bagi civitas bangunan.
Pemanasan Berlebih di Sisi Barat Daya: Sisi yang menghadap
Barat Daya mungkin mengalami pemanasan berlebih pada
siang hari karena sinar matahari yang kuat, yang dapat 10.00-14.00 Kendalikan Pemanasan Berlebih:
05.30-09.00
M meningkatkan beban pendinginan.
Pada sisi yang menghadap Barat
Daya, berikan elemen elemen
penedih untuk membantu
mengatasi panas berlebih saat
matahari terbenam.
Potensi Konflik Desain: Orientasi diagonal dapat menjadi
A tantangan dalam merancang bangunan yang
memaksimalkan pencahayaan alami dan pemanasan

T
matahari yang efisien, karena perlu mengimbangi kebutuhan
pencahayaan dan pemanasan di kedua sisi site.

A SHADING ELEMENT RIGHT PLANT AT RIGHT PLACE

H SITE POTENTIALS

A
Site dengan orientasi diagonal menawarkan potensi berupa variasi
R pencahayaan alami yang menarik serta peluang pemanfaatan energi
matahari melalui kolektor surya dan desain bangunan yang kreatif.

I Dengan pemilihan fungsi ruang yang tepat, kita dapat memaksimalkan


manfaat pencahayaan alami sambil mengurangi kebutuhan Penambahan elemen peneduh dalam lanskap merupakan keputusan penting
dalam perencanaan lanskap berkelanjutan. Elemen peneduh seperti pohon,
Penanaman vegetasi di sebelah kiri site yang menghadap Barat Daya
adalah langkah penting dalam menciptakan perlindungan alami dan
pendinginan atau pemanasan buatan di kedua sisi site. Hal ini taman, atau struktur peneduh memberikan manfaat signifikan, termasuk mengatasi masalah potensial akibat panas berlebih. Dengan
menghasilkan desain yang efisien, nyaman bagi penghuni, dan berkesan perlindungan dari sinar matahari berlebihan, peningkatan kenyamanan menanam pohon-pohon di sisi ini, kita dapat menciptakan zona
pengguna, efisiensi energi, peningkatan kualitas udara, kestabilan lingkungan, peneduh yang nyaman, yang melindungi area tersebut dari sinar
secara visual, menciptakan bangunan yang harmonis dengan aspek estetika, dan mendukung aktivitas luar ruangan. Penambahan peneduh matahari langsung dan memberikan efek penyejuk. Pohon-pohon
lingkungan sekitar serta berkontribusi pada keberlanjutan energi. menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan sejuk, mempromosikan tersebut juga berperan dalam menjaga suhu sekitar agar tetap
interaksi sosial, dan berkontribusi pada kualitas hidup penghuni. Dalam nyaman, mencegah pemanasan berlebihan, dan menciptakan
perencanaan lanskap yang berkelanjutan, elemen peneduh adalah komponen lingkungan yang menarik secara estetis. Penanaman vegetasi ini
kunci yang menciptakan ruang yang nyaman, sehat, dan ramah lingkungan. adalah langkah cerdas dalam perencanaan lahan yang berkelanjutan
dan nyaman bagi penghuni serta pengunjung site.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
A
N 1. DATA EKSISTING 2. PROBLEM SOLVING

A
L PROBLEMS WE FACING

I AREA PENYERAPAN AIR:


RENCANAKAN RUANG TERBUKA
HIJAU SEBAGAI AREA PENYERAPAN

S
AIR PADA SITE.

Banjir dan Genangan Air: Selama musim hujan yang intens di


A Kalimantan Tengah, site ini berpotensi mengalami banjir
atau genangan air karena kurangnya perencanaan drainase Perencanaan Drainase yang
PENANAMAN VEGETASI:
yang efektif.
Tepat: Rencanakan sistem drainase
MERENCANAKAN PENANAMAN
yang baik untuk menghindari
VEGETASI DAPAT YANG SESUAI
genangan air, erosi tanah, dan
DENGAN KEBUTUHAN RUANG DAN
risiko banjir.

A
KENYAMANAN CIVITAS.
Erosi Tanah: Curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan
erosi tanah, terutama jika ada tanah yang terbuka di site ini,
N yang dapat merusak lingkungan sekitarnya.

G Angin Kencang: Angin kencang yang kadang-kadang terjadi


di Kalimantan Tengah dapat merusak atap, dinding, atau
I fasilitas bangunan.
N
PREVENT EROSION DRAINAGE SYSTEM WINDBREAKER ELEMENT

&
SITE POTENTIALS

Dalam menghadapi tantangan iklim di Palangka Raya, pemanfaatan air


H hujan menjadi solusi yang potensial untuk mengurangi kebutuhan air
bersih dengan mengumpulkan air hujan yang melimpah selama musim
Vegetasi memiliki peran kunci dalam mencegah Menentukan untuk merancang sistem drainase yang sesuai Penanaman vegetasi yang tahan angin di sekitar

U hujan untuk keperluan non-potable seperti irigasi dan pembersihan.


