Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN BANK SAMPAH BERBASIS APLIKASI DAN PICK UP

REAL TIME SYSTEM SEBAGAI LANGKAH PENINGKATAN


KUALITAS PERMUKIMAN SERTA SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG
WIRAUSAHA SOSIAL KREATIF

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN GUNA MEMENUHI PERSYARATAN PENDAFTARAN MAHASISWA


PRESTASI 2016

OLEH :
MUHAMMAD HEDY ZULIANA
21040114060026

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

ii

iii

KATA PENGANTAR

Puji

syukur

kehadirat

Allah

SWT,

yang

telah

senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga karya tulis
ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk
memenuhi persyaratan pendaftaran Mahasiswa Pretasi 2016 dengan judul
Penerapan Bank Sampah berbasis Aplikasi dan Pick Up Real Time System
sebagai Langkah Peningkatan Kualitas Permukiman serta Sebagai Alternatif
Peluang Wirausaha Sosial Kreatif.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua saya yang telah mewarisi amalan baik dan yang telah
ikhlas membimbing serta telah memberikan kasih sayang yang tulus
sepenuh hati;
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Zainuri, DEA selaku Wakil Rektor Akademik
dan Kemahasiswaan, terima kasih atas segala bentuk dukungannya;
3. Seluruh jajaran dosen dan pegawai Universitas bagian Kemahasiswaan
dan Minarik, terima kasih atas technical support yang diberikan dalam
proses persiapan Mawapres Nasional Tahun 2016 ini;
4. Dosen Kemahasiswaan D-III Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota yaitu
Ibu Intan Muning H., ST, MT., yang telah membimbing serta memberikan
pembekalan yang begitu intens dalam proses kali ini;
5. Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yaitu Pangi, ST, MT., yang telah
memberikan arahan secara positif dalam perumusannya;
6. Agastyan Akbar, Ikhwan Lazuardi, M. Syarif dan M. Pradytion, terima kasih
atas ilmu, ide dan masukkannya dalam Karya Tulis Ilmiah ini;
7. Seluruh teman-teman Forum Mawapres yang telah banyak memberikan
ide-ide dan pengalamannya yang begitu menginspirasi:
8. Seluruh teman-teman di Teknik Planologi, terima kasih atas dukungan dan
semangatnya dalam mendukung Karya Tulis ini.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Mei 2016

Penulis
iv

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1.

Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2.

Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3.

Uraian Singkat Gagasan dan Ide .................................................. 3

1.4.

Tujuan Penulisan .......................................................................... 4

1.5.

Manfaat Penulisan ........................................................................ 5

1.6.

Metode Pengembangan ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 7


2.1.

Dasar Hukum Penanganan Persampahan Indonesia .................... 7

2.2.

Definisi Umum Mengenai Bank Sampah : Lesson Learned ........... 7

2.3.

Aplikasi ......................................................................................... 8

2.4.

Layanan Berbasis Lokasi .............................................................. 8

BAB III DESKRIPSI PRODUK ............................................................................. 9


3.1.

Deskripsi Bank Sampah ................................................................ 9

3.2

Integrasi Bank Sampah dan Aplikasi berbasis Android ................. 9

3.3.

Deskripsi Sistem Aplikasi .............................................................. 9

3.3.1.

Kebutuhan Fungsional dan Non Fungsional................................ 10

3.4.

Diagram Use Case ...................................................................... 11

3.5.

Diagram Aktivitas dan Desain Aplikasi ........................................ 13

3.6.

Sistematika Proses Pembelian dan Pengolahan ......................... 15

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 17


4.1.
4.1.1.
4.2.

Proyeksi Pengurangan sampah .................................................. 17


Pemodelan dan Percontohan Proyeksi Pengurangan Sampah ... 17
Proyeksi Keuntungan Bank Sampah ........................................... 18

ii

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 20


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 21

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Metode pengembangan .................................................................. 5
Gambar 1. 2 Konsep Perubahan Paradigma Terhadap Sampah ......................... 6
Gambar 3. 1 Desain Client-Server Aplikasi ........................................................ 10
Gambar 3. 2 Diagram Use Case (a) Pengguna (b) Administrator ...................... 12
Gambar 3. 3 Diagram Aktivitas Register ............................................................ 13
Gambar 3. 4 Diagram Aktivitas Login................................................................. 14
Gambar 3. 5 Skema Transaksi Sampah ............................................................ 14
Gambar 4. 1 Citra Satelit Kecamatan Tembalang .............................................. 17

iv

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Tabel Presentase Keuntungan ......................................................... 15


