Anda di halaman 1dari 51

PROGRAMING

PERANCANGAN ARSITEKTUR IV
( HOTEL DAN KANTOR SEWA )

Disusun oleh :

1. Ristak Swandi Fani A.S. (1422015)


2. Tinzar Akbar E.S. (1422030)
3. Putra Tegar Syamsun B. (1422061)
4. Arif Putra Wira P. (1422074)
5. Zaky Gianeda Putra P. (1422092)
6. Ali Wafa (1422109)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2016/2017
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malang merupakan salah satu kota besar dan pusat kegiatan perekonomian

terbesar setelah kota Surabaya di propinsi Jawa Timur, yang terus berkembang

sesuai tuntutan jaman merupakan pusat kegiatan perdagangan, industri dan jasa.

Meningkatnya tingkat hunian hotel dan terbatasnya akomodasi hotel sebagai salah

satu penunjang pengembangan perhotelan. Adanya otonomi daerah, pemasukan

dari sektor perdagangan dan pariwisata menjadi andalan. Selain itu Malang

mengalami perkembangan dalam bidang perekonomian. Bidang perekonomian ini

mempengaruhi bidang lain antara lain perdagangan,bisnis ataupun jasa. Dengan

munculnya berbagai usaha menjadikan kebutuhan akan suatu wadah aktivitas

perkantoran yang cukup besar.

Konsep bangunan hotel yang terus menerus mengalami perkembangan sesuai

dengan keinginan para pengguna hotel saat ini yang berskala internasional yang

memiliki pelayanan serta fasilitas yang lengkap dan modern. Hotel sebagai aplikasi

sebuah dimensi dalam arsitektur yang memperhatikan lingkungan yaitu

keseimbangan terhadap lingkungan pendukung disekitarnya.

Untuk mengantisipasi kedatangan wisatawan dalam negeri maupun asing ke

Malang untuk kegiatan berbisnis, maka Malang memerlukan fasilitas

pendukung seperti akomodasi untuk tempat menginap, salah satunya adalah

hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk pertemuan bisnis sekaligus

untuk tempat rekreasi. Selain itu para pengusaha yang masuk Kota Malang pun

membutuhkan kantor sewa yang memiliki fasilitas lengkap, memadai dan lokasi

yang strategis untuk menunjang aktivitas administrasinya.


1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang timbul dari latar belakang dapat disimpulkan :


Tuntutan kebutuhan ruang yang efektivitas dengan solusi bangunan

tinggi, dikarenakan semakin tinginya nilai lahan di Perkotaan.

Bangunan tersebut harus memiliki tingkat efisiensi yang tinggi.


Malang merupakan tempat bisnis, industry dan
perdagangan belum
memiliki fasilitas pendukung yang memadai.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Memperoleh dasar dasar dalam merencanakan dan merancang Hotel

sebagai sarana akomodasi penginapan khususnya bagi para wisatawan dari

kalangan pelaku bisnis, investor, tenaga kerja asing ataupun wisatawan yang

bertujuan untuk mengunjungi obyek obyek wisata sesuai dengan potensi

dan tuntutan perkembangan kota Malang ke depan di bidang ekonomi,

perdagangan, jasa dan industri.

2. Tujuan merancang kantor sewa bermaksud untuk membantu para pengusaha

atau perkantoran untuk menampung semua kegiatannya

1.4 Batasan dan Lingkup Pembahasan



Batasan luasan lahan sekitar 1500-2000 m2

Tinggi bangunan minimal 5 lantai dan maksimal 7 lantai

Batas building Coverage 60%-80%


Fasilitas parkir yang dapatmenampung sejumlah dengan para pengguna
dan pengunjung bangunan

Fasilitas pendukung sebagai
sarana penunjang kegiatan bangunan yang
sesuai dengan standart
BAB II STUDI LITERATUR

2.1 Tinjauan Gedung Kantor Sewa

2.1.1 Pengertian Gedung Kantor Sewa

Kantor balai (gedung, rumah, ruang) tempat mengurus

pekerjaan. Kantor : Adalah suatu wadah yang berisi tentang

penerimaan (receiving), pendokumentasian (recording), dan fasilitas

informasi serta perlindungan aset perusahaan yang menjamin bahwa

bisnis/ usaha perusahaan dapat dipantau dan diperhitungkan.

(Guedes, 1997)

Suatu tempat dalam suatu badan usaha dimana dilaksanakan

kegiatan mengumpulkan, mencatat, mengolah, mengirim, menyimpan

bahan dan keterangan yang dibutuhkan untuk membantu melayani

pekerjaan utama dari badan usaha. (The Liang Gie 1974,

Administratif Perkantoran Modern).

Kantor sewa: suatu bangunan yang didalamnya terjadi

interaksi bisnis dengan pelayanan serta profesional. Didalamnya

terdiri dari ruang-ruang dengan fungsi yang sama yaitu fungsi kantor

dengan statuspemakai sebagai penyewa atas ruang yang digunakan.

(Hunt 1980)

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kantor sewa adalah sutau wujud bangunan/ wadah untuk para

pekerja kantor yang dapat digunakan oleh siapapun yang berminat

dengan cara menyewa. Dalam rancangannya bagi para investor/


pengusaha rancangan yang dibutuhkan kantor sewa yang efektif dan

efisien.

2.1.2 Klasifikasi Kantor Sewa

Menurut Marlina (2008), dalam Perancangan Bangunan

Komersial. Perkantoran sewa dapat diklasifikasikan berdasarkan

berbagai pertimbangan yaitu ruang sewa, peruntukan, jumlah

penyewa, pengelolaan, pembagian layout denah, kedalaman ruang

dan tipikal jalur pencapaianya.

1. Klasifikasi Berdasarkan Modul Ruang sewa

Dimensi modul ruang sewa dapat ditentukan dengan

memperhatikan tiga hal yaitu, (Endy Marlina, 2008):

a. Penyesesuaian dengan modul struktur bangunan untuk

mencapai efesiennya biaya bangunan dan efektifnya ruang

yang terbentuk.

b. Standar ruang gerak dari berbagai aktivitas yang ada sesuai

dengan fungsi yang direncanakan dan diwadahi dalam kantor

sewa.

c. Lengkapnya fasiltas yang direncankan sesuai dengan aktivitas,

keamanan dan kenyamanan bagi pengguna.

