BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi ekonomi saat ini telah memasuki era ekonomi gelombang ke-empat
yang dikenal dengan istilah era ekonomi kreatif. Diikuti dengan perkembangan
pekerja di Indonesia yang setiap tahun, bahkan setiap bulan terus berkembang pesat
muda masa kini yang sekarang berusia antara 15–34 tahun yang mana sudah
dan lainnya. Generasi ini setidaknya memiliki tiga karakteristik (Winastiti, 2016)
yaitu, percaya pada user generated content daripada informasi searah, dunia yang
serba digital direspon sangat baik oleh milenial yang selalu online 24/7 dan milenial
Menurut data BPS pada akhir 2018, sebanyak 56,8% masyarakat Indonesia saat
ini bekerja di sektor informal, yang diiringi naiknya jumlah pekerja yang
data BPS per Mei 2019, basis angkatan kerja di Indonesia tersedia sebanyak 136,18
juta orang, yang terdiri dari jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 129,36 juta
orang dan pengangguran sebanyak 6,82 juta orang. Dari 129,36 juta pekerja
tersebut, freelance mengambil porsi 4,55% atau berjumlah sekitar 5,89 juta orang.
lapangan kerja. Para freelancer bisa menjadi solusi keterbatasan lapangan pekerjaan
dan kegiatan ekonomi yang produktif karena para freelancer tumbuh tanpa dibebani
1
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
masalah ketenagakerjaan. CORE juga menilai bahwa budaya freelance ini akan
menjadi tren pekerjaan di masa yang akan datang. Generasi milenial yang juga lebih
tertarik menjadi freelancer memiliki peluang yang luas untuk bekerja di kancah
mereka memiliki ruang yang tidak terbatas untuk mengembangkan diri serta relasi.
Menurut psikologi, rasa jenuh yang dibiarkan terus menerus ini akan
menyebabkan emosional dan mental seseorang tengganggu dan lebih parahnya lagi
merupakan aspek penting yang juga harus diperhatikan selayaknya kesehatan fisik.
Oleh karena itu gangguan kesehatan mental tidak dapat diremehkan. Berdasar
hidup mereka (WHO, 2001). Menurut WHO gangguan depresi tertinggi di dunia
adalah India dengan jumlah 4,5% dari jumlah populasi dan terendah di dunia
Maldives yaitu 3,7% dari populasi. Sedangkan Indonesia sebanyak 9.162.886 kasus
co-working space adalah solusinya untuk mereka bekerja dan belajar saling
privat ataupun ruang kerja terbuka. Dalam aktivitas utamanya, co-working space
tidak hanya merupakan ruang sewa yang dilengkapi fasilitas kerja tetapi juga
merupakan sebuah teori desain yang diawali dari mengkaji fenomena bahwa pada
2
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
berada di dalam lingkungan yang alami (Stephen Kellert, 2007). Menurut penelitian
biophilic adalah prinsip desain yang menyediakan kesempatan bagi manusia untuk
hidup dan dapat bekerja pada tempat yang sehat dan dapat memberikan kehidupan
yang sejahtera yaitu menyatukan konsep desain dengan alam (Browning, 2014).
Studi tahun 2015 peneliti Profesor Psikologi Organisasi dan Kesehatan Sir Cary
Cooper berjudul “Biophilic Design in the Workplace” mensurvei sampel dari 3600
pekerja kantor di seluruh Eropa dan Timur Tengah. Hasil penelitian menunjukkan
hijau internal, cahaya alami dan tanaman yang melimpah memastikan tingkat
lingkungan kantor dengan tanaman hijau dan sinar matahari melaporkan tingkat
kesejahteraan 15% lebih tinggi, 74% memperbaiki mood, 83% merasa lebih
produktif, 87% lebih kreatif dan 87% tingkat stress lebih rendah.
b. Bagaimana cara menciptakan ruangan yang lebih sehat, aman dan nyaman
3
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
biophilic?
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas
sebagai berikut:
working space.
4
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
dalamnya.
co-working space dalam bentuk visual (tata letak, persyaratan ruang dan
interior bangunan)
penelitian kualitatif adalah penelitian mengenai riset yang bersifat deskriptif dan
pulau Dewata.