Tabel IV. 1 Pembiayaan Pengolahan Sampah................................................... 19
Tabel IV. 2 Harga Jual Biji Plastik ...................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Permasalahan Lingkungan merupakan salah satu permasalahan global
yang tengah dihadapi oleh dunia beberapa tahun belakangan ini.
Permasalahan lingkungan yang terjadi tentunya tidak hanya berdampak
pada aspek lingkungan tersebut saja. Akan tetapi juga akan berdampak
pada seluruh aspek kehidupan. Hal tersebut dikarenakan seluruh aktivitas
yang ada akan selalu berdampingan dan berkaitan dengan aspek
lingkungan. Berbagai macam permasalahan mengenai lingkungan
tersebut sebagian besar disebabkan oleh sampah. Menurut data plastic
wastes inputs from land into the ocean (Jambeck et al. 2015), lebih dari
40% rata-rata kondisi habitat perairan di dunia sudah terkominasi sampah
yang mencemari dan membahayakan habitat perairan. Ironisnya 90%
sampah di laut tersebut adalah plastik yang merupakan sampah hasil
aktivitas penduduk. Begitu pula yang terjadi di daratan, menurut laporan
penelitian U.N. tahun 2013, penggunaan dan penumpukkan sampah terus
bertambah dari tahun ke tahun tidak hanya pada negara berkembang
dengan sampah plastik akan tetapi juga pada negara maju dengan sampah
elektronik yang ternyata memiliki dampak negatif terhadap lingkungan
yang sama. Guna mengurangi dampak sampah dalam permasalahan
lingkungan yang terus terjadi, PBB bersama dengan negara-negara di
bawah naungannya beberapa tahun belakang ini telah merumuskan salah
satu tujuan bersama dalam New Urban Agenda yang terlampir dalam
Sustainable Development Goals dengan tujuan atau formulasi pada nomor
6 yaitu Clean Water and Sanitation. Perumusan New Urban Agenda
tersebut bertujuan untuk menegaskan kembali komitmen seluruh negara
demi aksi dan tujuan bersama dalam rangka menciptakan pembangunan
yang berkelanjutan.
Tujuan bersama dunia mengenai lingkungan tersebut tentunya harus dapat
ditranslasikan oleh seluruh dunia termasuk Indonesia. Indonesia sendiri
memiliki

permasalahan

lingkungannya

tersendiri.

Permasalahan

lingkungan khususnya sampah di Indonesia terus mengalami jumlah


timbunan yang bertambah setiap tahunnya. Menurut data BPS, dalam satu
hari penduduk Indonesia menghasilkan 120.000 ton sampah total.
Besarnya dana untuk pengelolaan sampah yang cukup besar tersebut di
kota besar seperti Jakarta dapat menghabiskan Rp. 682.500.000-, setiap
harinya. Dengan kata lain, dalam 2 hari uang tersebut dapat membangun
1 Candi Borobudur (Waste4Changes, 2014). Begitu mahalnya biaya
pengelolaan sampah yang terjadi salah satunya diakibatkan masih
banyaknya sampah yang hanya menjadi sampah timbunan tanpa ada
pegolahan ataupun pemilahan dan kesadaran masyarakat akan sampah
masih sangat rendah. Data BPS menyebutkan bahwa masih terdapat 76%
sampah tidak dipilih atau hanya menjadi timbunan yang rentan akan
pencemaran lingkungan dan degradasi lingkungan.
Kebijakan Pemerintah sendiri mengenai sampah telah ada dan terlampir
dalam Undang-undang. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan
mengalihkan tanggung jawab penanganan sampah perkotaan dari
Pemerintah Pusat ke Pemerintahan Daerah (Pemda) yang terlampir pada
UU No. 32/2004 dan PP No. 38/2007. Akan tetapi hal tersebut belum dirasa
efektif sehingga pemerintah merancang kembali UU No. 18 tahun 2008
yang mencakup tiga aspek yaitu 3R (reduce, reuse, dan recycle). Akan
tetapi akibat adanya paradigma pengelolaan sampah secara konvensional
di Indonesia memberikan keterbatasan masyarakat untuk terlibat secara
berkelanjutan. Sehingga diperlukan pengelolaan sampah secara non
konvensional dengan inovasi baru dengan melibatkan seluruh aspek
masyarakat terutama pemuda agar tercipta keserasian dalam pengeloaan
sampah secara top down dan bottom up atau partisipatif guna mendukung
pengelolaan sampah berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
1.2.

Rumusan Masalah
Bonus demografi di Indoneisa, secara langsung maupun tidak langsung
memberikan dampak bagi kondisi lingkungan yang ada pada saat ini.
Bonus demografi adalah suatu kondisi demografi dimana jumlah usia
produktif (pemuda) lebih banyak dibandingkan usia non produktif. Salah

satu dampak negatifnya adalah usia produktif (pemuda) yang menjadi


penyumbang sampah terbesar dalam permasalahan mengenai sampah di
atas. Pemuda dan usia produktif yang menjadi sasaran dalam kasus ini
adalah mahasiswa atau pelaku kos-kosan sebagai target dari pemodelan
permasalahan persampahan ini. Hal tersebut dikarenakan sampah yang
dihasilkan

mahasiswa

masih

sebagian

besar

belum

terencana

pengelolaannya dengan baik padahal sampah yang dihasilkan mahasiswa


merupakan sampah produktif yang dapat digunakan dan diproduksi
kembali. Seperti kertas hasil revisian yang tentu jumlahnya sangat banyak,
kemudian lebih banyaknya botol-botol plastik air kemasan bekas konsumsi
minum di kos yang digunakan dibanding galon, kemudian sampah
elektronik bekas hasil praktikum dan sampah lainnya. Pengelolaan sampah
yang tidak terencana tersebut diperparah dengan sifat mahasiswa itu
sendiri yang apatis terhadap sampah. Menurut hasil survei dan sampling
responden, lebih dari 60% mahasiswa lebih memilih prefensi membiarkan
sampah-sampah produktif tersebut didiamkan di kos akibat waktu yang
tersita untuk tugas dan menjadi tidak memikirkan sampah tersebut. Oleh
karena itu perlu adanya solusi dan inovasi penuntasan sampah khususnya
sampah produktif dan sampah kos-kosan dari mahasiswa dengan
pendekatan secara non konvensional dengan melibatkan teknologi dan
media sosial sebagai salah satu upayanya.
1.3.