2. Klasifikasi Berdasarkan Peruntukannya

Adapun klasifikasinya berdasarkan peruntukannya adalah

sebagai berikut, (Endy Marlina, 2008):


a. Kantor Sewa Fungsi Tunggal

Sebuah perkantoran sewa yang difungsikan dan disewakan

untuk mewadahi satu kegiatan.

b. Kantor Sewa Fungsi Majemuk

Perkantoran sewa yang difungsikan atau disewakan untuk

mewadahi lebih dari satu kegiatan sehingga setiap ruangannya

memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan

yang diperlukan penggunanya.

3. Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Penyewa

Adapun klasifikasikan berdasarkan jumlah konsumen yang

menyewa ruangnya adalah sebagai berikut, (Endy Marlina, 2008):

a. Penyewa Bangunan Tunggal

Penyewaan ruang-ruang kantor yang di gunakan untuk satu

penyewa secara keseluruhan satu bangunan.

b. Penyewa Lantai Tunggal

Kantor sewa yang setiap lantainya ditempati oleh satu

penyewa saja dan memiliki fungsi yang tunggal maupun

majemuk.

c. Penyewa Lantai Majemuk

Kantor sewa yang setiap lantainya lebih dari satu penyewa/unit

kantor, dalam hal ini satu lantai dapat digunakan oleh

bermacam-macam kegiatan sesuai dengan kegiatan

penyewanya.
4. Klasifikasi Berdasarkan Pengelolanya

Untuk klasifikasi berdasarkan pengelolanya dibagi atas

berbagai kategori yaitu, (Endy Marlina, 2008):

a. Tenant Owned Office Building

Kantor sewa yang dibangun oleh pemilik yang sekaligus

berperan besar sebagai penyewa sebagian besar bangunan.

b. Speculative Office Building

Kantor sewa yang dibangun dengan tujuan memenuhi

kebutuhan pasar (market demand) serta secara spekulatif

diharapkan dapat menyerap penyewa berdasarkan kelayakan

yang telah dilakukannya.

c. Investment Type of Office Building

Kantor sewa yang memiliki spesifik sebagai berikut:

Penyewa adalah perusahaan khusus, biasanya satu

bangunan disewakan untuk satu penyewa sehingga image

bangunan dapat diolah sesuai dengan keinginan penyewa

tunggal tersebut, atau satu perusahaan yang menyewa.

Lokasi bangunan ditempatkan di lokasi yang nilainya

relatif tinggi.

d. Tailor Made Building

Kantor sewa yang dibangun untuk digunakan sendiri, misalnya

bangunan pemerintahan atau suatu department. Adapun

kelebihan kantor sewa ini adalah :


Lokasi dapat disesuaikan dengan tujuan kegiatan.

Dibangun menyesuaikan dengan fasilitas khusus yang

mengarah untuk kenyamanan dan aktivitas yang

direncanakan.

Bangunan dibangun dengan luas yang bervariasi sesuai

dengan pengguna ruang.

Dapat dirancang lebih kreatif untuk mendapatkan image

yang berbeda.

5. Klasifikasi Berdasarkan Layout Denah

Pembagian ruang pada suatu bangunan kantor berdasarkan

layout denah dapat dikelompokkan sebagai berikut, (Marlina,

2008):

a. Cellular System

Bentuk bangunan yang pada umumnya memanjang dengan

koridor memanjang sejajar dengan bentuk bangunan.

b. Group Space System

Sistem ini memiliki ruang-ruang dengan dimensi yang

mampu menampung 5-15 karyawan. Pada umumnya

diterapkan pada bangunan yang memiliki kedalaman 15-20

m dari koridor ke dinding luar bangunan.

c. Landscape/Open Plan System (Ruang Terbuka)


Sistem yang mempunyai susunan ruang yang fleksibel

menurut kebutuhan pemakai dengan menggunakan sekat

yang terbuat dari partisi, furnitur, maupun vegetasi sebagai

penanda gerak sirkulasi.

6. Klasifikasi Berdasarkan Kedalaman Ruang

Berdasarkan kedalaman ruang-ruangnya, sebuah kantor sewa

dapat diklasifikasikan sebagai berikut, (Endy Marlina, 2008):

a. Shallow Space

Apabila ruang-ruang-nya dirancang dengan kedalaman

kurang dari 8m. dengan bentuk sirkulasi Single zone place

yang disusun secara linear.

b. Medium Depth Space

Apabila ruang-ruang sewanya dirancang dengan

kedalaman: - 8-10 m pada konfigurasi jalur sirkulasi single

zone place. - 14-22 m pada konfigurasi jalur sirkulasi

Double zone place.

c. Deep space

Kategori ruang yang dirancang dengan kedalaman 11-19m.

biasanya digunakan untuk kantor group kecil atau

kombinasi antara kantor tunggal dengan kantor group kecil

dibagi oleh sirkulasi utama.

d. Very deep space


Apabila ruang-ruangnya mempunyai kedalaman lebih dari

20m. Ruang yang memiliki kedalaman ini dapat

mengkombinasikan antara ruang-ruang kecil dan ruang-

ruang sedang dengan penataan yang baik.

7. Klasifikasi Berdasarkan Tipikal Jalur Pencapaian

Berdasarkan tipikal jalur pencapaiannya, kantor sewa

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Tipe Koridor Terbuka

Ruang-ruang di setiap lantai diakses melalui koridor yang

menghubungkan antar ruang. Dalam hal ini biasanya

digunakan untuk bangunan dengan tipe yang memanjang

dan tatanan ruang yang linear.

b. Tipe Menara

Ruang kantor yang apabila bangunan yang dirancang

dengan bentuk bangunan tinggi dengan luasan per lantainya

relative lebih kecil sehingga perbandingan antara lebar dan

tinggi bangunan sangat kecil.