Selain itu, perencanaan drainase yang berkelanjutan dapat mengurangi
erosi di site. Akar tanaman bertindak sebagai
penahan tanah, mengikat partikel tanah dan
batuan, sehingga mengurangi risiko erosi oleh air
dengan iklim di site tepi Jalan Ayani, Palangka Raya, adalah
keputusan penting karena ini akan membantu mengurangi
risiko banjir, mengelola air hujan dengan efisien, mencegah
site adalah salah satu cara efektif untuk
mengatasi masalah angin kencang. Vegetasi ini,
seperti pohon-pohon yang kuat, berperan ganda
risiko banjir dan mencegah erosi tanah. Angin kencang yang kadang
J terjadi dapat dimanfaatkan dengan desain bangunan yang mendukung
sirkulasi udara alami dan penggunaan ventilasi yang tepat, sementara
hujan atau angin. Selain itu, vegetasi seperti
rumput dan tumbuhan penutup tanah dapat
meredam laju aliran air hujan, mengurangi
erosi tanah, dan menciptakan lingkungan yang lebih
berkelanjutan. Keputusan ini mencerminkan komitmen
terhadap desain yang lebih tahan terhadap perubahan iklim,
dengan memberikan perlindungan dari sinar
matahari berlebihan dan sekaligus sebagai
penahan angin alami. Dengan cara ini, site dapat

A
tekanan air yang dapat menyebabkan erosi. menjaga kualitas lingkungan, dan memberikan perlindungan menjadi lebih nyaman dan aman dari efek buruk
pemilihan bahan bangunan yang tahan terhadap cuaca ekstrem seperti Dengan menanam vegetasi yang tepat di site, terhadap dampak ekstrem yang mungkin terjadi. Selain itu, angin kencang, menciptakan lingkungan yang
hujan dan angin kencang akan meningkatkan daya tahan bangunan. terutama di lereng atau area rawan erosi, kita mematuhi regulasi terkait drainase adalah langkah penting mendukung kenyamanan penghuni dan aktivitas
Selain itu, desain bangunan dengan isolasi yang baik akan membantu
N
dapat mengurangi potensi kerusakan tanah dan dalam menjaga keberlanjutan dan keamanan site tersebut. di dalamnya.
lingkungan. Ini dapat dicapai dengan memilih
menjaga suhu dan kelembaban yang nyaman di dalam ruangan, tanaman yang memiliki sistem akar yang kuat dan
menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan efisien. merawatnya secara teratur.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
A 1. DATA EKSISTING 2. PROBLEM SOLVING

N PROBLEMS WE FACING

A Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Terbatas: Dengan KDB yang


Pemilihan Spesies Tanaman yang
Tepat: Pilih spesies tanaman yang
sesuai dengan iklim dan kondisi
terbatas, Anda memiliki keterbatasan dalam membangun
L
lokal, serta yang memenuhi
kebutuhan estetika dan fungsional.
bangunan di site ini. Ini mungkin membatasi kapasitas Pertimbangkan pula tanaman Desain Lanskap yang
endemik yang mendukung Berkelanjutan: Integrasikan
bangunan yang dapat Anda rancang di area tersebut. keanekaragaman hayati. prinsip-prinsip desain lanskap

I
berkelanjutan, seperti penggunaan
tanaman penutup tanah, pohon
Potensi Konflik dengan Perda: Jika site ini memiliki perda peneduh, dan taman air, untuk
memaksimalkan keberlanjutan
yang ketat terkait dengan KDB dan RTH, Anda perlu
S
lingkungan.

memastikan bahwa desain Anda mematuhi peraturan Pemeliharaan Vegetasi yang


tersebut. Pelanggaran perda dapat menghadirkan kendala Tepat: Rencanakan pemeliharaan

A
vegetasi yang berkala untuk
hukum dan administratif. memastikan pertumbuhan dan
kelestarian tanaman. Ini melibatkan
pemangkasan, irigasi yang efisien,
Pencemaran Udara: Seperti yang disebutkan sebelumnya, dan pemupukan.

karena site ini berada di pinggir jalan, pencemaran udara


dari kendaraan bermotor dapat menjadi masalah utama

V
Perhatian pada Peraturan
yang mempengaruhi kualitas lingkungan dan kesehatan Setempat: Pastikan bahwa
penghuni bangunan. rencana vegetasi mematuhi
peraturan zonasi, KDB (Koefisien

E
Dasar Bangunan), dan RTH (Ruang
Terbuka Hijau) yang berlaku di kota
tersebut.
SITE POTENTIALS

G Ruang Terbuka Hijau (RTH): Menggunakan sebagian besar lahan yang tersedia untuk
SUSTAINABLE LANDSCAPE DESIGN GREEN OPEN SPACE RATIO PLANTING VEGETATION
RTH adalah potensi besar. Ini bisa menjadi area hijau yang digunakan untuk taman,
E ruang rekreasi, atau bahkan pertanian urban. RTH akan meningkatkan kualitas
lingkungan, mengurangi panas kota, dan memberikan manfaat sosial bagi komunitas.

T Desain yang Berkelanjutan: Dalam merancang bangunan, fokus pada prinsip-prinsip


arsitektur berkelanjutan dan teknologi hijau. Ini dapat mencakup penggunaan bahan
bangunan ramah lingkungan, sistem energi terbarukan, dan desain yang
A meminimalkan dampak lingkungan.

Penggunaan Kreatif Ruang Terbuka: Void yang besar dapat dimanfaatkan untuk ruang Menentukan untuk menerapkan rasio RTH (Ruang

