Anda di halaman 1dari 21

STUDENT PROJECT

SOLID WASTE DISPOSAL

Oleh:
SGD A08

Gede Bayu Wedanta Netra (1702511156)


Ida Ayu Putu Putri Andari (1702511166)
I Gde Astha Pramana Suta (1702511176)
I Putu Willy Ganang Arta Putra (1702511186)
Putu Mahadevy Pradnyandhari Putri (1702511216)
Kadek Dwi Pradnyawati (1702511007)
Kadek Mercu Narapati Pamungkas (1702511017)
Ni Nyoman Sriwulan Pratiwi (1702511027)
I Made Reza Pramudya (1702511067)
Ni Made Dea Adilla Rathasari (1702511097)
Ni Luh Putu Yunia Dewi (1702511117)
Putu Githa Garbhini (1702511127)

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan student project yang
berjudul Solid Waste Disposal tepat waktu. Penulisan student project ini bertujuan
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Solid Waste Disposal.
Dalam penyelesaian student project ini, penulis mengalami beberapa
kesulitan terutama dalam penentuan sub bahasan serta pemilihan kosa kata.
Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak, tulisan ini akhirnya dapat
terselesaikan. Oleh karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Ketut
Suyasa, Sp.B, Sp.OT (K), atas dukungan moral diberikan.
2. Fasilitator SGD A08, dr. Putu Astri Novianti, M.Biomed, Sp.B yang telah
memberikan arahan, kritik serta saran dalam menyelesaikan student project
ini.
3. Serta kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, baik
dukungan moral maupun material.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis
untuk ke depannya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 28 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR ....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................2
1.4 Manfaat .........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................4
2.1 Definisi Pembuangan Limbah Padat ............................................4
2.2 Fungsi Pembuangan Limbah Padat ..............................................4
2.3 Klasifikasi Limbah Padat ..............................................................5
2.3.1 Berdasarkan Komposisi Limbah Padat.................................5
2.3.2 Berdasarkan Sumber Limbah Padat......................................5
2.4 Karakteristik Limbah Padat ..........................................................6
2.4.1 Karakteristik Fisik ...............................................................6
2.4.2 Karakteristik Kimia..............................................................7
2.4.3 Karakteristik Biologi ...........................................................7
2.5 Sifat Pembuangan Limbah Padat ..................................................8
2.6 Prosedur Pengolahan Pembuangan Limbah Padat .......................8
2.7 Tata Cara Penyimpanan Pembuangan Limbah Padat ...................9
2.8 Dampak Pembuangan Limbah Padat.............................................12
BAB III PENUTUP ........................................................................................15
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................16

iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Ilustrasi lubang limbah komunal sederhana....................... 10
Gambar 2.2 Ilustrasi tempat sampah komunal......................................... 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk yang berinteraksi, baik antar manusia maupun
lingkungannya. Lingkungan menjadi salah satu hal yang penting dalam
menunjang suatu kehidupan manusia, baik dari sumber pangan hingga tempat
tinggal. Hubungan timbal balik antara alam dan manusia menjadi sangat kental,
alam juga membutuhkan manusia untuk dapat dijaga, dirawat, serta dilestarikan.
Manusia dalam suatu kelompok yang berdomisili di suatu wilayah geografis
Negara disebut sebagai penduduk1. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
perkembangan kegiatan ekonomi, ternyata dampak terhadap lingkungan menjadi
hal yang harus diperhatikan. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat, berakibat pada peningkatan timbulan
sampah atau limbah yang dihasilkan. Pertambahan jumlah penduduk ini menjadi
faktor utama terjadinya permasalahaan sampah karena manusia merupakan
penghasil utama sampah2.
Menurut data Worldometer yang dielaborasikan dengan data dari United
Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division, per
tanggal 26 September 2020, populasi di Indonesia mencapai 274.232.562 jiwa,
dimana merupakan jumlah terbanyak ke-4 di dunia dan jumlah terbanyak pertama
di Asia Tenggara3. Menurut Indonesia Solid Waste Association (InSWA),
produksi sampah plastik di Indonesia sekitar 5,4 juta ton per tahun dan
menjadikan Indonesia penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah
Tiongkok4. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa memang benar, pertumbuhan
penduduk yang pesat seiring dengan peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan.
Permasalahan sampah di Indonesia umum dihadapi di daerah perkotaan.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, diikuti oleh peningkatan
pendapatan, perubahan pola konsumsi, pertumbuhan ekonomi, serta urbanisasi
dan industrilisasi mengakibatkan meningkatnya potensi timbulan sampah per
kapita dan beragamnya jumlah sampah yang dihasilkan 5. Penumpukan dari jumlah
sampah ini tentu tidak hanya berakibat pada lingkungannya saja. Manusia sebagai