2.1.3 Perhitungan Sewa Ruang Kantor

Berdasarkan sistem sewa kantor sewa ini dibagi menjadi 2

bagian yaitu sebagai berikut:


1. Penyewaan Berdasarkan Sistemnya.

Adapun sistem penyewaan kantor sewa berdasarkan

sistemnya adalah sebagai berikut: (Nuraida,2007)

a. Sistem Area Terbuka (Open Area).

Ruang yang disewakan hanya merupakan ruang-

ruang terbuka dimana dalam pembagiannya nanti

tergantung besar kecilnya kebutuhan ruang dari penyewa.

Keuntungan : Penyewa tidak dibatasi dalam hal

kebutuhan atau menentukan luas lantai yang

dibutuhkan serta dalampengaturan uangnya. Untuk

pemasangan partisi dalam ruangan tergantung oleh

penyewanya.

Kerugian : Karena tidak ada pembatasan, maka

kesulitan akan muncul pada pola distribusi ruang

dan kemungkinan organisasi ulang sehubungan

dengan habisnya masa kontrak atau ganti penyewa.

b. Sistem Area Terbagi-Bagi (Partial/Closed Area)

Sistem yang bentuk pembagian ruangnya sudah

dibagi menjadi suatu ruang besar dalam satu lantai ke dalam

bentuk yang lebih kecil atau Lokal yaitu digunakan untuk

satu unit ruang yang sudah terbagi-bagi.

Keuntungan : Bagi perusahaan tingkat sedang akan

lebih banyak kemungkinan menyewa karena sudah


dapat diketahui bahwa standar harga sewanya tentu

akan lebih murah dibandingkan dengan sistem

open area tenant. Kemungkinan untuk penerapan

sistem ini pada bangunan berlantai lebih dari 4

lantai.

Kerugian : Dengan adanya ruang yang terbagi-bagi,

untuk perusahaan yang lebih besar dan

membutuhkan luas lantai yang besar akan kurang

diminati karena merasa terlalu dibatasi.

c. Gabungan Sistem Sewa Terbuka Dan Sistem Sewa Terbagi-

Bagi.

Sistem ini merupakan pengurangan kerugian-

kerugian dengan kedua sistem yang telah diuraikan di atas.

Secara umum tipe semacam ini biasanya membagi

peruntukan areanya, misalnya 15 digunakan sistem area

terbuka, sedangkan lantai selanjutnya memakai sistem area

terbagi.2. Penyewaan berdasarkan Perhitungan Sewa

Dalam sistem sewa berdasarkan perhitungan sewa dikenal

dengan istilah sebagai berikut (Marlina,2008):

1. Service floor area

Area servis yang digunakan pada bangunan seperti

Elevator, tangga, Ac central, dan fire tower court


tidak disewakan tetapi sebagai layanan fasilitas

untuk penyewa.

2. Rentable floor area

Untuk sistem sewa ini dapat dibedakan menjadi :

Usable floor area, area yang disewakan

dengan harga tertentu.

Common floor area, elevator, hall, koridor,

toilet dan lain-lain termasuk dalam

penyewaan pada bangunan.

3. Gross area system

Merupakan sistem sewa dengan memperhitungkan

semua bagian bangunan termasuk lobby, lift,

lavatory dan ruang penunjang lainnya.

4. Net area system

Sistem sewa yang memperhitungkan luas ruang

yang digunakan oleh penyewa. Dalam net area

system ini lobby, lift, dan ruang penunjang lainnya

tidak disewakan.

5. Semi Gross area sistem

Sistem sewa dengan memperhitungkan semua ruang

yang digunakan oleh penyewa termasuk beberapa

ruang fasilitas yang ditentukan, tetapi tidak

termasuk ruang transportasi, tangga darurat, dan

fasilitas umum lainnya.


2.1.4 Pembagian Ruang Kantor

Dalam Perkantoran Sewa pembagian program ruang dibagi

atas jenis kegiatannya. Adapun pembagian ruang perkantoran tersebut

antara lain:

1. Ruang Penerima

Ruang sosial adalah bagian dari kantor dimana

aktivitas orang-orang tersebut lebih banyak tidak terkait

dengan pekerjaan. Ruang-ruang sosial ini merupakan ruang

dimana tempat berkumpulnya pengguna sebelum memasuki

ruang kerja atau ruang yang digunakan untuk mencari

informasi mengenai bangunan.

2. Ruang Kantor Sewa atau Workstation

Ruang kantor atau Workstation adalah ruang

menyediakan tempat bagi para pekerja, perabotan, dan

peralatan. Ruang yang dimaksud adalah untuk membawa

tugas-tugas, akses langsung untuk penyimpanan, dan

kebebasan bergerak. Kursi harus nyaman untuk semua orang,

apapaun bentuk dan ukurannya. Juga menyediakan tipe

dudukan yang disukai kebanyakan pekerja yaitu terlihat cantik

namun santai (malas). Sedangkan meja, yang penting harus

mendukung kertas, baik untuk dibaca ataupun untuk menulis,

dan terlebih untuk peralatan komputer. Kemudian


disekelilingnya yaitu rak penyimpanan file, rak buku, tempat

sampah, dan mungkin lampu berdiri.

3. Ruang Pengelola

Ruang pengelola termasuk ruang yang utama, dimana

ruang pengelola ini sifatnya adalah semi privat. Ruang

pengelola merupakan ruang yang fungsinya menampung

wadah untuk kegiatan pengelolan bangunan. Jadi untuk

seluruh aspek pengelola bangunan seutuhnya berada di ruang

pengelola.

4. Ruang Penunjang

Ruang yang dimana digunakan untuk sarana pelengkap

dari fasilitas Perkantoran Sewa ini, misalkan seperti Ruang

Istirahat, Toilet, R. Fotokopi, Taman indoor, Musholla/Masjid,

Restaurant, Atm center dan lain-lain.

5. Ruang Servis

Ruang yang digunakan untuk menempatkan bagian

maintenance untuk bangunan perkantoran sewa. adapun

Ruang ini berisikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan

dengan fasilitas servis bangunan, misalnya seperti ruang

genset untuk bangunan, ruang cleaning service, Ruang janitor

dan lain-lain.
6. Ruang Kelompok

Tempat dimana orang bertemu untuk berbicara,

mendengarkan, dan bersama-sama membuat solusi terbaik

untuk pekerjaan yang sedang ditangani. Misalkan seperti ruang

Meeting, Ruang Tamu, dan sebagainya.

