Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOPHILIC DESIGN

DISUSUN OLEH:

1. MADE MEITALIA SARI (201905008)


2. JAMIATI RITAMI (201905013)
3. I GUSTI AYU AGUNG ISTRI WIDYASARI (201905018)
4. BAIQ RISKA NADIA MINARTI (201905019)
5. DIANA AGNES PRATIWI (201905038)

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan YME karena atas bantuan-Nya
kami telah dipermudah dalam pengerjaan karya tulis “Makalah Biophilic Design”
ini, hingga akhirnya terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tanpa bantuan dari
Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung karya tulis ini.
Banyak hal yang akan kami sampaikan kepada pembaca melalui “Makalah
Biophilic Design” ini. Dalam hal ini, kami ingin membahas mengenai biophilic
design secara umum, bagaimana penerapan biophilic design pada hunian, maupun
peran dan manfaat biophilic design pada penghuni hunian. Zaman sekarang tidak
sedikit kaum milenial yang bergerak di bidang desain. Namun, mereka kurang
mengedepankan desain yang berwawasan lingkungan dengan ilmu.
Semoga karya tulis yang telah kami susun sedemikian rupa ini dapat
menjadi tumpuan sekaligus bahan referensi maupun motivasi untuk dapat berkarya.
Dan apabila telah banyak dijadikan tumpuan bagi pelajar Indonesia pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, besar harapan kami juga agar karya tulis ini dapat
diambil kalimat-kalimat positif dan memperbaiki kesalahan dalam penempatan
kalimat maupun EYD. Terima kasih.

Denpasar, 17 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1 Definisi Biophilic Design ...............................................................2
2.2 Peran dan Manfaat Biophilic Design ..............................................3
2.3 Pengaplikasian Biophilic Design ....................................................4
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 6
3.1 Kesimpulan .....................................................................................6
3.2 Saran ...............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan manusia saat ini tidak hanya dalam hal sandang, pangan, dan
papan, tetapi penataan ruang di era milenial ini sangat dibutuhkan oleh banyak
kalangan terutama di bidang industri bangunan dan arsitektur. Permasalahan dalam
bidang arsitektur biasanya terjadi di tahap perencanaan desain ruangan yang kurang
mementingkan lingkungan dari segi ekologi.
Pada dasarnya, manusia memiliki kecenderungan bawaan untuk
berhubungan dengan alam. Dalam dunia arsitektur, hunian dengan sentuhan natural
alam dikenal dengan istilah biophilic design atau desain biofilik. Desain ini
memperkenalkan bagaimana cara meningkatkan konektifitas penghuni terhadap
desain tersebut.
Penerapan biophilic design pada interior dipercaya memiliki berbagai
manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia disekitarnya, baik itu fisiologis
maupun psikologis. Pemilihan material dan furnitur seperti rumput imitasi,
mengatur pencahayaan, serta penggunaan tanaman beraroma yang menambah
kesegaran ruang hunian dapat dilakukan untuk menerapkan konsep ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu.
1. Bagaimana pengaplikasian biophilic design pada ruangan?
2. Apa saja peran dan manfaat biophilic design?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai lewat
pembahasan ini yaitu.
1. Mengetahui bagaimana penerapan biophilic design pada ruangan.
2. Mengetahui peran dan manfaat dari biophilic design.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Biophilic Design


