Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI CAT

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok


pada mata kuliah “Manajemen Pengelolaan Limbah”

Dosen Pengampu:
Sri Endah, MDRM.

Disusun oleh:
Kelompok 3

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2022/2023

i
Kelompok 3
Anggota:
1. Alfina Tri Adetiya (20201010100003)
2. Dhelina Putri Azahra (20201010100081)
3. Fahira Mawaddah (20201010100018)
4. Fatimah Fazkiyah (20201010100021)
5. Kafina Sahni (20201010100028)
6. Khoirunnisa (20201010100030)
7. Reza Nuur Wahyuningtias (20201010100046)
8. Rifa Fatmasari (20201010100096)
9. Salsabila Putri Fajrani (20201010100052)
10. Selfia Risyanti (20201010100057)
11. Widya Nurkhalika (20201010100099)

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022/2023

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala rahmat,
berkah, hidayah, dan karunia-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini
mengenai “Manajemen Pengelolaan Limbah Industri Cat”.

Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan yang tak ternilai harganya. Untuk itu, pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:

1. Sri Endah, MDRM., selaku dosen pengampu mata perkuliahan Manajemen Pengelolaan
Limbah yang telah memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan arahan kepada kami;
dan
2. Untuk kedua orang tua kami yang telah memberikan kekuatan secara moril maupun
materiil karena tanpa bantuan mereka mustahil kami bisa menyelesaikan makalah ini
3. Teman-teman seperjuangan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat.

Terima kasih telah membimbing dan menyayangi kami sampai saat ini. Semoga segala
bantuan yang telah diberikan kepada kami, senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Aamiin.

Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya, dan umumnya bagi semua pembaca, serta dapat berguna bagi kemajuan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tangerang Selatan, Oktober 2022

Kelompok 3

iii
DAFTAR ISI

MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI CAT...........................................i


Kelompok 3...............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Definisi Limbah Industri Cat...................................................................................................3
2.2 Jenis Limbah Industri Cat.......................................................................................................3
2.3 Proses Produksi Industri Cat..................................................................................................6
2.4 Paparan Limbah Industri Cat..................................................................................................7
2.5 Manajemen Pengolahan Limbah Industri Cat........................................................................8
2.6 Upaya Minimisasi Limbah Industri Cat...................................................................................9
2.7 Upaya Eliminasi Limbah Industri Cat....................................................................................10
2.8 Upaya Daur Ulang Limbah Industri Cat................................................................................10
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
3.2 Saran....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang
dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan
menurut Sugiharto (2017) air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah
tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya
(Yazid Albasthomi et al., 2019). Limbah yang berbentuk cair yang tidak dikelola dengan baik
bisa menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup
lainnnya (KemenkesRI, 2011).

Setiap proses yang terjadi di suatu industri, selain menghasilkan produk yang diinginkan
juga menghasilkan produk samping (by product), baik yang masih dapat dimanfaatkan
maupun yang tidak dapat dimanfaatkan dan dikategorikan sebagai limbah. Salah satu jenis
limbah industri adalah limbah cat yang memiliki kandungan zat warna yang dapat berbahaya
bagi lingkungan bila tidak ditangani dengan tepat (Dwipayana et al., 2009).