7. Sirkulasi

Rute dimana akses yang digunakan pengguna untuk ke

suatu ruang ke ruang lain atau dari satu lantai ke lantai yang

lainnya.Akan tetapi semakin baik penempatan sikulasinya maka

akan efisien pula kelangsungan hidup sebuah kantor.

2.1.5 Analisa Jenis Kegiatan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Kantor sewa ini secara garis

besar dapat dibagi sebagai berikut :

a) Penyewa

Kegiatan yang dilakukan adalah :

Datang

Parkir

Masuk ke bangunan, Menuju R. Kerja

Bekerja, Rapat, Aktifitas Lainnya

Istirahat, Makan & Minum, Buang Air

Pulang
Skema Alur Sirkulasi Penyewa

Main
Kendaraan Drop Off Parkiran
Entrance

Sirkulasi
Perorangan Pedestrian Lobby Kantor
Vertikal

Bekerja
Rapat/Pertemuan
Istirahat
Makan

Legenda :

Berangkat

Pulang
b) Pengelola

Kegiatan yang dilakukan adalah :

Datang

Parkir

Masuk ke bangunan, Menuju R. Kerja

Bekerja,melakukan kegiatan adminitrasi, kegiatan

pengawasan, kegiatan perawatan.

Istirahat, Makan & Minum, Buang Air

Pulang
Skema Alur Sirkulasi Pengelola

Main
Kendaraan Drop Off Parkiran
Entrance

Sirkulasi
Perorangan Pedestrian Lobby Vertikal Kantor

Bekerja
Istirahat
Makan

Legenda :

Berangkat

Pulang
c) Pengunjung

Kegiatan yang dilakukan adalah :

Datang

Parkir

Masuk ke bangunan

Melakukan / Memenuhi :

o Tugas / Keperluan, Pertemuan, Rapat dll.

o Kegiatan Khusus

o Fitness, Check Up, Makan & Minum, Istirahat

Pulang
Skema Alur Sirkulasi Pengunjung

Main
Kendaraan Drop Off Parkiran
Entrance

Sirkulasi
Perorangan Pedestrian Lobby Vertikal Kantor

Restoran Bisnis
Caf/Shop Rapat/Pertemuan
Fitness/Gym Dll
Health Center
Exhibition
Dll
Legenda :

Berangkat

Pulang
2.1.6 Analisa Kebutuhan Ruang

a) Penyewa

No. Aktifitas Kebutuhan Ruang Karakter Ruang

Komunikatif ,
1 Parkir Keamanan Tempat Parkir
Disiplin, Terkontrol

Semi Formal,
Masuk Ke Dalam Pedestrian,Drop Off,Main
2 Interaktif,
Kantor Entrance
Komunikatif

Mencari Semi Formal,

3 Informasi,Bertemu Lobby,Receptionist Interaktif

Dengan Tamu Komunikatif

Semi Formal,

4 Bekerja/Administrasi R.Kerja Interaktif,

Komunikatif

Non Formal,
5 Menyiapkan Barang Gudang,R Clean,Service
Disiplin, Terkontrol

Buang Air

6 Kecil/Beasr Cuci Lavatory/Toilet Non Formal

Muka/Tangan

Mkan,Minum & Non Formal, Santai,


7 Restaurant,Caf Sbop
Istirahat Rekreatif

8 Beribadah Musholah/R.Sholat Non Formal


Semi Formal,
9 Interaktif,Sosial Hall,Koridor,Balkon,Pantry
Interaktif

b) Pengelola

No. Aktifitas Kebutuhan Ruang Karakter Ruang

Parkir Komunikatif, Disiplin,


1 Tempat Parkir
Kendaraan Terkontrol

Masuk Ke Pedestrian, Drop Off,Main Semi Formal, Interaktif,


2
Dalam Kantor Entrance Komunikatif

Bekerja Semi Formal, Interaktif


3 R. Rapat
Administrasi Komunikatif

Semi Formal, Interaktif,


4 Bekerja R.Kerja
Komunikatif

Menyimpan Gudang, R. Cleaning, Non Formal, Disiplin,


5
Barang Service Terkontrol

Buang Air

Kecil/Beasr
6 Lavatory/Toilet Non Formal
Cuci

Muka/Tangan

Mkan,Minum & Non Formal, Santai,


7 Restaurant,Caf Sbop
Istirahat Rekreatif

8 Beribadah Musholah/R.Sholat Non Formal


9 Interaktif, Sosial Hall,Koridor,Balkon,Pantry Semi Formal, Interaktif

c) Pengunjung

No. Aktifitas Kebutuhan Ruang Karakter Ruang

Komunikatif ,
1 Parkir Keamanan Tempat Parkir
Disiplin,Terkontrol

Masuk Ke Dalam Pedestrian,Drop Semi


2
Kantor Off,Main Entrance Formal,Interaktif,Komunikatif

Mencari
Semi Formal,Interaktif
3 Informasi,Bertemu Lobby, Receptionist
Komunikatif
Dengan Tamu

4 Pertemuan Bisnis R. Rapat Semi Formal, Interaktif

Olah Raga, Check Fitness Center,


5 Semi Formal, Interaktif
Up Kesehatan Health Center

Buang Air

6 Kecil/Beasr Cuci Lavatory/Toilet Non Formal

Muka/Tangan

Mkan,Minum & Restaurant,Caf


7 Non Formal,Santai,Rekreatif
Istirahat Sbop

8 Beribadah Musholah/R.Sholat Non Formal


2.2 Tinjauan Hotel

2.2.1 Pengertian Hotel

Pengertian hotel menurut dari beberapa sumber ialah :

Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas Bahasa Indonesia Hotel

berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno.

Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya

kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan

penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel

memang diciptakan untuk meladeni masyarakat.