Uraian Singkat Gagasan dan Ide


Sesuai dengan rumusan masalah di atas bahwa perlu adanya pendekatan
secara non konvensional kepada mahasiswa guna menimbulkan rasa acuh
terhadap sampah yang mereka produksi sendiri pada kenyataannya.
Jawaban dari permasalahan tersebut adalah dengan ide menerapkan bank
sampah di tengah-tengah mahasiswa akan tetapi dengan sistem yang non
konvensional. Non konvensional disini berartikan terdapat pelibatan
teknologi dan percepatan mobilitas didalamnya. Metode yang digunakan
dalam melakukan tabungan hampir sama dengan bank sampah
konvensional lainnya yaitu dengan membeli sampah dari anggota bank
sampah tersebut sesuai kondisi dan syarat yang berlaku. Hal yang
membedakan adalah Bank sampah ini berbasis aplikasi dan Pick Up Real

Time System. Aplikasi disini berguna untuk memudahkan proses transaksi


yaitu melalu aplikasi yang kemudian para anggota atau nasabah bank
sampah dapat melakukan proses transaksi sampah dengan pemilik bank
atau pembeli sampah secara langsung didalam aplikasi. Kemudian
mengenai Pick Up Real Time System adalah sistem penjemputan sampah
tersebut dari data anggota atau nasabah bank sampah yang ingin
melakukan proses transaksi sampah dengan memberikan lokasi titik
jemput sampah nasabah dan informasi mengenai paket (jenis dan jumlah)
sampah apa yang mereka ingin jual dari paket yang sudah tersedia (Via
Aplikasi). Maka sampah akan dijemput dan proses transaksi selesai. Dari
sampah yang telah terkumpul nantinya akan dilakukan pengolahan kembali
dengan mengubahnya menjadi biji plastik dan lain sebagainya yang akan
dijual kembali kepada perusahaan dan pihak swasta lainnya dengan
metode kerja sama dan social and economy coorporate. Kemudian uang
yang dihasilkan dari proses pengolahan tersebut akan diputar dan diatur
untuk sisi profit nasabah dan pemilik bank tersebut.
Sehingga keuntungan yang akan didapat dari gagasan ini adalah :
a. Menimbulkan rasa acuh dan semangat menabung sampah karena
terdapat nilai tukar didalamnya sebagaimana mahasiswa butuhkan;
b. Pick Up Real Time System sebagai jawaban dan upaya pendekatan
atas permasalahan habit maahsiswa terhadap sampah;
c. Menjadikan gagasan tersebut sebagai alternatif wirausaha sosial
yang bisa mendatangkan profit didalamnya.
d. Secara tidak langsung, gagasan tersebut dapat meningkatkan
kualitas permukiman dan penanganan permasalahan sampah yang
ada karena semua hal, keinginan, dan tujuan besar yang ingin
dicapai berasal dari hal kecil dan pemikiran yang simpel tetapi
memliki dampak yang besar karena berkelanjutan.
1.4.

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah guna menjawab
tantangan permasalahan persampahan yang terus meningkat di tengahtengah mahasiswa dan memberikan ide dan solusi dengan pemilihan
pendekatan secara tepat terhadap mahasiswa agar tercipta sistem

pengelolaan sampah yang berkelanjutan sebagai salah satu langkah


percepatan peningkatan kualitas permukiman.
1.5.

Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah yaitu terciptanya rasa
peduli dan raise awareness dari mahasiswa terhadap keberadaaan
sampah dan menjadikan sebuah habit atau kebiasaan gaya hidup sehat
yang baru untuk mahasiswa.

1.6.

Metode Pengembangan
Metode Pengembangan yang dilakukan adalah dengan melaukan proses
yang kondisiten dan berkelanjutan. Artinya disini adalah bahwa sistem
kerja dari bank sampah ini akan terus mengalir seperti yang terlihat pada
proses diagram di bawah ini.
Mahasiswa
(Nasabah)
Bank Sampah

Pengolahan

Sampah

Berkelanjutan
Berputar

Pemerintah

Swasta

Perusahaan

Menjual
Membeli

Sumber : Analsis Pribadi


Gambar 1. 1
Metode pengembangan

Proses di atas akan terus berkelanjutan karena tidak hanya berupa uang
dan material yang diandalkan dalam sistem bank sampah ini, akan tetapi
juga dengan menerapkan perubahan perilaku. Ketika perilaku seseorang
sudah berubah dan menjadi kebiasaan positif maka hal tersebut akan
menjadi hal biasa yang akan terus dilakukan. Perubahan paradigma
tersebut dapat terlihat pada gambar berikut ini :

Reduksi

Reduksi

Reuse

Reuse

Recycle / Recovery

Recycle /
Recovery

Disposal (Landfill)

Disposal
(Landfill)

