Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

CIRI BANGUNAN MIXED USE TIPOLOGI BANGUNAN MIXED USE


TIPOLOGI BANGUNAN MIXED USE
(BANGUNAN BANYAK FUNGSI) Mewadahi 2 fungsi urban atau lebih, isalnya terdiri
Mixed Use tower, merupakan
dari retail, perkantoran, hunian, hotel, dan
sebuah bentuk massa dan
Sejarah singkat mixed use : entertainment/ cultural / recreation
struktur yang sifatnya tunggal,
• Berfungsi untuk mewadahi berbagai macam • Terjadi integrasi dan sinergi fungsional
dimana penggabungan antara
kegiatan sehingga disebut sebagai superblok • Terdapat ketergantungan kebutuhan antara
fungsi-fungsi dileakan pada
• Proyek- proyek berskala besar di tengah masing-masing fungsi bangunan yang
setiap lapisanya. Bangunan ini
kota mulai dibangun setelah berakhirnya PD II memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi
dapat berbentuk High Rise
• Karena umumnya konfigurasi jalan berbentuk tersebut.
Tower atau dengan struktur
grid, sehingga petak lahan yang terbentuk disebut Mixed use dapat dilakukan dalam skala kawasan, bawah yang diperbesar (
blok kompleks (lahan), blok bangunan maupun di dalam Podium)
bangunan itu sendiri. Polanya bisa horisontal
Definisi mixed use : maupunvertikal sesuai jenis fungsi yang di Multitowered Megastructure,
A. Mixed Use campurkan. adalah sebuah ekspresi dimana
merupakan penggunaan campuran berbagai tata guna lahan semua tower berdiri pada sebuah
atau fungsi dalam bangunan. podium. Lantai bawah (podium)
(Dimitri Procos, Mixed Land Use from Revival Too Innovation,
Stroud’s burg, Pennsylvania: Dowdin Hutchinson & Ross. Inc,
biasanya digunakan sebagai
1976, pIX) kompleks pembelanjaan. Secara
B. Mixed Use Center struktural hal ini mengintegrasikan
suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi kegiatan semua komponen pada lantai
termasuk hotel, pusat konveksi, apartemen & perumahan, bawah sebagai common base
perkantoran, pusat perbelanjaan dan pusat kebudayaan
lainnya. Penerapan atau pemilihan jenis-jenis Mixed use ini
(Dudley H. William, Encyclopedia of American Architecture, tergantung pada luas dan bentuk lahan, posisi/
USA: Mc. Graw Hill) Freestanding Structure with
lokasi terhadap jaringan jalan serta aspek bisnis
C. Mixed Use Building Pedestrian Connection,
adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang dan persyayaratan/ ketentuan tata kota yang
menjadi acuan utama dan dasar pengembangan merupakan gabungan beberapa
berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang
berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga selanjutnya fungsi pada sebuah kompleks
tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi dengan jalur pedestrian
tinggi) sehingga terjadi satu struktur yang kompleks dimana horizontal sebagai penghubung
semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan utama beberapa fungsi bangunan
dalam kerangka integrasi yang kuat (dikembangkan oleh Meyer, tersebut.
1983)
PENDAHULUAN
Luas lahan adalah sebesar kurang lebih 6.000 m2.
Lokasi : Jl. Menteng Raya No. 37
Kelurahan : Kebon Sirih
Kecamatan : Menteng
Kota Adm. : Jakarta Pusat
Fungsi-fungsi bangunan yang direncanakan adalah:
Rumah Susun/Apartemen; dan didukung dengan
Fasilitas Pertokoan.
PENDAHULUAN
METAFORA MENURUT PARA AHLI

