Follicular Thyroid Adenoma adalah neoplasma jinak yang berasal dari epitel folikuler. Seperti halnya semua neoplasma tiroid, follicular thyroid adenoma biasanya soliter. Walaupun sebagian besar adenoma adalah nonfungsional, sebagian kecil adenoma menghasilkan hormon tiroid (toxic adenoma), sehingga menyebabkan tirotoksikosis. Secara umum, follicular thyroid adenoma bukan cikal bakal dari follicular thyroid carsinoma, akan tetapi, adanya kelainan genetik yang serupa pada keduanya, mendukung kemungkinan bahwa setidaknya suatu kelompok follicular thyroid carsinoma timbul dari adenoma yang telah ada sebelumnya (Vinay Kumar, et all., 2013) Jalur signaling reseptor TSH berperan penting dalam patogenesis toxic adenoma. Mutasi somatik yang mengaktifkan satu dari dua komponen sistem signaling ini paling sering terjadi pada gen yang mengkode reseptor TSH itu sendiri (TSHR) dan lebih jarang terjadi pada subunit α dari Gs (GNAS). Mutasi ini memungkinkan sel folikel mensekresi hormon tiroid tanpa tergantung pada stimulasi TSH (thyroid autonomy). Akibat dari banyaknya produksi hormon tiroid pada adenoma ini adalah hipertiroidisme simptomatik, dengan suatu nodul yang terlihat pada pemeriksaan fisik (Vinay Kumar, et all., 2013).
Papillary thyroid carcinoma (PTC) didefinisikan sebagai tumor epitel ganas yang menunjukkan bukti diferensiasi sel folikel dan ditandai dengan gambaran inti yang khas (LiVolsi et al., 2004, Rosai et al., 2014). PTC merupakan kanker tiroid yang paling sering ditemukan. Insidennya meningkat di seluruh dunia (LiVolsi et al., 2004). Etiologi PTC sebagian besar terkait dengan riwayat paparan radiasi terutama pada area leher (LiVolsi et al., 2004). Sekitar 70% pasien dengan PTC ditemukan mengalami perubahan genetik terkait aktivasi menyimpang MAPK (Mitogen Activated Protein Kinase) pathway. Penyimpangan jalur tersebut sebagian besar disebabkan oleh mutasi BRAF (40- 45%), sebagian lainnya yaitu RET/PTC rearrangement (10-20%) (Nikiforov and Nikiforova, 2011, Tang and Lee, 2010). BRAF adalah aktivator MAPK pathway yang paling poten pada berbagai sel. MAPK pathway adalah jalur transduksi sinyal intraseluler yang berperan penting terhadap fungsi sel seperti: proliferasi, diferensiasi, apoptosis, dan survival. Jika jalur ini teraktivasi secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya tumorigenesis. Secara fisiologis, jalur ini dapat teraktivasi oleh berbagai faktor seperti faktor pertumbuhan, hormon, dan sitokin. Faktor-faktor tersebut berikatan dengan tyrosine kinase receptor (TKR) pada permukaan sel. Jalur ini menghantarkan sinyal ekstraseluler ke inti sel melalui aktivasi kaskade sinyal (Tang and Lee, 2010, Xing, 2007).
Gambar 1. MAPK-signaling pathway
Sumber: American Association for Cancer Research, 2011 MAPK-signaling pathway dimulai dengan aktivasi tyrosine kinase receptor (TKR), yang kemudian mengaktivasi RAS, selanjutnya memfosforilasi wildtype BRAF. BRAF teraktivasi kemudian memfosforilasi MEK-ERK selanjutnya menyebabkan berbagai respon selular seperti proliferasi dan survival sel. Mutant BRAF menyebabkan dimerisasi dan mengaktivasi MEK tanpa adanya aktivasi dari RAS (Caronia et al., 2011). Gen RET tidak secara normal terekspresi pada sel folikel tiroid. Protein fusi baru yang terbentuk dikenal sebagai RET/PTC (papillary thyroid carcinoma) rearrangement dan ditemukan pada sekitar 10% hingga 20% pada PTC. Frekuensi RET/ PTC rearrangement lebih tinggi secara bermakna pada kanker papiler yang memiliki latar belakang paparan radiasi. Protein fusi yang dihasilkan diekspresikan secara terus-menerus pada sel tiroid, mengakibatkan aktivasi jalur MAP kinase. Baik mutasi RET/PTC dan BRAF dapat mengaktifkan MAPK pathway yang mengakibatkan transformasi sel folikular. Namun, beberapa penelitian melaporkan bahwa ekspresi RET/PTC memiliki efek tumorigenik yang lebih lemah dibandingkan dengan mutasi BRAF. Penelitian microarray juga menunjukkan bahwa PTC dengan mutasi BRAF, serta RET/PTC memiliki profil ekspresi gen yang berbeda. Di antara mutasi tersebut, mutasi BRAF adalah aktivator yang paling kuat dalam mempengaruhi MAPK pathway (Tang and Lee, 2010, Xing, 2010).
Gambar 2. Perubahan genetik pada keganasan kelenjar tiroid yang berasal dari sel folikuler. Sumber : Vinay Kumar, et all. 2013. Robbins Basic Phatology-9th ed:Elsevier
DAFTAR PUSTAKA
1. Vinay Kumar, et all. 2013. Robbins Basic Phatology-9th ed:Elsevier
2. LiVolsi, V., Albores-Saavedra, J., Asa, A., Baloch, Z., Sobrinho-Simoes, M., Wenig, B., et al. 2004. Papillary carcinoma. In: DeLellis R. Lloyd R. Heitz P. Eng C (ed.) World Health Organization Classification of Tumours. Pathology and Genetics of Tumours of Endocrine Organs. Lyon: IARC Press. 3. Nikiforov, Y.E., Nikiforova, M.N. 2011. Molecular genetics and diagnosis of thyroid cancer. Nat Rev Endocrinol, 7, 569-80. 4. Tang, K.T., Lee, C.H. 2010. BRAF mutation in papillary thyroid carcinoma: pathogenic role and clinical implications. J Chin Med Assoc, 73, 113-28. 5. Xing, M. 2007. BRAF mutation in papillary thyroid cancer: pathogenic role, molecular bases, and clinical implications. Endocr Rev, 28, 742-62. 6. Caronia, L.M., Phay, J.E., Shah, M.H. 2011. Role of BRAF in thyroid oncogenesis Clin Cancer Res, 17, 7511-7. 7. Xing, M. 2010. Prognostic utility of BRAF mutation in papillary thyroid cancer. Mol Cell Endocrinol, 321, 86-93.