Anda di halaman 1dari 17

FUNGSI MANAJEMEN (PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN)

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah“Administasi dan Kebijakan Kesehatan”

Dosen Pengampu :

Noor Latifah,SKM,MKM

Disusun oleh :

Kelompok 6

Salsabila Putri Fajrani (20201010100052)

Selfia Risyanti (20201010100057)

Syifa Laiyina Salfinaz R. (20201010100063)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Fungsi Manajemen dalam
Penggerakan dan Pelaksanaan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah
kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Noor
Latifah,SKM,MKM selaku dosen mata kuliah Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.

Tangerang, 28 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI. ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... . 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3

A. Pengertian Manajemen secara umum.................................................................... 3


B. Pengertian, Faktor-faktor, dan Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan/P2 (Aktuasi)
Tingkat Puskesmas............................................................................................... 3
1. Faktor Organisasi Puskesmas................................................................... 4
2. Faktor Pegawai......................................................................................... 4
C. Kepemimpinan...................................................................................................... 5
1. Teori Sifat-sifat Kepemimpinan............................................................... 6
2. Teori Perilaku/Gaya Kepemimpinan........................................................ 6
3. Teori Kepemimpinan Situsional/ Kontingensi......................................... 6
D. Motivasi................................................................................................................ 7
1. Teori Isi (Content Theory) atau Teori Kebutuhan (Need Theory)........... 7
2. Teori Proses.............................................................................................. 7
E. Komunikasi........................................................................................................... 8
F. Pengarahan............................................................................................................ 10
G. Kebijakan Penggerakan dan Pelaksanaan (Aktuasi) Tingkat Puskesmas............. 11
H. Pelaksanaan Penggerakan dan Pelaksanaan (Aktuasi) Tingkat Puskesmas.......... 11

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 13

A. Kesimpulan............................................................................................................ 13
B. Saran. .................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 14
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Manajemen berasal dari bahasa Perancis yaitu ‘menegement’ yang berarti seni
untuk mengatur atau mengelola sesuatu. Dalam bahasa Inggris, kata ‘manage’ berarti
mengendalikan atau mengelola. Secara umum, manajemen dikenal sebagai sebuah
proses yang mengatur kegiatan atau perilaku sehingga menimbulkan efek yang baik.
Secara etimologi, definisi manajemen adalah sebuah seni mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan utama sebuah organisasi atau bisnis melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber daya dengan
cara yang efektif dan efisien.
Untuk mencapai tujuan organisasi atau bisnis secara maksimal,  selain
memahami arti dan pengertian manajemen, para manajer harus mampu menguasai
seluruh fungsi manajemen yang ada. Lalu berikut ini adalah penjelasan mengenai
fungsi manajemen menurut para ahli memiliki banyak kesamaan. Fungsi manajemen
menurut Henry Fayol dan GR Terry menyebutkan terdapat empat fungsi manajemen,
yaitu :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan, dan
4. Pengendalian.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian manajemen secara umum
2. Pengertian, Faktor-faktor, dan Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan/P2 (Aktuasi)
Tingkat Puskesmas
3. Kepemimpinan
4. Motivasi
5. Komunikasi
6. Pengarahan
7. Kebijakan Penggerakan dan Pelaksanaan (Aktuasi) Tingkat Puskesmas
8. Pelaksanaan Penggerakan dan Pelaksanaan/P2 (Aktuasi) Tingkat Puskesmas
C. Tujuan
Kegiatan mengarahkan semua anggota agar mau bekerja sama secara efektif
dan efisien untuk mewujudkan tujuan dari organisasi dengan berpedoman pada
perencanaan (planning) dan pengorganisasian (organizing). Untuk mencapai target
dan tujuan dari sistem manajemen yang sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan  dengan cara yang benar dan tepat.
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Manajemen secara umum


Manajemen berasal dari bahasa Perancis yaitu ‘menegement’ yang berarti seni
untuk mengatur atau mengelola sesuatu. Dalam bahasa Inggris, kata ‘manage’ berarti
mengendalikan atau mengelola. Secara umum, manajemen dikenal sebagai sebuah
proses yang mengatur kegiatan atau perilaku sehingga menimbulkan efek yang baik.
Secara etimologi, definisi manajemen adalah sebuah seni mengarahkan orang
lain untuk mencapai tujuan utama sebuah organisasi atau bisnis melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan sumber daya dengan
cara yang efektif dan efisien.