Anthony C. Antoniades dalam Poetic of Architecture Metafora Konkrit (Tangible Methapors) Berdasarkan prinsip-prinsip metafora, arsitektur
diartikan seperti :
Beliau mengatakan bahwa metafora merupakan suatu Yang menjadi dasar atau landasan dari metafora ini • Berusaha memindahkan sebuah keterangan
cara untuk memahami suatu hal, sehingga dapat ditimbulkan langsung dari beberapa karakter visual dari satu subjek ke subjek lainnya.
mempelajari pemahaman yang lebih baru dari sebuah atau material (contohnya adalah menara yang seperti • Berusaha untuk melihat sebuah subjek
topik dalam pembahasan. tongkat, rumah menjadi istana atau pun sebuah atap menjadi seolah-olah sesuatu hal yang
kuil yang diandaikan sebagai langit). berbeda.
Geoffrey Boadbent dalam Design in Architecture • Merubah fokus penelitian atau penyelidikan
The Crooked House, suatu area konsentrasi atau penyelidikan
Ia mengemukakan bahwa “transferring : figure of
Polandia lainnya.
speech in which a name or description term is
transferred to some object different form”.

Anthony C. Antoniades dalam bukunya yang


berjudul Poetic of Architecture, mengklasifikasikan
metafora menjadi tiga kategori Tirau

Metafora Abstrak (Intangible Methapors)


Metafora Kombinasi (Combine Methapors)
Yang menjadi dasar dari perancangan metafora ini Landasan inti dari metafora kombinasi ini berasal dari
adalah konsep, ide, kondisi manusia serta kualitas konseptual dan visual. Visual yang digunakan adalah
tertentu (yakni individualitas, kealamian, tradisi, sebagai dalih yang mendeteksi kebaikan, kualitas
komunitas dan budaya). Ide-ide ini dapat berasal dari serta fundamental itu sendiri dari suatu wadah visual
pemberangkatan metaforik sebuah konsep yang tertentu.
abstrak.
Monumen Perjuangan
Rakyat (Jawa Barat)

Frank Owen Gehry


TWA Building New York Gedung Opera Sydney
PENDAHULUAN
TEMATIK KOSNTEKTUAL

kontekstual dalam bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan Menurut buku Responsive Architecture dari Ian Bentley, Alan Alcock, Paul
dengan kondisi keterkaitan. Murrain, Sue McGlynn, dan Graham Smith, 7 poin penting untuk design
yang responsif adalah:
Dalam arsitektur konstekstual adalah sebuah proses perencanaan dan
perancangan, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karya baru yang Menurut buku Responsive Architecture dari Ian Bentley, Alan Alcock, Paul
direncanakan. Hal-hal yang mempunyai keterkaitan tersebut antara lain adalah Murrain, Sue McGlynn, dan Graham Smith, 7 poin penting untuk design
lingkungan, budaya, gaya regional, karakter masyarakat, sejarah, dll. yang responsif adalah:

Menurut para ahli : • Permeabilit : kemudahan akses dan sirkulasi.


• Bill Raun • Variety : ada beberapa fungsi berbeda dalam satu bangunan atau satu
Kontekstual menekankan bahwa sebuah bangunan harus mempunyai kaitan kawasan.
dengan lingkungan (bangunan yang berada di sekitarnya). Keterkaitan tersebut • Legibility : ada bentukan yang mudah diidentikasi dan membantu
dapat dibentuk melalui proses menghidupkan kembali nafas spesifik yang ada kemudahan orientasi.
dalam lingkungan (bangunan lama) ke dalam bangunan yang baru sesudahnya. • Robustness : ada ruang-ruang temporal, dapat difungsikan untuk
berbagai aktivitas yang berbeda pada waktu yang berbeda.
• Richness : kekayaan rasa dan pengalaman melalui perbedaan material,
• Stuart E Cohen susunan ruang, dll.
Dalam pemikiran kontekstual, menganggap bahwa salah satu metode untuk • Visual Appropriate : mampu mengidentifikasi fungsi bangunan dengan
mengetahui keberadaan suatu bentuk dan bahasa arsitektur adalah berdasarkan melihat fisiknya, sekolah tampak seperti sekolah, rumah sakit seperti
pengakuan secara resmi oleh masyarakat di sekitarnya. Hal ini berarti bentuk rumah sakit, mall seperti mall.
fisik yang telah mapan adalah bentuk yang diakui dan terbiasa oleh pengamat • Personalization : melibatkan partisipasi komunitas serta adanya
sekitarnya. interaksi antara manusia dan lingkungan.