S
konsep berkelanjutan dalam desain lanskap tapak Penanaman vegetasi di situs konstruksi memiliki
terbuka yang kreatif, seperti taman atap, teras terbuka, atau bahkan bangunan adalah penting karena hal ini mendukung Terbuka Hijau) sesuai dengan standar Perda peran vital dalam menyelesaikan masalah
penggunaan sumber daya alam yang bijak, (Peraturan Daerah) adalah langkah yang penting
dengan laman tengah yang terbuka ke langit. Ini akan memberikan suasana yang mengurangi dampak lingkungan, menciptakan karena ini memastikan bahwa desain tapak
lingkungan, keberlanjutan, dan estetika. Vegetasi
berperan sebagai barrier, filter, peneduh, serta
nyaman dan menarik.
I
ruang hijau yang lebih sehat, dan merespons mematuhi regulasi setempat, menciptakan ruang elemen estetis yang dapat mengurangi erosi,
tantangan keberlanjutan. Keputusan ini terbuka yang berkelanjutan, dan mendukung pencemaran air, menciptakan kondisi nyaman,
mencerminkan komitmen untuk menciptakan keseimbangan antara bangunan dan ruang dan memberikan tampilan yang baik. Penanaman
lingkungan yang berkelanjutan, menyediakan terbuka hijau dalam perkembangan kota. vegetasi yang tepat menjadi solusi penting untuk
manfaat ekologis dan sosial bagi penghuni dan Keputusan ini mencerminkan komitmen terhadap masalah pada situs konstruksi.
masyarakat sekitar, serta mempromosikan perencanaan yang sesuai dan berkelanjutan,
penggunaan taman dan ruang terbuka yang memastikan pemenuhan peraturan daerah yang
berkelanjutan dalam jangka panjang. berlaku, dan meminimalkan dampak negatif pada
lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
A KONSEP BENTUK
Hutan hujan di Indonesia dikenal sebagai Paru-paru dunia, namun seiring

N perkembangan zaman dan meningkatnya angka Urbanisasi di Indonesia.


Lahan-lahan yang harusnya memproduksi oksigen dengan menyerap Gas
Karbondioksida yang dihasilkan oleh kegiatan kegiatan Industri dan

A Pembakaran bahan bakar fossil, justru akan ditebang untuk membuka lahan
agar dapat memenuhi demand akan area Permukiman, Perkantoran, dan
komersial Baru.

L Saya meminjam bentuk Paru-paru manusia untuk menggambarkan


proses/daur kehidupan, dimana jika manusia membutuhkan oksigen dengan
menyerapnya menggunakan paru paru, kota juga membutuhkan “paru paru”

I untuk menyerap gas emisi Karbon Dioksida untuk menciptakan lingkungan


hidup yang layak dalam kota. Filosofi Paru juga memenuhi fungsi bangunan
ini sebagai mixed use building yaitu Apartment-Rental Office, dimana

S bagunan berungsi sebagai tempat orang bekerja yaitu Rental Office, dan
beristirahat yaitu Apartment.

A TRANSFORMASI BENTUK
3D IDE BENTUK
AI AN
NT AH
LA SAR TI MB EGI
A

B
A
D IKU TE N S
NG SI PE PER TAS
ME TUK 2 IA
N D
BE

E
N
T UK
AN G
AH AN
MB R Y MI
NA SA A
ME K DA NGAL BIH
NG
AL
ME AKSI
A MI
NG
AL
ME AKSI
A MI
PAIRING:
15 M - 5 M E
AN
AH DA
MB PA AI
NA ALK ANT
P YW I -L TU
SK NTA TEN
NT UK UK 5 M- 15 M LA TER

U
SITE BE SAR NT
U M E LE
BE DAH AGAR P KE BE
R
NT UBST AN REA
S ENG S A BE
R
NT UBST AN REA
S ENG S A
DA ITU
SU TASI ADA TAN D PU SIR D PU SIR
Y SEGI
A
R
PE JAN
G
H
RO ENG SELA
M AH
HA
NG DIA
ME ANG
R HA
NG DIA
ME ANG
R 10M- 20 M
N AR Y Y
PA
AN
AH AL
MB PIK

K
E NA AI TI
P NT
LA

-2
I1
TA
AN MI
A L LA I G
SS GA KS RIN
MA MEN STRA PAI
B A N
SU ARK NSI
S E
DA DIM
AN G MI MI BE
R
AH AN LA LA
MB R Y MI GA GA
NA SA A EN SI EN SI

B
UK ME K DA NGAL BIH K M RAK K M RAK
NT U ME LE NT
U ST N NT
U ST N
BE SAR NT A A
DA ITU BE DAH AGAR P KE BE SUB NGA ARE BE SUB NGA ARE AN 2
YA SEGI SU TASI ADA UR DE PUS SIR DE PUS SIR AH I 1-
H
RO ENG TIM HA
NG DIA
R HA
NG DIA
R MB TA
NA LAN
R G
PEMINJAMAN BENTUK PARU-PARU PE JAN M RAH ME ANG ME ANG
PA
N A Y Y E
P SA
S
MA

A BENTUK DASAR NT
AI
LA SAR

N
DA

G
BENTUK DASAR MENGALAMI TRANSFORMASI GEOMETRI

U
PEMINDAHAN BILIK
DILAKUKAN UNTUK TRANSFORMASI BENTUK SKYWALK DENGAN
MENYESUAIKAN MENGHUBUNGKAN MEMAINKAN IRAMA SEHINGGA
KEBUTUHAN DAN MENGHASILKAN BENTUK YANG ORGANIK
MENAMBAHKAN 2 BENTUK ITU 2 BILIK DENGAN
FUNGSI RUANG UNTUK MENGGAMBARKAN KEMBANG
GARIS POROS DIDEKATKAN BILIK BILIK MENGALAMI
SKYWALK KEMPIS PARU PARU
IMAJINER UNTUK JARAKNYA DENGAN
MENGETAHUI SKALA 0.5 DARI KANAN DI ROTASI SEARAH