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan
tujuan memperindah, memperkuat, dan melindungi substrat. Dalam proses produksinya
industri cat banyak menggunakan bahan baku dan bahan tambahan yang mengandung bahan
berbahaya, seperti thinner, resin, colorant, dll. Selama proses pembuatan cat menggunakan
bahan tersebut, maka akan menghasilkan limbah yang mempunyai sifat berbahaya dan
beracun. Limbah cair industri cat water based berasal dari proses produksi, di mana limbah
cair ini dihasilkan dari proses seperti pencucian tangki serta water curtain dari spraybooth.
Apabila limbah cair dari proses pencucian tangki dan ruangan spray booth langsung dibuang
ke badan sungai tana adanya pengolahan, maka hal tersebut akan mempengaruhi kualitas dari
air sungai tersebut (Yazid Albasthomi et al., 2019). Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
kelompok akan membahas mengenai manajemen pengelolaan limbah industri cat.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu limbah industri cat?
2. Apa saja jenis limbah industri cat?
3. Bagaimana paparan limbah industri cat pada manusia dan lingkungan?
4. Bagaimana manajemen pengolahan limbah industri cat?
5. Apa saja upaya minimisasi yang dapat dilakukan pada limbah industri cat?
6. Apa saja upaya eliminasi yang dapat dilakukan pada limbah industri cat?
7. Apa saja upaya daur ulang yang dapat dilakukan pada limbah industri cat?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari limbah industri cat
2. Untuk mengetahui jenis limbah industri cat
3. Untuk mengetahui bagaimana paparan limbah industri cat pada manusia dan
lingkungan
4. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pengolahan limbah industri cat
5. Untuk mengetahui upaya minimisasi yang dapat dilakukan pada limbah industri cat
6. Untuk mengetahui upaya eliminasi yang dapat dilakukan pada limbah industri cat
7. Untuk mengetahui upaya daur ulang yang dapat dilakukan pada limbah industri cat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Limbah Industri Cat


Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan
dengan tujuan memperindah, memperkuat, dan melindungi substrat (Yazid
Albasthomi et al., 2019). Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 Tahun 201
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah cat tergolong
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Oleh karena itu, limbah cat yang berupa
lumpur dan padatan cat dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan
kesehatan jika tidak ditangani dengan baik.

2.2 Jenis Limbah Industri Cat


Jenis industri pada cat yaitu menghasilkan limbah B-3 berupa:
1. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan meliputi :
a. Kemasan Bekas
Limbah ini dihasilkan dari bekas kemasan bahan baku/penolong berupa
kantong/sak atau karung dari kertas dan plastik.
b. Lumpur/Sludge
Limbah ini dihasilkan dari proses pengolahan air limbah di IPAL pabrik.
Limbah ini bersifat B3 (bahan beracun dan berbahaya) sehingga
penanggulangannya sangat hati-hati mulai dari pengumpulan, pengeringan sampai
pada pembuatannya menjadi flintkote sebagai produk sampingan (dengan catatan
perusahaan telah memiliki izin pemanfaatan limbah B3 dari Kementerian
Lingkungan Hidup). Flinkote ini biasanya digunakan sebagai pelapis anti karat
pada logam seperti pada bangunan maupun pada mobil.
c. Sampah Domestik
Limbah dan sampah lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan pabrik. Limbah
ini berupa kertas, dedaunan dan lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan
pabrik.
2. Limbah Cair
Banyak logam berat yang terkandung dalam limbah cair produksi cat, seperti :
a. Chromium (Cr)
4