• Brent C Brolin
Seorang arsitek atau perencana bangunan dianjurkan untuk memperhatikan dan
menghormati lingkungan fisik sekitarnya, mengutamakan kesinambungan visual
antara bangunan baru dengan bangunan, landmark dan gaya setempat yang
keberadaannya telah diakui sebelumnya.

(Sumber : https://puspamentari.wordpress.com/2009/03/09/kontekstual-dalam-arsitektur/)
Kota Tua Jakarta VICTORIAN HOMES
1920an
Proyek menteng
ABAD KE 17 dinamakan Nieuw
Daerah menteng masih Gondangdia 1945 (setelah
Dihuni binatang buas dan
Di ditumbuhi pepohonan rindang
rancangan Mooijen merdeka)
dimodifikasi oleh F.J. Menjadi kawasan
Kubatz dengan elit di jakarta karena
mengubah tata jalan menjadi tempat
ABAD KE 19 dan penambahan tinggal tokoh-tokoh
Orang-orang Arab dari Hadramaut Sebagian besar taman-taman hingga penting dan
banyak yang membeli tanah dan bermukim di Menteng. mencapai bentuk yang konglomerat
hingga tahun 1910 sebelum Menteng dikuasai kembali tetap pertama.
oleh Belanda.

200an-
sekarang
Tetap menjadi
ABAD KE 18 1910 & 1918 1930an kawasan elit
Dimulainya kawasan menteng Sebagai kota taman di kawasann dijakarta banyak
Daerah Menteng masih dimiliki
Menjadi Villa pertama di Batavia menteng banyakl terdapat taman bediri kantor
oleh seorang tuan tanah keturunan
Dipimpin oleh P.A.J. Mooijen seorang kota yaitu taman suropati, taman kedutaan besar dari
Moor (Arab) bernama Assan Nina
Arsitek dari Belanda cut meutia dan stadion menteng negara-negara di
Daut. Kemudian dikuasai oleh J.
yang sekarang menjadi taman dunia dan
Du. Chene de Vienne (1790)
menteng perumahan mewah.
warga Belanda dan keturunannya
Zona Sub Zona : Perumahan Vertikal ; Campuran
Rencana Jalan / Garis Sempadan Bangunan : Rumah Susun (R.7) ; Campuran (C.1)
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 47 / 10 : 15 / 8
Koefisien Dasar Hijau (KDH) Koefisien Tapak : R.7 (4,5); C.1 (2,4) Luas Lahan : +-5.847 m2
Basement (KTB) Ketinggian Bangunan
: 30% = 1754m2
Pola Sifat Lingkungan (PSL) Tipe Bangunan
: 55% = 3215 m2
: R.7 (32 Lt) ; C.1 (4 Lt)
: Padat (P)
: R.7 (Tunggal) ; C.1 (Deret
Alamat : J a l a n Menteng R a ya No. 37
Kelurahan : Kebon Sirih
Kecamatan : Menteng Kota Adm.: Jakarta
Pusat
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
PERATURAN TAPAK MERUPAKAN ZONA R.7 DAN C.1

BAB 1
94. Zona perumahan KDB rendah adalah
zona yang diperuntukkan sebagai
hunian dengan KDB di bawah dan/atau
sama dengan 30% (tiga puluh persen)
dan memiliki ruang terbuka hijau privat BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2
pada setiap rumah sebagai resapan. 4. (1) Kecamatan yang berada di 5 (lima) Kota Administrasi meliputi: a. Kota Administrasi Jakarta
100. Zona campuran adalah zona yang Pusat terdiri dari 8 (delapan) kecamatan, meliputi:
diperuntukan bagi kegiatan hunian 5. Kecamatan Menteng dengan luas wilayah kurang lebih 653,48 (enam ratus lima puluh tiga
dan/atau perdagangan dan jasa secara koma empat puluh delapan) hektar;
vertikal, memiliki akses yang tinggi
berupa jalur pejalan kaki yang
terhubung dengan jaringan transportasi
massal dan jalur penghubung antar
bangunan, didukung dengan fasilitas
umum dan pasokan energi dengan
teknologi yang memadai. BAB VII RENCANA DETAIL TATA RUANG KECAMATAN
Bagian Keenam Kecamatan Menteng