Paradigma Lama

Paradigma Baru

Sumber : Waste4Changes Paradigm dan Analisis Pribadi


Gambar 1. 2
Konsep Perubahan Paradigma Terhadap Sampah

Pada gambar di atas terlihat bahwa perubahan paradigma yang ingin


terbentuk adalah dari yang sebelumnya pembuangan dengan sistem
landfill atau langsung tanpa ada pengolahan akan berubah dengan
menitikberatkan pada proses sebelum pembuangan yaitu proses reduksi
reuse dan recycle. Sehingga paradigma akan berubah, cara pandang
mahasiswa akan berubah dan akan menimbulkan suatu habit (kebiasaan)
gaya hidup sehat dengan sampah yang baru.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Dasar Hukum Penanganan Persampahan Indonesia


DPR RI dan Presiden RI telah merancang UU No. 18/2008 tentang
Pengelolaan sampah, dimana pertambahan penduduk dan perubahan pola
konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam; bahwa pengelolaan sampah
selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah
yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan; bahwa sampah telah
menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan
secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan
manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi
lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat; bahwa dalam
pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung
jawab dan kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah, serta peran
masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan
secara proporsional, efektif, dan efisien.
Perancangan UU tersebut dilatarbelakangi oleh UU No. 32/2004 dan PP
No. 38/2007 telah mengalihkan Meski terdapat prakarsa ini, kinerja
pengelolaan sampah perkotaan belum meningkat secara signifikan, karena
kurangnya komitmen Pemda yang berakar dari kurang memadainya
sumber daya manusia (SDM), alokasi dana, dan tak adanya pengaturan
kelembagaan yang tepat. Situasi ini diperburuk oleh rendahnya tingkat
kesadaran di masyarakat, dan tak adanya praktik penegakan hukum.

2.2.

Definisi Umum Mengenai Bank Sampah : Lesson Learned


Kini, bank sampah saat ini telah menjadi program nasional dalam
pengelolaan sampah secara berkelanjutan. Pengelolaan Bank Sampah
dengan prinsip 3-R (reduce-reuse-recycle) melibatkan masyarakat untuk
mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah.
Pemerintah menjadikan bank sampah sebagai strategi penerapan 3-R.

Bank Sampah adalah sistem yang fokus kegiatannya mengelola sampah


rumah tangga masyarakat secara kolektif. Konsep dasar pengelolaan
sampah melalui bank sampah yaitu dengan konsep 5M, mengurangi,
memilah, memanfaatkan, mendaur ulang, dan menabung sampah.
Sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga dipilah sesuai dengan standar
yang ada. Sampah yang layak untuk dijual, kompos, kreasi, ataupun
sampah yang layak untuk dibuang. Komponen-komponen dalam bank
sampah yaitu terdiri dari penabung, pengelola, dan pembeli sampah.
2.3.

Aplikasi
Aplikasi adalah program yang digunakan orang untuk melakukan sesuatu
pada sistem komputer. Mobile dapat diartikan sebagai perpindahan yang
mudah dari satu tempat ke tempat yang lain, misalnya telepon mobile
berarti bahwa terminal telepon yang dapat berpindah dengan mudah dari
satu tempat ke tempat lain tanpa terjadi pemutusan atau terputusnya
komunikasi. Sistem aplikasi mobile merupakan aplikasi yang dapat
digunakan walaupun pengguna berpindah dengan mudah dari satu tempat
ketempat lain tanpa terjadi pemutusan atau terputusnya komunikasi.
Aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat nirkabel seperti pager, telepon
seluler, dan PDA.

2.4.

Layanan Berbasis Lokasi


Sebuah layanan berbasis lokasi adalah layanan informasi atau hiburan
yang dapat diakses dengan perangkat mobile melalui jaringan selular.
Sistem Layanan Berbasis Lokasi, atau lebih dikenal dengan LocationBased Services (LBS), menggabungkan antara proses dari layanan mobile
dengan posisi geografis dari penggunanya. Posisi target, di mana sebuah
target bisa jadi adalah pengguna Location-Based Services itu sendiri atau
entitas lain yang tergabung dalam suatu layanan.Ada 2 tipe layanan yang
bisa digunakan dalam Location-Based Services untuk memperoleh posisi
pengguna, yaitu dengan menggunakan posisi sel jaringan atau dengan
GPS maupun GPS. Dari kedua cara ini akan didapatkan posisi pengguna
dalam bentuk koordinat latitude dan longitude.

BAB III
DESKRIPSI PRODUK
3.1.

Deskripsi Bank Sampah


Bank sampah ini bernama Yo-Waste Indonesia yang berasal dari
perpaduan tiga kata yaitu youth yang berarti pemuda, waste yang berarti
sampah, dan Indonesia, negara kami yang terkenal akan sumber daya
alam dan ketersediaan sumber daya manusia yang sangat besar. Hal
tersebut pula yang menyebabkan volume sampah kian hari semakin
bertambah, seiring dengan pertumbuhan pesat populasi penduduk
Indonesia dan kurangnya investasi dalam bidang teknologi pengelolaan
sampah secara terpadu. Dari hasil penjelasan diatas, YWI tidak hanya
mengusung

platform

Bank

Sampah

konvensional,

tetapi

lebih

mengutamakan inovasi gerakan, YWI akan bergerak massive secara


online, menyadari bahwa mobilitas modern sudah semakin terkoneksi
dengan internet, maka YWI harus dapat mengakomodir dan mampu
mengintegrasikan gerakan komunitas konvensional dan online, dengan
tetap mempertahankan platform tujuan dan manfaat dari pendirian Bank
Sampah.
3.2