5
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
di Provinsi Bali yaitu Biliq, Alamanda, Dojo Bali dan Hub Bali. Untuk waktu
terjadinya penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 1 minggu, pada pukul
09.00 – 10.00 pada bulan November 2020. Aktifitas yang dilakukan saat survey
sebagai berikut:
penelitian kepada startup kreatif yang bekerja pada lima sektor dominan di
Bandung. Data yang dibutuhkan adalah alur aktivitas dan kebutuhan ruang
kesimpulan.
6
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Adapun batasan-batasan dan ruang lingkup penelitian dari seminar proposal ini
a) Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini, akan mengungkapkan secara umum tentang latar belakang
Dalam bab ini, akan membahas tentang studi literatur dari Co-working space
proyek.
Dalam bab ini, menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan
7
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
BAB II
STUDI LITERATUR
Dalam (The Oxford English Dictionary, 2017) “the whole idea of co-working
is to bring bright, creative people together and let the ideas collide” co-working
space dijelaskan sebuah penggunaan kantor atau lingkungan kerja oleh orang-orang
yang bekerja sendiri atau bekerja untuk institusi yang berbeda, berbagi penggunaan
dibedakan dari ukurannya saja. Namun dalam segi industri dan jenis operasinya
juga pada tabel 2.1.1 dan mengenai 6 tipologi yang ada pada co-working space pada
8
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Untuk mengetahui Co-Working Space itu seperti apa, penulis melakukan survei
langsung Co-working yang ada di Bali. Berikut hasil survei pada tabel 2.1.2.
9
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Pencah Alami
ayaan Buatan
Office Decor
Tampilan estetika
Implementasi
branding
Area
kerja
individu
Area
kerja
grup
Variasi
(saling
area
kenal)
kerja
Area
kerja
bersama
(tidak
saling
kenal)
Facilities and Services
Booking system and
workspots
Restaurant
Cleaning services
Clothing services
Coffee and tea
vending machine
Coworking host
Opening hours 09.00-18.00 06.00-00.00 08.00-00.00 00.00-00.00
Reception and
helpdesk
Collaboration and Openness
Collaborative
spaces
Conference rooms
Event space
Fitness centre
Informal areas with
sofas and couches
Kitchen areas
Quite spaces
Swimming Pool
Community
Social Network Facebook - Facebook Website: Website:
- Youtube - Instagram - Facebook - Facebook
10
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Selain mengenai hasil survei dari data co-working space di Bali, menurut
(Tarigan, 2005) lokasi yang berada pada zona pusat kota merupakan lokasi yang
cocok dikembangkan menjadi kawasan komersial atau produktif. Ini karena adanya
11
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
dan UKM, freelancer (pekerja lepas), pegawai dan pelajar sebagai sarana untuk
bangunan ini memiliki ruang utama sebagai ruang kerja bersama, namun memiliki
ruang pendukung seperti ruang meeting, ruang konferensi, ruang fotocopy dan
12
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
13
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Ruang 23m2 Biasanya ada di pintu masuk & menghubungkan area co-
Resepsion working space dengan fungsi sekunder lain (Tempat
&Lounge: pembelajaran urban farming).
(Entrance,
ruang
tunggu)
14
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Ruang - Pada ruang rapat standar luas ruang minimal yaitu 24m2
Konferenc dan maksimal 40m2.