BAB IX PERATURAN ZONASI zona Pasal 74 Tujuan penataan ruang Kecamatan Menteng untuk:
campuran dan sub zona campuran a. terwujudnya Kawasan Cagar Budaya dan pengembangan kawasan perwakilan negara dan/atau
dengan kode C.1;Bagian Kesatu Umum lembaga asing disertai penyediaan prasarana;
b. terwujudnya Kawasan Cikini sebagai pusat kegiatan tersier yang berfungsi untuk pusat perdagangan
Pasal 599 dan jasa serta pusat wisata budaya sejarah skala kota yang terintegrasi dengan angkutan massal;
(1) Kegiatan sebagaimana dimaksud c. terlaksananya pembangunan rumah susun umum untuk masyarakat berpenghasilan rendah
dalam Pasal 598 ayat dilengkapi prasarana yang terintegrasi dengan angkutan massal;
(2) berdasarkan zona pemanfaatan d. terlaksananya pembangunan dan pemeliharaan taman kota/lingkungan;
ruang yang dirinci ke dalam sub zona e. terwujudnya pengembangan prasarana pengendalian daya rusak air melalui pembangunan dan/atau
dengan kode sub zona, sebagai berikut: peningkatan kapasitas saluran drainase untuk menampung air dan mengatasi genangan air;
m. zona perumahan vertikal dan sub f. terwujudnya pengembangan kawasan permukiman melalui perbaikan dan/atau pemugaran
zona meliputi: lingkungan dilengkapi prasarana yang terintegrasi dengan angkutan massal; dan
1. sub zona rumah susun dengan kode g. terwujudnya kawasan perwakilan negara/lembaga asing melalui peningkatan prasarana
R.7;
2. sub zona rumah susun umum
dengan kode R.8;
3. zona campuran dan sub zona
campuran dengan kode C.1
Pasal 75
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang Kecamatan Menteng dilakukan pembagian:
zona dan sub zona kawasan; dan
. blok dan sub blok kawasan.
(2) Pembagian zona dan sub zona kawasan serta pembagian blok dan sub blok kawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), digambarkan dalam Gambar-5A Peta Zonasi Kecamatan Menteng skala 1 : 5.000
pada Lampiran III-1, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 76
Rencana pola ruang pada zona fungsi budidaya Kecamatan Menteng terdiri dari:
zona terbuka hijau lindung;
b. zona taman kota/lingkungan;
c. zona jalur hijau;
d. zona hijau rekreasi;
e. zona pemerintahan nasional;
f. zona perwakilan negara asing;
g. zona pemerintahan daerah;
h. zona perumahan KDB sedang-tinggi;
i. zona perumahan vertikal;
j. zona perkantoran, perdagangan, dan jasa;
k. zona perkantoran, perdagangan, dan jasa KDB rendah;
l. zona campuran;
m. zona pelayanan umum dan sosial; dan
n. zona terbuka biru.
(2) Setiap orang yang akan melakukan kegiatan pemanfaatan ruang di Kecamatan Menteng wajib
memperhatikan pembagian zona fungsi lindung dan zona fungsi budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), disajikan dalam Gambar-5A Peta Zonasi Kecamatan Menteng skala 1 : 5.000 pada Lampiran III-1 dan pada
Tabel-5A Tabel Rencana Pola Ruang Kecamatan Menteng pada Lampiran III-2, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Program ruang
Unit Type Studio
LUAS
DAYA JUMLAH LUAS
NO SARANA URAIAN SETIAP JUMLAH
MUAT SELURUH
RUANG
1 Rg. Tinggal 6 orang Bisa dipakai 12 m2 1 ruang 12m2
sebagai
tempat tidur
atau tempat
duduk tamu
2 Dapur 1 orang 6 m2 1 ruang 6 m2