N
PROPORSI BENTUK JARAK ASLI JARUM JAM DENGAN
PARU -PARU BALIK TETAP MENGIKUTI
POROS IMAJINER

A IRAMA : 1-3-1-3-2-3-2-1-

N BENTUK YANG SUDAH MELEWATI TRANSFORMASI

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
A 1. PENGHAWAAN 2. PENCAHAYAAN
Dalam merancang efisiensi energi untuk bangunan di tepi jalan Imam Bonjol, Palangka Raya, perencanaan
N sistem penghawaan harus mempertimbangkan berbagai aspek kunci. Pertama, pemilihan jenis penghawaan
menjadi hal utama; penggunaan penghawaan alami, seperti jendela besar, ventilasi silang, dan bukaan
Dalam menganalisis efisiensi energi yang berfokus pada pencahayaan di lokasi yang terletak di tepi Jalan
Imam Bonjol, Palangka Raya, dengan sisi kiri menghadap barat daya dan sisi kanan menghadap timur laut,
sebagai seorang arsitek, kita harus mempertimbangkan berbagai faktor desain dan lingkungan. Dua arah
A terkontrol, harus dieksplorasi untuk mengoptimalkan aliran udara alami. Selain itu, isolasi termal yang baik
dan pemilihan bahan bangunan yang efisien dalam hal energi harus menjadi prioritas untuk mengurangi
hadap yang berbeda membuka peluang untuk memaksimalkan pemanfaatan pencahayaan alami. Pada sisi
barat daya, sinar matahari sore dapat dimanfaatkan, sementara sisi timur laut dapat memaksimalkan sinar
beban sistem penghawaan. Sistem otomatisasi dengan sensor suhu dan kelembaban juga perlu
L dipertimbangkan untuk mengontrol penghawaan sesuai kebutuhan, yang pada gilirannya akan mengurangi
pemborosan energi. Efisiensi sistem, seperti HVAC yang memiliki peringkat efisiensi tinggi, adalah langkah
matahari pagi. Desain jendela, atap kaca, dan bukaan harus dioptimalkan untuk memungkinkan cahaya alami
meresap ke dalam bangunan. Sensor cahaya yang cerdas sangat penting untuk mengontrol pencahayaan
buatan berdasarkan tingkat pencahayaan alami. Lampu LED yang efisien secara energi juga harus diterapkan.
I penting lainnya. Cahaya alami harus dimaksimalkan untuk mengurangi ketergantungan pada pencahayaan
buatan, dan pertimbangkan penggunaan energi terbarukan jika memungkinkan. Manajemen penggunaan
Desain interior dengan warna cerah dan permukaan reflektif akan membantu memaksimalkan pencahayaan
alami. Program pemantauan dan pemeliharaan rutin diperlukan untuk menjaga sistem pencahayaan
energi yang baik dan pemeliharaan rutin sistem penghawaan juga diperlukan. Edukasi pengguna tentang beroperasi secara efisien. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, desain bangunan dapat mencapai
S cara menggunakan sistem penghawaan dengan bijak juga dapat membantu dalam upaya efisiensi energi.
Dengan mempertimbangkan semua elemen ini, analisis efisiensi energi dapat menghasilkan rancangan
efisiensi energi yang optimal, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan kenyamanan penghuni.
Lokasi dengan orientasi berbeda di sisi kiri dan kanan site memberikan peluang unik untuk mengoptimalkan

A sistem penghawaan yang lebih efisien di lokasi tersebut. pencahayaan alami sepanjang hari.

STACK EFFECT VENTILATION MAXIMAZING NATURAL LIGHTING

E
Dalam merancang bangunan di tepi Jalan Imam Bonjol, prinsip-prinsip Dalam merancang bangunan di tepi Jalan Imam Bonjol, Palangka Raya,
yang telah digunakan pada Eastgate Center di Zimbabwe, seperti sistem pemanfaatan jendela besar sangat penting untuk memaksimalkan
ventilasi alami berbasis Stack Effect dan desain arsitektur terinspirasi pencahayaan alami. Jendela yang besar memungkinkan cahaya
oleh bentuk sarang rayap, dapat diterapkan. Prinsip Stack Effect, yang matahari masuk ke dalam ruangan, menciptakan lingkungan terang dan

F meniru sistem ventilasi sarang rayap, mengizinkan sirkulasi udara alami


yang membantu menjaga kenyamanan suhu tanpa perlu sistem
pendingin udara berlebihan. Begitu pula, desain arsitektur yang meniru
nyaman, dan mengurangi ketergantungan pada pencahayaan buatan.
Posisi dan orientasi jendela juga harus diperhatikan untuk
memanfaatkan pencahayaan pagi dan sore. Selain meningkatkan

I sarang rayap dengan lorong-lorong dan bukaan yang memaksimalkan


aliran udara alami akan mendukung efisiensi penghawaan alami. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip ini, bangunan di tepi Jalan Imam Bonjol
pencahayaan, jendela besar juga menghubungkan penghuni dengan luar
dan menciptakan atmosfer alami dalam ruangan. Dalam desain, pastikan
penggunaan bahan berkualitas tinggi, perhatikan isolasi, dan

S dapat mengadopsi pendekatan berkelanjutan dan ramah lingkungan,


mengurangi konsumsi energi, dan menciptakan kondisi yang nyaman
bagi penghuninya.
pertimbangkan sistem penutup jendela yang dapat diatur. Dengan
integrasi jendela besar, bangunan dapat mencapai efisiensi energi tinggi
dan menciptakan lingkungan yang nyaman dan terhubung dengan dunia

I
luar.

