Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SAMPAH SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Fisika Lingkungan
Dosen Pengampu :
Dr. Sudarti M.Kes
dan
Dr. Yushardi, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 7

1. Sayyidatun Najah 220210102012


2. Dea Ananda Yulia Agustin 220210102094
3. Revaldy Bisma Saylendra 220210102101
4. Rully Febriyanti 220210102106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah ini
merupakan tugas dari Mata Kuliah Fisika Lingkungan yang mengulas tentang
sampah sebagai sumber energi alternatif serta implikasinya dalam dunia
pendidikan.
Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada
kami dalam menyusun makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah memberikan masukan dan saran yang konstruktif untuk
penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca
pada umumnya sebagai bahan referensi dan pengetahuan tentang Fisika
Lingkungan.

Jember, 27 Agustus 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Jenis Sampah dan Karakteristiknya...........................................................3

2.2 Permasalahan Sampah di Indonesia..........................................................5

2.3 Potensi Sampah Sebagai Sumber Energi Alternatif..................................8

2.4 Contoh Teknologi Energi Berbasis Sampah.............................................8

BAB 3 PENUTUP................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................11

3.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

i
BAB 1 PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang
Sampah dapat diolah dan didaur ulang untuk dimanfaatkan sebagai
sumber energi pengganti. Gasifikasi, pirolisis, dan insinerator adalah tiga
metode yang dapat mengubah sampah menjadi energi. Pemerintah
Indonesia juga memutuskan untuk mempercepat pembangunan thermal
incinerator atau pembangkit listrik berbasis teknologi proses pembakaran
sampah. Sebuah pembangkit listrik tenaga sampah perlu membakar
setidaknya 1.000 ton sampah setiap hari. Sampah kota diharapkan dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik dengan menggunakan energi
terbarukan.
Sampah yang dihasilkan manusia dapat menjadi sumber energi
alternatif yang berkelanjutan. Berbagai jenis sampah, termasuk sampah
organik dan anorganik, dapat diubah menjadi energi melalui proses
pengolahan sampah. Fermentasi anaerobik adalah metode untuk mengubah
sampah organik menjadi biogas. Sedangkan prosedur gasifikasi dan
pirolisis dapat digunakan untuk mengolah sampah anorganik.
Jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA)
dan emisi gas rumah kaca sama-sama dapat dikurangi dengan
memanfaatkan sampah sebagai sumber energi alternatif. Pada tahun 2025,
pemerintah Indonesia ingin melihat pertumbuhan pemanfaatan energi
terbarukan sebesar 23%. Pemanfaatan sampah sebagai sumber energi
alternatif merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pertama
berkapasitas 8 MW akan dibuka di Bali oleh pemerintah Indonesia pada
tahun 2020.

2
Pemerintah juga menargetkan pembangunan 12 PLTSa pada tahun
2022 dan 24 PLTSa pada tahun 2025. Diperlukan dukungan masyarakat
dan dunia usaha untuk memperluas pemanfaatan sampah sebagai sumber
energi alternatif. Daur ulang sampah organik dan anorganik memerlukan
keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dengan membangun
PLTSa atau mensponsori inisiatif pembuangan sampah ramah lingkungan,
sektor swasta juga dapat berkontribusi dalam pengelolaan sampah.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana permasalahan sampah yang terjadi di Indonesia ?


1.2.2 Bagaimana cara mengolah sampah menjadi sumber energi alternatif
dapat secara efektif dan efisien ?
1.2.3 Apa saja jenis sampah yang dapat diuraikan dan dikelola kembali ?
1.2.4 Jelaskan contoh teknologi energi berbasis sampah ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan sampah yang terjadi di


Indonesia.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui pengolahan sampah menjadi sumber
energi alternatif dapat secara efektif dan efisien.
1.3.3 Mahasiswa dapat memahami jenis sampah yang dapat diuraikan dan
dikelola kembali.
1.3.4 Mahasiswa dapat menjelaskan contoh teknologi energi berbasis
sampah.