Dewasa ini profesi desain sedang mengalami pergeseran paradigma karena
munculnya pengaruh dari beberapa teori. Salah satunya yang paling berpengaruh
adalah biophilic. Istilah biophilic berasal dari kata biophilia yang artinya cinta alam.
Teori biofilia pertama kali diperkenalkan pada tahun 1984 oleh ahli biologi sosial
Edward O. Wilson lewat karyanya tentang biofilia. Beliau mengembangkan teori
dari tokoh ahli psikologi yaitu Erich Fromm secara lebih detail. Ia menyatakan
bahwa manusia memiliki kecenderungan bawaan untuk memfokuskan diri pada
proses. Sedangkan istilah biophilic design atau desain biofilik pertama kali
dikemukakan oleh Steven Kellert yang bertujuan untuk menerjemahkan
pemahaman biofilia ke desain lingkungan binaan.
Saat ini manusia semakin dekat dengan modernitas dan mulai melupakan
alam. Ranah arsitektur kemudian menggunakan gagasan biophilia untuk
mengembalikan kedekatan manusia dengan alam. Biophilic design adalah desain
yang menyediakan kesempatan bagi manusia untuk hidup dan bekerja pada tempat
yang sehat, minim tingkat stress, sekaligus menyediakan kehidupan yang sejahtera
dengan cara menyatukan desain dengan alam. Desain biofilik ini memiliki prinsip
yaitu konsep ruangan yang memberikan kesan cinta alam.
Menurut Mitha Anggraini Subroto, Jimmy Priatman, dan Jani Rahardjo
dalam artikel yang berjudul “Analisa Kesadaran Biophilia pada Mahasiswa Calon
Pengguna Gedung P1 dan P2 Universitas Kristen Petra Surabaya”, desain biofilik
dibagi menjadi 3 kategori untuk memahami hubungan keberagaman alam dengan
lingkungan yang berkembang (Browning, Ryan dan Clancy, 2014), yaitu.
a. Nature in the Space
Memerlukan koneksi secara langsung terhadap elemen natural, khususnya
melalui keberagaman alam, pergerakan dan interaksi beberapa indera. Terdapat 7
parameter desain dalam kategori ini:
1) Koneksi visual dengan alam
2) Koneksi non-visual dengan alam

2
3

3) Sensor stimuli non-ritmik


4) Termal dan variasi aliran udara
5) Air
6) Cahaya yang dinamis dan tersebar
7) Koneksi antar system natural

b. Natural Analogues
Kategori ini membahas tentang kehadiran alam secara organik dan tidak
hidup dengan menyediakan berbagai informasi tentang alam yang terorganisasi
dengan baik. Terdapat 3 parameter desain dalam kategori ini, antara lain:
8) Bentuk dan Patra Biomorphic
9) Koneksi material dengan alam
10) Kompleksitas dan keteraturan

c. Nature of the Space


Pada kategori ini menekankan pada konfigurasi ruang dalam alam,
termasuk keinginan bawaan untuk mempelajari alam, dapat melihat melampaui
lingkungan sekitar, mengidentifikasi suatu hal berbahaya pada alam atau yang tidak
diketahui, maupun fobia terhadap hal-hal tertentu diluar kepercayaan. Terdapat 4
parameter desain dalam kategori ini, antara lain:
11) Prospect. Pandangan jarak jauh tanpa halangan untuk tujuan
pengawasan maupun perencanaan

2.2 Peran dan Manfaat Biophilic Design


Masyarakat di perkotaan tentunya mengalami kehidupan yang pesat dan
padat. Tuntutan pekerjaan, kurangnya waktu liburan, dan tekanan sosial maupun
ekonomi menjadi pemicu stress sehingga mengurangi produktifitas. Dengan adanya
permasalahan ini, biophilic design dapat menjadi pilihan tepat dalam meminimalisir
efek negatif tersebut. Penerapan biophilic design pada interior dipercaya memiliki
berbagai manfaat, seperti menstabilkan tekanan darah, meningkatkan kenyamanan
dan kepuasan dalam ruang, memperkecil munculnya gejala penyakit dan
4

meningkatkan kebugaran tubuh. Dikutip dari rumah.com, keuntungan yang


didapatkan dari desain biophilic pada hunian adalah sebagai berikut.
• Desain kantor : Produktivitas meningkat 8%, tingkat kesejahteraan
meningkat 13%, kreativitas meningkatkan, dan absensi ketidakhadiran
karyawan menurun.
• Desain perhotelan : Tamu bersedia membayar 23% lebih mahal untuk kamar
dengan pemandangan elemen biofilik..
• Ruang Pendidikan : Tingkat pembelajaran meningkat 20-25%, hasil tes
lebih baik, tingkat konsentrasi dan kehadiran meningkat.
• Ruang Perawatan Kesehatan : Tingkat pemulihan pasca operasi meningkat
sebesar 8,5%, mengurangi pengobatan nyeri sebesar 22%.
• Ritel : Konsumen bersedia membayar 8-12% lebih untuk barang dan jasa
yang ditawarkan.
• Rumah : Suasana menjadi lebih tenang, menurunkan angka kriminalitas7-
8%, meningkatkan harga property sebesar 4-5%.