Chromium adalah logam keras berwarna abu-abu dan sulit teroksidasi bahkan
pada suhu tinggi. Kromium digunakan dalam industri: metalurgi, kimia, tahan api
(aplikasi tahan panas). Dalam industri metalurgi, kromium merupakan komponen
penting dalam komposisi baja tahan karat dan berbagai paduan logam. Dalam
industri kimia, digunakan sebagai pigmen (bisa merah, kuning, oranye dan hijau),
Berlapis krom, Industri kulit.
Kromium stabil dalam tiga keadaan valensi. Berdasarkan urutan toksisitasnya
adalah Cr-O, Cr-III, Cr-VI. Elektroplating, penyamakan kulit, dan produksi tekstil
adalah sumber utama tambahan paparan air permukaan. Limbah padat dari pabrik
pengolahan tambahan yang ditempatkan di TPA dapat menjadi sumber
pencemaran air tanah. Kromium dapat terpapar melalui hirupan, kulit, dan oral.
Cr (III) merupakan komponen penting dari makanan (residu) yang berfungsi untuk
mempertahankan glukosa, lemak dan kolesterol metabolisme. berjalan normal
organ utama yang terkena Cr yang dihirup adalah paru-paru, sedangkan organ lain
yang dapat terkena adalah ginjal, hati, kulit dan sistem kekebalan tubuh. Lalu,
paparan akut Cr dapat menyebabkan nekrosis hati. Jika 20% tubuh disemprot
dengan asam Cr, akan menyebabkan kerusakan hati yang parah dan gagal ginjal
akut.
b. Cadmium (Cd)
Cadmium adalah zat alami yang ditemukan di kerak bumi. Kadmium murni adalah
logam putih perak yang lembut, tetapi bentuk ini biasanya tidak ada di lingkungan.
Kadmium biasanya ditemukan bersama dengan unsur-unsur lain seperti oksigen
(kadmium oksida), klorin (kadmium klorida), atau belerang (kadmium sulfida).
Kebanyakan kadmium (Cd) adalah produk sampingan dari peleburan seng, timah
atau kadmium-tembaga, yang banyak digunakan di berbagai industry.
Sumber utama paparan Cd berasal dari makanan karena makanan menyerap dan
mengikat Cd. Contoh: tumbuhan dan ikan. Tidak jarang Cd masuk ke air melalui
pencucian dari tempat pembuangan sampah kimia. Beberapa efek yang
disebabkan oleh paparan Cd termasuk kerusakan pada ginjal, hati, testis, sistem
kekebalan tubuh, sistem saraf, dan darah.
c. Cupper (Cu) atau tembaga
Tembaga adalah logam berwarna kemerahan yang digunakan sebagai logam
murni atau logam campuran (di atmosfer). Paparan yang terjadi pada manusia
melalui inhalasi, mulut dan kulit dari berbagai bahan tembaga. Tembaga juga
5

ditemukan di tempat pembuangan sampah berbahaya. Senyawa tembaga yang


larut dalam air lebih berbahaya bagi kesehatan. Cu yang masuk ke dalam tubuh
dengan cepat masuk ke aliran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Cu dalam jumlah kecil (1 mg/hari) dalam makanan penting bagi kesehatan
manusia. Tapi satu konsumsi atau konsumsi yang sangat besar per hari bisa
berbahaya. Minum air dengan konsentrasi Cu yang lebih tinggi dari normal
menyebabkan muntah, diare, sakit perut dan mual. Jika konsumsinya sangat
tinggi, dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal bahkan kematian.
d. Timah hitam (Pb)
Paparan yang terjadi pada timah dapat melalui oral dan inhalasi. Efek Kesehatan
di dalam tubuh, timbal terutama dibagi menjadi tiga (tiga) komponen, yaitu
melalui darah; jaringan lunak (ginjal, sumsum tulang, hati, otak); dan jaringan
mineral (tulang gigi). Timbal terakumulasi dalam tubuh selama hidup dan
biasanya dikeluarkan secara perlahan. Efeknya adalah gangguan sistem saraf tepi
dan pusat, sel darah, gangguan metabolisme vitamin D dan kalsium seperti unsur
pembentuk tulang, penyakit ginjal kronis, yang dapat menembus plasenta dan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
e. Karbonmonoksida (CO)
Karbon monoksida adalah gas tidak berbau dan tidak berwarna yang dihasilkan
oleh pembakaran tidak sempurna bahan bakar yang mengandung rantai karbon
(C). Keracunan akut dapat terjadi setelah terpapar karbon monoksida konsentrasi
tinggi. CO yang masuk ke dalam tubuh dengan cepat mengikat hemoglobin dalam
darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb), di mana hemoglobin tidak
memiliki kemampuan untuk mengikat oksigen, yang diperlukan untuk proses
kehidupan seperti jaringan tubuh. Hal ini karena kemampuan CO untuk mengikat
hemoglobin 200-300 kali lebih tinggi dari oksigen, yang dapat menyebabkan
disfungsi otak, sistem saraf dan jantung atau hipoksia karena organ-organ ini
kekurangan oksigen dan kemudian dapat menyebabkan kematian.
Sedangkan keracunan kronis dapat dihasilkan oleh paparan berulang terhadap CO
tingkat rendah hingga sedang. Keracunan kronis menyebabkan kelainan pada
pembuluh darah, ginjal, jantung dan kerusakan fungsi darah (Dampak Limbah B3
Terhadap Kesehatan, 2020).
f. Raksa (Hg) atau merkuri
6

