Anda di halaman 1dari 13

PEMANFAATAN LIMBAH POPOK SEKALI PAKAI UNTUK

MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan


Dosen Pengampu : David Laksamana Caesar, S.KM.,M.KES

Disusun oleh :

Deva Putri Mayari (202002544)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


ITEKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan dengan judul
“Pemanfaatan Limbah Popok Sekali Pakai untuk Mengurangi Pencemaran
Lingkungan”.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih atas
bantuan dan kerjasama yang diberikan semua pihak yang telah memberikan ide
dan masukan sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Kudus, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................2
E. Metode Penulisan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Kandungan popok bayi...........................................................................................4
B. Dampak yang ditimbulkan.....................................................................................5
C. Pemanfaatan limbah popok....................................................................................6

BAB III PENUTUP.................................................................................................9


A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Polusi air merupakan suatu proses masuknya zat, komponen, mahluk
hidup atau energi ke dalam air. Polusi air juga dapat diartikan sebagai
perubahan struktur air karena aktivitas manusia atau dapat terjadi secara
alami. Hal tersebut mengakibatkan air menjadi tidak berfungsi dengan baik
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001
mengenai Pengelolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
pengelompokan mutu air dapat dibedakan menjadi empat kelas. Kelas satu air
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum. Kelas dua air dapat
dimanfaatkan sebagai sarana dan prasarana rekreasi air. Kelas tiga air dapat
dimanfaatkan sebagai pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanian
dan lain-lain. Kelas empat air dapat dimanfaatkan untuk mengairi tanaman
atau yang lainnya.
Menurut Warlina (2004) zat pencemar pada air akan mengakibatkan
penurunan kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Akibatnya, kehidupan
dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu dan menghambat
perkembangannya. Selain itu, dapat mengakibatkan kematian karena adanya
zat beracun dan kerusakan pada tumbuhan di air. Menurut Widiyanto dkk
(2015) bahwa faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya polusi air sebesar
47,62% limbah rumah tangga, 33,33% berasal dari limbah industri, dan
19,04% dari limbah perkotaan. Sebenarnya limbah rumah tangga dapat diatasi
oleh setiap individu. Oleh karena itu, sebagai manusia memiliki kewajiban
untuk menjaga kondisi lingkungan terutama air yang merupakan sumber
kehidupan.
Salah satu penyebab pencemaran air yaitu limbah dari hasil rumah
tangga, contohnya sampah B3 yang dihasilkan di rumah tangga antara lain
sampah dari baterai, lampu listrik, elektronik, kemasan pestisida, pemutih
pakaian, pembersih lantai, cat, kaleng bertekanan (aerosol), termasuk popok

1
sekali pakai. Popok sekali pakai tidak termasuk sampah organik maupun
anorganik, namun popok sekali pakai termasuk kedalam sampah spesifik
karena sampahnya mengandung B3 (Purningsih, 2019).
Popok sekali pakai merupakan sampah yang membutuhkan perhatian
khusus dalam pengolahannya yang dimana kesadaran masyarakat juga masih
kurang dalam keberadaan sampah popok sekali pakai (Rahat dkk., 2014).
Popok bayi merupakan kebutuhan primer dalam perawatan bayi berumur 0-3
tahun menurut 71% ibu-ibu di Indonesia (Diniah, 2020). Menurut penelitian
Ghaissani dan Yusuf (2015) dalam Marthaliakirana (2018) menyebutkan
bahwa lebih dari 50% ibu-ibu berkeinginan untuk membuang sampah ke
sungai dan penyumbang sampah popok sekali pakai (diapers) disekitar sungai
adalah ibu rumah tangga.

B. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut menimbulkan
permasalahan sebagai berikut.
1. Apa kandungan limbah popok sekali pakai?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan ?
3. Bagaimana cara menangani limbah popok sekali pakai ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kandungan limbah popok sekali pakai .
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan
3. Mengetahui cara menangani limbah popok sekali pakai

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut adalah
Memberi pengetahuan tentang pemanfaatan limbah popok sekali pakai serta
dampak akibat pencemarannya

E. Metode Penulisan

2
Metode yang digunakan penulis dalam makalah ini adalah metode
studi kepustakaan. Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
informasi dari buku, artikel, maupun jurnal baik dari media elektronik.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kandungan popok bayi


Kandungan terbesar pada popok bayi diantaranya adalah hidrogel.
hidrogel superabsorben adalah jenis hidrogel yang memiliki kapasitas
mengabsorbsi air (swelling) yang mencapai 100 hingga 1000 kali bobot
keringnya melalui ikatan hidrogen. Popok sekali pakai biasanya terbuat dari
bahan tertentu dimana popok tersebut mampu menampung sejumlah kotoran
bayi baik urin maupun tinja dalam jumlah tertentu. Popok sekali pakai terbuat
dari berbagai bahan kimia seperti bahan sodium polyacrylate sebagai bahan
penyerap, klorin (Cl2) sebagai pemutih, tributyl tin (TBT) serta plastik yang
sulit terurai oleh lingkungan (Moelyaningrum, 2018).
Klorin yang digunakan sebagai pemutih pada pembuatan popok bayi
berdampak pada kesehatan dan juga berdampak pada lingkungan, baik itu
udara, air dan komunitas makhluk hidup yang ada di lingkungan yang terkena
dampak tersebut. Besarnya dampak yang ditimbulkan oleh senyawa klorin
sangat tergantung dari kadar, jenis senyawa klorin dan yang terpenting adalah
tingkat toksisitas dari senyawa tersebut. Pengaruh klorin terhadap kesehatan,
terutama senyawa organoklorin seperti PCBs, Dioksin, DDT dan lain-lain
adalah dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, merusak hati dan ginjal,
gangguan pencernaan, gangguan pada sistem saraf (neurological), dapat
menyebabkan kanker dan gangguan sistem reproduksi yang dapat
menyebabkan keguguran (Hasan, 2006). Berdasarkan dari Peraturan
Kementerian Kesehatan N0.472/Menkes/Per/V/1996 tentang pengamanan
Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan, klorin termasuk bahan berbahaya yang
bersifat racun dan dapat menyebabkan iritasi.
Sodium polyacrylate , yang disebut juga waterlock , adalah garam
natrium dari asam poliakrilat dengan rumus kimia [-CH 2 -CH (CO 2 Na) -] n
,polimer ini secara luas digunakan pada berbagai produk. Senyawa polimer

4
ini mempunyai kemampuan untuk menyerap sebanyak 200 – 300 kali
massanya didalam air. (Anonim, 2017).
Pemakaian popok sekali pakai (diapers) hanya digunakan 2-3 jam, dan
membutuhkan ratusan tahun untuk menguraikannya. Dengan meningkatnya
sampah popok sekali pakai (diapers) seharusnya mulai dipikirkan bagaimana
memanfaatkan limbah tersebut, misalnya dengan menjadikan Sodium
polyacrylate sebagai media tanam pengganti tanah karena Sodium
polyacrylate ketika terkena cairan akan berubah bentuk menjadi gel, gel ini
memiliki manfaat diantaranya sangat bagus untuk menyerap air senhingga
dapat mempertahankan kelembaban tanah. selain air, gel ini juga bisa
dicampurkan dengan bahan pembuat pupuk. Misalnya dicampurkan cairan
pembuat pupuk kompos. (Ajeng, 2014).

B. Dampak yang ditimbulkan


Masyarakat di Dusun Wadang Desa Margoyoso rata-rata memiliki
bayi dan balita mereka setiap hari menggunakan popok sekali pakai 3-4 setiap
bayi dalam sehari. Semakin tinggi popok sekali pakai yang digunakan maka
semakin tinggi pula sampah yang dihasilkan. Mirisnya, sampah dibuang
begitu saja ke sungai karena sebagian besar masyarakat mempercayai mitos
yang menyebut bayi akan mengalami gatal jika sampah popok bayi tersebut
dibakar. Tingginya pemakaian popok bayi yang tanpa diimbangi dengan
pemanfaatan atau pengelolaan akan menjadi permasalahan yang mencemari
lingkungan, hal tersebut jelas menyebabkan tumpukan sampah yang
mencemari air sungai. Sehingga, perlu adanya solusi untuk mengatasi
permasalahan lingkungan tersebut.
Beberapa hal yang menjadi faktor spesifik permasalahan sampah
popok di Indonesia, seperti dijelaskan oleh Moelyaningrung (2018), beberapa
diantaranya adalah:
a) Masih ada keyakinan di masyarakat bahwa akan ada roh halus yang akan
membuat bayi terjangkit penyakit kulit jika sampai popok dibakar.