: (Tempat
rapat)
Ruang
Meeting
15
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Pada analisis ini agar mempermudah penulis untuk mengetahui karakter pelaku
desain dan contoh penerapan pada co-working space yang sudah ada pada tabel
Sumber: Analisis
pribadi, 2020
Kelompok - Meja
- Kerja komunal
Individu/ - Kursi
kelompok Komuna
- Perlu l>4
diskusi kursi
- View Sumber: Analisis
pribadi, 2020 Interior Hubud co-working
kedalam
ruang space
16
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Kelompok - Meja
- Kerja komunal
Individu/ - Kursi
kelompok Kmunal
- Perlu 2-4 kursi
diskusi - View
kedalam
ruang
Sumber: Analisis
pribadi, 2020
Individu/ - Lesehan
Kelompok / dengan
- Kerja alas
Individu/ duduk
kelompok - View
- Perlu kedalam
diskusi/ /keluar
Tidak ruang/ Interior bilik Wework co-
- Area tempat duduk
- Santai dinding. working space
berada di dalam
ruang berbilik
- Selain kerja, juga
bisa untuk aktivitas
individu yang
butuh ketenangan
Sumber: Analisis
pribadi, 2020
17
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Individu/ - Lesehan
Kelompok /dengan
alas
duduk
- View - Area tempat duduk
kedalam yang menjorok
/keluar keluar bangunan
ruang/ - Lesehan dengan
dinding. bantal
Sumber: Analisis
pribadi, 2020
Dari analisis tipe interaksi dan kolaborasi pada co-working space untuk
mengetahui jenis furniture yang tepat berdasarkan interaksi luar dan dalam
Tabel 2.1.6 Analisis Tipe Interaksi & Kolaborasi dalam Co-Working Space
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
18
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Interaksi di Dalam
- Kemungkinan - Kemungkinan - Kemungkinan - Kemungkinan
saling mengenal yang bekerja yang bekerja yang bekerja
- Bisa merupakan merupakan merupakan
memperhatikan individu yang individu yang pekerja individu
- Berdiskusi berbeda (bukan berbeda (bukan - Saling
- Kemungkinan partner kerja) partner kerja) memperhatikan
berkolaborasi - Bisa - Saling - Tidak
kecil karena memperhatikan memperhatikan memungkinkan
interaksi ke - Kemungkinan - Tidak mengobrol &
individu lain berdiskusi kecil memungkinkan diskusi
tidak cukup - Kemungkinan diskusi - Kemungkinan
banyak berkolaborasi - Kemungkinan interaksi kurang
besar karena interaksi kurang (tempat duduk
interaksi ke (tempat duduk dan meja untuk
individu tidak untuk individu individu yang
cukup banyak yang lebih serius lebih serius
untuk kerja) untuk kerja)
Kemungkinan Layout dalam Ruang
- Ditengah: - Ditengah: Dipinggir: Dipinggir:
menghadap ke menghadap ke menghadap view menghadap view
segala arah segala arah tertentu (tembok, tertentu (tembok,
(intraksi sosial, (intraksi sosial, jendela, halaman jendela, halaman
view dsb) view dsb) dsb ) dsb )
- Dipinggir: - Dipinggir:
menghadap menghadap
beragam view, beragam view,
tergantung arah tergantung arah
duduk duduk
Keterangan Interaksi
Interaksi Luar Interaksi dalam
19
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
dipopulerkan oleh Edward Wilson pada tahun 1984. Biofilia merupakan sebuah
teori yang mengkaji fenomena bahwa pada hakikatnya manusia hidup di alam dan
Terdapat sebuah fakta bahwa seseorang yang bekerja dengan terkoneksi dengan
pendekatan biophilic desain, dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini.
20
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Sifat Ruang)
21
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
psikologi mereka agar menjadi lebih baik lagi yaitu hubungan manusia dengan alam
sekitar serta menciptakan suasana yang lebih produktif secara sosial dan orang
tersebut yang ada di ruangan ini lebih mudah dalam memunculkan ide-ide kreatif.
lapangan proyek dan kebutuhan. Berikut batasan yang perlu diperhatikan dalam
22
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
design”, Dr. Stephen R. Kellert menjelaskan terdapat 2 jenis pengalaman alam yang
merupakan kategori dasar dari kerangka biophilic desain pada tabel 2.1.9.
23
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Manfaat arsitektur biophilic jika diterapkan pada co-working space akan sangat
Sp
ac
in
e
24
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Analogi Alam)
Patterns (Pola
Biomorphic pandangan
Analogues
25
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
persepsi rasa
aman.
P13. Mystery ** Respon
(Misteri) kesenangan
yang kuat.
P14. Risk/Peril * Menghasilka
(resiko/bahaya) n dopamine
atau rasa
senang.