1
2

penghuni lingkungan tentu akan terkena akibatnya, terutama terkait masalah


kesehatan. Beberapa penyakit yang dapat muncul diantaranya Demam Berdarah
Dengue (DBD), akibat genangan air yang ada di sekeliling tempat pembuangan
sampah, yang umumnya dekat dengan lingkungan tempat tinggal masyarakat.
Selain itu, gangguan pencernaan kronik juga dapat terjadi akibat kontak langsung
terhadap kotoran yang mengandung berbagai racun seperti yang ada di logam
berat, insektisida, dan lainnya, hingga penyebaran amoeba yang dapat mencemari
air bersih akibat dari pencemaran lingkungan tersebut.
Oleh karena permasalahan tersebut, maka penulis termotivasi untuk
mengangkat topik mengenai Pembuangan Limbah Padat secara medalam, baik
dari definisi, sistem pengolahan pembuangan limbah padat, hingga dampak terkait
pembuangan limbah padat. Penulis berhadap dengan adanya tulisan ini maka
dapat menambah wawasan terkait pembuangan limbah padat tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka masalah
yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa definisi dari pembuangan limbah padat?
2. Apa fungsi dari pembuangan limbah padat?
3. Bagaimana klasifikasi limbah padat?
4. Bagaimana karakteristik limbah padat?
5. Bagaimana sifat pembuangan limbah padat?
6. Bagaimana sistem pengolahan pembuangan limbah padat?
7. Bagaimana tata cara penyimpanan pembuangan limbah padat?
8. Bagaimana dampak terkait pembuangan limbah padat?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dijabarkan tujuan penulisan
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dari pembuangan limbah padat.
2. Untuk mengatahui fungsi dari pembuangan limbah padat.
3. Untuk mengetahui klasifikasi pembuangan limbah padat.
3

4. Untuk mengetahui karakteristik pembuangan limbah padat.


5. Untuk mengetahui sifat pembuangan limbah padat.
6. Untuk mengetahui sistem pengolahan pembuangan limbah padat.
7. Untuk mengetahui tata cara penyimpanan pembuangan limbah padat.
8. Untuk mengetahui sudut pandang ergonomis terkait pembuangan limbah
padat.

1.4 Manfaat
Dari hasil penulisan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.4.1 Manfaat Akademis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
mahasiswa mengenai pengolahan limbah padat sebagai acuan kepustakaan
dalam pengembangan penelitian kedepannya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pembuangan limbah padat yang dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan
sistem pengolahan serta penyimpanan limbah padat di kehidupan sehari-hari
oleh masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pembuangan Limbah Padat


Secara umum, pembuangan berarti memasukan limbah ke tempat
pembuangan sampah dengan tujuan penguburan akhir, penghancuran, atau
penempatan untuk perbaikan di masa depan. Menurut UU Nomor 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, limbah padat didenifisikan sebagai sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Jadi, pembuangan limbah padat dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
meminimalkan kuantitas dari limbah padat yaitu dengan mengurangi bahkan
menghilangkan komponen berbahaya dalam padatan limbah6.

2.2 Fungsi Pembuangan Limbah Padat


Adapun beberapa fungsi dari pembuangan limbah yakni7 :
a. Mengurangi Polusi
Semua jenis polusi baik itu polusi udara, tanah, dan air disebabkan oleh
pengelolaan limbah padat yang tidak tempat. Pembuangan sampah secara
sembarangan akan mencemari persediaan air dipermukaan dan tanah. Dengan
adanya pengelolaan limbah padat yang baik dan benar dapat mengurangi polusi
yang disebabkan oleh limbah padat7.
b. Mencegah Terjadinya Banjir
Dengan adanya pengelolaan limbah yang benar dan disiplin dapat mencegah
terjadinya penyumbatan aliran air pada jalur pembuangan sehingga dapat
mengurangi risiko terjadinya banjir khususnya di daerah perkotaan selama musim
hujan7.
c. Mengurangi Risiko Penyakit di Masyarakat
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Diare adalah contoh penyakit yang
berisiko terjadi jika sanitasi tidak diperhatikan dengan baik, dengan adanya
pengelolaan limbah padat dapat membuat tingkat kebersihan suatu lingkungan
menjadi lebih baik7.
d. Mengurangi Risiko Pemanasan Global
Tempat pembuangan sampah adalah sumber gas metana dan karbon dioksida

4
5

yang bertanggung jawab atas peningkatan pemanasan global. Dengan


adanya pengelolaan limbah maka akan menurunkan emisi dari kedua gas
tersebut7.