EFFICIENT HVAC SYSTEM VERTICAL SUN SHADING


E Dalam merancang bangunan di tepi Jalan Imam Bonjol, Palangka Raya,
penerapan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) yang
Dalam merancang bangunan di tepi Jalan Imam Bonjol, Palangka Raya,
dengan orientasi site yang menghadap barat daya di sisi kiri dan timur laut

N
efisien menjadi kunci. Sistem HVAC yang efisien dapat menciptakan di sisi kanan, penggunaan sun shading vertikal dan horizontal adalah
kenyamanan interior sambil mengurangi konsumsi energi. Pilih sistem penting untuk meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan penghuni.
HVAC dengan peringkat energi tinggi dan teknologi terbaru seperti pompa Sun shading vertikal, seperti pergola, dapat mengurangi pemanasan
panas yang berfungsi ganda untuk mengurangi penggunaan energi. Sistem berlebihan dari sinar matahari di sisi barat daya, sementara sun shading

S kontrol cerdas dengan sensor suhu dan kelembaban adalah penting untuk
mengatur suhu secara otomatis dan mencegah pemborosan energi.
Pemeliharaan rutin dan penggantian filter secara teratur juga mendukung
horizontal, seperti atap sayap, memungkinkan pencahayaan alami tanpa
pemanasan berlebih di sisi timur laut. Dalam desain, pilih material yang
tahan cuaca, dan pertimbangkan pengendali otomatis untuk mengatur sun

I efisiensi sistem HVAC. Edukasi penghuni tentang penggunaan yang bijak,


termasuk pengaturan suhu yang sesuai kebutuhan, dapat membantu
menjaga efisiensi. Dengan fokus pada sistem HVAC yang efisien, bangunan
shading sesuai kondisi cuaca. Dengan penerapan sun shading yang cerdas,
bangunan dapat mencapai efisiensi energi yang tinggi dan tampilan
arsitektur yang menarik.
di tepi Jalan Imam Bonjol dapat mencapai kenyamanan interior tinggi
sambil meminimalkan dampak lingkungan dan biaya energi.

E SKY GARDEN OPEN PLAN LAYOUT


N Mengaplikasikan taman pada skywalk di desain bangunan di
tepi Jalan Imam Bonjol, Palangka Raya, dapat berdampak positif
Dalam perancangan bangunan di tepi Jalan Imam Bonjol,
Palangka Raya, penggunaan open plan layout penting untuk
pada penghawaan dan kualitas udara. Taman di skywalk fleksibilitas dan pemanfaatan pencahayaan alami. Dengan
E berfungsi sebagai filter alami yang menyerap polutan udara dan
menghasilkan oksigen, meningkatkan kualitas udara. Ini juga
minimnya sekat antar ruang, cahaya alami dapat meresap tanpa
hambatan, mengurangi ketergantungan pada pencahayaan
mengurangi "heat island effect" dan kebutuhan pendinginan buatan. Ini juga menciptakan ruang yang bisa disesuaikan
R mekanis, serta mendukung aliran udara alami. Selain manfaat
lingkungan, elemen taman juga menciptakan lingkungan yang
dengan berbagai kebutuhan, baik di lingkungan bisnis yang
dinamis maupun dalam rumah tangga. Tetapi, privasi dan

G
estetis dan menenangkan bagi penghuni bangunan, akustik perlu diperhatikan, dan desain elemen seperti partisi
meningkatkan kualitas hidup. dan dinding gerak dapat membantu menciptakan ruang yang
lebih pribadi dan terkendali dari segi suara. Dengan open plan

I layout, bangunan dapat mencapai efisiensi energi dan


fleksibilitas, sambil mempertimbangkan kenyamanan
penghuninya.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
A 3. MATERIAL BANGUNAN 4. ENERGI MATAHARI DAN KONSERVASI AIR
Dalam analisis efisiensi energi di lokasi di tepi Jalan Imam Bonjol, Palangka Raya,
N dengan orientasi sisi kiri barat daya dan sisi kanan timur laut, penggunaan material
bangunan berkelanjutan yang mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi
Dalam menganalisis efisiensi energi yang berfokus pada pencahayaan di lokasi yang terletak di tepi Jalan
Imam Bonjol, Palangka Raya, dengan sisi kiri menghadap barat daya dan sisi kanan menghadap timur laut,
sebagai seorang arsitek, kita harus mempertimbangkan berbagai faktor desain dan lingkungan. Dua arah
A energi sangat penting. Pilih material dengan isolasi termal yang baik dan reflektansi
cahaya matahari yang tinggi untuk mengurangi konsumsi energi dan pemanasan
hadap yang berbeda membuka peluang untuk memaksimalkan pemanfaatan pencahayaan alami. Pada sisi
barat daya, sinar matahari sore dapat dimanfaatkan, sementara sisi timur laut dapat memaksimalkan sinar
berlebih. Pertimbangkan penggunaan material tahan lama, seperti kayu berkelanjutan
L atau beton daur ulang, dan material yang ramah lingkungan. Pemanfaatan sumber
energi terbarukan juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada energi
matahari pagi. Desain jendela, atap kaca, dan bukaan harus dioptimalkan untuk memungkinkan cahaya alami
meresap ke dalam bangunan. Sensor cahaya yang cerdas sangat penting untuk mengontrol pencahayaan
buatan berdasarkan tingkat pencahayaan alami. Lampu LED yang efisien secara energi juga harus diterapkan.
I konvensional. Dengan penerapan material yang sesuai, kita dapat menciptakan
bangunan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di sekitar Jalan Imam
Desain interior dengan warna cerah dan permukaan reflektif akan membantu memaksimalkan pencahayaan
alami. Program pemantauan dan pemeliharaan rutin diperlukan untuk menjaga sistem pencahayaan
Bonjol, Palangka Raya. beroperasi secara efisien. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, desain bangunan dapat mencapai
S efisiensi energi yang optimal, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan kenyamanan penghuni.
Lokasi dengan orientasi berbeda di sisi kiri dan kanan site memberikan peluang unik untuk mengoptimalkan

A pencahayaan alami sepanjang hari.