Integrasi Bank Sampah dan Aplikasi berbasis Android


Dikarenakan dalam pengimpelementasian bank sampah ini diperlukan
pelibatan dan pendekatan berbasis teknologi. Maka dirancanglah sebuah
aplikasi sebagai katalisator atau sebagai penghubung guna mempercepat
kegiatan transaksi bank sampah. Di sisi lain, dalam penerapan tersebut
diperlukan sistem yang teratur dan konsisten. Sistem secara fisik yang
berada integrasi tersebut, maupun sistem secara non fisik yaitu sistem
yang berada pada manajemen organisasi atau manajemen sistem bank
sampah itu sendiri.

3.3.

Deskripsi Sistem Aplikasi


Dalam perancangan aplikasi bank sampah ini, sistem akan terbagi menjadi
dua, yaitu sistem bagi pengguna berbasis andorid (member) dan sisi
administrator sebagai pengendali data yang tercatat. Konsep yang akan
dibahas adalah mengenai bagaimana aplikasi Yo-Waste ini pada sisi

pengguna atau member pada aplikasi tersebut dapat berkomunikasi


dengan database server dengan menggunakan web service yang
berformat JSON. Dalam aplikasi ini tentunya terdapat pelibatan peran
location dan GIS (Geography Information System) yang datanya diambil
melalui database server yang akan berkomunikasi langsung dengan JSON
guna memberikan data bagi administrator sebagai mark point ( latitude dan
longitude marker) dari pengguna yang akan menjual sampahnya untuk
dijemput. Berikut desain sistem client-server yang terbentuk :

Sumber : Hasil Analsisi Pribadi dan LandMark Application Sysrem, 2015


Gambar 3. 1
Desain Client-Server Aplikasi

Pada gambar di atas menunjukkan terjadi pertukaran data antara sisi client
dengan sever hostinger. Sisi client Andorid melaukukan request dengan
tranformasi data GPS melalui Google Maps yang akan diterima server
dengan bantuan internet. Dalam aplikasi ini, sisi client terdapat dua bagian
inti yang dapat mengintegrasikan Andorid dengan web server Hostinger
yaitu perangkat Android itu sendiri (Java dan XML) dan server yang terdiri
dari basis data MySQL dan file penghubung yang dibuat menggunakan
bahasa pemograman PHP.
3.3.1. Kebutuhan Fungsional dan Non Fungsional
Kebutuhan Fungsional dan Non Fungsional berisikan gambaran mengenai
fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh sistem ini. Berikut penjelasannya :

10

1. Kebutuhan Fungsional
-

Sistem yang dirancang memberikan hak akses kepada pengguna


terdaftar (member)

Adanya fasilitas melihat list harga sampah dan informasi mengenai


sampah

Adanya fasilitas marker sebagai izin pemberian lokasi

Adanya fasilitas history tabungan yang berisi tentang saldo yang


telah dilakukan member dari hasil transaksi sampah yang terjadi
berupa saldo sampah maupun saldo uangnya.

2.

Kebutuhan Non-Fungsional
Kebutuhan Non Fungsional berisikan kebutuhan sistem terkait kinerja,
kelengkapan operasi pada fungsi-fungsi yang ada serta kesesuaian
dengan lingkungan penggunanya. Berikut rumusannya :
-

Halaman Administrator hanya dapat diakses oleh pemilik Bank


Sampah atau orang lain yang diberikan kepercayaan sebagai
Administrator

Fitur login menggunakan data email dan password sebagai sistem


keamanan (verifikasi keamanan)

Akses basis data menggunakan password

Seluruh fasilitas mengenai transaksi (menjual sampah hingga melihat


saldo atau tabungan) hanya dapat dilakukan oleh pengguna yang
terdaftar sebagai member.

3.4.

Diagram Use Case


Diagram use case menggambarkan fungsi-fungsi yang terdapat pada
sistem. Diagram ini lebih berfokus pada fitur-fitur sistem dari sudut pandang
pihak luar yaitu pengguna aplikasi. Dalam aplikasi Yo-Waste diagram use
case terdiri dari 3 jenis, yaitu fitur untuk pengguna (memberi) dan fitur
administrator. Berikut diagram use case yang terbentuk :

11

Masuk Sebagai Anggota (Member)


Mendaftar Sebagai Anggota
Pengguna
Menjual dan Transaksi

Mengirimkan Lokasi

Sampah
Mengklasifikasikan

Informasi Tentang Sampah

Sampah

(a)

Administrator

Melihat daftar anggota

Lokasi Anggota

(member)

Data diri Anggota

Menghapus
atau
Mengaktifkan
Member

Melihat grafik tabungan

(b)
Sumber : Analisis Pribadi
Gambar 3. 2
Diagram Use Case (a) Pengguna (b) Administrator