Menurut Kamus Oxford : Building where meals and rooms are

provided for travelers. Jika diartikan yaitu bangunan yang menyediakan

makanan dan minuman serta layanan kamar kepada para tamu atau lebih

tepatnya orang yang berpergian jauh dari rumah mereka.

Menurut Prof. Fredd Lawson, penulis buku Hotel and Resort:

Planning and Design : Hotel is defined a public establishment offering

travelers, against payment, 2 basic service accommodation and catering.

Bila diartikan menjadi Hotel didefinisikan sebagai tempat tinggal untuk

para pengunjung atau pelancong dengan membayar sejumlah uang, dengan

2 pelayanan dasar yaitu akomodasi dan makan minum.

Hotel adalah rumah penginapan yang menyediakan makanan,

minuman. dan tempat berlindung (Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S

Poerwadarminta, PN Balai Pustaka, Jakarta 1976).


Pengertian hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh

pemiliknya dengan menyediakan fasilitas kamar untuk tidur, pelayanan

makanan dan minuman kepada orang - orang yang sedang melakukan

perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan

pelayanan yang diterirna (Hotel Proprietors Act, 1956).

Menurut SK Menteri Parpostel Nomor: KM 34/HK1O3/MPPT

1987, hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan

sebagian atau keseluruhan bangunan untuk jasa pelayanan penginapan,

penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum

yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan

di dalam keputusan pemerintah.

2.2.2 Jenis Hotel

a) Jenis hotel berdasarkan lokasinya:

City Hotel atau Hotel Kota yaitu hotel yang lokasinya berada di

perkotaan, biasanya hotel ini titujukan untuk masyarakat yang

bertujuan untuk tinggal sementara atau tinggal dalam jangka waktu

yang lelatif pendek, city hotel sering disebut dengan transit hotel sebab

sering dihuni oleh pelaku bisnis.

Residential Hotel yaitu hotel yang lokasinya berada di daerah pinggiran

perkotaan yang jauh dari keramaian, akan tetapi cukup mudah untuk dapat

mencapai berbagai tempat kegiatan usaha. Residential hotel ini biasanya

berlokasi di daerah yang tenang sebab ditujukan untuk


masyarakat yang ingin menginap dalam jangka waktu yang relative

lama.

Resort Hotel yaitu hotel yang lokasinya berada di daerah pegunungan

atau di tepi-tepi pantai dan lain-lain. Resort hotel ini ditujukan untuk

masyarakat yang ingin menginap atau beristirahat pada hari libur dan

bagi yang ingin berwisata.

Motel yaitu singkatan dari Motor Hotel yang lokasinya berada di

pinggiran atau sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota

dengan kota besar lainnya ataupun dengan lokasi lainnya, bisa juga di

pinggir jalan raya dekat dengan batas kota besar. Motel ditujukan untuk

tempat instirahat sementara bagi orang yang melakukan perjalanan

yang cukup jauh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau

transportasi umum. Krena itu motel selalu menyediakan garasi untuk

kendaraan-kendaraan pribadi.

Beach Hotel yaitu suatu hotel yang lokasinya berada di dekat pantai.

Mountain Hotel yaitu suatu hotel yang lokasinya di daerah pegunungan.

Bandara Hotel yaitu hotel yang berada di dekat bandar udara utama.

b) Jenis hotel berdasarkan jenis-jenis atau tipe tamu:

Family hotel, merupakan hotel yang tamu menginapnya sebagain besar

terdiri dari keluarga.

Business hotel, merupakan hotel yang tamunya sebagian besar adalah

orang-orang yang sedang melakukan kegiatan bisnis atau usaha.


Transit hotel, merupakan hotel yang sebagian besar dari tamunya

adalah orang-orang yang akan melanjutkan perjalanan yang cukup jauh

(hotel ini hanya untuk tempat persinggahan sementara saja saat

melakukan perjalanan).

Tourist hotel, merupakan hotel yang tamunya wisatawan.

Cure Hotel, merupakan hotel yang sebagian besar tamunya adalah

mereka dengan tujuan pengobatan.

c) Jenis hotel berdasarkan dari lama tamu menginap:

Transient hotel, merupakan hotel yang dimana sebagain besar tamunya

rata-rata menginap hanya 1 sampai 2 malam saja.

Residential hotel, merupakan hotel yang dimana sebagian besar

tamunya rata-rata untuk jangka waktu relatif lama, seperti lebih dari 1

minggu.

Semi residential hotel, merupakan hotel yang dimana sebagian besar

tamunya rata-rata menignap lebih dari 2 malam sampai dengan 1

minggu atau lebih.

d) Jenis hotel berdasarkan tarifnya:

Economy hotel, merupakan hotel dengan tarif yang cukup murah.

First Class hotel, merupakan hotel yang tarifnya sedang.

Deluxe hotel, merupakan hotel dengan tarif yang mahal.

2.2.3 Klasifikasi Hotel


Kriteria hotel di Indonesia secara resmi dikeluaran oleh

peraturan pemerintah. Dalam hal ini dibawah MENPARPOSTEL dan

dibuat oleh LRJEN pariwisata, dengan SK. KEP-Z2/UIVI/78. untuk

mengklasifikasikan sebuah hotel dapat ditinjau dari berbagai faktor

yang satu sama lain ada kaitannya. Faktor-faktor pengklasifikasian

hotel tersebut antara lain adalah faktor tingkatan atau bintang dari

hotel, faktor tujuan pemakaian, faktor lokasi hotel, faktor daya jual

dan perencanaan penggunaan (hotel plan usage), faktor jumlah

kamarnya, faktor ukuran hotel, faktor lamanya tamu menginap faktor

kegiatan tamu selama menginap dan faktor jenis tamu yang menginap

beberapa keterangan dari faktor-faktor tersebut diatas adalah sebagai

berikut:
a Bintang dan
) Jumlah Kamar
Tingkatan hotel didasarkan pada jumlah bintang
yang disandang dan jumlah kamar serta persyaratan
lainnya dapat diperinci sebagai berikut :

a. Hotel Bintang Satu (*)

Hotel Bintang satu merupakan jenis hotel yang tergolong kecil

karena dikelola oleh pemiliknya langsung. biasanya terletak di

kawasan yang ramai dan memiliki transportasi umum yang

dekat serta hiburan dengan harga yang masuk akal. adapun

kriterianya antara lain:

Jumlah kamar Standart, minimum 15 kamar.