INSULATED WALL SOLAR ENERGY HARVESTING

E
Sebagai arsitek, penting untuk mempertimbangkan penggunaan material
isolasi termal berkualitas tinggi dalam desain di tepi Jalan Imam Bonjol,
Palangka Raya. Material isolasi termal yang baik, seperti busa poliuretan
Menambahkan unsur pemanen energi matahari dalam desain bangunan
berkualitas tinggi atau panel insulasi, adalah kunci untuk mencapai

F efisiensi energi yang optimal. Mereka membantu mengurangi kebocoran


energi panas atau pendinginan, yang mengurangi ketergantungan pada
sistem pemanas dan pendingin. Hal ini bukan hanya mengurangi biaya
adalah langkah penting untuk meningkatkan efisiensi energi,
berkontribusi pada keberlanjutan, dan mengurangi dampak lingkungan.
Selain itu, hal ini memenuhi regulasi keberlanjutan, mengurangi biaya

I
operasional, dan membuka peluang investasi dalam energi terbarukan.
operasional, tetapi juga mengurangi emisi karbon dan menciptakan kondisi
Dengan memanfaatkan sumber energi matahari, kita dapat menciptakan
interior yang nyaman. Dalam iklim tropis seperti di Palangka Raya, material
bangunan yang lebih ramah lingkungan, hemat energi, dan ekonomis di
isolasi termal membantu mencegah pemanasan berlebihan. Dengan

S
sekitar Palangka Raya.
pemilihan material isolasi yang tepat, bangunan dapat mencapai efisiensi
energi yang tinggi, mengurangi biaya operasional, dan memberikan
kenyamanan kepada penghuninya. Ini juga berkontribusi pada desain

I
berkelanjutan dan pengurangan dampak lingkungan di sekitar Jalan Imam
Bonjol.

SUSTAINABLE MATERIAL RAIN WATER HARVESTING


E Sebagai arsitek, penting untuk mempertimbangkan penggunaan material
berkelanjutan seperti kayu berkelanjutan dan beton daur ulang dalam
Dalam merancang bangunan di tepi Jalan Imam Bonjol, Palangka Raya,
dengan orientasi site yang menghadap barat daya di sisi kiri dan timur laut

N
desain di tepi Jalan Imam Bonjol, Palangka Raya. Kayu berkelanjutan berasal di sisi kanan, penggunaan sun shading vertikal dan horizontal adalah
dari hutan yang dikelola dengan baik, menjaga ekosistem alam, dan penting untuk meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan penghuni.
memberikan karakter alami yang estetis. Selain itu, beton daur ulang terbuat Sun shading vertikal, seperti pergola, dapat mengurangi pemanasan
dari beton bekas yang diproses ulang, mengurangi limbah konstruksi dan berlebihan dari sinar matahari di sisi barat daya, sementara sun shading

S penggunaan sumber daya alam baru. Penggunaan kedua material ini tidak
hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga memberikan keindahan
visual dan karakter unik pada desain. Dengan demikian, kita menciptakan
horizontal, seperti atap sayap, memungkinkan pencahayaan alami tanpa
pemanasan berlebih di sisi timur laut. Dalam desain, pilih material yang
tahan cuaca, dan pertimbangkan pengendali otomatis untuk mengatur sun

I bangunan yang ramah lingkungan dan memiliki nilai estetis yang tinggi di
sekitar Palangka Raya.
shading sesuai kondisi cuaca. Dengan penerapan sun shading yang cerdas,
bangunan dapat mencapai efisiensi energi yang tinggi dan tampilan
arsitektur yang menarik.

E DOUBLE GLAZED WINDWOW SMART PARKING MANAGEMENT


N Sebagai seorang arsitek, penerapan jendela double glazed
dalam desain di tepi Jalan Imam Bonjol, Palangka Raya, adalah
Dalam perancangan bangunan di tepi Jalan Imam Bonjol,
Palangka Raya, penggunaan open plan layout penting untuk
langkah cerdas untuk meningkatkan efisiensi energi dan fleksibilitas dan pemanfaatan pencahayaan alami. Dengan
E kenyamanan. Jendela ini memiliki dua lapisan kaca yang
meminimalkan kebocoran panas, menjaga suhu interior tetap
minimnya sekat antar ruang, cahaya alami dapat meresap tanpa
hambatan, mengurangi ketergantungan pada pencahayaan
stabil, dan mengurangi kebutuhan pemanasan dan buatan. Ini juga menciptakan ruang yang bisa disesuaikan
R pendinginan. Hal ini mengurangi biaya energi dan emisi karbon.
Selain itu, jendela double glazed juga mengurangi kebisingan
dengan berbagai kebutuhan, baik di lingkungan bisnis yang
dinamis maupun dalam rumah tangga. Tetapi, privasi dan

G
luar, meningkatkan keamanan, dan melindungi dari sinar UV. akustik perlu diperhatikan, dan desain elemen seperti partisi
Dengan menerapkan jendela ini, kita menciptakan bangunan dan dinding gerak dapat membantu menciptakan ruang yang
yang efisien, nyaman, aman, dan ramah lingkungan di sekitar lebih pribadi dan terkendali dari segi suara. Dengan open plan

I Palangka Raya. layout, bangunan dapat mencapai efisiensi energi dan


fleksibilitas, sambil mempertimbangkan kenyamanan
penghuninya.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
1. CIVITAS, AKTIVITAS, DAN KEBUTUHAN RUANG 2. PENGELOMPOKAN RUANG

P Sebagai seorang arsitek, desain bangunan mix-use yang mencakup apartemen dan kantor sewa memerlukan
perhatian terhadap tiga aspek utama: Civitas, Aktivitas, dan Kebutuhan Ruang. Civitas mengacu pada RUANG PUBLIK RUANG SERVIS

R penduduk apartemen, yang membutuhkan pemahaman tentang jumlah unit, tipe apartemen, dan fasilitas.
Aktivitas mencakup penggunaan kantor, yang harus sesuai dengan jenis bisnis yang akan beroperasi di

O
dalamnya. Selain itu, kita perlu memikirkan ruang komunal dan fasilitas umum. Terakhir, perlu
mempertimbangkan kebutuhan fisik bangunan seperti jumlah lantai, jenis struktur, fasilitas parkir, dan aspek
teknis lainnya. Dengan menyelaraskan semua elemen ini, kita akan menciptakan desain yang mengakomodasi
G kebutuhan dan keinginan penghuni apartemen, penyewa kantor, dan masyarakat umum secara efisien dan
harmonis.