2.3 Klasifikasi Pembuangan Limbah Padat


Tata cara dan manajemen pembuangan limbah padat didasarkan atas sumber
dan komposisi dari limbah padat itu sendiri8.
2.3.1 Komposisi Limbah Padat
Berdasarkan komposisinya, limbah padat dibedakan menjadi dua8 :
a. Limbah padat basah
Limbah padat basah adalah limbah padat yang berbentuk bahan-bahan
organik yang mudah terurai oleh mikroorganisme. Penguraian ini dapat terjadi
apabila limbah padat dibiarkan dalam keadaan basah dan berada pada temperatur
sekitar 20°-30°. Contohnya: sisa makanan dan sayuran8.
b. Limbah padat kering
Limbah padat kering adalah limbah padat yang berbentuk bahan organik
dan non organik, limbah padat kering tidak mudah terurai mikroorganisme
sehingga sulit mengalami pembusukan. Contohnya: kertas, plastik, styrofoam8.
2.3.2 Sumber Limbah Padat
Berdasarkan sumbernya dapat dikelompok menjadi beberapa kategori,
yaitu8:
a. Limbah padat permukiman/ rumah tangga
Limbah padat permukiman berasal dari hasil kegiatan rumah tangga yang
meliputi rumah tinggal yang dihuni oleh sebuah keluarga maupun sekelompok
rumah yang berada di suatu kawasan permukiman, di antaranya berupa plastik,
sisa makanan, wadah8.
b. Limbah padat agrikultur (pertanian dan peternakan)
Limbah padat pertanian dan peternakan berasal dari aktivitas pertanian dan
peternakan seperti kegiatan penanaman dan pemanenan serta kegiatan
pemotongan hewan8.
c. Limbah padat institusional
Limbah pada ini berasal dari hasil aktivitas institusi seperti pusat pemerintahan,
sekolah dan rumah sakit. Untuk limbah padat rumah sakit ditangani dan diproses
6

secara terpisah dari limbah padat lainnya8.


d. Limbah padat komersial
Limbah padat komersial berasal dari aktivitas pusat kota, contohnya:
perkantoran, restoran, hotel. Pada umumnya limbah padat dari sumber ini mirip
dengan limbah padat domestik, namun memiliki komposisi yang berbeda8.
e. Limbah padat industri
Biasanya limbah padat ini berasal dari sektor perindustrian, diantaranya
berupa kaleng, kaca, kain, dan sisa-sisa hasil padat industri lainnya8.

2.4 Karakteristik Pembuangan Limbah Padat


Salah satu komponen yang akan menjadi pertimbangan dalam proses
pengolahan limbah adalah karakteristik limbah tersebut. Dimana karakteristik
limbah dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
2.4.1 Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik meliputi berat jenis, kadar air, permeabilitas, ukuran dan
distribusi partikel, serta faktor pemadatan9.
a. Berat jenis
Berat jenis merupakan berat material per satuan volume. Perbedaan nilai berat
jenis dapat dipengaruhi oleh musim tiap tahun, lokasi geografis, serta lamanya
waktu penyimpanan9.
b. Kadar air atau kelembaban
Kadar air atau kelembaban yaitu perbandingan antara berat air dan berat
kering limbah padat atau berat basah limbah padat. Frekuensi pengumpulan
limbah padat dapat ditentukan dengan mengetahui kandungan air atau kelembaban
dari limbah tersebut. Selain itu, curah hujan, musim, serta komposisi limbah padat
dapat memengaruhi kelembaban limbah9.
c. Permeabilitas
Permeabilitas berfungsi dalam mengatur gerakan cairan dan gas di tempat
pembuangan limbah padat9.
d. Ukuran dan distribusi partikel
Karakteristik fisik ini digunakan untuk menentukan pengolahan limbah padat
terutama dalam memisahkan partikel besar dengan partikel kecil. Dalam upaya
7