Raksa adalah Merkuri, atau quicksilver (Hg), adalah logam yang berbentuk cair
pada suhu kamar (25°C) dan berwarna perak. Sifat merkuri sama dengan sifat
kimia yang stabil terutama di lingkungan sedimen, yaitu mengikat protein,
menguap dan memancarkan atau memancarkan uap merkuri beracun bahkan pada
suhu kamar. Uap merkuri yang terhirup adalah penyebab keracunan yang paling
umum, sedangkan unsur merkuri yang tertelan tidak menyebabkan efek toksik
karena daya serapnya yang lemah, kecuali jika terdapat fistula atau penyakit
radang pada saluran pencernaan, atau jika merkuri tertahan di saluran pencernaan
selama waktu yang lama.
Merkuri intravena dapat menyebabkan emboli paru. Karena unsur merkuri larut
dalam lemak, merkuri dengan mudah melewati sawar otak-plasenta. Di otak, ia
terakumulasi di korteks serebral dan otak kecil, di mana ia dioksidasi menjadi
merkuri (Hg). Ion merkuri ini mengikat sulfhidril protein enzim dan protein sel,
yang mengganggu aktivitas enzim dan transportasi sel. Selain itu, ketika logam
merkuri dipanaskan, uap merkuri oksida diproduksi, yang menimbulkan korosi
pada kulit, selaput lendir mata, mulut, dan saluran pernapasan. Selain merkuri
elemental dan merkuri anorganik, merkuri organik memiliki bahayanya tersendiri.
Merkuri organik sering diserap melalui saluran pencernaan, paru-paru dan kulit.
Paparan jangka pendek ke tingkat tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal (Humas
Sardjito, 2019).

2.3 Proses Produksi Industri Cat


Proses produksi cat melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding, letdown,
filtering, color matching, dan packaging. Pre-mixing yaitu proses pencampuran awal
dimana bagian padat dari cat seperti pigmen dan extender/filler didispersikan ke
pelarutnya dengan tambahan aditif yang sesuai seperti dispersing agent dan wetting agent.
7

Pada proses grinding partikel-partikel pigmen dihaluskan dengan mesin giling/grinder


agar ukuran partikel menjadi lebih kecil dan diperoleh kehalusan dan warna yang
diinginkan. Kemudian selanjutnya adalah proses finishing yang meliputi let-down,
filtering, color matching sampai packaging. Pada proses ini cat diatur kekentalannya,
ditambahkan zat aditif, disaring dari kotoran saat pengadukan, disesuaikan dan dipilah-
pilah warnanya, dan pada akhirnya di kemas.

2.4 Paparan Limbah Industri Cat


2.3.1. Paparan pada Manusia
Industri cat menghasilkan limbah B3, salah satunya ialah Kadmium (Cd). Salah
satu sumber paparan kadmium adalah melalui air yang dikonsumsi dan yang
digunakan serta makanan biota laut. Kadmium merupakan logam yang bila masuk
kedalam tubuh akan mengendap dalam waktu tertentu dan menyebabkan kerusakan
(Sri Wahyuni, 2018).
8

2.3.2. Paparan pada Lingkungan


Cat mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya, disingkat sebagai bahan B3.
Jika pembuangan bahan B3 langsung ke lingkungan tanpa terkendali, maka akan
mengakibatkan kerusakan pada tanah dan lingkungan. Kandungan kimia dari bahan B3 cat
juga bisa merusak ekosistem perairan dengan membunuh organisme yang ada di dalam air.
VOC (Volatile organic compound) adalah salah satu bahan kimia yang terkandung di
dalam cat, hal ini dapat diamati salah satunya dari bau pada cat. Namun perlu diketahui juga
bahwa cat yang tidak berbau bukan berarti cat tidak mengandung VOC. Bau menyengat dari
cat dapat mengganggu udara di sekitar lingkungan. (Judiatin Rachmirati, 2020)