B. Pengertian, Faktor-faktor, dan Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan/P2 (Aktuasi)


Tingkat Puskesmas
Manajemen Puskesmas adalah mewujudkan rencana (plan) Puskesmas tersebut
menjadi kenyataan. Rencana tersebut dilaksanakan (implementating) atau
diaktualisasikan (actuating). Fungsi penggerakan dan pelaksanaan yaitu:
1. Actuating (penggerakan)
2. Motivating (membangkitkan motivasi)
3. Directing (memberikan arah)
4. Influencing (mempengaruhi)
5. Commanding (memberikan komando atau petunjuk)

Aktuasi Puskesmas merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama di


antara staf pelaksana program Puskesmas sehingga pelaksana program berjalan sesuai
rencana dalam rangka pencapaian tujuan Puskesmas.

Aktuasi tingkat Puskesmas menurut hemat penulis adalah upaya penggerakan


pegawai Puskesmas sedemikian rupa sehingga pegawai Puskesmas memiliki komitmen
dan tanggungjawab , mendukung dan bekerjasama,memiliki kemauan dan kemampuan
kerja, menyukai pekerjaan, menjadi pegawai yang baik, serta berusaha untuk mencapai
tujuan Puskesmas.
1. Faktor Organisasi Puskesmas
Yang menentukan suksesnya fungsi aktuasi dari faktor organisasi Puskesmas
meliputi:
a. Terdapat peraturan-peraturan
Peraturan adalah segala ketentuan yang mengatur terselengganya
kegiatan pegawai dan program Puskesmas serta adanya kepastian
perkembangan Puskesmas baik ke dalam maupun ke luar organisasi.
Seperti Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pegawai,
Peraturan Pemerintah RI tentang Disiplin Pegawai, Peraturan Pemerintah
RI No.10/1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri
Sipil, dan lain-lain.
b. Terdapat sumber daya
Sumber daya adalah segala sesuatu yang diperlukan uantuk kegiatan
dan program Puskesmas yang didasarkan pada suatu pengkajian yang
dapat dipertanggungjawabkan, yang meliputi aspek kuantitas, kualitas dan
aktualitanya. Sumber daya manajemen Puskesmas meliputi man, money,
materials, machines, methods, minutes/times, market dan information
dengan akronim 7M+1I.
c. Terdapat sarana komunitas
Sarana komunitas adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk
menerima dan menyampaikan informasi, seperti telepon, surat,
forum,rapat dinas, buletin, dan sebagainya.
d. Terdapat kepemimpinan
Yaitu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-
kegiatan pegawai agar bekerja mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Pegawai
Yang menentukan suksesnya fungsi aktuasi dari faktor pegawai adalah :
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
Yaitu pegawai mengetahui dan terampil dalam rincian pekerjaan,
mengikuti prosedur kerja dan menggunakan cara mutakhir dalam
pekerjaan.
b. Memiliki pandangan bahwa pengabdiannya adalah untuk
Puskesmas/Negara bukan untuk pimpinannya
Jika pegawai hanya mengikuti pimpinan yang menurut dirinya cocok
dan berkenan, maka akan menghambat pencapaian hasil pekerjaan, sebab
perintah atau peraturan pekerjaan dari pimpinan yang menurut dirinya
cocok dan cenderung untuk tidak dilaksanakan. Loyalitas kepada
pimpinan haruslah loyalitas yang rasional serta terarah pada pengabdian
tunggal pada Puskesma/Negara.
c. Mau dipimpin
Agar kelancaran tugas dan pencapaian tugas organisasi dapat tercapai,
maka pegawai harus mau dipimpin dengan penuh kesadaran dan
tanggungjawab serta bukn karena terpaksa atau adanya vested interest
tertentu.
d. Terpeliharanya tim kerja
Dalam pelaksanaan fungsi aktuasi perlu diperhatikan kinerja tim yang
solid, kompeten, dan kompak. Untuk itu perlu dikembangkan
kepemimpinan tim, keeratan tim, kekompakan tim, struktur tim, peran
tim, dan norma tim.

Adapun tujuan aktuasi tingkat Puskesmas adalah:


1. Menciptakan kerjasama yang harmonis, serasi, berdaya guna, dan berhasil guna
2. Mengembangkan kemauan dan kemampuan kerja pegawai Puskesmas
3. Menumbuhkan rasa memiliki, rasa tanggungjawab, dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang kondusif yang dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja pegawai Puskesmas
5. Membuat organisasi Puskesmas dinamis dan berkembang.

C. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin
aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared
goal). Umumnya disepakati ada tiga teori utama dalam studi kepemimpian yaitu :
1. Teori sifat atau karakter pemimpin (traits theory)
2. Teori perilaku atau gaya kepemimpinan (behavior theory)
3. Teori situasional (contingency theory)
1. Teori Sifat-Sifat Kepemimpinan
Teori sifat kepemimpinan berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan
bukan diciptakan (leader are born, not built) artinya seseorang telah membawa
bakat kepemimpinan sejak dilahirkan bukan dididik atau dilatih. Pemimpin
yang dilahirkan tanpa pendidikan dan latihan sudah dapat menjadi pemimpin
yang efektif. Pelatihan kepemimpinan hanya bermanfaat bagi mereka yang
memang telah memiliki sifat-sifat kepemimpinan.

2. Teori Perilaku/Gaya Kepemimpinan


Gaya kepemimpinan pada hakekatnya memperlihatkan dua perilaku atau gaya
kepemimpinan yaitu :
a. Berorientasi pada tugas (task oriented)
Lebih memperhatikan pada penyelesaian tugas dengan pengawasan
yang sangat ketat agar tugas selesai sesuai yang diinginkan, hubungan baik
dengan staf diabaikan, yang penting staf harus bekerja kerja, produktif,
dan bekerja tepat waktu.
b. Berorientasi pada manusia
Lebih memperhatikan hubungan yang baik dengan staf, lebih
memotivasi staf daripada mengawasi dengan ketat.

3. Teori Kepemimpinan Situsional/ Kontingensi


Teori kepemimpinan situasional bersumsi bahwa kepemimpinan yang
efektif tergantung pada kesesuaian antara gaya kepemimpinan dengan situasi
yang dihadapi seperti situasi, atasan, pegawai, tugas, organisasi, dan variabel-
variabel lingkungan lainnya.
Adapun fungsi kepemimpinan Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan Puskesmas bertugas dan bertanggung jawab menjabarkan dan
mengimplementasikan program Puskesmas;
2. Pimpinan Puskesmas mampu memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan
kepada staf Puskesmas;
3. Pimpinan Puskesmas berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan
mengeluarkan pendapat sehingga kreativitas dan inovasi pegawai Puskesmas
dapat tumbuh dan berkembang;
4. Pimpinan Puskesmas membina dan mengembangkan kerjasama dan kemitraan
yang harmonis dengan pegawai dan stakeholder Puskesmas;
5. Pimpinan Puskesmas mampu memecahkan masalah dam mengambil keputusan
tugas dan program Puskesmas sesuai tugas dan tanggung jawabnya;
6. Pimpinan Puskesmas berusaha membina dan mengembangkan kemampuan dan
kemauan pegawai Puskesmas;
7. Pimpinan Puskesmas melaksanakan dan mendayagunakan fungsi pengawasan,
pengendalian, dan penilaian Puskesmas.

D. Motivasi
Motivasi berasal dari perkataan motif (motive) yang artinya rangsangan,
dorongan atau pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut
memperlihatkan perilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi ialah
upaya uantuk menimbulkan rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga pada
seseorang atau sekelompok masyarakat sehingga mau berbuat dan bekerjasama secara
optimal melakukan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
1. Teori Isi
Teori isi tentang memotivasi memusatkan perhatian pada :
a. Kebutuhan, motif atau dorongan yang mendorong, menekan, memacu, dan
menguatkan pegawai untuk melakukan kegiatan.
b. Hubungan-hubungan para pegawai dengan faktor-faktor eksternal (intensif)
yang mendorong dan mempengaruhi mereka untuk melaksanakan suatu
kegiatan.

2. Teori Proses
Teori proses yang akan dibahas adalah :
a. Teori harapan (expectancy theory) dari Vroom.
Di dalam teori ini Vroom menjelaskan bahwa motivasi seseorang
untuk bekerja tergantung pada hubungan antara 3 faktor, yaitu harapan
(expectancy) hubungan anatara usaha dan kinerja, instrumentasi
(instrumentality) hubungan kinerja dan imbalan, dan valensi (valence) nilai
yang diberikan terhadap imbalan yang didapat dari pekerjaanya.
b. Teori pembentukan perilaku (reinforcement theory) dari Skinner
Teori ini didasari oleh hukum penharuh yang menyatakan bahwa
perilaku yang diikuti dengan konsekuensi yang diharapkan cenderung
diulang, sedangkan perilaku yang diikutin dengan konsekuensi hukuman
cenderung tidak diulang. Karena itu perilaku seseorang di waktu mendatang
dapat diperkirakan atau dipelajari dari pengalaman di waktu yang lalu.
c. Teori keadilan (equity theory) dari Adams.
Pada teori ini dijelaskan bahwa seseorang mengharapkan hasil yang
diterima sesuai denga mmasukan yang diberikan dan juga denga napa yang
diterima orang lain baik di lingkungan unit kerjanya.

E. Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata “communicare” yang berarti berpartisipasi atau
memberitahukan. Selain itu komunikasi juga berasal dari kata “communis” yang
artinya milik bersama atau berlaku dimana-mana. Untuk terjadi suatu komunikasi,
diperlukan unsur-unsur komunikasi, antara lain:
1. Sumber
Sumber merupakan sumber informasi segaligus sebagai pergerak atau yang
memulai terjadinya proses komunikasi. Sumber dibutuhkan untuk membangun
suatu gagasan, pemikiran, informasi dan lainnya.
2. Pesan
Pesan adalah rangsangan yang disampaikan oleh sumber kepada sasaran. Pesan
pada dasarnya adalah hasil pemikiran atau pendapat sumber yang ingin
disampaikan kepada orang lain. Pesan dapat disampaikan secara lisan maupun
tulisan.
3. Media
Media adalah alat atau saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
kepada sasaran. Media dibagi menjadi dua, yaitu media massa dan media antar
pribadi. Media massa digunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak
orang, kekurangannya tidak dapat diketahui keberhasilan dari komunikasi yang
dilakukan. Contoh media massa adalah koran, majalah, radio, televisi, tayangan.
Media antar pribadi berfokus pada penyampaian informasi perorangan. Media
yang digunakan antara lain sura-menyurat dan telepon. Keuntungannya
keberhasilan komukasi jenis ini dapat langsung diketahu melalui umpan balik.
4. Sasaran
Sasaran adalah penerima pesan baik individu, kelompok, organisasi maupun
seluruh masyarat yang ada di ruang lingkup komunikasi tersebut berlangsung.

5. Umpan balik
Umpan balik adalah reaksi dari sasaran terhadap pesan yang sudah disampaikan.
Dengan adanya umpan balik sumber dapat mengetahui apakah komunikasi
berjalan dengan naik atau tidak.
6. Akibat
Akibat adalah hasil dari suatu komunikasi, yaitu terjadinya perubahan pada diri
sasaran. Perbahan dapat dilihat dari pengetahuan, sikap dan perilaku. Terjadinya
perubahan perilaku adalah tujuan akhir dari kegiatan komunikasi.
Saat seseorang maupun suatu organisasi melakukan komunikasi tidak jarang
terjadi kegagalan karena adanya suatu hambatan dalam berkomunikasi. Menurut
(Usman, 2006) hambatan komunikasi, antara lain:
1. Komunikator menggunakan bahasa yang sulit dipahami
2. Perbedaan presepso akibat latar belakang yang berbeda
3. Terjemahan yang salah
4. Keadaan lingkungan yang tidak kondusif (gaduh, panas, tidak teratur)
5. Reaksi yang terlalu depensif ataupun agresif
6. Gangguan fisik (buta, tuli gagap)
7. Semantik pesan yang bermakna ganda
8. Kuragnya kebiasaan membaca dan menulis, serta budaya diam
9. Teknik tanya – jawab yang buruk
10. Kurangnya penguasaan materi dan persiapan
11. Kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar yang buruk
12. Kurang dewasa
13. Kurang jujur dalam penyampaian informasi
14. Desrukrif

Komunikasi merupakan salah satu fungsi manajemen Puskesmas dalamrangka


mengelola pegawai Puskesmas, memadukan fungsi-fungsi manajemen Puskesmas dan
proses komunikasi interpersonal. Tujuan dari komunikasi dalam manajemen
Puskesmas adalah agar pegawai Puskesmas mengetahui dan memahami apa yang
harus dikerjakan dan agar pimpinan Puskesmas mendapatkan berbagai informasi
tentang pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan Puskesmas secara efektif dan
efisien. Komunikasi yang efektif menuntut rasa saling menghormati, percaya, terbuka,
dan tanggung jawab.