5
Sehingga mereka pun memilih untuk membuang sampah popok di
sungai.
b) Dampak dari gempuran iklan popok sekali pakai ternyata juga membawa
dampak pada munculnya persepsi bahwa popok adalah simbol gaya
hidup modern. Mereka yang menggunakan merasa lebih diterima karena
mengikuti trend dan juga merasa dianggap berasal dari golongan
ekonomi tinggi.
c) Belum adanya informasi tentang bagaimana perlakuan tehadap limbah
popok bayi seharusnya sebelum akhirnya dibuang. Jika diperhatikan,
kemasan sampah popok yang ada di pasaran selama ini hanya memberi
informasi tentang bagimana cara memakaikan popok sekali pakai pada
bayi, namun tidak menjelaskan tentang bagaimana seharusnya popok
dibuang.
Saat ini sampah yang masih sukar terurai oleh tanah selain plastik
ialah popok sekali pakai (diapers), seiring berkembangnya jaman dan
teknologi masyarakat Indonesia khususnya ibu rumah tangga mengganti
penggunaan popok kain dengan popok sekali pakai karena dianggap lebih
praktis baik bagi balita maupun ibu rumah tangga. Susunan dari popok sekali
pakai antara lain bagian penyerap yang terletak di antara dua lembar kain
bukan tenunan. Bagian ini dirancang untuk menyerap dan mempertahankan
cairan, dan kain bukan tenunan membuat popok menjadi nyaman dan
membantu mencegah kebocoran. Bahan yang digunakan untuk menyerap
cairan adalah Sodium polyacrylate Meningkatnya pemakaian popok sekali
pakai menimbulkan permasalahan baru yaitu pencemar lingkungan, hal ini
dikarenakan masyarakat langsung membuang begitu saja popok sekali pakai
tersebut dan popok selaki pakai ini tidak bisa terurai dengan sendirinya. (Sri,
2010).

C. Pemanfaatan limbah popok


Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan pendekatan
Asset Based Community Development (ABCD). Metode pendekatan yang

6
tepat dalam pengembangan masyarakat yang mengupayakan terwujudnya
sebuah tatanan kehidupan sosial dimana masyarakat menjadi pelaku dan
penentu upaya pembangunan di lingkungannya. Dengan mengetahui kekuatan
yang dimiliki serta segenap potensi dan aset yang dimiliki maka berpotensial
untuk dimanfaatkan, serta memiliki agenda perubahan yang dirumuskan
bersama, persoalan keberlanjutan sebuah program perbaikan kualitas
kehidupan diharapkan dapat diwujudkan.
Cara memanfaatkan popok bekas sebagai media tanam dan kelebihan
menggunakan media tanam dari popok bekas terhadap tanaman. Dilanjut
dengan proses pembuatan MOL (Microorganisme Local) yang nantinya
sebagai bahan campuran dalam pengolahan popok bekas, bahannya terdiri
dari air bekas cucian beras atau air leri, tape/tempe, dan tetes tebu. Cara
pembuatan MOL yaitu setelah bahan-bahan tersebut tersedia, hancurkan tape
atau tempe sampai halus. Selanjutnya, campurkan semua bahan ; air leri, tetes
dan tape yang sudah hancur menjadi satu wadah. Kemudian didiamkan untuk
proses fermentasi. Karena dalam pembuatan MOL ini membutuhkan proses
fermentasi selama kurang lebih 7 hari.
“Kelebihan dari penggunaan media tanam dari popok bekas ini adalah tak
perlu terlalu sering disiram, karena gel diaper bisa untuk menyimpan air,
Mengirit pemberian pupuk, tanaman terbukti lebih bugar dan subur jika
dibanding tanaman yang tidak diberi media popok bekas”. Untuk cara
pengelolaan limbah popok adalah sebagai berikut :
1) Bersihkan popok bekas, kita gunakan 4-5 popok bekas
2) Gunting popok, kemudian ambil isinya. Yang diambil adalah gel yang
bisa menjadi bahan serap air
3) Masukkan ke dalam ember kemudian beri campuran MOL setengah
gelas air (sebagai bakteri pengurai) dan air 1liter.
4) Tutup ember dengan rapat dan biarkan selama 7 hari
5) Setelah 7 hari, campurkan dengan media tanah/ nutrisi hidroponik.
Tahap selanjutnya yaitu evaluasi, Evaluasi bertujuan untuk melakukan
penyempurnaan terhadap program yang dilaksanakan apakah sudah sesuai