pemulihan material dengan cara mekanis dan pemisah magnetik harus


mempertimbangkan ukuran dan distribusi partikel dari limbah padat9.
e. Faktor pemadatan
Faktor pemadatan atau angka kompaksi adalah perbandingan antara volume
akhir dan volume awal limbah. Faktor pemadatan ini diperlukan untuk
mengetahui besarnya timbulan sampah dalam satuan volume9.
2.4.2 Karakteristik Kimia
Dalam mengevaluasi alternatif suatu proses dan sistem recovery suatu limbah
padat diperlukan penentuan karakteristik kimia limbah, misalnya untuk
mengetahui kelayakan proses pembakaran sampah dan pengolahan biologis.
Karakteristik kimia limbah meliputi kadar volatil, kadar abu, kandungan energi,
dan rasio C/N9.
a. Kadar volatil
Penentuan kadar volatil limbah bertujuan untuk memperkirakan seberapa
besar efektifitas pengurangan atau reduksi limbah menggunakan metode
pembakaran berteknologi tinggi (Incenerator)9.
b. Kadar abu
Sisa dari proses pembakaran pada suhu tinggi disebut dengan kadar abu.
Dengan menentukan kadar abu dapat melihat keefektifan dari kinerja proses
pembakaran tersebut9.
c. Kandungan energi
Dalam proses pengolahan sampah terutama pengolahan secara thermal
maka diperlukan penentuan kandungan energi dari limbah tersebut9.
d. Rasio C/N
Rasio C/N adalah rasio massa karbon terhadap massa nitrogen pada suatu
zat. Rasio C/N merupakan faktor penting dalam mendesain pengolahan sampah
biologi seperti dalam proses pembentukan kompos9.
2.4.3 Karakteristik Biologi
Limbah padat yang tidak termasuk limbah karet dan limbah kulit, memiliki
karakteristik seperti berikut9:
a. Biomelekul
8

Bahan yang larut terhadap air, seperti gula, pati, asam amino dan asam
organik9.
b. Hemiselulosa dan Selulosa
Sebagaimana diketahui bahwa selulosa dan hemiselulosa adalah
polisakarida yang dibangun oleh ikatan ß -1,4 glikosidik yang melimpah, ikatan ß
-1,4 glikosidik merupakan ikatan yang stabil dan tidak mudah terputus, sehingga
dalam mendekomposisi limbah secara alami, diperlukan waktu yang relatif lama
sekitar 6-12 bulan. Dengan sulitnya lignin didegradasi, dan juga penyelesaian
permasalahan limbah ini masih bersifat konvensional akan mengakibatkan
terjadinya penumpukan sampah organik di lingkungan9.
c. Terkandung lemak, minyak dan lilin, seperti ester dari alcohol dan asam
lemak rantai panjang9.
d. Lignin dan lignoselulosa
Lignoselulosa merupakan biomassa yang berasal dari tanaman dengan
komponen utama lignoselulosa (lignin, selulosa, dan hemiselulosa) yang
merupakan bahan utama penyusun dinding sel pada tumbuhan9.
e. Protein, seperti rantai asam amino yang kebanyakan terdapat pada limbah
ikan9.
2.5 Sifat Pembuangan Limbah Padat
Adapun sifat dalam pembuangan limbah padat yaitu10:
a. Pembuangan Limbah Padat tanpa Pengolahan
Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan
berbahaya dapat secara langsung dibuang ke tempat-tempat tertentu seperti tempat
pembuangan akhir10.
b. Pembuangan Limbah Padat dengan Pengolahan
Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu10.

2.6 Prosedur Pengolahan Pembuangan Limbah Padat


Prosedur pembuangan limbah padat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu
pengumpulan (collecting), pengangkutan (transporting), dan pengolahan dan
pembuangan (treatment and disposal). Tahap pertama yaitu pengumpulan limbah
9

