“Desain Sedotan”
Disusun Oleh:
NAMA : SANDARIA
NIM : 09120200172
KELAS : D1
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Metodologi penelitian ini dengan baik serta
tepat waktu. Tugas ini kami buat untuk memberikan ilmu tentang Value Engeenering. Mudah-
mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas
lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh sebab
itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
SANDARIA
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .....................................................................................................................i
Kata Pengantar ....................................................................................................................ii
Daftar Isi ...............................................................................................................................ii
Daftar Tabel .........................................................................................................................iv
Daftar Gambar .....................................................................................................................v
Bab I Pendahuluan ..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................3
1.3 Tujuan .......................................................................................................................3
Bab II Pembahasan ..............................................................................................................4
2.1 Pengertian Rekayasa Nilai........................................................................................4
2.2 Konsep Rekayasa Nilai ............................................................................................6
2.3 Tujuan Dan Pentingnya Rekayasa Nilai ...................................................................8
2.4 Penerapan Rekayasa Nilai ........................................................................................10
Bab III Penutup....................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................12
3.2 Saran .........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................13
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pengumpulan Alternatif Desain Sedotan ...............................................................10
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tujuh Faktor Siknifikan yang Mempengaruhi Rekayasa Nilai ...............................8
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pemanasan global adalah isu yang semakin berkembang dari hari ke hari.
Kerusakan hutan, perubahan suhu, semakin tidak stabilnya iklim, menipisnya lapisan ozon
dan lain sebagainya. Mulai banyak organisasi organisasi yang bergerak di bidang
menjaga kualitas lingkungan. Namun tak sedikit juga masyarakat yang hanya menjadi
penonton tanpa ada niatan untuk menjadi penggerak dalam penyelamatan lingkungan. Hal
Hidup” dari bps.go.id (2018) yang menyatakan bahwa Badan Pusat Statistik di tahun 2018
masyarakat Indonesia dan dunia. Sampah plastik di Indonesia mencapai 1,29 juta ton per
tahun. Jambeck et al. (2015) menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua
dunia penghasil sampah plastik ke laut yaitu sebesar 1,29 juta ton per tahun, setelah negara
China sebagai peringkat pertama dengan produksi 3,53 juta ton per tahunnya.
Salah satu produk sampah plastik yang menyumbang polusi besar terhadap bumi
ialah sedotan plastik. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Divers Clean Action (2017),
mencapai 93.244.847 batang setiap harinya. 93.244.847 sampah sedotan plastik yang ada,
1
jika direntangkan maka akan menghasilkan panjang sama dengan jarak tempuh Jakarta –
dilakukan masyarakat Indonesia, memang terkesan sepele jika dibayangkan bahwa setiap
orang hanya menggunakan satu buah sedotan perhari, tetapi jika dikalkulasikan setiap
masyarakat Indonesia menggunakan satu buah sedotan, hal sepele ini dapat berubah
menjadi masalah besar untuk keberlangsungan hidup di masa yang akan datang, seperti
sampah plastik akan berdampak negatif terhadap lingkungan karena tidak dapat terurai
dengan cepat. Plastik diperkirakan membutuhkan 100 hingga 500 tahun hingga dapat
sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase, selokan dan sungai sehingga bisa
menyebabkan banjir. Sampah plastik yang dibakar bisa mengeluarkan zat-zat yang
menggunakan sedotan plastik, terdapat upaya lain yaitu mensubtitusi sedotan plastik
dengan salah satu produk ramah lingkungan yaitu sedotan ramah lingkungan. Produk
lingkungan yang berkelanjutan dan sebagai bentuk inovasi, meskipun memerlukan waktu
yang cukup lama untuk disosialisasikan manfaatnya dan diadopsi oleh masyarakat luas
(Utami, Gunarsih, & Aryanti, 2014, hal. 2). Berbagai inovasi muncul dari produk ramah
lingkungan pengganti sedotan plastik diantaranya terdapat sedotan kertas, sedotan bambu,
sedotan kaca, sedotan silikon, hingga sedotan berbahan dasar baja anti karat yaitu sedotan
stainless steel.