Kamar mandi didalam.

Luas kamar standar,minimum 20 m
b. Hotel Bintang Dua (*)

Hotel bintang dua biasanya terletak dilokasi yang mudah

dicapai artinya akses menuju lokasi hotel tersebut sangat

mudah. Bangunannya terawat, bersih dan rapi serta lokasinya

bebas polusi. adapun kriterianya :

Umum


Lokasi mudah dicapai, dalam arti akses ke lokasi

tersebut mudah.

Bebas polusi.

Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby.

Bangunan terawat rapi dan bersih.

Sirkulasi di dalam bangunan mudah.

Bedroom


Minimum mempunyai 20 kamar Standart dengan

luasan 22 m/kamar.


Setidaknya terdapat 1 kamar Suite dengan luasan 44

m/kamar.

Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai.

Tidak bising.

Pintu kamar dilengkapi pengaman.

Tata udara dengan pengatur udara.

Terdapat jendela dengan tirai tidak tembus sinar luar.

Dalam tiap kamar dan kamar mandi minimum terdapat

1 stop kontak.

Dinding kamar mandi kedap air.

Dining room


Standar luas 1,5 m/tempat duduk.

Tinggi ruangan lebih dari 2,6 m.

Terdapat akses langsung dengan dapur.

Tata udara dengan/tanpa pengatur udara.

Bar


Standar luas 1,1 m/tempat duduk.

Terdapat 1 buah dapur yang terpisah dari restoran.


Dilengkapi perlengkapan mencuci dengan air

panas/dingin.

Lobby

Sarana Olah Raga dan Rekreasi

Utilitas Penunjang


Harus ada lobby.

Tata udara dengan AC/ventilasi.

Kapasitas penerangan minimum 150 lux.

Sarana Olah Raga Dan Rekreasi


Minimum 1 buah dengan alternatif pilihan: tenis, golf, fitnes,

biliard, jogging, taman bermain anak, olahraga air (misal

kolam renang)/gunung.

Utilitas Penunjang


Terdapat transportasi vertikal yang bersifat mekanis.

Ketersediaan air bersih minimum 300 liter/orang/hari.

Daya listrik mencukupi.

Tata udara dengan/tanpa pengatur udara.

Terdapat ruang mekanik.


Komunikasi dengan telepon saluran dalam (house

phone), telepon lokal, interlokal.

Terdapat fasilitas sentral radio, carcall.


Terdapat alat deteksi kebakaran awal pada tiap ruang,

fire extinguisher, fire hydrant, pintu kamar tahan api.

Minimum terdapat 1 ruang jaga.

Terdapat tempat penampungan sampah tertutup.

Terdapat saluran pembuangan air kotor.

c. Hotel Bintang Tiga

Sementara itu untuk hotel bintang tiga biasanya lokasinya dekat

tol, pusat bisnis dan daerah perbelanjaan, dengan menawarkan

pelayanan terbaik, kamar yang luas dan lobi yang penuh


dekorasi. Para karyawan hotel yang bertugas telihat rapi dan

profesional. berikut klasifikasinya :

Jumlah kamar Standart, minimum 30 kamar.

Jumlah kamar Suite, minimum 2 kamar.

Kamar mandi didalam.

Luas kamar Standart 24 m.

Luas kamar Suite, minimum 48 m.

Kamar memiliki toilet sendiri.

Memiliki sarana rekereasi dan olah raga.

Kamar dilengkapi dengan pengatur udara mekanik (AC)

dengan suhu 24 C.

Tersedia Restoran yang menawarkan hidangan diatas rata-

rata pada saat sarapan, makan siang dan makan malam.

Memiliki valet parking.

Umum

Unsur dekorasi Indonesia tercermin di Lobby, restoran,

kamar tidur, dan function room.

Bedroom


Terdapat minimum 30 kamar standar dengan luas

m/kamar.


Terdapat minimum 2 kamar Suite dengan luas 48

m/kamar.

Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai.

Luas kamar Standart 24 m.

Dining room

Bila tidak berdampingan dengan lobby maka harus

dilengkapi dengan kamar mandi/wc sendiri

Bar


Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi

dengan pengatur udara mekanik (AC) dengan

suhu 24 C

Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m.

Ruang fungsional


Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah

dari lobby dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah

kamar.


Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai

dengan lobby.

Terdapat pre function room.

Lobby


Mempunyai luasan 30 m.

Dilengkapi dengan lounge.

Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan.

Lebar koridor minimum 1,6 m.
Drug Store


Minimum terdapat drugstore, bank, money changer,

biro perjalanan, air line agent, souvenir shop,

perkantoran, butik dan salon.

Tersedia poliklinik.

Tersedia paramedik.

Sarana rekreasi dan olahraga


Minimum 1 buah dengan pilihan : tenis, bowling,

golf, fitness, sauna, billiard, jogging, diskotik, h

taman bermain anak.


Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan

kolam renang anak.


Sarana rekreasi untuk hotel di tepi pantai dapat dipilih

dari alternatif berperahu, menyelam, selancar atau ski

air.


Sarana rekreasi untuk hotel di gunung dapat dipilih

dari alternatif hiking, berkuda, atau berburu.

Utilitas penunjang


Terdapat transportasi vertikal mekanis.

Ketersediaan air bersih minimum 500 liter / orang /

hari.

Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.

Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal.

Tersedia PABX.


Dilengkapi dengan sentral video/TV, radio, paging,

carcall.

d. Hotel Bintang Empat

Hotel bintang empat sudah termasuk hotel yang cukup berkelas

dengan para karyawan dan staff yang lebih profesional dalam

melayani tamu yang datang. Mereka juga dibekali informasi

mengenai pariwisata di sekitar hotel. Hotel ini memiliki bangunan

yang cukup besar dekat dengan pusat perbelanjaan, restoran dan

hiburan. Pelayanannya pun diatas rata rata sehingga tamu akan

puas bila menginap. Berikut kriterianya :

Jumlah kamar Standart, minimum 50 kamar.