R
BUILDING USERS
A FASILITAS PENGELOLA RUANG MEP

R
U
A
N BUILDING MANAGER

G
FASILITAS PENGGUNA

D
A
L
A
M

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
3. POLA TATA RUANG
MAIN LOBBY RENTAL OFFICE

P Pola Tata Ruang Linear:


Pola ini melibatkan pengaturan

R elemen dalam satu baris atau sekuensi


linear. Ini sering digunakan untuk
menciptakan aliran ruang yang jelas,

O seperti koridor atau teras panjang.

G Pola Tata Ruang Grid:


Pola grid melibatkan tata letak elemen
dalam sebuah jaringan atau grid,

R dengan garis-garis horizontal dan


vertikal yang sejajar. Ini menciptakan
ruang yang teratur dan simetris, sering

A digunakan dalam perkotaan dan


perencanaan kota.

M Pola Tata Ruang Cluster:


Pola cluster melibatkan
pengelompokan elemen-elemen
dalam kelompok-kelompok kecil,
seringkali dengan elemen-elemen

R yang berbeda di dalam kelompok yang


sama. Ini dapat menciptakan ruang
dengan karakteristik beragam dan
MANAGEMENT OFFICE

U menarik, seperti dalam desain


permukiman.

A Pola Tata Ruang Radial:


Pola ini melibatkan pengaturan

N elemen-elemen sekitar satu titik pusat,


menciptakan tata letak yang meradiasi
dari titik tersebut. Pola ini sering TYPICAL RESIDENTIAL

G digunakan dalam desain taman atau


pusat kota dengan elemen-elemen
AREA

yang menyebarkan keluar dari pusat.

Pola Tata Ruang Axial:

D Pola tata ruang ini melibatkan


pengaturan elemen-elemen arsitektur
sepanjang satu sumbu atau poros

A utama. Hal ini sering digunakan untuk


menciptakan tata letak simetris dan
terorganisir dengan baik.
L
A Pola Tata Ruang Sentral:
Pola Tata Ruang Central adalah pola
tata ruang yang menekankan elemen

M desain yang berpusat di sekitar satu


titik fokus, menciptakan kesan
keseimbangan dan estetika. Contoh
umumnya termasuk aula utama, taman
pusat, atau lobi hotel.

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
3. POLA TATA RUANG
RUANG MEP

P
R
O
G
R
A
M

R
U
UNIT APARTMENT RENTAL OFFICE MANAGEMENT OFFICE

A
N
G

D
A
L
A
M

NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
A
N
A
L
I
S
A

B
E
S
A
R
A
N

R
U
A
N
G
NAMA & NIM

BANGUNAN MIXID BUILDING


(RENTAL OFFICE-APARTEMENT) BOBBY MICHAEL RICHITO TULUS
DENGAN PRINSIP GREENSHIP (203020502058)
BUILDING TITIANI WIDATI, S.T ,M.Sc.
600 1500 1500 1500 1350 1350 1500 1500 1500 600
1500

1500
1500

1500
1500

1500
1500

1500
600 1500 1500 1500 1350 1350 1500 1500 1500 600
600 1500 1500 1500 1350 1350 1500 1500 1500 600
1500

