Anda di halaman 1dari 11

Tugas Paper

STUDI KASUS BANGUNAN BENTANG LEBAR


(TEATER)

DISUSUN OLEH :
RONY E1B116028
NAURA SOFWA AZHRA E1B117018

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
2019
A. Definisi Teater

Gambar 1 : Pertunjukan teater dengan tema tradisional

Teater (Inggris: theater atau theatre; Prancis théâtre; kata teater sendiri
berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa Yunani, yang berarti "tempat untuk
menonton") adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas,
teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian
atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari publik atau pirsawan
(bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti).

Gambar 2 : Pertunjukan teater dengan tema drama musikal

Proses penjadian drama ke teater disebut proses teater atau disingkat berteater.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teater dalam arti luas adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan manusia
yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah
yang tertulis). Dalam arti sempit, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan
di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
B. Walt Disney Concert Hall - Los Angeles

Gambar 3 : Gedung Walt Disney Concert Hall

Walt Disney Concert Hall merupakan salah satu bangunan Frank Owen Gehry
yang menampilkan arsitektur Expressionist. Skema awalnya merupakan sebuah
metamorfosis dari bunga mawar (bunga lokal) yang tumbuh subur di sekitar kota Los
Angeles. Bangunan ini didirikan dari rangka baja sebagai struktur utama yang dilapisi
oleh lembaran baja. Frank Gehry banyak bermain dengan kayu, besi, corrugated wall
selain bentuknya yang sangat avant garde pada saat itu. Dia dijuluki sebagai “the
wild man” di dunia perancangan Amerika Serikat.
Bentuk bunga mawar tersebut berasal dari kecintaan kliennya, yaitu Lilian
Disney. Ia juga menghendaki sebuah Concert Hall yang terbaik sekaligus, yang
nantinya akan menjadi sebuah “giant sculpture” ikon kota Los Angeles.

Gambar 4 : Aksonometri
Gambar 5 : Potongan Utara
Frank Gehry adalah arsitek yang menggabungkan antara seni dan arsitektur.
Perkataannya yang diucapkan tahun 1995, “I think the blurring of the lines beetwen
art and achitechture has got to happen“, dapat diketahui bahwa karya arsitekturnya
berasal dari sebuah karya seni yang direaliasikan dalam permodelan dengan teknologi
komputer. Frank memulai desainnya dengan sketsa-sketsa artistic.

Gambar 6 : Sketsa kertas Frank Gehry

Di dalam proses perancangan, Gehry juga banyak membuat study model dari
kertas. Dari sekian banyak proses pembuatan study model, ia mampu memadukan
keperluan ruang yang standard dari sebuah concert hall (bentuk kotak-kotak) dengan
semangat rancangannya yang sangat dinamis. Dari perpaduan kedua hal tersebut,
Gehry pun akhirnya dapat memadukan kecintaan Lillian Disney terhadap bunga dan
taman.
Hasil realisasi dari sketsa artistik Gehry. Bentuk yang ekspersionis
menggambarkan bunga mawar, serta sesuai dengan fungsinya yang merupakan
gedung konser Disney (musikà seni).
Gambar 7 : Perspektif

Gambar 8 : Layout plan

Bangunan ini memiliki beberapa area, diantaranya adalah area penerima, area utama
dengan 3 concert hall, dan area servis. Dapat dilihat perbedaan antara area konser dan servis,
dimana bentuk denah area konser ekspresif (mengikuti bentuk massa), dan denah area servis
berbentuk dasar segi empat.

Berdasarkan proses perancangan Gehry, tahap awal dimulai dengan sketsa tangan
yang direalisasikan dalam permodelan komputer yang akhirnya dapat diukur dan dipetakan.
Gambar 9 : Pembagian Zoning pada Aula Konser

Gambar 10 : Interior

Gambar Suasana Interior Aula Konser yang megah dan memiliki orientasi terpusat
ke tengah. Langit-langit yang berbentuk seperti awan terbuat dari kayu dibentuk untuk
mencapai keintiman akustik.