2
Sedotan bambu merupakan salah satu jenis sedotan pengganti plastik. Sedotan yang
satu ini banyak dijadikan sebagai alternatif karena lebih ramah lingkungan. Sama seperti
namanya, jenis sedotan ini terbuat dari bambu yang kemudian dibentuk sedemikian rupa
untuk memudahkan seseorang untuk minum, Orang Indonesia tidak asing lagi dengan
istilah tanaman bambu. Jenis tanaman yang satu ini telah banyak digunakan untuk berbagai
keperluan, termasuk juga sebagai bahan pembuatan sedotan. Dengan menggunakan jenis
sedotan yang satu ini, maka kualitas minuman baik panas maupun dingin bisa terjaga.
Permasalahan diatas yaitu material bahan sedotan, biaya, dan kualitas Upaya yang
akan dilakukan yaitu dengan menyederhanakan pelaksanaan pada item pekerjaan terpilih
dengan memanfaatkan pengunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik.
Sehingga dengan penerapan rekayasa nilai akan terjadi pengurangan biaya sejauh mungkin
namun tetap mempertahankan tingkat kualitas dan ketahanan sesuai yang diharapkan.
Dengan kata lain, rekayasa nilai adalah suatu usaha agar tujuan desain produk sedotan
dapat diwujudkan dengan biaya yang paling murah, metode pelaksanaan yang mudah dan
Dari penulisan latar belakang tersebut diatas, rekayasa nilai yang akan ditinjau yaitu
pada desain produk sedotan. Permasalahan diatas yaitu material bahan sedotan, biaya, dan
kualitas.
1.3. Tujuan
2. Menghitung penghematan biaya dari penerapan rekayasa nilai pada Desain sedotan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Miles (1971) dalam Barrie dan Poulson (1984) mengatakan rekayasa nilai adalah
suatu pendekatan yang terorganisasi dan kreatif yang bertujuan untuk mengadakan
pengidentifikasian biaya yang tidak perlu.Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang
tidak memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan yang baik
Soeharto (1995) rekayasa nilai adalah usaha yang terorganisasi secara sistematis dan
mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi
produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang
a. An oriented system.
An oriented system yaitu suatu teknik yang menggunakan tahapan dalam rencana tugas
Multidisciplined team approach yaitu suatu teknik penghematan biaya produksi yang
melibatkan seluruh tim yang berkepentingan dalam proyek, yaitu : pemilik, perencana,
4
nilai. Jadi pekerjaan rekayasa nilai adalah sebuah kerja tim yang saling terkait, bukan
usaha perorangan.
Proven management tecknigue yaitu suatu teknik penghematan biaya yang telah
terbukti dan terjamin mampu mengarahkan berbagai produk yang bermutu dan relatif
rendah pembiayaannya.
d. An oriented function.
An oriented function yaitu suatu teknik yang berorientasi pada fungsi-fungsi yang
diperlukan pada setiap item maupun system yang ditinjau untuk mnghasilkan nilai
Life cycle cost oriented yaitu suatu teknik yang berorientasi pada biaya total yang
pendukungnya.
a. A design review.
A cost cutting proces yaitu proses penghematan biaya dengan mengurangi biaya
satuan (unit price), maupun mengorbankan mutu, keandalan dan penampilan hasil
produk.
5
c. A requirement done all design.
A requirement done all design bukan merupakan keharusan tiap perencana untuk
Dalam rekayasa nilai terdapat unsur-unsur penunjang utama yang digunakan untuk
(1982), ada unsur utama dikenal sebagai key of value engineering. Unsur utama tersebut
permasalahan yang ditinjau, dengan mendasarkan setiap obyek pada fungsi atau
Model pembiayaan ini digunakan sebagai alat untuk mengatur dan membagikan
Biaya siklus hidup digunakan sebagai cara untuk memberikan perkiraan anggaran
6
4. Teknik sistem analisa fungsi (function analysis system technique).
Teknik sistem analisa fungsi adalah cara yang sistematis untuk mendapatkan
sebuah metode yang teratur dari proses pekerjaan yang kompleks. Dengan demikian
setiap permasalahan yang timbul dapat dengan mudah dicarikan penyebabnya untuk
Rencana kerja rekayasa nilai yaitu pengaturan dan pendekatan yang sistematis
adalah kunci utama rekayasa nilai yang berhasil.Oleh karena itu, studi ini harus
permasalahan yang bersumber dari pola pikir yang kreatif.Karena hanya dengan
berpikir kreatif permasalahan yang muncul dan sulit dapat dicarikan pemecahannya.