1500
1500
1500

1500
1500

1500
600 1500 1500 1500 1350 1350 1500 1500 1500 600
14300

600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600
14300

600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600
6000

1500 3000 1500

600
600

R. TELEKOMUNIKASI

1500
1500

R. GENSET
PANEL LISTRIK

542
1500

R. SEWEGE
TREATMENT

958
R. GWT

1500
1500

R. CHILLER LOADING DOCK

R. POMPA

1350
1350

R. TEKNISI

12900
12900

1350
1350

R. BATERAI, INVERTER, CONTROL


PANEL SOLAR PANEL
1500
1500
958

1500
542

1500
1500

600
600

1500 3000 1500

6000
12900
600 1500 1500 1500 1350 1350 1500 958 542 1500 600
1500

1500
6000

6000
3000

3000
1500

1500
600 1500 542 958 1500 1350 1350 1500 1500 1500 600

12900
6658
1500 1350 1350 1500 958

START UP START UP START UP


OFFICE OFFICE OFFICE

1500
RESEPSIONIS CO-WORKING SPACE
CO-WORKING SPACE

4500
3000

3000
KAFETARIA
4500

CO-WORKING SPACE

LOUNGE

CO-WORKING SPACE
1500

START UP START UP START UP


OFFICE OFFICE OFFICE

958 1500 1350 1350 1500

6658
6658
1500 1350 1350 1500 958

1500
GYMANASIUM

4500
3000

3000
LOBBY
4500

KANTOR PEMASARAN
RESEPSIONIS
KANTOR PENGELOLA

CO-WORKING SPACE
1500

MEETING ROOM

SMOKING AREA

958 1500 1350 1350 1500

6658
6658
1500 1350 1350 1500 958

TYPE 2 BR

OUTDOOR LOUNGE TYPE 3 BR

1500
TYPE 2 BR

INDOOR LOUNGE

TYPE 2 BR

4500
3000

3000
4500

TYPE 1 BR

INDOOR LOUNGE TYPE 1 BR


TYPE 2 BR

TYPE 1 BR
1500

TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR

OUTDOOR LOUNGE

958 1500 1350 1350 1500

6658
6658
1500 1350 1350 1500 958

OUTDOOR LOUNGE TYPE 3 BR TYPE 2 BR

1500
TYPE 2 BR

INDOOR LOUNGE

TYPE 2 BR

4500
3000

3000
4500

TYPE 1 BR
TYPE 1 BR

INDOOR LOUNGE TYPE 1 BR


TYPE 2 BR

TYPE 1 BR
1500

TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR

OUTDOOR LOUNGE

958 1500 1350 1350 1500

6658
958 1500 1350 1350

620
1500
3620

TYPE 1 BR

INDOOR LOUNGE TYPE 1 BR


TYPE 2 BR

TYPE 1 BR
1500

TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR

OUTDOOR LOUNGE

958 1500 1350 1350


6658
1500 1350 1350 1500 958

1500

4500
3000

3000
4500

TYPE 1 BR
TYPE 1 BR

INDOOR LOUNGE TYPE 1 BR


TYPE 2 BR

TYPE 1 BR
1500

TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR

OUTDOOR LOUNGE

958 1500 1350 1350 1500

6658
6658
1500 1350 1350 1500 958

1500
PENTHOUSE

4500
3000

3000
4500

PENTHOUSE
1500

958 1500 1350 1350 1500

6658
6658
1500 1350 1350 1500 958

1500

4500
3000

3000
4500
1500

958 1500 1350 1350 1500

6658
SITE PLAN

1 : 450
TAMPAK DEPAN TAMPAK BELAKANG

1 : 500
TAMPAK KIRI

1 : 500
TAMPAK KANAN

1 : 500
SKYLINES
EXTERIOR
PERSPECTIVE VIEW
INTERIOR APARTMENT UNIT 1 BR MASTER BEDROOM UNIT 1 BR

INTERIOR APARTMENT UNIT 2 BR MASTER BEDROOM UNIT 2 BR

INTERIOR
PERSPECTIVE VIEW
INTERIOR RENTAL OFFICE PRIVATE UNIT

INTERIOR RENTAL OFFICE START UP UNIT

INTERIOR
PERSPECTIVE VIEW
INTERIOR APARTMENT UNIT 3 BR

MASTER BEDROOM UNIT 3BR

INTERIOR
PERSPECTIVE VIEW
POTONGAN DETIL LIFT A-A

RUANG MESIN

SHAFT LIFT

DENAH LIFT

LIFT BARANG

LIFT PENGUNA RENTAL OFFICE

LIFT SERVICE

LIFT PENGHUNI APARTEMENT

LIFT BARANG

LIFT PENGHUNI APARTEMENT

SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL


C
A
KETERANGAN

DUCT COLD
AIR SUPPLY
UNIT AHU

UNIT POMPA
UNIT CHILLER

DUCT RETURN AIR


PIPA AIR DINGIN

PIPA MENUJU CHILLER

R. TELEKOMUNIKASI

R. GENSET
PANEL LISTRIK

R. SEWEGE
TREATMENT

SISTEM PENGKODISIAN UDARA


R. GWT

R. CHILLER

C LOADING DOCK

R. POMPA

GUDANG

R. AHU

R. TEKNISI

R. BATERAI, INVERTER, CONTROL


PANEL SOLAR PANEL
KETERANGAN
CLEAN WATER
PIPE

SEWEGE WATER
PIPE

RAIN WATER
PIPE

HYDRANT BOX
PIPE

SPRINKLER
PIPE

SEWEGE TREATMENT
SWT
TANK

GROUND WATER
GWT
TANK

PUMP
PM

SECONDARY
SGWT GWT

RAIN WATER
RWC COLLECTOR

LOADING DOCK

R. AHU
SP

SP
R. CHILLER

PANEL SOLAR PANEL


R. BATERAI,
CONTROL
R. TELEKOMUNIKASI

PANEL LISTRIK

R. TEKNISI
R. GENSET

SGWT
GWT
RWC
SWT

PM

DENAH JARINGAN AIR BERSIH & KOTOR


KETERANGAN
SMOKE DETECTOR

SPRINKLER

FIRE ALARM

PIPA SPRINKLER

PIPA HYDRANT BOX

HYDRANT BOX

INDOOR LOUNGE
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN AKTIF
TYPE 2 BR
OUTDOOR LOUNGE TYPE 3 BR
TYPE 2 BR
TYPE 2 BR INDOOR LOUNGE
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN AKTIF
TYPE 1 BR
INDOOR LOUNGE TYPE 1 BR
TYPE 2 BR
TYPE 1 BR
TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR TYPE 1 BR
OUTDOOR LOUNGE
JALUR EVAKUASI

HYDRANT BOX
KETERANGAN

APAR
KETERANGAN
LOW VOLTAGE
CABLE

MEDIUM VOLTAGE
CABLE

APPLIANCE CABLE

BT BATTERY CELL

GNST GENERATOR

IV INVERTER

GENERATOR
PK CONTROL PANEL

CT CHARGER CONTROL

DCB DC DISCONNECT BOX

SP SERVICE PANEL

LOADING DOCK

R. AHU
SP

SP
R. CHILLER

PANEL SOLAR PANEL


R. BATERAI,
CONTROL

BT
DCB
R. TELEKOMUNIKASI

PANEL LISTRIK

R. TEKNISI
TREATMENT
PK

BT
R. SEWEGE
R. GENSET

R. POMPA
R. GWT

CT
GNST

IV

DENAH JARINGAN LISTRIK


TAMPAK KULIT BANGUNAN MODUL 1

PERSPECTIVE KULIT BAGUNAN MODUL 1


VERTICAL FINS SHADES

CREEPER PLANTS

DETAIL
KULIT BANGUNAN
TAMPAK KULIT BANGUNAN MODUL 1

PERSPECTIVE KULIT BAGUNAN MODUL 1

RAIN WATER CATCHER

SOLAR PANEL

DETAIL
KULIT BANGUNAN

Anda mungkin juga menyukai