padat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan publik, keamanan, dan kualitas
lingkungan. Pengumpulan limbah padat ini memakan biaya sekitar sepertiga dari
keseluruhan biaya yang dibutuhkan11. Proses pengumpulan limbah padat dibagi
menjadi pemilahan dan pewadahan, sampah akan dipilah menjadi 3 kategori yaitu
sampah organik, anorganik, dan sampah B3 yang kemudian masing-masing
ditempatkan pada wadah tertutup12. Dalam tahapan ini kolektor limbah padat akan
mengambil limbah padat dari pekerja publik dan individu yang mengumpulkan
limbah padat. Kolektor limbah padat mengumpulkan dengan menggunakan truk
tertutup, kemudian limbah padat dipadatkann (compaction) didalam truk yang
dapat memadatkan sampai 30 m3. Pemadatan ini bertujuan untuk mengurangi
volume limbah padat11.
Tahap kedua dalam pengolahan pembuangan limbah padat yaitu
pengangkutan. Tujuan akhir atau stasiun dari pengangkutan limbah padat
ditempatkan tidak berdekatan dengan masyarakat. Dalam pengangkutan limbah
padat diperlukan satu atau lebih stasiun pengangkutan. Limbah padat yang
diterima pada stasiun pertama diangkut dengan kendaraan yang lebih besar
dengan kapasitas 76 m3 dan dibawa ke stasiun pengangkutan yang dapat
menampung lebih dari 500 ton limbah padat perhari11.
Tahapan terakhir dari proses ini adalah pengolahan dan pembuangan.
Setelah limbah padat dikumpulkan maka dilakukan pengolahan dengan
melakukan pembakaran (incineration) yang efektif mengurangi volume lebih dari
90% dan berat limbah padat, namun hal tersebut akan mengakibatkan emisi
greenhouse gas akibat dari emisi panas dan karbondioksida yang ditimbulkan.
Pembakaran akan menghasilkan residu berupa abu terbang (fly ash) dan abu
bawah (bottom ash), abu tersebut kemudian dibuang di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) yang merupakan area terbuka yang telah digali. Jika didalam abu
tersebut ditemukan metal beracun, maka abu tersebut akan diolah sesuai dengan
prosedur limbah berbahaya. Selain itu, limbah padat juga bisa dipilah untuk
didaur ulang dan pengomposan dengan mikroba untuk menyuburkan tanah11.

2.7 Tata Cara Penyimpanan Pembuangan Limbah Padat


Penyimpanan adalah sebuah sistem untuk menjaga suatu material setelah
10

dibuang dan sebelum dikumpulkan. Proses penyimpanan tidak perlu dilakukan


apabila sistem pembuangan in situ (on-site disposal) telah tersedia. Dalam
keadaan darurat, masyarakat kemungkinan akan membuang sampah rumah tangga
ke tempat penumpukan yang tidak semestinya di sekitar tempat tinggal mereka.
Pada kasus ini diperlukan fasilitas penyimpanan yang cepat dan dekat sehingga
dapat terjangkau oleh masyarakat dengan mudah. Fasilitas penyimpanan tersebut
meliputi kontainer kecil (container rumah tangga, tempat sampah plastik),
kontainer besar (communal bin, tangki minyak), shallow pit, communal depot13.
Penyimpanan dan pembuangan limbah padat dapat pula dilakukan dengan
mengikuti panduan umum pembuangan dan penyimpanan limbah in situ (on-site
disposal). On-site disposal diantaranya13:
1. Pembuangan lubang komunal (communal pit disposal)
Pembuangan lubang komunal merupakan sistem pengelolaan limbah padat paling
sederhana yang mana pemakainya dapat langsung membuang limbah ke lubang
komunal. Ukuran dari lubang dapat disesuaikan dengan jumlah orang yang
menggunakan. Ukuran yang direkomendasikan adalah enam meter kubik per lima
puluh orang. Lubang sebaiknya dipagari untuk mencegah anak-anak terjatuh dan
jaraknya tidak lebih dari 100 m dari tempat tinggal pemakainya. Idealnya, limbah
ditutup dengan tanah setidaknya seminggu sekali untuk menghindari lalat dan
hewan lainnya. Keuntungan dari sistem ini adalah cepat untuk diterapkan, serta
membutuhkan sedikit pemeliharaan. Sementara kendala dari sistem ini adalah
pembuangan limbah sembarangan akibat jarak ke lubang limbah komunal, serta
diperlukan pekerja untuk mengelola lubang13.
11

Gambar 2.1 Ilustrasi lubang limbah komunal sederhana


2. Lubang pembuangan limbah keluarga (family pit disposal)
Pembuangan limbah dilakukan menggunakan lubang yang dibuat cukup dangkal
(maksimal 1 meter). Keluarga yang mengelola diharuskan secara teratur menutupi
sampah dengan tanah dari abu api setalah memasak. Metode ini cocok untuk
keluarga yang memiliki plot besar dan memiliki limbah makanan organik yang
dominan. Keuntungan dari sistem ini adalah tidak diperlukan pekerja eksternal
karena keluarga yang mengolah limbah mereka sendiri. Sementara kendala dari
sistem ini adalah melibatkan mobilisasi masyarakat yang besar untuk konstruksi,
operasi dan pemeliharaan lubang, serta membutuhkan ruang yang cukup13.
3. Tempat sampah komunal (communal bins)
Merupakan tempat sampah yang digunakan untuk mengumpulkan limbah. Tempat
sampah ini dirancang agar tidak disebarkan oleh angin atau hewan, serta dapat
dengan mudah dipindahkan untuk transportasi dan pembuangan. Tempat sampah
dapat dibuat dari drum minyak yang bagian bawahnya dilubangi sehingga cairan
sampah dapat menetes kebawah. Drum minyak dapat ditambahakan penutup
maupun pegangan. Idealnya, satu tempat sampah 100L disediakan untuk lima
puluh orang. Tempat sampah harus dikosongkan setiap hari. Keuntungan dari
sistem ini adalah metodenya yang sangat higienis. Sementara kendala dari sistem
ini adalah diperlukan pengumpulan, transportasi, dan sumber daya manusia untuk
pengelolaannya13.
12