Sumber: Terrapin, 2014
Kesimpulan dari studi literatur co-working space merupakan ruang kerja yang
berisi seperti shared desk, dedicated desk, privat office, dan meeting room. Fasilitas
yang bisa didapat antara lain High Speed Internet, perpustakaan, loker pribadi,
printing, dan copy dan sebuah mini kafe. Untuk kebutuhan khusus, tersedia juga
merupakan sebuah solusi untuk menciptakan sebuah ruang dengan fungsi bekerja,
PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR BIOPHILIC
26
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
biophilic design ini adalah menciptakan suatu hubungan biologi antara kesehatan
dan desain melalui alam sebagai media utama. Tujuan dari biophilic design sendiri
adalah untuk menjembatani kembali hubungan antara manusia dan alam yang
akibat perubahan gaya hidup zaman modern ini mulai terpisahkan. Serta secara
space akan menciptakan konsep berbeda pada objek rancangan dan menjadi ciri
27
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
28
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Detail perspektif
aksonometri co-working
space pada second home
Menggunakan sistem
pemanas dan
pendinginan bercahaya
canggih dipasang dan
menggunakan ventilasi
udara silang
29
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Second Home
menawarkan ruang
pertemuan pribadi, kafe
bersama dan
perpustakaan. Selain itu,
sifat serbaguna dari
interior
memungkinkannya
untuk berubah menjadi
tempat budaya yang
mampu
menyelenggarakan
musik live,
Second Home
menggunakan sirkulasi
linier agar memudahkan
pengunjung untuk
berjalan dan tidak
membingungkan.
30
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Gambar disamping
adalah ruang yang
digunakan sebagai area
event dan pertunjukan,
31
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Sumber: www.designboom.com
32
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Sumber: www.uncommon.co.uk
33
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
The Commons
mengusulkan ruang publik
vertikal terbuka yang
melipat ke atas sebagai
tulang punggung
bangunan. Ini dimulai
dengan Ground yang
merupakan lanskap dan
landai terintegrasi dengan
platform, tempat duduk,
penanaman. Daerah ini
ditopang oleh struktur
lantai ketiga dan keempat
di atas yang melindungi
seluruh ruang dari matahari
dan hujan. Lantai dasar
secara vertikal terhubung
melalui void besar di lantai
atas, menghubungkan ke
area terbuka publik besar.
Ruang secara vertikal dan
horizontal mengalir masuk
dan keluar seluruh
bangunan dan
memungkinkan untuk
ventilasi alami di seluruh
ruang.
Sumber: www.Archdaily.com
34
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
35
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
36
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
37
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
38
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Tahun : 2020
Tipe : Studio
Pendekatan : Biophilic
Keterangan Gambar Foto
Merupakan layout
ruang co-working dan
ruang yang
menghadirkan kesan
alami yang
mengalami hubungan
manusia dengan
alam. Pada co-
working ini para
penggunannya jika
merasakan jenuh,
mereka bisa bercocok
tanam serta
menampilkan kesan
alami dengan
menghadirkan
tanaman penyejuk.
Sirkulasi yang
digunakan yaitu linier
yang sangat luas,
sirkulasi luas ini
dimanfaatkan untuk
mereka bisa bermain
sketboard.
Sumber: www.Archdaily.com
PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR BIOPHILIC
39
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Event Khusus:
- Weekly Events /
acara mingguan
(Business Coach,
Skill Sharing, Yoga,
Bali Bungkus,
Member
Lunch/Social Hour,
Cinta Bahasa
Course)
Ruang:
Area kerja utama
merupakan open
layout space, namun
ada ruang berbilik
PERENCANAAN CO-WORKING SPACE DI PADANGSAMBIAN KLOD DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR BIOPHILIC
40
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Pada sub bab ini menjelaskan mengenai usulan-usulan yang akan diaplikasikan
41
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Pada sub bab ini untuk mengetahui jenis ruang utama pada co-working space
yang akan digunakan, maka dapat disimpulkan dari tabel 2.1.2 hasil survey co-
working space di Bali ruang apa saja yang dibutuhkan untuk memfasilitasi
penggunanya.
42
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Dalam persyaratan lokasi yang baik pada co-working space dengan pendekatan
biophilic design adalah sesuai dengan prinsip biophilic design pada tabel 2.1.8.