7
dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada tahap ini adalah tahap terakhir
kegiatan mengevaluasi sejauh mana memanfaatkan ilmu yang telah
didapatkan dari pemanfaatan popok bekas sebagai media tanam, teknik
membuat media tanam dari popok bekas dan bisa mengajarkan kepada orang
tua, bahkan tetangga yang lainnya bagaimana memanfaatkan popok bekas
sebagai media tanam agar tidak dibuang begitu saja ke sungai yang
mengakibatkan pencemaran. Kemudian membuat rencana tindak lanjut yang
salah satunya mengaplikasikan popok bekas sebagai media tanam di desa.
Setelah pelatihan pemanfaatan popok bayi bekas sebagai media tanam,
masyarakat tidak lagi membuang popok bekas begitu saja ke sungai. Ada
warga yang memiliki bayi yang mengolahnya sendiri, ada juga masyarakat
yang mengkoordinir popok bekas untuk diolah menjadi media tanam.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa limbah popok bayi ternyata bisa dikurangi dengan cara
pengolahan kembali. Pengolahan kembali popok bayi dapat dimanfaatkan
sebagai media tanam. Limbah popok bayi yang sudah dipakai memiliki
kandungan utama berupa hydrogel Hydrogel dalam popok bayi ini dapat
digunakan sebagai campuran media tanam karena memiliki karakteristik
dapat menyerap dan menyimpan air dengan baik. Dengan dicampurkannya
kandungan tersebut dalam media tanam maka dapat meningkatkan kualitas
media tanam tersebut karena memiliki keunggulan menyimpan air cukup
lama.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam pemanfaatan popok bekas sebagai
media tanam ini diharapkan mampu mereduksi pencemaran dan
meningkatkan potensi masyarakat di Dusun Wadang dan bisa dimanfaatkan
secara produktif, perlu adanya pelatihan lanjutan untuk meningkatkan
kesadaran potensi yang dimiliki masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Parinsa, Rae. Nico Halomoan. 2022. Kajian Timbulan Sampah Popok
Sekali Pakai Di Kabupaten Karawang Study Of Disposable Diaper Waste
Generation In Karawang Regency. Jukung Jurnal Teknik Lingkungan, 8
(1): 84-94.

Alfiah, Restiani. Siti Rohmaturrosyidah Ratnawati. 2021. Pemanfaatan Popok


Bayi Bekas sebagai Media Tanam Guna Mereduksi Pencemaran
Lingkungan di Desa Sambirejo.Jurnal Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo.

Febriana, Poppy. 2022. Sosialisasi Bahaya Sampah Popok Sekali Pakai Dan
Workshop Pembuatan Popok Reusable Di Desa Tlasih Kabupaten
Sidoarjo. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Volume. 28, No. 1. p-
ISSN: 0852-2715. e-ISSN: 2502-720.

Iswanto. 2016. Timbulan Sampah B3 Rumahtangga Dan Potensi Dampak


Kesehatan Lingkungan Di Kabupaten Sleman, Yogyakarta (Generation of
Household Hazardous Solid Waste and Potential Impacts on
Environmental Health in Sleman Regency, Yogyakarta). J. Manusia Dan
Lingkungan, Vol. 23, No.2, Juli 2016: 179-188.

Setia Nengsi, Amri. 2021. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Klorin Dalam
Popok Bayi Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Bengkulu Dengan
Metode Titrasi Iodometri. Karya Tulis Ilmiah. Politekes Kemenkes.
Bengkulu.

10

Anda mungkin juga menyukai