5 Kamar Mandi & 1 orang 6m2 1 ruang 6m2


WC
Jumlah luas seluruh 24 m2

Kebutuhan ruang minimal = 300 unit 7200 m2


Unit Type 2 Kamar
LUAS
JUMLAH LUAS
NO SARANA DAYA MUAT URAIAN SETIAP JUMLAH
SELURUH
RUANG
1 Rg. Tinggal 8 orang Dipakai 18 m2 1 orang 18 m2
tp duduk
tamu/kel
uarga
2 Dapur 2 orang 9 m2 1 orang 9 m2
3 Kamar tidur 2 orang Bisa 12 m2 1 orang 12 m2
untuk
pasutri
4 Kamar tidur 1 orang Untuk 9 m2 1 orang 9 m2
anak/tam
u
5 Kamar 1 orang 4 m2 1 orang 4 m2
Mandi
6 WC 1 orang 2 m2 1 orang 2 m2
7 Balkon 2 orang Jemur/rg. 2 m2 1 orang 2 m2
duduk
Jumlah luas 56 m2
Unit Type Master
LUAS SETIAP JUMLAH LUAS
NO SARANA DAYA MUAT URAIAN JUMLAH
RUANG SELURUH

1. Rg. Tinggal 8 orang Dipakai sebagai ruang keluarga 18 m2 1 orang 18 m2

2. Rg. Duduk 6 orang Bisa dipakai untuk ruang 9 m2 1. kolam 12 m2


terima tamu
3. Dapur 2 orang 9 m2 1 orang 9 m2

4. Kamar tidur master 2 orang Bisa untuk pasutri 12 m2 1 kolam 12 m2

5. Kamar tidur 1 orang Untuk anak/tamu 9 m2 2 RG 18 m2

6. KM & WC master 1 orang 6 m2 1 orang 6 m2

7. Kamar mandi 1 orang 4 m2 1 orang 4 m2

8. WC 1 orang 2 m2 1 orang 2 m2

9. balkon 2 orang Bisa untuk jemur atau ruang 4 m2 1 orang 4 m2


duduk

Jumlah luas 85 Ha

Unit yang dibutuhkan = 40 unit 3400


Service
NO SARANA DAYA MUAT SETIAP LANTAI

1 Rg lift orang Sesuaikan dengan Ada


jumlah total penghuni

2 Lift barang sesuaikan dengan Ada


jumlah total lift
penghuni

3 Rg. Tangga darurat Disesuaikan dengan Ada


luas bangunan

4 Rg janitor 3 orang 6 m2
5 Shaft pipa 1.8 m2
6 Shaft kabel 0.9 m2
7 Bongkar muat 1 truk
8 Sirkulasi Sesuai persyaratan
rasio
Ruang Retail
NO SARANA LUAS

1 Rg lift orang Sesuaikan dengan jumlah


total penghuni

2 Lift barang sesuaikan dengan jumlah


total lift penghuni

4 Rg janitor 1 m2
5 Shaft pipa 1.8 m2
6 Shaft kabel 0.9 m2
7 Bongkar muat 1 truk
8 Tempat tumpuk/simpan barang 1 m2

luas total ruangan retai = 30 m2


PENGORGANISASIAN
FASILITAS

SERVICE/
AREA PENUNJANG SERVICE/
BOH ADMINISTRASI
BOH

KANTOR

AREA PUBLIK
RETAIL APARTEMENT HUB
HUB
GRAND
STORAGE

RETAIL ENTRANCE/ APARTEMENT


ENTRANCE FOH ENTRANCE

Anda mungkin juga menyukai