Dari diagram diatas terlihat dari pemisahan penggunaan dan fitur yang
didapat dari sisi pengguna maupun administrator. Pada gambar pada sisi
pengguna, terlihat bahwa pengguna dapat mengakses semua fitur dari
user account hingga melihat riwayat saldo bank sampah. Akan tetapi fitur
tersebut hanya didapat bagi pengguna yang mendafarkan diri sebagai
member. Apabila tidak terdafaftar maupun mendaftarkan diri sebagi
member, maka fitur-fitur tersebut tidak dapat dinikmati keseluruhan
dikarenakan dalam aplikasi Yo-Waste tidak menyediakan akses dan fitur
bagi pengguna yang tidak terdaftar sebagai member.
Pada diagram kedua yaitu sisi administrator terdapat beberapa fitur
otoriter guna mengatur sistem dan keamanan yang ada.Salah satu
fiturnya adalah menghapus dan mengaktifkan akun. Guna dari fitur tersebut
adalah agar beberapa akun yang dirasa palsu agar segera dihapus guna
keamanan dari sistem bank sampah tersebut. Sementara mengaktifkan
akun berfungsi apabila validasi data sudah selesai.

12

3.5.

Diagram Aktivitas dan Desain Aplikasi


Diagram aktivitas adalah suatu diagram yang menggambarkan aktivitas
pengguna saat berada di dalam sistem. Mulai dari sign up hingga proses
transaksi. Diagram aktivitas juga tidak hanya menggambarkan secara
visual atau tampilan pada aplikasi, akan tetapi juga visual yang tertampil
atau kinerja dari sistem yang berjalan tersebut.
a. Aktivitas Mendaftar
Hal yang pertama kali harus dilakukan seorang anggota adalah
mendaftar menjadi member. Gunanya adalah agar pendaftar dapat
menikmati seluruh fungsi yang ada dan dapat melakukan transaksi
didalamnya. Aplikasi ini tidak menerapkan sistem pengguna yang tak
terdaftar. Sehingga para nasabah harus terdapat dalam database.
Pengguna

Sistem

Mulai Aktivitas
Tertampil Tampilan

Mimilih menu register

Mendaftar

Input data ke database

Mengisi Data Pribadi

Mengirimkan notifikasi
via email ke pengguna

Menuju tampilan login

Sumber : Analisis Pribadi


Gambar 3. 3
Diagram Aktivitas Register

b. Aktivitas Login
Setelah proses mendaftar selesai, maka proses selanjutnya adalah
login ke sistem. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk
login menggunakan email para pendaftar. Setelah melakukan register,
aplikasi akan secara otomatis menuju menu login setelah adanya
verifikasi email akun telah diverifikasi. Akan tetapi semua proses di atas
memakai data internet (online services). Berikut diagram tersebut :

13

Pengguna

Sistem

Mulai Aktivitas

Memasukan data akun

Tertampil Tampilan User


Account

Cek data ke database

Kilik login setelah


selesai

Login sukses

Menuju tampilan isi

Sumber : Analisis Pribadi


Gambar 3. 4
Diagram Aktivitas Login

c. Aktivitas Transaksi
Setelah proses di atas selesai, maka proses selanjutnya adalah
melakukan transaksi atau kegiatan inti yaitu menjual dan membeli
sampah. Sampah yang dijual tenatunya memiliki kriteria tersendiri
yang tercantum dalam term & condition nantinya. Hal tersebut
berfungsi guna menjaga-jaga jika sewaktu-waktu terjadi transaksi
yang tidak sesuai antara pembeli dan penjual. Adapun skema dari
aktivitas transaksi adalah sebagai berikut :

Sumber : Analisis Pribadi


Gambar 3. 5
Skema Transaksi Sampah

14

Pada gambar skema dan desain aplikasi di atas terlihat jika terdapat
kategori yang memang harus dipilih oleh nasabah. Kemudian dari data
di atas akan dilakukan penjemputan dan transaksi. Untuk informasi
mengenai saldo dan grafik hasil tabungan dapat terlihat pada menu
informasi tabungan yang terdapat pada aplikasi tersebut setelah
login. Kemudian untuk metode penjemputan dilakukan dengan cara
closest facility atau dengan kata lain dengan jarak tercepat terlebih
dahulu. Hal tersebut bertujuan untuk pencarian termudah dan dapat
mengefisiensikan pengangkutan, karena dari jarak yang terdekat akan
dapat dilakukan 2 kali pengangkutan pada waktu yang berbeda ke
tempat selanjutnya yang notabene akan lebih jauh dan berbeda arah
dari tempat pertama. Konsep ini tentunya dilakukan dalam posisi start
up dan apabila sudah berkembang tentunya akan berubah dengan
konsep profossional tergantung sumber daya manusia yang ada
nantinya.
3.6.

Sistematika Proses Pembelian dan Pengolahan


Proses selanjutnya setelah pengumpulan sampah dari masing-masing
nasabah adalah pengolahan. Sesuai dengan term & condition dari sampah
yang diterima untuk proses pengolahan bank sampah ini adalah sampah
kering non kaca yang dapat di produksi kembali. Sampah kering tersebut
adalah Kertas, Metal dan Plastik. Dalam proses pembelian sampah kepada
nasabah tentunya tergantung pada setiap harga sampah di masing-masing
daerah. Akan tetapi tentunya sudah terdapat pembagian persentase dalam
pembelian hingga penjualan kepada pihak ketiga nantinya dan persantase
keuntungan untuk bank sampah itu sendiri. Persentasenya adalah sebagai
berikut :
Tabel III. 1
Tabel Presentase Keuntungan

Proses
Pembelian sampah kepada masyarakat
Persentase keuntungan bagi setiap
sampah yang diambil
Persentase penjualan ke pihak ketiga

Persentase
80% dari harga sampah asli pasaran
10% dari harga sampah yang dibeli

Tergantung dari hasil biji plastik yang


dihasilkan.
Sumber : Analisis Pribadi dan Asumsi Data Waste4Change, 2015

15

Setelah skema dilakukan, hal selanjutnya adalah proses pengolahan.