Jumlah kamar Suite, minimum 3 kamar.

Kamar mandi dalam.

Luas kamar Standart, minimum 24 m.

Luas kamar Suite minimum 48 m.

Memiliki Lobby dengan luas minimum 100 m.

Memiliki Bar.

Memiliki sarana rekereasi dan olah raga.

Kamar Mandi dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.

Memiliki Toilet Umum.


Bedroom


Mempunyai minimum 50 kamar Standart dengan

luasan 24 m/kamar


Mempunyai minimum 3 kamar Suite, dengan luasan

minimum 48 m/kamar

Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai


Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam

bedroom

Dining room

Mempunyai minimum 2 buah dinding oom, salah satunya

berupa coffee shop.

Bar

Mempunyai minimum 2 buah dinding oom, salah satunga

berupa coffee shop.

Ruang fungsional

Mempunyai ketentuan mnimum sama dengan hotel bintang

3.

Lobby


Mempunyai luasan minimum 100 m.


Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum

untuk wanita dengan perlengkapannya.

Drug store
Mempunyai ketentuan mnimum sama dengan hotel bintang

3.

Sarana Rekreasi Dan Olah Raga

Seperti pada hotel berbintang 3 ditambah dengan

diskotik/night club kedap suara dengan AC dan toilet.

Utilitas Penunjang

Minimum seperti hotel bintang 3 dengan :


Transportasi vertikal mekanis.


Ketersediaan air bersih minimum 700

liter/orang/hari.

Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.

Hotel Bintang Lima

Hotel berbintang lima. Hotel ini merupakan hotel termewah

dengan berbagai fasilitas tambahan serta pelayanan

multibahasa yang tersedia. Hotel bintang lima memegang

prinsip bahwa tamu nomor satu sehingga ketika tamu datang

disambut dipintu masuk hotel, diberikan welcome drink dan

ketika dikamar diberikan daftar anggur yang bisa dipilih.

Adapun kriteria hotel ini yaitu :

Jumlah kamar Standart, minimum 100 kamar.

Jumlah kamar Suite, minimum 4 kamar.

Kamar mandi didalam.


Luas kamar Standart, minimum 26 m.

Luas kamar Suite, minimum 52 m.

Tempat tidur dan perabot didalam kamar kualitas no.1.

Terdapat restoran dengan layanan antar ke kamar selama 24

jam dalam seminggu.

Terdapat pusat kebugaran, valet parking, dan service dari

concierge dengan pengalaman matang.

. Bedroom


Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan

luasan 24 m/kamar.


Mempunyai minimum 3 kamar Suite, dengan luasan

minimum 48 m/kamar.

Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai.


Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam

bedroom.

Dining room

Mempunyai minimum 2 buah dinding oom, salah satunga

berupa coffee shop

Bar

Mempunyai minimum 2 buah dinding oom, salah satunga

berupa coffee shop

Ruang fungsional
Mempunyai ketentuan mnimum sama dengan hotel bintang

3.

Lobby

Mempunyai luasan minimum 100 m.


Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3toilet umum
untuk wanita dengan perlengkapannya.

Drug Store

Mempunyai ketentuan mnimum sama dengan hotel bintang

Sarana rekreasi dan olah raga

Seperti pada hotel berbintang 3 ditambah dengan

diskotik/night club kedap suara dengan AC dan toilet.

Utilitas Penunjang


Transportasi vertikal mekanis

Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang/hari

Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin

b) Faktor Kegiatan Tamu

Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel

karena dengan maksud maksud tertentu kegiatan kegiatan

tersebut seperti :
a. Olahraga

Sport Hotel adalah hotel yang berada pada kompleks

kegiatan olahraga.

Ski Hotel adalah hotel yang menyediakan area sebagai

tempat bermain ski banyak terdapat di negara yang

mempunyai empat musim.

b. Bisnis

Conference Hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas

lengkap untuk konferensi.

Convention Hotel adalah hotel sebagai bagian dari

kompleks kegiatan konvensi.

c. Beribadah

Pilgrim hotel adalah hotel yang sebagian tempatnya

berfungsi sebagai fasilitas beribadah. Mayoritas terdapat di

Arab Saudi pada saat musim haji, dan Lourdes di negara

Perancis.

c) Kriteria

Jenis-jenis tamu yang menginap maksudnya adalah darimana asal-

usul mereka menginap dengan latar belakangnya yang dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Family Hotel
Merupakan hotel yang melayani tamunya dengan fasilitas

yang sesuai dengan kebutuhan para keluarganya.

b. Bussiness Hotel

Hotel yang mempunyai fasilitas utama dalam mendukung

kegiatan bisnis para pengusaha yang menginap ditempat

tersebut.

c. Tourists Hotel

Hotel yang memiliki pelayanan khususnya bagi para turis

yang sedang melakukan perjalanan, baik domestik maupun

mancanegara.

d. Cure Hotel

Tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau

penyembuhan dari suatu penyakit.

2.2.4 Pembagian Area Hotel

Secara prinsip, aktivitas dalam hotel dibagi menjadi 4 area, yaitu:

Area Privat, merupakan area yang bersifat eksklusif dan digunakan

untuk kegiatan pribadi dimana tidak semua orang dapat masuk ke

dalamnya tanpa izin dari pihak yang menggunakannya/memilikinya,

seperti kamar tidur tamu, kantor pengelola, dll.


Area semi publik, merupakan area transisi antara area publik dan area

privat, yang dimiliki bersama oleh sejumlah orang yang memiliki

kepentingan yang sama, seperti lobby, restoran, function room, dll.

Area publik, merupakan area yang terbuka untuk umum, dimana

semua orang dapat mengakses dan menggunakan ruang tersebut,

seperti taman, area parkir, pedestrian, dll.

Area servis, merupakan area berupa fasilitas toilet, mekanikal dan area

khusus karyawan.

Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama yaitu:

1. Front Of The House

Area karyawan yang berhadapan langsung dengan tamu, yang

termasuk dalam area front of the house adalah:

a. Front desk & Concierge

b. Area reservasi dan kasir

c. Room service

d. Area lift

e. Retail

f. Restoran

g. Function room

2. Back Of The House

Area karyawan yang berada di area servis dan terpisah dengan

area tamu, yang termasuk dalam area back of the house adalah:

a. Dapur dan gudang


b. Area bongkar muat (Receiving Area)

c. Area pegawai

d. Laundry and housekeeping

e. Mekanikal dan elektrikal

2.2.5 Kegiatan pada hotel

a) Kegiatan Utama

Istirahat adalah kegiatan utama di hotel, karena pada dasarnya

seseorang mengunjungi hotel adalah untuk istirahat.

b) Kegiatan Pendukung

Kegiatan ini lebih mengarah pada komersil, yaitu pengunjung hotel

yang tidak hanya sekadar istrahat saja, tetapi juga memanfaatkan food

court, cafetaria, bar, dll. Yang fasilitas pendukung tersebut memang

disediakan oleh hotel.

c) Kegiatan Rekreasi

Kegiatan ini tidak hanya diperuntukkan oleh pengujung aparteman

tetapi juga tamu hotel yang hanya ingin sekadar memanfaatkan fasilitas

hotel diantaranya adalah kolam renang dan gym.

d) Kegiatan Administrasi

Kegiatan dimana pengunjung dapat mem-booking hotel untuk diri

sendiri maupun keluarga sesuai dengan permintaan kelas hotel.

Kegiatan lainnya adalah melakukan pembayaran.

2.2.6 Pelaku kegiatan


a) Pengunjung/tamu

Sekelompok orang atau perorangan yang mengunjungi fasilitas ini ialah

orang yang menginap pada hotel ataupun dengan tujuan lain yang

menggunakan fasilitas hotel. Kegiatan pada pengunjung ini adalah untuk

beristirahat atau pun untuk kegiatan bisnis.

Adapun pengunjung dibagi menjadi dua, yaitu:



Pengunjung hotel

Tamu hotel

b) Pengelola

Sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab atas

segala kegiatan yang berlangsung dalam hotel yang mengatur segala

opersional, keamanan maupun maintenance.

Adapun pembagian pengelola adalah sebagai berikut:


Pengelola non teknis (berhubungan
dengan tamu hotel )
o Bagian penerima tamu

o Bagian akomodasi kamar



o Bagian sarana fasilitas


Pengelola non teknis (tidak berhubungan
dengan tamu hotel )
o Bagian administrasi umum

o Bagian pemasaran

o Bagian tata graham


o Bagian tenaga kerja perawatan dan pemeliharaan hotel

Pengelola teknis
o Bagian engineering

2.2.7 Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan Pengguna

Kelomp-
Sifat
Pengguna Kegiatan Ruang ok
Ruang
Ruang

Check in/Check
Tamu,
out Recepsionist Publik
Staff
Administrasi

Tamu Pusat Informasi

Hotel, Operator Front Office Publik

Staff Penitipan Barang

Menunggu
Tamu
Penerima/Penganta Lobby Hotel Publik Administ
Hotel
-r Tamu rasi

Tamu
Car call Information
Hotel, Publik
Surat & Brosur Center
Staff

Tamu
Duduk - duduk Lounge Hotel Publik
Hotel

Tamu Menyimpan Benda Safety Deposit


Private
Hotel Berharga Box

Tamu, Administ
Menginap Unit Hotel Private
Staff rasi
Tamu Restoran,
Makan (Food &
Hotel, Bar & Lounge, Publik
Beverages)
Staff Coffee Shoop

Menunggu
Tamu
Penerima/Penganta Lobby Hotel Publik
Hotel
-r Tamu

Sauna & Spa,

Tamu Swimming
Semi
Hotel, Rekreasi Pool,
Publik
Staff Fitness Center,

Beauty Center

Tamu Banquet
Pertemuan, Semi
Hotel, Room,
Mengadakan Acara Publik
Staff Meeting Room

Mini Market,

Drug Store,
Tamu
Souvenir
Hotel, Jual Beli Publik
Shoop,
Staff
Book Store,

Loundry

Tamu
Fotocopy, Fotocopy Publik
Hotel,

Center,
Memesan
Travel Agent,
Staff Akomodasi,
ATM Center,
Kantor Post,
Money
Kegiatan Changer,

Perbankan Post Station

Staff Mengelola Hotel R. General Manager, Private

Membantu
Staff R. Asisten Manager Private
Manager

R. Tunggu,

R. Admin.

R. Rapat,

R. Arsip,

R. Komputer, Administ

R.Akuntan/keuangan rasi
Semi
Staff Mengelola Hotel R. Staff Admin,
Publik
R. Publik Relation,

R. Sales Manager,

Function Room,

Security Office,

R. Housekeeping,

R. Service

Staff Mengelola Hotel R. Sekretaris Private

R. Reservoir

R. Bahan Bakar Ruang

Menunjang R. PLN, Travo,Panel Mekanik

Staff Kegiatan dalam R. Genset Service al

Hotel R. Boiler Elektrika

R. Chiller l

R. Pompa
R. Mesin Lift

Gudang makanan

Menyimpan Gudang Minuman


Staff Servis
Sesuatu Gudang Pendingin

Gudang barang

Mendistribusi
Staff R. bongkar muat Servis
barang

Staff Memasak makanan Dapur restoran Servis

Membuat
Pantry
Staff Makanan/Minuma- Servis
karyawan
n
Servis
Menyimpan
R. locker
Staff Barang Servis
karyawan
Milik Karyawan

Mengobati sakit
Staff R. P3K Servis
ringan

Tamu

Hotel, BAB, BAK Toilet Servis

Staff

Tamu
Merias diri Powder Room Servis
Hotel
DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernest. 2002. Data Arsitek Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ching, D.K. 2007. Arhitecture From Space and Order. New Jersey: Jhon Willey

dan Sons,Inc.

Satwiko, Prasasto. 2004. Fisika Bangunan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

De Chiara, Joseph, Dkk. 2001. Time Sever Stasndart for Building Types. Penerbit

Mc Graw-Hill Companies, Inc.

Anda mungkin juga menyukai