Tema yang akan digunakan pada co-working space adalah kontemporer, alasan
menggunakan tema ini karena style yang lebih modern dan juga pengguna yang
Untuk konsep atau pendekatan yang digunakan yaitu biophilic design dimana
pendekatan ini yaitu hubungan manusia dengan alam. Pada co-working space
pendeketan ini sangat baik, dengan tanaman hijau dan sinar matahari melaporkan
tingkat kesejahteraan 15% lebih tinggi, 74% memperbaiki mood, 83% merasa lebih
produktif, 87% lebih kreatif dan 87% tingkat stress lebih rendah. (Sumber: benefits-
biophilic-design-offices-coworking)
Untuk memenuhi syarat struktur dengan pendekatan biophilic design pada co-
working space adalah menggunakan 3 bagian struktur dari biophilic design yaitu:
43
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
pada co-working space adalah menggunakan 3 prinsip dari biophilic design yaitu:
44
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
penelitian kualitatif adalah penelitian mengenai riset yang bersifat deskriptif dan
pulau Dewata.
sebagai berikut:
penelitian kepada startup kreatif yang bekerja pada co-working space di Bali.
Data yang dibutuhkan adalah alur aktivitas dan kebutuhan ruang kerja
terhadap responden.
45
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
kesimpulan.
Provinsi Bali yaitu Biliq, Alamanda, Dojo Bali dan Hub Bali. Untuk waktu
terjadinya penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 1 minggu, pada pukul
09.00 – 10.00 pada bulan November 2020. Aktifitas yang dilakukan saat survey
studi literatur, studi kasus, observasi, dan wawancara terhadap sumber data
yang berkaitan dengan judul untuk kemudian dikembangkan dan diolah menjadi
2. Melalui proses desain siklus image present test milik (Zeisel, 2012) yang
46
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
co-working space adalah solusinya untuk mereka bekerja dan belajar saling
privat ataupun ruang kerja terbuka. Dalam aktivitas utamanya, co-working space
tidak hanya merupakan ruang sewa yang dilengkapi fasilitas kerja tetapi juga
dan berkolaborasi (Sitindjak, & Suryanata, 2017). Selain itu dengan pendekatan
biophilic design, co-working space yang akan saya rancang ini akan menambah
minat pengguna untuk datang berkunjung dan menambah keuntungan benefit (pusat
aktivitas sosial, tempat pembentukan citra dan eksistensi diri, sumber pengetahuan,
Biophilic Design adalah bagian dari konsep baru dalam arsitektur yang
bekerja intensif dengan kesehatan manusia, ekologi dan keberlanjutan. Konsep ini
moral, sosial dan ekonomi sekaligus. Fokus dalam desain ini adalah menciptakan
suatu interaksi antar komposisi arsitektur yang ada dengan perilaku manusia
sebagai pengguna serta lingkungan alami, melalui kegiatan yang kompleks dengan
memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu ruang yang dapat berpartisipasi dalam
47
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
peningkatan kesejahteraan hidup manusia secara fisik dan mental dengan membina
pendekatan pada karakter fungsi utama objek dan tipologi bentuknya. Konsep
standar yang dipadukan dengan konsep desain secara tematik pada rancangan yang
mengacu pada 3 konsep utama tema antara lain; pola alam dalam ruang, pola
analogi alam dan pola sifat ruang yang telah dijabarkan dalam 14 prinsip biophilic
mempertimbangkan kebutuhan dan kesesuaian antara aspek desain dan pola desain
tersebut. Berikut ini kesimpulan dari hasil kajian tema terhadap aspek desain objek
rancangan:
48
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
Hhubungan non-visual
dengan alam
Stimulus sensor tidak
berirama
Variasi perubahan panas
& udara
Kehadiran air
Cahaya dinamis dan
menyebar
Hubungan dengan sistem
alami
Bentuk dan pola
Pola Analogi
biomorfik
Alam
Tempat Perlindungan
Misteri
Resiko/bahaya
Ket: Adanya hubungan atau diterapkannya prinsip biophilic design Sumber: Analisis pribadi, 2020
49
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
SPESIFIKASI LOKASI
Titik fokus dalam menentukan spesifikasi tapak adalah mencari keterkaitan dengan objek
peneletian. Antara lain yang berproporsi pada:
- Lokasi Sekitar Objek Bangunan Yang Menempati Jarak, Lokasi merupakan
hal paling utama diidentifikasi oleh arsitek sebelum melakukan pengkoderasian
bangunan. Lokasi memegang peranan penting dalam terpenuhinya beberapa syarat
pembuatan bangunan hunian yang memuaskan dan nyaman.