Adapun fungsi-fungsi komunikasi dalam kegiatan manajemen Puskesmas


menurut penulis adalah:
1. Menyampaikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan
atau pelaksanaan tugas dari pimpinan Puskesmas kepada pegawainya, seorang
pegawai kepada pegawai lain sehingga pekerjaan dapat dijalankan dengan benar
dan tercipta kerjasama;
2. Membantu mendorong dan mengarahkan pegawai Puskesmas untuk
melaksanakan tugas;
3. Membantu membentuk dan mempengaruhi sikap dan perilaku serta menanamkan
kepercayaan orang lain;
4. membantu hubungan sosial dalam organisasi Puskesmas dan membangun
kekompakkan dan kebersamaan;
5. Menyampaikan informasi tentang lingkungan Puskesmas secara keseluruhan.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan Puskesmas dan mempengaruhi orang


lain ditentukan oleh baik atau buruknya komunikasi. Komunikasi yang baik bukan
saja komunikan mengerti akan makna pesan, tetapi juga secara emosional
terdorong untuk melaksanakan atau menuruti pesan yang diterimanya. Dengan
kata lain, kejelasan, ketelitian, intensitas dan kualitas komunikasi akan
mempengaruhi tingkat perilaku dan hasil kinerja pegawai.

F. Pengarahan
Pengarahan bertujuan agar seseorang melakykan tugas sesuai dengan visi,
misi, dan tujuan suatu organisasi dan agar tidak terjadinya penyimpangan yang tidak
sejalan dengan rencana.
Menurut Azwar (1988) syarat-syarat pengarahan yang baik, antara lain:
1. Kesatuan perintah
Perintah yang diberikan harus sama dan jelas. Perintah yang simpan gsiur akan
membingungkan.
2. Informasi yang lengkap dan akurat
Ketika informasi diberikan harus disertakan keterangan dan penjelasan yang
diperlukan. Keterangan dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan.
3. Hubungan langsung dengan sasaran
4. Agar pengarahan dapat dilakukan sesuai rencana maka harus dilakukan secara
langsung kepada sasaran.
5. Suasana informal
Suasana yang informal dibutuhkan agara perintah yang diberikan tidak dirasa
sebagai beban dan agar perintah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Dalam penerapannya pengarahan memiliki beberapa jenis teknik, diantaraya adalah:
1. Teknik konsultasi
Pengarah akan bertemu dengan sasaran kemudian pengarahan disampaikan secara
langsung untuk kemudia dibahas bersama.
2. Teknik demokratis
Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada sasaran untuk mengajukan
pendapat dan saran.
3. Teknik otokratis
Dilaksanakan secaea satu arah. Pengarah menetapkan segalanya, sedangkan
sasaran melaksanakan saja.
4. Teknik bebas teratur
Dilakukan jika sasaran sudah memiliki pengetahuan, keterampilan serta
pengalaman yang cukup dalam melaksanakan tugas yang dilaksanakan.
G. Kebijakan Penggerakan dan Pelaksanaan (Aktuasi) Tingkat Puskesmas
Penerapan materi ini dalam ruang lingkup kesehata masyarakat, maka akan
kami bahas mengenai penggerakan atau pelaksanaan (P2) dalam tingkat puskesmas
yang terdiri atas Lokakarya Mini Bulanan dan Lokarya Mini Tribulanan.
1. Lokakarya Mini Bulanan
Yaitu pertemuan yang diselenggarakan setiap bulan di Puskesmas yang
dihadiri oleh seluruh staf di Puskesmas , pembantu, dan bidan di desa, dipimpin
oleh kepala Puskesmas. Dalam lokakarya ini akan dibahas mengenai laporan
kegiatan bulan lalu, hasil rapat dengan dinas, dan informasi mengenai program
maupun kebijakan baru.
2. Lokakarya Mini Tribulanan
Yaitu pertemuan yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali di Puskesmas
yang dihadiri oleh instansu lintas sektoran tingkat kecamatan, Badan Penyantun
Puskesmas (BPP), staf Puskesmas dan jaringannya, dipimpin oleh camat. Dalam
lokakarya mini tribulan ini membahas tentang program lintas sectoral, program
kesehatan, kebijakan ataupun konsep baru.