3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Jenis Sampah dan Karakteristiknya
Sampah diartikan sebagai bentuk limbah padat yang berasal dari
kegiatan manusia dan hewan yang kemudian dibuang karena sudah tidak
bermanfaat lagi atau sudah tidak diinginkan lagi Menurut Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam, baik
berbentuk padat maupun semi padat, berupa zat organik atau anorganik,
yang mempunyai sifat dapat terurai secara hayati atau non-biologis.
properti, dan diproses. dianggap tidak berguna dan dibuang ke
lingkungan (Kai et al., 2018). Sedangkan menurut KBBI, sampah adalah
barang atau benda yang dibuang karena tidak digunakan lagi (Toding et
al., 2018). Oleh karena itu, sampah dapat diartikan sebagai sampah yang
sudah tidak digunakan lagi untuk kegiatan manusia dan dapat berbentuk
padat atau semi padat. Jenis sampah ada banyak sekali, dengan
karakteristik yang berbeda-beda. Sampah dapat digolongkan menjadi 3
jenis, yaitu sampah menurut sifatnya, menurut bentuknya, dan menurut
sumbernya (Dewi et al., 2021).
Berdasarkan sifatnya, sampah dibedakan menjadi 3 kategori yaitu
sampah organik, sampah anorganik, dan sampah beracun (B3). Sampah
organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan biologis yang
didegradasi oleh mikroorganisme. Sampah organik ini mudah terurai
melalui proses alami seperti proses pengomposan. Sedangkan sampah
anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan non hayati. Sampah
jenis ini sulit diurai oleh mikroorganisme, bahkan jika dapat terurai akan
memakan waktu yang lama (Toding dkk, 2018).

Limbah beracun (B3) adalah limbah yang menurut sifatnya


mengandung bahan berbahaya atau beracun yang dapat merusak
lingkungan atau membahayakan manusia, misalnya baterai (Ratnasari et
al., 2019). Sampah organik sendiri memiliki ciri-ciri tersusun dari zat-zat

4
yang berasal dari hewan atau tumbuhan, cepat terurai, dan dapat diolah
menjadi kompos. Misalnya daun, kayu, kulit telur, dll. Ciri-ciri sampah
anorganik adalah membutuhkan waktu yang lama untuk terurai, tersusun
dari bahan-bahan anorganik, dan sebagian dapat didaur ulang. Contohnya
plastik, kaca, kaleng, dan lain-lain.
Menurut bentuknya sampah dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Limbah padat
Sampah merupakan sampah yang banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Ini bisa berupa berbagai bahan seperti plastik,
kertas, karton, logam, kaca, dan lain-lain.
2. Limbah cair
Limbah cair adalah limbah cair yang sudah tidak diperlukan
lagi, seperti air limbah domestik (feses), air limbah industri, dan
limbah cair lainnya yang mengandung bahan kimia berbahaya.
Sampah juga dapat dikelompokkan menurut asalnya, yaitu
dimana atau mengapa sampah itu terbentuk. Berikut beberapa jenis
sampah yang diklasifikasikan berdasarkan sumbernya:
1. Sampah rumah tangga
Sampah-sampah tersebut dihasilkan dari aktivitas rumah tangga
sehari-hari seperti sisa makanan, kemasan plastik, kertas, dan lain-
lain. Sampah ini biasanya bercirikan sisa makanan, kemasan plastik,
kertas, karton, dan barang-barang yang sudah tidak dibutuhkan lagi
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Limbah industri
Sampah adalah sampah yang dihasilkan selama produksi industri,
seperti limbah kimia, limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
3. Limbah konsumsi
Sampah konsumen adalah sampah yang dihasilkan manusia
sendiri ketika menggunakan sesuatu. Atau bisa dikatakan sampah
yang dibuang ke tempat sampah.