- Sirkulasi dan Pencapaian, Sirkulasi yang dimaksud adalah kemudahan orang-
orang di dalamnya mengakses baik bagi pejalan kaki atau kendaraan.
- Orientasi Arah Angin, mencakup Ventilasi udara baik dengan pengudaraan alami
ataupun buatan.
- Orientasi Matahari, mempengaruhi suhu dalam bangunan.
- Tautan Lingkungan, lingkungan sekeliling tapak juga berpengaruh pada
perletakan bangunan.
- Kontur, kontur menantang arsitek untuk membuat bangunan yang menyesuaikan
dengan kondisi tanah. Perbaikan kontur dan tanah harus dilakukan sesedikit
mungkin. Perataran tanah besar-besaransebaiknya dihindari.
- KDB (Koefisien Dasar Bangunan), adalah angka yang digunakan untuk
menghitung luas lantai dasar bangunan maksimum yang didirikan diatas lahan.
- KLB (Koefisien Lantai Bangunan), adalah angka yang digunakan untuk
menghitung luas maksimum lantai bangunan yang didirikan pada lahan.
- GSB (Garis Sempadan Jalan), adalah batas dinding terluar bangunan yang
didirikan.
- Kenampakan Bangunan.
- Kebisingan.
50
KADEK DWIKI PURNAMA. S. A
DAFTAR PUSTAKA
BPS. (2019). “Tenaga Pekerja Lepas di Indonesia Meningkat 16% dari tahun lalu”.
Melalui https://dailysocial.id/wire/tenaga-pekerja-lepas-di-indonesia-
meningkat-16-dari-tahun-lalu [18/06/19].
Winastiti, Agnes. (2016). Generasi Millenial dan Karakteristiknya. Diakses dari:
https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160823145217445153268/gen
erasimillenial-dan-karakteristiknya/
Marcelina, A., Ardana, I., & Yong, S. de. (2016). Perancangan Interior Creative
Collaborative Space di Surabaya. Jurnal Intra, 4(2), 814–823.
https://www.researchgate.net/publication/336366014_CO
WORKING_SPACE_SEBAGAI_SOLUSI_KEBUTUHAN_RUANG_KE
RJA_BERDASARKAN_KARAKTERISTIK_STARTUP_KREATIF
Calabrese. E. F., Kellert. S. R. (2012). The Principles and Benefits of Biophilic
Design. The Practice of Biophilic Design, 01, 6-19
https://jurnal.uns.ac.id/Arsitektura/article/viewFile/14912/12368
https://biofilico.com/benefits-biophilic-design-offices-coworking
U.S. Environmental Protection Agency. 2003. (EPA, 2003) 5. Indoor Air Quality
and Student Performance. EPA/402/K-03/006. Washington, DC.
Browning, William., Ryan, Catherine., & Clancy, Joseph (Terrapin, 2014)12.
Fourteen Patterns of Biophilic Design: Improving Health & Well-Being in
the Build Environment. New York: Terrapin Bright Green, LLC. (pp: 13-
14).
Duygu, E. (2014). Jumlah Efektif Manusia di Coworking Space. Handbook How to
Creata CoWorking, 18.
Tarigan, R. (2005). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
Schuermann, M. (2014). Coworking Space: A Potent Business Model for Plug n
Play and Indie Workers. Berlin: Rocket Publishing.
Oxford. (2017). Definition of Co-Working Space in English.
Stumpf, C. (2013). Creativity & Space The Power of BA in Coworking Space.
German: Doctoral Dissertation, Zeppelin Universität.
S. Kellert and E. Calabrese, The Practice of Biophilic Design. (Kellert, 2015)7.
2015.
Kellert, S. R. (Kellert, 2005) 10. Building for Life: Designing and Understanding
the Human-Nature Connection. Island Press, Washington DC.
Kellert, Stephen R., dkk. 2008. Biophilic Design - The Theory, Science and Practice
of Bringing Buildings to Life. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers.
51