Proses pengolahan dengan guna menghasilkan biji plastik tentunya
memerlukan pembiayaan didalamnya. Sehingga pada proses pengolahan
merupakan proses yang cukup berat karena memerlukan bantuan dan
investasi dari pihak luar sehingga dikenal dengan start up investment. Oleh
karena itu penting adanya penerapan dan implementasi bank sampah
dengan support dan bantuan dari pemerintah khususnya maupun pihak
ketiga lainnya agar tercipta kesinambungan antar multistakeholder dan
penerapan bank sampah dapat berkelanjutan.

16

BAB IV
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.

Proyeksi Pengurangan sampah


Salah satu tujuan dari penerapan bank sampah ini adalah guna
mempercepat peningkatan kualitas permukiman. Oleh karena itu penting
dan perlunya memproyeksikan berapa banyak sampah yang akan
berkurang dari adanya penerapan bank sampah ini.

Di dalam

memproyeksikan pengurungan sampah tentunya menjadi penting untuk


memperhitungkan jenis sampah yang akan berkurang sehingga tidak
hanya pada sampah total. Hal tersebut dikarenakan jenis sampah akan
mempengaruhi kualitas permukiman nantinya.
4.1.1. Pemodelan dan Percontohan Proyeksi Pengurangan Sampah
Guna mempermudah proyeksi, maka digunakanlah pemodelan dan
percontohan dengan suatu wilayah. Wilayah yang digunakan adalah Kota
Semarang di kawasan kampus UNDIP Semarang yaitu Kecmatan
Tembalang. Justifikasi pemilihan wilayah tersebut adalah UNDIP
merupakan salah satu kampus dengan jumlah mahasiswa yang
terkonsentrasi

pada

suatu

wilayah

yang

tentunya

dalam

pengorganisasiannya akan lebih mudah. Terlihat pada gambar dibawah ini


bahwa jumlah penduduk terpusat terjadi di wilayah kampus UNDIP
Tembalang. Selain itu wilayah Tembalang termasuk dalam sasaran bank
sampah ini yaitu mahasiswa sebagai main utama dalam penerapnnya.

Sumber : Citra Ikonos, 2014


Gambar 4. 1
Citra Satelit Kecamatan Tembalang

17

- Perhitungan jumlah sampah yang dihasilkan


Jumlah penduduk di Kecamatan Tembalang adalah 56.570 penduduk.
Dengan asumsi sampah 0,4 kg per jiwa per hari menurut Budi
Kamulyan maka didapatlah hasil 22.628 kg sampah total per hari di
Kecamatan Tembalang. Kemudian uraikan kembali menjadi sampah
kering yang dapat termanfaatkan kembali yang diproduksi Kecamatan
Tembalang yaitu 22.628 dikalikan dengan 25.5% (Asumsi persentase
sampah kering dari sampah total) adalah 5.770 kg sampah kering
perhari. Artinya dalam satu bulan akan ada sampah sebanyak 173.104
kg sampah kering.
-

Proyeksi pemanfaatan penerapan Bank Sampah


Langkah selanjutnya adalah menghitung proyeksi pengurangan
sampah. Jumlah mahasiswa UNDIP di Tembalang adalah sebanyak
43.000 mahasiswa. Jika 1000 mahasiswa yang mengikuti bank
sampah ini dengan asumsi per jiwa menyetorkan 9 kg (0,3 kg per hari)
sampah perbulan. Maka akan didapat pengurangan 9000 kg sampah
kering yang akan terakumulasikan atau terjadi pemanfaatan sampah
sebanyak 19% dari jumlah sampah di atas. Hal tersebut masih
terakumulasikan dalam satu bulan. Jika percepatan pergerakan bank
sampah

tersebut

cepat

(pelibatan

peran

mahasiswa

dalam

kepengurusan bank sampah dan nasabah bank yang semakin


meningkat), maka akan semakin cepat juga peningkatan kualitas
permukiman yang ada.
4.2.

Proyeksi Keuntungan Bank Sampah


Tujuan selanjutnya yang ingin dicapai adalah keuntunganbank sampah
sebagai salah satu wirausaha sosial yang menghasil keuntungan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada proses
pengolahan merupakan proses yang cukup berat karena perlu adanya
pembiayaan

alat

didalamnya.