Gambar 2.2 Ilustrasi tempat sampah komunal

4. Tempat sampah keluarga (family bins)


Pembuangan ini membutuhkan pengumpulan dan sistem transportasi yang intensif
serta jumlah kontainer yang diperlukan kemungkinan banyak, sehingga jarang
digunakan dalam situasi darurat. Masyarakat kedepannya dapat didorong untuk
membuat keranjang atau tempat sampah mereka sendiri dan bertanggung jawab
untuk mengosongkannya di lubang sampah bersama. Keuntungan dari sistem ini
adalah keluarga secara mandiri bertanggung jawab untuk memelihara wadah
pengumpulan dan menjaga sanitasi. Namun kendala dari sistem ini adalah jumlah
tempat sampah yang diperlukan secara umum terlalu besar, sistem pengumpulan,
transportasi dan sumber daya manusia yang diperlukan signifikan13.
5. Pembuangan bersama tanpa tempat sampah
Merupakan sistem dimana limbah langsung dibuang ke tanah. Sistem ini dapat
digunakan oleh beberapa lembaga publik seperti pasar atau pusat distribusi jika
pembersihan dilakukan secara teratur. Sistem ini cocok untuk membuang limbah
sayur, sementara untuk limbah rumah jagal harus dibuang dalam wadah kedap
cairan dan dikubur secara terpisah. Keuntungan dari sistem ini adalah cepat untuk
diimplementasikan, serta sejalan dengan praktik tradisional. Sementara kendala
dari sistem ini adalah membutuhkan manajemen yang efisien dan efektif, serta
pekerja pengelola limbah13.
13

2.8 Dampak Pembuangan Limbah Padat


1. Bagi Lingkungan
a. Pembuangan limbah padat yang melalui proses pembakaran di lapangan
terbuka menyebabkan pencemaran udara. Menurut penelitian Rinku Verma pada
tahun 2016 di India, limbah kota mengandung plastik ketika dibakar akan
melepaskan gas beracun seperti merkuri, dioksin, furan, polivinil klorida. Gas
polivinil klorida melepaskan halogen berbahaya yang dapat mencemari udara
sehingga menimbulkan perubahan iklim14. Gas dioksin cenderung mengendap
pada tumbuhan dan saluran air. Pada lingkungan, dioksin menumpuk pada rantai
makanan. Semakin tinggi makhluk hidup dalam rantai makanan, semakin tinggi
kadar dioksin yang ada di dalam tubuh15.
b. Pembuangan limpah padat seperti plastik dapat mencemari kehidupan laut
dan perairan. Plastik akan terdegradasi menjadi fragmen kecil dengan berbagai
macam ukuran. Fragmentasi plastik yang memiliki ukuran lebih kecil dari 5mm
disebut dengan mikroplastik. Mikroplastik ini akan tetap berada di ekosistem laut
dan sering dianggap makanan oleh biota laut yaitu terumbu karang, plankton,
ikan, burung laut dan hewan-hewan besar seperti paus, lumba-lumba, dan anjing
laut. Penelitian yang dilakukan oleh Subhankar dan Shivika pada tahun 2019
mengungkapkan bahwa ikan yang menelan mikroplastik akan menyebabkan
perubahan histopatologi pada vili usus dan metabolisme asam amino pada tubuh
ikan16.
c. Penumpukan limbah padat di pinggir jalan akan menganggu estetika
lingkungan. Ketika hujan, limbah padat akan menyebabkan aliran air terganggu
dan menghasilkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap ini disebabkan oleh
adanya biodegradasi yaitu dekomposisi (pembusukan) dan pemecahan protein
pada limbah padat oleh mikroorganisme. Oleh karena itu, biodegradasi oleh
mikroorganisme ini akan menghasilkan beberapa gas seperti hidrogen sulfida dan
amonia yang menghasilkan bau yang tidak sedap. Lalu gas metana (CH₄),
nitrogen oksida (N₂O) dan karbondioksida (CO₂) merupakan gas yang dapat
meningkatkan efek rumah kaca dan perusak lapisan ozon stratosfer17.
d. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tidak dikelola dengan baik
menyebabkan pencemaran air tanah karena produksi dari leachate. Leachate
14