H. Pelaksanan Pergerakan dan Pelaksanaan (Aktuasi) Tingkat Puskesmas


Aktuasi tingkat puskesmas dilakukan dengan cara:
1. Rapat atau dimanisasi staf yang diselenggarakan seminggu sekali yang dihadiri
oleh seluruh staf Puskesmas dan jaringannya yang bertujuan untuk
 Menginfokan hasil rapat dinas tingkat kabupaten/kota dan tingkat kecamatan
serta informasi tentang kebijakan program dan konsep baru
 Melakukan evaluasi mingguan terhadap pelaksanaan program puskesmas
 Penggalangan Kerjasama tim dan kesepakatan bersama
 Pemberdayaan pegawai puskesmas untuk meningkatkan kinerja, kompetensi,
sikap, motivasi kerja dan kecerdasan emosional.
2. Lokakarya mini bulanan yang diselenggarakan setiap akhir bulan dan dihadiri oleh
seluruh staf Puskesmas dan jaringannya yang bertujuan untuk
 Menginformasikan hasil rapat dinas tingkat kebupaten/kota dan tingkat
kecamatan serta informasi tentang kebijakan program dankonsep baru
 Evaluasi bulanan terhadap pelaksanaan program puskesmas serta analisis
hambatan dan masalah dengan mempergunakan pws
 Penysunan pola bulanan secara partisipasif dengan menghimpun usulan
kegiatan dan program dari para penanggung jawab program puskesmas
 Penggalangan tim melalui penegasan peran dan tanggung jawab staf
 Pemberdayaan pegawai Puskesmas untuk meningkatkan kinerja professional.
3. Lokakakrya mini tribulan diselenggarakan setiap tiga bulan sekalu yang dihadiri
oleh instansi lintas sector tingkat kecamatan, PKK kecamatan dan desa, kepala
desa, staf Puskesmas dan jaringannya, dipimpin oleh camat.
4. Rapat koordinasi (Rakor) tingkat kecamatan, diselenggarakan setiap bulan yang
dihadiri oleh unsur Muspika kecamatan, lintas sector tingkat kecamatan, tim
penggerak PKK kecamatan dan desa, kepala desa. Peran puskesmas untuk
menyampaikan hasil lokakarya mini bulanan.
5. Rapat koordinasi (Rakor) Posyandu – Desa Siaga tingkat desa dilaksanakan tiap
bulan pada dua hari sebelum pelaksanaan posyandu dan dihadiri oleh kepala desa
dan pamong desa, untur Badan Perwakilan Desa (BPD), unsur Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), pengurus PKK desa, pengurus
Posyandu dan Forum Kesehatan Desa-Desa Siaga, kader Posyandu dari tiap RT,
bidan desa, perawat desa, dan lainnya. Pada rapat ini bertuan untuk :
 Evaluasi pelaksanaan posyandu dan program desa siaga bulan lalu serta
merencanakan posyandu dan desa siaga bulan yang akan datang
 Pemutakhiran data sasaran posyandu dan program desa siaga
 Pengisian kartu panggilan sasaran posyandu untuk kemudian dibagikan ke
setiap dusun/rw
 Pembahasan masalah dan hambatan posyandu dan program desa siaga
 Pendalamam materi posyandu dan program desa Siaga.
6. Konsultasi para penaggung jawab program dengan pimpinan Puskesmas
Konsultasi ini diselenggarakan bila diperlukan, dengan cara mengundang para
penanggung jawab program Puskesmas atau mereka menghadap/ melapor kepada
pimpinan Puskesmas.
BAB III

Kesimulan
Aktuasi lebih memusatkan perhatian pada pengolahan sumber daya manusia. Atas dasar itu
fungsi actuating sangat erat hubungannya dengan ilmu –ilmu kepemimpinan.Seorang manajer
yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar bekerja lebih produktif, harus
memahami dan menerapkan ilmu psikolog, ilmu komunikasi, kepemimpinan, dan
sosiologi.begitupula dalam menerapkan aplikasi manajemen kesehatan.

Saran
Dalam menerapkan fungsi manajemen khususnya dalam penerapan manajemen kesehatan
haruslah betul – betul memahami hakikat dan fungsi seorang pemimpin dalam menjalankan
roda organisasi yang dipimpin.sebab pada era ini kesehatan tidak lagi berbicara tentang
penyakit saja tetapi bagaimana kualitas pelayanan dan arah pembangunan kesehatan yang
akan dicapai.
Daftar Pustaka

Akbar, K. (2011). Manajemen Kesehatan. 22.


Sutisna, E. (2009). Manajemen Kesehatan. Teori Dan Praktik Di Puskesmas, 160-190.

Anda mungkin juga menyukai