Biaya dan harga dalam rekayasa nilai, dua variable ini dibedakan dengan jelas. Hal
Kebiasaan dan sikap pada suatu proses pekerjaan, seringkali faktor kebiasaan dan
sikap seseorang dalam hal menangani permasalahan mempunyai peranan yang besar
rekayasa nilai.
7
Hubungan dan komunikasi yang baik antara tim rekayasa nilai dengan seluruh
unsur yang terlibat dalam suatu proyek adalah syarat mutlak tercapainya tujuan. Karena
hal tersebut dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap keberhasilan suatu
proyek
Tujuan rekayasa nilai membedakan dan memisahkan antara yang diperlukan dan
meninggalkan yang tidak perlu dengan biaya terendah tetapi kinerjanya tetap sama atau
bahkan lebih baik. Dari penerapan rekayasa nilai bertujuan adanya efisiensi, yaitu :
1. Penghematan biaya,
2. Penghematan waktu,
3. Penghematan bahan,
mempengaruhi perlunya dilakukan rekayasa nilai, seperti pada Gambar 2.1 berikut :
8
Secara unik rekayasa nilai meliputi designability, constructability, dan
contractability sebagai value yang mempengaruhi terhadap budget dan cost control. Jadi
pelaksanaan konstruksi
3. Spesifikasi = 14.4 %
Total = 79.2 %
Dari ilustrasi penghematan yang bisa dihasil oleh rekayasa nilai, pemanfaatan rekayasa nilai
sebagai salah satu alternatif penghematan dirasakan perlu untuk diterapkan dalam
proyek konstruksi, hal ini juga disebabkan oleh beberapa alasan yaitu:
9
2.4. Penerapan Rekayasa Nilai
Dalam industry pembuatan sedotan, seperti industry lainnya, sebuah perushaan akan
memproduksi sebuah sedotan bambu. Tapi selain item atau komponen yang dibutuhkan,
perusahaan juga menghitung biaya-biaya dari pembuatan sebuah sedotan bambu, mulai
liannya (tabel 2.1 Analisa Alternatif sedotan bamboo), sehingga akan di dapat kesempatan
Desain
-pigmen Sekunder:
Sekunder ; -Disenfektan
-copolimer -Amplas
-Sikat sedotan
10
-Plastik (polypropylene) Rp.90.000 -Bambu Rp. 5.000
Desain Original
a. Pada Desain cukup optimal sesuai dengan kriteria desain dan fungsi produk
b. Pada Material kurang rama lingkungan dan pemakain hanya satu kali
c. Pada produksi cukup mahal karena menggunakan mesin otomatis dengan nominal
harga cukup tinggi tetapi gunakan dalam jangka panjang dan pembuatan yang
Desain Alternatif
a. Pada Desain cukup optimal sesuai dengan kriteria desain dan fungsi produk
b. Pada Material sangat rama lingkungan dan pemakainnya bisa berulang kali.
c. Pada produksi sangat minim biaya karena seluru material terbilang memliki harga
rendal karena menggunakan mesin sederhana tetapi dalam proses pembuatan yang
memakan waktu.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari ulasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Rekayasa nilai membedakan
dan memisahkan antara yang diperlukan dan tidak diperlukan, dengan mengembangkan
alternatif yang memenuhi keperluan dan meninggalkan yang tidak perlu dengan biaya
terendah tetapi kinerjanya tetap sama atau bahkan lebih baik. dengan menggunakan value
engeneering akan meminimalisir biaya bagi perusahaan dan akan meningkatkan standar
kualitas produk.
3.2. Saran
Dalam proses merumuskan value engeneering pad suatu proyek atau produk harus
12
DAFTAR PUSTAKA
Berawi, M.A., 2014. Aplikasi Value Engineering Pada Industri Konstruksi Bangunan
Bussiness Consultant.
Kelly, John; Male, Steven; Graham, Drummond. 2004. Value Management of Construction
13