adalah suatu cairan yang dihasilkan oleh penimbunan limbah. Leachate ini akan
mengganggu kesuburan dari tanah dan adanya kontaminasi dari bakteri tertentu
yang mengakibatkan turunnya kualitas tanah18.
2. Bagi Kesehatan
a. Penumpukan limbah padat akan menghasilkan gas metana, dioksin,
hidrogen sulfida dan bioaerosol. Jika manusia menghirup gas metana secara terus
menerus menyebabkan mual, muntah, hilangnya koordinasi dan pada kadar yang
lebih tinggi dapat menyebabkan kematian. Pembakaran limbah padat yang
mengandung klorin akan menghasilkan dioksin. Partikel dioksin ini jika terhirup
dapat menyebabkan peradangan lapisan, perubahan sistemik dan koagulasi darah
hingga infark miokard. Hidrogen sulfida yang tinggi dapat menyebabkan
kerusakan sistem saraf pusat dan kerusakan pada saluran pernafasan. Paparan
bioaerosol dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernafasan. Para pekerja
yang bekerja dan masyarakat yang tinggal di dekat TPA memiliki risiko kanker
dan penyakit yang berhubungan dengan saluran pernafasan seperti asma, angina,
emfisema yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya paparan bahan kimia
yang dihasilkan oleh limbah padat secara terus menerus19.
b. Pengelolaan limbah padat yang tidak baik berdampak pada kesehatan.
Limbah yang terkumpul dapat menghalangi air hujan dan membentuk genangan
air yang menjadi tempat berkembangnya berbagai vektor. Vektor ini meliputi
tikus, keong, lalat, dan nyamuk yang membawa patogen ke dalam tubuhnya dan
menularkan ke makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Penyakit yang
disebabkan oleh vektor yaitu demam berdarah, leishmaniasis, malaria,
schistosomiasis, leptospirosis20-21.
c. Pembuangan limbah padat dapat menyebabkan berbagai polusi salah
satunya pencemaran air. Penggunaan air yang tercemar untuk sanitasi dan minum
dapat menyebabkan terpapar kontaminan dan penyakit. Berbagai keluhan dan
penyakit dapat terjadi seperti mual, muntah, diare, kholera, disentri, demam tifoid,
hepatitis A, gatal-gatal pada kulit, alergi hingga dermatitis22.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembuangan limbah padat merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembungan limbah,
fungsi pembuangan limbah padat dapat mengurangi polusi, mencegah terjadinya
banjir, mengurangi risiko penyakit di masyarakat, dan mengurangi pemanasan
global. Tata cara dan manajemen pembuangan limbah padat didasarkan atas
sumber dan komposisi dari limbah padat itu sendiri. Untuk pengolahan limbah itu
sendiri mempertimbangkan klasifikasi dan karakteristik limbah tersebut. Limbah
dapat diklasifikasikan menjadi limbah berdasarkan sumbernya dan limbah
berdasarkan komposisinya. Sedangkan karakteritstik limbah dibedakan menjadi
fisik, karakteristik kimia, dan karakteristik biologi. Adapun sifat pembuangan
limbah yang terdiri dari pembuangan limbah padat tanpa pengolahan dan dengan
pengolahan. Prosedur pengolahan limbah padat dilakukan dalam beberapa tahap
yaitu pengumpulan (collecting), pengangkutan (transporting), serta pengolahan
dan pembuagan (treatment and disposal). Untuk penyimpanan pembuangan
limbah sendiri tidak perlu dilakukan apabila sistem pembuangan in situ (on-site
disposal) telah tersedia. Fasilitas penyimpanan tersebut meliputi kontainer kecil
(container rumah tangga, tempat sampah plastik), kontainer besar (communal bin,
tangki minyak), shallow pit, communal depot).

3.2 Saran
1. Pembuangan limbah padat sebaiknya dibedakan menjadi sumber dan
komposisi limbah itu sendiri. Untuk pengolahan dan penyimpanan limbah
padat harus dilakukan dengan baik agar tidak mencemari lingkungan serta
agar tidak mengganggu kesehatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Pancasasti R, Khaerunnisa E. Pancasasti, Ranthy, and Enis Khaerunisa.