5
4. Limbah alam
Sampah alam mengacu pada sampah yang berasal dari alam atau
luar kehidupan dan dapat didaur ulang. Misalnya daun kering bisa
dipecah menjadi kompos.
5. Kotoran manusia
Limbah tersebut berasal dari manusia. Atau istilah yang biasa
digunakan untuk hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urine.
Kotoran manusia ini dapat membahayakan kesehatan manusia karena
dapat menimbulkan penyakit.
6. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif atau limbah nuklir adalah jenis limbah
berbahaya yang berasal dari kegiatan nuklir seperti pembangkit listrik
tenaga nuklir dan penelitian nuklir. Limbah ini sangat berbahaya
karena bersifat radioaktif dan dapat menimbulkan dampak jangka
panjang terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

2.2 Permasalahan Sampah di Indonesia

Limbah sampah merupakan permasalahan utama yang dihadapi


oleh negara Indonesia. Permasalahan sampah tersebut merupakan
persoalan yang susah ditangani karena jumlahnya yang terus meningkat.
Hampir semua wilayah yang ada di Indonesia terdapat limbah sampah.
Limbah sampah sendiri memiliki dampak yang sangat meresahkan bagi
lingkungan, kesehatan masyarakat, ekonomi, dan sosial. Jika dibiarkan
terus menerus tanpa ada tindakan dari pemerintah maka akan berdampak
pada kelangsungan hidup manusia sendiri.

Penyebab buruknya pengelolaan sampah di Indonesia antara lain:


kurangnya landasan hukum yang kuat, tidak memadainya tempat
pembuangan sampah yang ada, kurangnya upaya pengomposan, dan
kurangnya sistem pengelolaan tempat pembuangan sampah yang baik

6
dan benar. Belum adanya pengelolaan sampah di Indonesia dapat dilihat
dari beberapa indikator yaitu timbulan sampah yang tinggi, pelayanan
pengelolaan sampah yang masih rendah, jumlah TPA yang masih
terbatas, kelembagaan pengelolaan sampah dan permasalahan biaya
(Mahyudin, 2017).

Faktor-faktor berikut yang menyebabkan permasalah sampah di


Indonesia sangat susah ditangani yaitu :
1. Pertumbuhan populasi dan urbanisasi
Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang pesat menyebabkan
peningkatan signifikan dalam produksi sampah. Pemukiman padat
penduduk di kota-kota besar berkontribusi pada volume sampah yang
tinggi.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah masih
rendah di banyak lapisan masyarakat. Penggunaan plastik sekali
pakai dan perilaku pembuangan sampah sembarangan masih menjadi
masalah.
3. Kurangnya infrastruktur dan sumber Daya
Keterbatasan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai,
seperti tempat pembuangan akhir dan fasilitas daur ulang, merupakan
hambatan dalam mengelola sampah secara efektif.
4. Konsumsi berlebihan dan plastik sekali pakai
Pola konsumsi yang berlebihan, terutama dalam bentuk
barang-barang plastik sekali pakai, menyebabkan peningkatan drastis
dalam produksi sampah plastik.
5. Teknologi tidak tersedia atau tidak cukup baik
Pengolahan sampah yang efektif sering memerlukan
teknologi canggih. Namun, teknologi ini mungkin tidak selalu
tersedia atau tidak cukup baik di semua daerah.

7
6. Keterlibatan pemerintah dan regulasi
Ketika pemerintah tidak memiliki kebijakan yang kuat terkait
pengelolaan sampah atau tidak mengimplementasikannya secara
ketat, pengelolaan sampah bisa menjadi semakin rumit.