2.5 Manajemen Pengolahan Limbah Industri Cat


Pengolahan limbah B3 merupakan serangkaian proses pengolahan yang dilakukan baik
secara fisik, kimia, biologi maupun termal yang bertujuan untuk mengkonversi limbah B3
menjadi bahan yang tidak berbahaya dan lebih ramah lingkungan. Pemilihan teknologi
pengolahan harus mempertimbangkan sifat limbah, tingkat pengurangan bahaya yang
dibutuhkan, pembiayaan, dan faktor-faktor lainnya dikarenakan karakteristik fisik dan kimia
dari setiap jenis limbah B3 sangat berbeda. Pengolahan limbah industri cat tidak memiliki
metode yang dapat digeneralisasi untuk dapat diaplikasikan di setiap industri cat karena
karakteristik dari air limbah industri cat sangat bervariasi. Oleh karena itu, penanganan air
limbah industri cat harus dilakukan dengan hati-hati dan bersifat kasuistik.
Instalasi pengolahan air limbah merupakan salah satu fasilitas yang menjadi syarat
perlindungan lingkungan dan telah umum dimiliki oleh industri cat. Menurut Doble dan
Kumar (2005) dalam jurnal Gina Lova Sari, dkk (2014), instalasi pengolahan air limbah
industri cat umumnya terdiri dari tangki equalization, tangki koagulasi-flokulasi, tangki
pengendapan primer, tangki aerasi, tangki pengendapan sekunder, dan tangki penampung.
Pada pengolahan konvensional ini, proses koagulasi-flokulasi memegang peranan penting
untuk kesuksesan pengendapan logam berat dan bahan organik yang ada dalam air limbah
industri cat.
Dari sekian banyak jenis koagulan, Poly Aluminum Klorida (PAC), Ferri Sulfat (FeSO4)
dan Aluminum Sulfat (Al2(SO4)3) merupakan jenis koagulan yang paling sering digunakan
pada pengolahan air limbah. Terdapat laporan bahwa penggunaan 4 g/L PAC untuk
pengolahan air limbah industri cat dapat menyisihkan 98% COD, 95% TSS dan sekitar 80%
logam berat, sedangkan pada penggunaan 2 g/L FeSO4 dapat menyisihkan 80% COD, 90%
TSS dan sekitar 50% logam berat. Sementara itu, penggunaan 2,5 g/L Al2(SO4)3 dapat
9

menyisihkan 95% COD, 90% TSS dan sekitar 70% logam berat. Selain koagulasi-flokulasi,
telah banyak dikembangkan teknologi fisika-kimia untuk penyisihan logam berat dan bahan
organik pada air limbah industri cat, seperti adsorpsi, membranfiltrasi, elektrokimia, fenton,
dan elektrokoagulasi.
Lalu, terdapat pula pengolahan secara biologi atau yang dikenal sebagai biodegradasi.
Proses biodegradasi yang umum dilakukan adalah lumpur aktif, yang didefinisikan sebagai
suatu proses biologi dalam pengolahan limbah cair, di mana pencampuran antara limbah cair
dengan lumpur aktif diaerasi pada suatu tangki aerasi. Padatan biologi yang aktif tersebut
mengoksidasi limbah kemudian padatannya dialirkan kembali ke bak pengendap akhir hingga
mengalami siklus yang berulang.
Biodegradasi limbah cat dapat dilakukan melalui dua pendekatan utama, yaitu modifikasi
lingkungan dan seeding. Modifikasi lingkungan bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
metabolisme mikroba dengan penambahan nutrisi, terutama nitrogen dan fosfor, peningkatan
jumlah oksigen dan kelembaban nutrisi, serta penambahan kosubstrat sebagai penunjang
pertumbuhan mikroba, sedangkan seeding dilakukan dengan menginokulasi mikroba ke
dalam instalasi pengolahan limbah. Mikroba yang digunakan dapat asli berasal dari lokasi
tercemar (indigenous) atau dari luar lokasi yang tercemar (non-indigenous) (Dwipayana et
al., 2009).
Selain biodegradasi, teknologi biofilm juga merupakan salah satu pengolahan air limbah
secara biologi yang telah banyak diaplikasikan. Penggunaan teknologi biofilm berhasil
mereduksi 75-80%logam berat (Gina Lova Sari et al., 2014).