Untuk

skema

pembiayaan

tentatif

pengolahan biji plastik dapat terlihat pada tabel berikut ini :

18

Tabel IV. 1
Pembiayaan Pengolahan Sampah

Keterangan
A. Biaya tetap

Nilai (Rp)

Keterangan

Sewa Tempat Usaha

Rp

420.000

Penyediaan dan Pemeliharaan Alat


dan Utilitas Lain

Rp

250.000

B. Biaya Lain-lain
Biaya Listrik

Rp

150.000

Biaya intensif pelibatan dan


pembelajaran mahasiswa dalam
pengolahan
C. Biaya Bahan Baku
Total Biaya

Rp
Rp
Rp

4.800.000
2.000.000
7.620.000

Dalam satu
bulan

Sumber : Hasil Olahan Gunawan dan Gugun, 2007 dan Analisis Pribadi

Dari pembiayaan di atas, kemudian dihitung mengenai persentas


keuntungan yang akan didapat dari pengolahan. Berikut skema
perhitungannya :
Tabel IV. 2
Harga Jual Biji Plastik

Jenis Biji Plastik

Harga (per kg)

Biji Plastik Hd (Ex Injection)

Rp. 7.000

Biji Plastik Abs

Rp. 10.000

Biji Plastik Pet

Rp. 5.500

Biji Plastik Pp Cokelat

Rp. 8.000

Biji Plastik Pp Putih

Rp. 12.000

Biji Plastik Pp Hitam,


Merah, Biru

Rata-rata Harga (per


kg)

Rp. 2.500-Rp.4.000

Rp. 6.000

Sumber : Hasil Olahan Gunawan dan Gugun, 2007 dan Analisis Pribadi

Dari tabel di atas ketahui bahwa terdapat peningkatan lebih dari 50% dari
harga beli yang didapat melalui mahasiswa yang kemudian diolah menjadi
biji plastik. Jika meilihat sesuai patokan harga dan berat memang naik 2
hingga 3 kali lipat tetapi berat sampah kering tersebut akan berkurang
sehingga penambahan keuntungan akan sebanyak lebih dari 50% .
Persentase keuntungan yang akan dicapai guna menutup kembali biaya
pembelian barang produksi dan lain-lain tentunya akan dapat tercapai
sesuai dengan target atau sasaran market dari masyarakat.

19

BAB V
PENUTUP
Demikianlah pemaparan hasil penelitian mengenai penerapan bank sampah
berbasis aplikasi dan pick up real time system sebagai langkah peningkatan
kualitas permukiman serta sebagai alternatif peluang wirausaha sosial kreatif.
Sebagai pemuda, kita harus mampu berkontribusi dalam membantu pemerintah
menangani permasalahan lingkungan yang ada dan harus membuka mata akan
kondisi lingkungan yang semakin mengalami penurunan kualitas setiap waktunya.
Bank sampah Youth Waste merupakan salah satu bentuk usaha yang kreatif guna
mengurangi permasalahan lingkungan khususnya permasalahan sampah.
Dikemas secara cantik, Yo-Waste juga hadir

sebagai alternatif peluang untuk

berwirausaha sosial yang dapat menghasilkan keuntungan. Begitu kompleks dan


usefulnya

sistem aplikasi dan bank sampah ini, menjadikan

Yo-Waste

diharapkan mampu menjawab tantangan mengenai permasalahan lingkungan.


Hal tersebut didasari dari segala pemikiran yang sangat simpel. Karena segala
pemikiran dan aksi yang besar untuk merubah dunia, berawal dari yang kecil,
mudah tapi berkelanjutan untuk dilaksanakan.

20

DAFTAR PUSTAKA
Bank Sampah Solusi Kebersihan Kota Besar, pada tanggal 15 Mei 2016 Pukul
21:00 WIB dari http://ekonomi.kabo.biz/2012/07/bank-sampah-solusikebersihan-kota-besar.html
Anderrson Cecilia. et al. 2010. Planning Sustainable Cities. UN-Habitat Practices
and Perspectives. Nairobi : United Nation Human Settlement Program
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik.
2013. Kecamatan Banyumanik dalam Angka 2012. Semarang : Badan
Pusat Statistik.
Gunawan, Gugun. 2007. Mengelola Sampah Jadi Uang. Jakarta:TransMedia
Istiqomah Kartini, Sri Rahayu, Wahyumi Ekawanti. Analisis Nilai Ekonomi
Sampah pada Tempat Pengelolaan Sampah. (Fak. Ekonomi, Univ. Budi
Luhur Jakarta : 2011)
Kamulyan Budi. 2014. Perencanaan Infrastruktur (Prasarana Sarana)
Kholid, Mohammad. 2011. Pemberdayaan Ekonomi Umat melalui Pola
Kerjasama Bank Sampah. (Skripsi S1 Program Studi Perbankan Syariah,
UIN Syarif Hidayatullah Jkarta. 2011)
Maseleno, Andino. 2003. Kamus Istilah Komputer dan Informatika. Dokumen
Misky, Dudi. 2005. Kamus Informasi dan Teknologi. Jakarta : EDSA Mahkota
Nobelt, Jean-Francois. 2005. Sampah. Jakarta:Erlangga
Nugroho, Bunafit. 2005. Database Relation dengan MySQL. Yogyakarta : Andi
Pengolahan Limbah Padat / Sampah. Yogyakarta. UGM
Tidak Diterbitkan
Waste4Change. 2014. Peran Bank Sampah sebagai Kewirausahaan Sosial
Mengatasi Permasalahan Persampahan. Dokumen Tidak Diterbitkan

21

Anda mungkin juga menyukai