Solusi dari permasalahan sampah di Indonesia Teknologi dan inovasi


harus dimanfaatkan untuk membantu penyelesaian permasalahan sampah.
Pembentukan sistem perbankan sampah yang terintegrasi dengan pendaur
ulang, serta sistem pengumpulan sampah masyarakat, juga merupakan hal
yang penting. Selain buruknya kualitas sampah plastik yang masih
tercampur dengan jenis sampah lainnya, beberapa jenis kemasan plastik
masih memiliki nilai yang rendah akibat kendala teknologi, komersial, dan
koleksi. Oleh karena itu, Pemerintah dan Industri harus mengembangkan
teknologi dan model ekonomi untuk mengatasi hal ini selain juga penting
untuk melakukan penyortiran pada sumbernya.
Untuk mengatasi masalah sampah plastik, Chandra Asri
mengusulkan gagasan ekonomi sirkular, yang berupaya memaksimalkan
penggunaan sumber daya secara sirkular dan mengurangi produksi sampah
dengan mengumpulkan dan mendaur ulang barang dan sumber daya
sebanyak mungkin secara berulang dan sistematis. Digitalisasi sejauh ini
berkontribusi terhadap upaya Indonesia mengatasi permasalahan sampah.

8
2.3 Potensi Sampah Sebagai Sumber Energi Alternatif
Berdasarkan dari sumber website dan beberapa media lainnya,
Indonesia bisa menghasilkan sampah kurang lebih 175.000 ton per harinya
dan satu orang Indonesia bisa menghasilkan 0,68 kg per harinya. Jika kita
melihat tempat akhir pembuangan sampah di bantar gebang Bekasi yang
sudah menggunung sangat tidak enak untuk dipandang dan juga tidak enak
dari segi bau sehingga menggaggu kenyamanan warga sekitar. Sampah
merupakan suatu bahan bekas yang bisa dimanfaatkan. Sampah bisa
dimanfaatkan untuk energi alternatif karena sampah bisa menghasilkan
panas untuk menghasilkan energi
Sampah anorganik yang meliputi plastik dan logam tentu tidak
dapat diolah dengan cara memanfaatkan aktivitas organisme hidup
lainnya. Sampah anorganik juga disebut sebagai non-biodegradable waste.
Beberapa jenis sampah yang termasuk organik atau biodegradable waste
adalah sisa makanan, tumbuhan, hewan, dan kertas (Salafuddin et al.,
2020). Potensi sampah untuk dijadikan energi alternatif sangat bisa seperti
salah satunya yaitu biogas. Biogas berasal dari berbagai macam limbah
organik seperti kotoran hewan, biomassa dan lain lain yang dapat
dimanfaatkan menjadi suatu energi melalui fermentasi anaerobik. Tidak
hanya itu saat ini, sampah juga bisa dijadikan sebagai bahan baku
pengganti batu bara untuk menghidupkan listrik walaupun memiliki
kemampuan terbatas. Jika diilustrasikan 1000 ton sampah bisa
menggantikan 100 ton batubara. Dengan begitu selain mengatasi masalah
polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis.

2.4 Contoh Teknologi Energi Berbasis Sampah


Banyak sekali teknologi yang sudah ditemukan di Indonesia untuk
mengurangi sampah organik maupun anorganik, tetapi terkadang
kurangnya dukungan dari pemerintah sehingga teknologi tersebut hanya
bisa beroperasi secara terbatas atau bahkan sudah tidak bisa beroperasi.
Contohnya saja teknologi yang masih dijalankan untuk mengurangi