2.6 Upaya Minimisasi Limbah Industri Cat


Teknik bioremediasi yang dikembangkan oleh Helmholtz Centre for Enviromental
Research dan BAUER Enviroment Group untuk meremediasi sedimen sungai yang tercemar
logam berat dengan konsentrasi bahan baku organik yang tinggi berpotensi untuk
diaplikasikan dalam pengolahan sedimen industri cat. Dalam hal ini, proses bioremediasi
dibagi dalam dua tahap yaitu:

1. Pengkondisian sedimen dengan tanaman. Tahap ini bertujuan untuk merubah


karakteristik bio-fisik-kimia sedimen yang semula berwarna hitam, tingkat
permeabilitas rendah, kadar air yang tinggi, aktivitas microflora heterotroph yang tinggi
dan ketersediaan oksigen yang terbatas menjadi material seperti tanah yang ramah dan
berwarna abu-abu atau coklat.
10

Solid bed bioleaching untuk menghasilkan material yang aman untuk dikembalikan
ke lingkungan. Prinsipnya adalah aplikasi dari proses ekstraksi logam berat dari
senyawa pengikatnya dengan memanfaatkan asam mineral yang dihasilkan oleh
mikroorganisme (Widia 2018).Upaya Eliminasi Limbah Industri CatPengolahan limbah
cat pada industri harus dapat dimaksimalkan, salah satunya melalui Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Limbah terkait lainnya semisal kaleng cat, kemasan
bekas terkontaminasi B3, dan sludge IPAL dapat diolah secara bertanggung jawab.
Caranya melalui kerjasama dengan perusahaan jasa pengolahan limbah B3 sehingga
tidak membahayakan lingkungan dan manusia.
Sementara itu, pengolahan di sektor non industri bisa dengan cara, jangan buang
sisa cat ke dalam saluran air dan kosongkan kaleng cat sebelum membuang. Apabila
ingin membuang sisa cat yang tinggal sedikit, tuanglah dan sebar ke kertas bekas.
Biarkan sisa cat mengering dan mengeras, kemudian biarkan cat terbuang sebagai
limbah padat. Hal itu akan meminimalkan dampaknya kepada manusia dan
lingkungan.