"Analisis Dampak Laju Pertumbuhan Penduduk Terhadap Aspek
Kependudukan Berwawasan Gender Pada Urban Area Di Kota Serang.
Tirtayasa Ekon. 2018;13(1):130-146.
2. Lubis LR, Umari ZF. Analisis Laju Timbulan Sampah di Kecamatan Ilir
Timur I Kota Palembang. Pros Appl Innov Eng Sci Res 2019. 2019:216-221.
3. Indonesia Population (2020)-Worldometer.
https://www.worldometers.info/world-population/indonesia-population/.
Published 2020. Accessed September 27, 2020.
4. Fenomena Sampah Plastik di Indonesia. Indonesia Solid Waste Association.
http://inswa.or.id/?p=1026. Published 2020. Accessed September 27, 2020.
5. Paramita D, Murtilaksono K, Manuwoto. Kajian Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Daya Dukung dan Kapasitas Tampung Prasarana Persampahan
Kota Depok. J Reg Rural Dev Plan. 2018;2(2):104-117.
6. Guangyu, Y. 2009. Disposal of Solid Waste. Encyclopedia of Life Support
Systems (EOLSS). Vol. 1.
7. Fungsi Pengelolaan Limbah Padat PT. Sarana Multi Iinfrastruktur, 2018,
Pengelolaan Limbah, diakses melalui https://www.ptsmi.co.id/wp-
content/uploads/2019/11/SMI-Insight-2018-Pengelolaan-Limbah.pdf
Accessed September 27, 2020.
8. Stephen N, Nyaanga DM, Owido SF, Owino GO, Muniu JZ. Classification
and Characterization of Solid Waste – Case Study of Egerton University and
its Environs, Kenya. IRJET. 2016;3(11):4.
9. Arsyandi MY, Pratama Y, Apriyanti L. Perencanaan Sistem Pewadahan
dan Pengumpulan Sampah Rumah Tangga di Bantaran Sungai Cikapundung
Kota Bandung. Jurnal Serambi Engineering. 2019 Sep 30; 4(2).
10. Dinar P. Penanganan Limbah Padat. Jakarta: Industri Kimia, 2014.
11. Nathanson JA & Curley R. Solid-waste Management. New Jersey.
Encyclopedia Britannica. 2010
12. Anggreni, M.W. Pengolahan Limbah Padat sebagai Bagian Penerapan
Konsep Green Building. Skripsi. Universitas Indonesia : Depok. 2012
13. Harvey, P., Baghri, S., dan Reed, B. 2002. Emergency sanitation :
assessment and programme design. Loughborough University, UK: WEDC.
14. Verma, R., Vinoda, M., Gowda, A.Toxic Pollutants from Plastic Waste.
Procedia Enviroenmental Science Elsevier Journal. 2016. 35 (2); 701-708).
15. World Health Organization. Dioxins and Their Effect on Human Health.
2016.
16. Chatterjee, S., Sharma,S. Microplastics in our oceans and marine health.
Field Actions Science Reports Journal. 2019. 2(19) ; 54-61.
17. Zhang, C., Xu, T., Feng, H. Chen, S. Greenhouse Gas Emissions from
Landfills: A Review and Bibliometric Analysis. MDPI Jpurnal. 2019. 11
(2282); 1-15
18. Sharma, A., Gupta, A., Ganguly, R. Impac of Open Dumping of Municipal
Solid Waste on Soil Properties in Mountainous Region. Journal of Rock
Mechanics and Geotechnical Engineering. 2018; 1-15

16
19. Njoku, P., Edokpayi, J., Odiyo, J. Health and Environmental Risks of
Resident Living Close to a Landfill: A Case Study of Thohoyandou
Landfill, Limpopo Province, South Africa. International Journal of
Environmental Research and Public Health. 2019. 16(12):2125.
20. Faiza, N., Hassan, N., Farhan, M., Edre, M., Rus, R. Solid Waste: Its
Implication for Health and Risk of Vector Borne Disease. Internal Zibeline
Journal of Wastes and Biomass Management. 2019. 1(2); 14-17
21. Krystosik A, Njoroge G, Odhiambo L, Forsyth JE, Mutuku F, LaBeaud AD.
Solid Wastes Provide Breeding Sites, Burrows, and Food for Biological
Disease Vectors, and Urban Zoonotic Reservoirs: A Call to Action for
Solutions-Based Research. Front Public Health. 2020;7:405.
22. Chadar, S., Chadar,K. Solid Waste Pollution: A Hazard to Environment.
Petrochemical Science Journal. 2017. 2(3); 1-3

17

Anda mungkin juga menyukai