Gambar 11 : Potongan memanjang


Berdasarkan fungsi dan tujuan bangunan didirikan, Gehry membedakan ketinggian
plafon antar ruangan. Hal ini dikarenakan fungsinya sebagai gedung konser yang
membutuhkan ruangan yang tinggi dan kesan megah, serta tujuannya sebagai ikon
(Landmark) kota Los Angeles yang diharapkan menonjol dari site di sekitarnya.

Namun pada massa samping, ketinggian ruangan hanya 1,5 – 3 kali ketinggian
manusia, karena fungsinya sebagai area servis dan kantor. Bentuk massa pun merupakan
bentuk dasar kubus. (fungsional – efektif dan efisien).

Gambar 12 : Lorong antar massa membuat manusia merasa kecil. Bangunan dilihat dari
mata manusia berkesan besar dan megah. Palfon tinggi mengecil di atas berkesan megah.(dari kiri
ke kanan).

C. Ciputra Artpreneur - Jakarta

Gambar 13 : Penampakan ruang Ciputra Artpreneur


Ciputra Artpreneur adalah salah satu tempat budaya terbaru dan paling signifikan
di Jakarta, terintegrasi secara unik di tingkat atas Mall Ciputra World Jakarta, landmark
komersial yang terletak di jantung Segitiga Emas kota. Sebagai tambahan utama bagi Seni
untuk Indonesia, fasilitas seni termasuk 1.200 kursi teater, galeri pameran yang fleksibel dan
permanen, museum, dan ruang multifungsi.

Gambar 14 : Pertunjukan konser musik

Sorotan Desain Interior Benoy untuk Pusat Seni adalah Teater Ciputra yang
canggih. Sebagai venue berstandar internasional pertama di Indonesia, ia mampu
menyelenggarakan produksi tur besar dari seluruh dunia termasuk opera, simfoni, dan balet.

Gambar 15 : ruang galeri Ciputra Artpreneur


Auditorium gaya proscenium dengan tempat duduk dua tingkat, ruang menampung
865 kursi di tingkat 1 dan 365 kursi di tingkat 2. Bentuk oval teater memungkinkan sudut
pandang yang sempurna, memberikan pengalaman visual terbaik bagi penonton.

Gambar 15 : Layout Plan

Jakarta adalah kota global yang muncul dan Benoy telah menangkap esensi ini
dengan menciptakan visual yang benar-benar unik untuk ruangan. Teater ini dihidupkan
kembali dengan detail dinding dan langit-langit, dirancang dengan interior geometris yang
mencolok. Bentuk khas dibuat dengan panel sel lunak yang ditutupi oleh kain stretch dan
lebih ditekankan dengan strip yang diterangi. Tirai akustik yang terletak di belakang panel
sel-sel memastikan isolasi suara penuh untuk tempat pertunjukan.
Gambar 17 : Desain interior

Dinding yang saling dipertukarkan yang fleksibel memungkinkan ruang untuk


mengakomodasi pameran besar atau serangkaian pameran kecil secara bersamaan.
Mengambil keuntungan dari pemandangan Jakarta, dinding kaca tiga lantai membentang di
satu sisi yang menawarkan pemandangan pusat kota. Di setiap ujung ruang galeri, dua tangga
spiral yang mencolok membantu mengarahkan para tamu ke Teater di atas, memungkinkan
Galeri Utama menjadi tuan rumah resepsi sebelum dan sesudah pertunjukan.

Gambar 18 : Potongan memanjang

Pengembang Ciputra telah lama mempromosikan seni lokal dan khususnya,


seniman terkenal Indonesia yaitu Hendra Gunawan. Di seluruh interior dan desain Benoy,
gaya Gunawan yang sangat ekspresif dan kaya warna telah dipadukan secara mendalam,
lebih jauh memastikan tempat tersebut menjadi bagian integral dari lanskap budaya Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.achievement.org/autodoc/page/geh0pro-1

http://albertcordero-arch1390.blogspot.com/2009/09/frank-gehry-case-study-walt-
disney.html

http://www.architectureweek.com/2003/1217/design_1-2.html

http://buildingindonesia.biz/2010/12/22/disney-concert-hall-los-angeles/

http://www.arcspace.com/architects/gehry/disney2/

http://www.luxoscura.net/2011/04/walt-disney-concert-hall.html

https://www.archdaily.com/621865/ciputra-artpreneur-benoy

Anda mungkin juga menyukai