2.7 Upaya Daur Ulang Limbah Industri Cat


Daur ulang limbah dan penggunaan sumber daya seringkali dibatasi oleh
komposisi kimia. Pembatasan ini mencakup komponen berbahaya, campuran seperti
plastik dan aditif, kombinasi integral bahan seperti plastik, kayu dan logam kecil yang
melekat pada peralatan elektronik. Pemisahan kimia adalah dasar pertimbangan opsi
daur ulang limbah lumpur cat. Tingginya kandungan Karbon Organik Terlarut (DOC)
dari limbah lumpur cat berarti bahwa tidak dapat disimpan di bawah peraturan
pengelolaan limbah.
Limbah cat dapat digunakan sebagai bahan baku paving block, batako, dan beton.
Pengurangan limbah cat dengan rekayasa teknik dapat mengurangi limbah cat sebesar
26%. Pemanfaatan menjadi paving block menghasilkan kuat tekan maksimal pada
komposisi pencampuran limbah 2%. Penggunaan limbah cat sebagai bahan baku
campuran paving block menunjukkan terjadinya penurunan potensi dampak
perubahan, pelubangan ozon, dan oksidan fotokimia. Strategi pengelolaan dan
pemanfaatan limbah menjadi produk (waste to product) dapat mengurangi kuantitas
limbah dan biaya pengelolaan pihak ke-3, dan memberikan manfaat secara ekonomi
maupun lingkungan (Ari Dina Permana Citra & Purwanto Purwanto, 2020).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsentrasi logam berat dan bahan organik yang tinggi merupakan karakteristik
utama limbah B3 industri cat. Limbah B3 industri cat terutama berupa air limbah
pencucian peralatan produksi dan tumpahan cat, lumpur pengolahan air limbah dan
senyawa organik volatil. Karakteristik limbah B3 industri cat sangat bervariasi,
tergantung pada jenis senyawa-senyawa yang digunakan sebagai bahan baku proses
produksi cat. Oleh karena itu, pemilihan teknologi pengolahan harus
mempertimbangkan sifat limbah, tingkat pengurangan bahaya yang dibutuhkan,
pembiayaan serta faktor-faktor lainnya.
Pengolahan air limbah industri cat dapat dilakukan dengan koagulasi-flokulasi dan
sedimentasi atau dengan proses biologi menggunakan teknologi biofilm. Sedangkan
pengolahan lumpur IPAL industri cat dapat dilakukan dengan teknik
stabilisasi/solidifikasi, komposting dan solid-bed bioleaching. Sementara itu,
teknologi biofiltration, bioscrubbers dan biotrickling filters menjadi alternatif yang
paling efektif dan efisien untuk kontrol pencemaran senyawa organik volatil dari
industri cat.

3.2 Saran
Saran kami adalah agar perusahaan-perusahaan cat lebih memperhatikan
pengolahan limbah industri cat dan memaksimalkannya, sehingga tidak menimbulkan
dampak berbahaya bagi masyarakat itu sendiri atau bagi lingkungan tempat
masyarakat tinggal.
DAFTAR PUSTAKA

KemenkesRI. (2011). Seri Sanitasi Lingkungan Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah
Dengan Sistem Biofilter Anaerob Aerob Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Ari Dina Permana Citra, & Purwanto Purwanto. (2020). Pengelolaan Limbah Cat pada Industri
Kemasan Plastik Kecantikan dengan Pendekatan Teknologi dan Life Cycle Assesment (LCA).

Dampak Limbah B3 terhadap Kesehatan. (2020). Indonesia Environment & Energy Center (IEC).
https://environment-indonesia.com/articles/dampak-limbah-b3-terhadap-kesehatan/

Dwipayana, Herto Dwi Ariesyady, & Sukandar. (2009). Identifikasi Keberagaman Bakteri pada
Lumpur Hasil Pengolahan Limbah Cat dengan Teknik Konvensional. Jurnal Teknik
Lingkungan, 15(1), 7–17.

Gina Lova Sari, Andy Mizwar, & Yulinah Trihadiningrum. (2014, February 4). Pengolahan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Industri Cat. 240–250.

Humas Sardjito. (2019, June 21). Merkuri dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Manusia. RSUP.
Dr Sardjito. https://sardjito.co.id/2019/06/21/merkuri-dan-dampaknya-terhadap-kesehatan-
manusia/

Sri Wahyuni. (2018). Risiko Kesehatan Akibat Paparan Kadmium (Cd) pada Air yang Dikonsumsi
dan Sumber Makanan Laut di Wilayah Pesisir Timur Belawan Sumatera Utara: Sistematik
Review. Public Health Journal, 5(1), 19–30.

Yazid Albasthomi, Niswatin Aprilia Sholikah, & Kartika Udyani. (2019). Pengolahan Limbah
Cair Industri Cat dengan Proses Adsorpsi untuk Menurunkan COD dan TSS.

Kusumah, J. R. (2020). Green Product Sebagai Penerapan Etika Bisnis Pada Perusahaan Produsen
Cat. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 1(5), 451-463.

Anda mungkin juga menyukai