2.3 Pengaplikasian Biophilic Design


Biophilic design lebih memfokuskan pada penataan ruang dengan
menggabungkan alam dengan kehidupan sehari-hari sehingga dipercaya dapat
memberikan efek psikologis yang positif pada pikiran. Maka tak heran jika
perusahaan besar seperti Google, Apple.Inc, dan Amazon mengaplikasikannya
pada kantor mereka demi memberikan kenyamanan dan meningkatkan
produktivitas karyawan. Berikut beberapa cara pengaplikasian biophilic design
dalam ruangan.
a. Ciptakan Atmosfer Alam dalam Ruangan
Prinsip utama biophilic design adalah penataan ruangan agar memunculkan
kesan cinta alam. Arsitektur dengan konsep melengkung dan pola sedikit kompleks
akan membuat kesan ruangan semakin natural. Selain itu, pemilihan furnitur
dengan elemen alam seperti kayu, rotan dan semacamnya juga sangat berperan.

b. Bermain dengan Warna


5

Salah satu tujuan penerapan desain biofilik adalah untuk mengurangi stres.
Dalam hal ini, peran warna juga sangat penting. Warna-warna alam seperti biru,
hijau, dan cokelat dapat memberikan kesan natural, segar, dan menenangkan.

c. Maksimalkan Sinar Matahari


Konsep biophilic design juga memanfaatkan elemen alam, pemanfaatan
cahaya matahari salah satunya. Daripada hanya menggunakan lampu sebagai
penerangan, usahakan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan.

d. Tanaman Hijau dalam Ruangan


Tanaman hijau akan memberikan kesan yang lebih segar dan melepaskan
lebih banyak oksigen dalam ruangan. Tanaman dalam pot yang dapat bertahan
hidup meski hanya dengan sedikit sinar matahari dapat menjadi pilihan yang tepat
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masyarakat di perkotaan seringkali mengalami stress akibat tuntutan
pekerjaan yang mereka hadapi. Sebagian dari masyarakat tersebut sulit untuk
menemukan waktu liburan. Dengan adanya permasalahan ini, perusahaan-
perusahaan besar banyak menggunakan konsep biophilic design pada interior
kantor mereka. Hal ini pun berdampak pada majunya dunia desain interior.
Biophilic design lebih memfokuskan pada penataan ruang dengan menggabungkan
alam dengan kehidupan sehari-hari sehingga dipercaya dapat memberikan efek
psikologis yang positif pada pikiran. Desain biofilik ini memiliki prinsip yaitu
konsep ruangan yang memberikan kesan cinta alam. Banyak yang dapat dilakukan
untuk menerapkan konsep desain biofilik ini. Contohnya seperti mengatur agar
sinar matahari dapat memasuki ruangan, menempatkan tumbuhan di dalam
ruangan, menyiapkan furnitur yang berkonsep alam, dan masih banyak lainnya.

3.2 Saran
Banyak metode yang digunakan untuk menciptakan desain yang ramah
lingkungan dan bernuansa alam. Dengan adanya biophilic design diharapkan dapat
menimbulkan kesan hijau pada ruangan. Akan lebih baik lagi apabila desain ini
dapat diaplikasikan di salah satu sisi ruangan karena selain dapat memberikan efek
positif pada psikologis tentunya dapat berefek pula pada fisik yang lebih segar.
Karena psikologis yang positif tentunya akan berdampak pada fisik yang menjadi
lebih produktif.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2019, 20 Januari). Begini Cara Mengaplikasikan Desain Interior Biofilik


pada Apartemen Kecil Anda. Diakses pada 17 September 2019 dari
https://blog.orento.id/article/133/Begini-Cara-Mengaplikasikan-Desain-
Interior-Biofilik-pada-Apartemen-Kecil-Anda
Ardianto, Wahyu (2017, 14 Oktober). Yuk, Mengenal Desain Biophilic Yang
Ramah Lingkungan. Diakses pada 17 September 19 dari
https://www.rumah.com/berita-properti/2017/10/162397/yuk-mengenal-
desain-biophilic-yang-ramah-lingkungan
Kellert, S. R., Judith Heerwagen, Marin Mador. 2011. Biophilic Design. John
Wiley & Sons.
Stefanni, Clarissa & Ellysa Novia Halim (2018, Januari). Desain Biofilik dapat
Minimkan Stres. Diakses pada 18 September 2019 dari
http://homediarymagazine.com/desain-biofilik-dapat-minimkan-stres/
Sumartono. 2015. Prinsip-Prinsip Desain Biofilik. Yogyakarta : tanpa nama
penerbit.
Vale, Robert, Brenda Vale. (1992). Green Architecture. Thames & Hudson.
London

Anda mungkin juga menyukai