9
sampah yaitu PLTSa Benowo Surabaya dan Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTS) yang ada di bantar gebang yang mana mengubah sampah
yang sudah dibakar menghasilkan uap dan menggerakkan generator listrik.
Meskipun Listrik yang dihasilkan tidak terlalu banyak tetapi hal tersebut
sudah membantu mengurangi sampah, tetapi disamping hal itu PLTS
memiliki kekurangan pada saat pembakaran sampah, karena asap yang
dihasilkan dapat merusak lingkungan seperti yang terjadi di Jakarta saat ini
yaitu memburuknya kualitas udara dikarenakan asap.
Ada banyak metode pengelolaan sampah yang dapat membantu
penyelesaian masalah sampah di Indonesia. Berikut adalah beberapa
contoh teknologi pengelolaan sampah yang dapat membantu perjuangan
Indonesia melawan sampah :
1. Mall Sampah : Mallsampah didirikan pada tahun 2015 dan saat ini
berstatus perseroan terbatas. Mallsampah menjadi perantara antara
produsen sampah, termasuk yang menghasilkan sampah dari rumah
dan kantor, lalu menjual sampah tersebut kepada pengepul atau
pemulung. Masyarakat dapat membeli barang ramah lingkungan
melalui portal ini.
2. TOSS Listrik Kerakyatan : merupakan program pengolahan
sampah organik seperti dedaunan, rumput, dan pepohonan yang
dapat atau cepat terdegradasi. Inisiatif ini mengubah sampah
menjadi listrik menggunakan teknologi pengolahan sampah.
3. Sampah Muda : Sampah Muda adalah startup di Semarang yang
berspesialisasi dalam teknologi pengelolaan sampah. Ide dasar di
balik teknologi ini adalah mengumpulkan sampah plastik yang
dihasilkan masyarakat dan menjualnya ke produsen yang mendaur
ulangnya.
4. Gringgo : Alat pengelolaan sampah bernama Gringgo
memungkinkan pengguna memilah dan menjual sampah mereka
secara online. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan informasi

10
mengenai tempat pembuangan akhir (TPA) terdekat dan
mendorong masyarakat untuk memilah sampahnya.
5. Angkuts : Alat pengelolaan sampah bernama Angkuts
memungkinkan pengguna memilah dan menjual sampah mereka
melalui internet. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan informasi
mengenai tempat pembuangan akhir (TPA) terdekat dan
mendorong masyarakat untuk memilah sampahnya.
6. Dispenser Mas Eco : Proses desain terkomputerisasi digunakan
untuk membuat dispenser Mas Eco yang cerdas. Dede Nurdiansya,
sang penemu, berniat mendistribusikan Mas Eco Dispenser di
kawasan padat penduduk meski masih berupa prototipe, sehingga
masyarakat bisa membawa wadah minum sendiri dan mencegah
rasa haus.

11
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Indonesia menghadapi permasalahan sampah yang semakin
meningkat karena buruknya pengelolaan, kurangnya tempat
pembuangan sampah, dan kesadaran masyarakat. Negara ini mempunyai
polusi plastik laut tertinggi kedua di dunia. Terlepas dari undang-undang
dan teknologi, masalah ini masih belum terselesaikan.
3.1.2 Dua proses biologis dan termal dapat mengubah limbah menjadi
sumber energi alternatif. Pengelolaan sampah oleh masyarakat sangat
penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Teknologi biogas dan pirolisis dapat digunakan, dengan program
pemberdayaan masyarakat yang menerapkan pendekatan ini.
3.1.3 Berdasarkan komposisinya, sampah dapat dibagi menjadi dua
kategori: sampah organik dan sampah anorganik. Bahan bakar kompos
atau biogas dapat dibuat dari sampah organik melalui pengolahan.
Sementara itu, proses daur ulang memungkinkan sampah anorganik
didaur ulang menjadi bahan baku produk baru.
3.1.4 Sebuah teknologi yang dikenal sebagai energi berbasis sampah
mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan. Teknologi RDF
(Refuse Derived Fuel) merupakan salah satu proses yang digunakan
untuk mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan. RDF
merupakan metode yang mengubah sampah menjadi energi biomassa,
yang selanjutnya digunakan untuk menggantikan batu bara dalam proses
pembakaran di pabrik semen dan pembangkit listrik tenaga uap.

3.2 Saran
Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai, seperti
plastik sekali pakai, merupakan salah satu strategi terbaik untuk
meminimalkan limbah. Untuk mendaur ulang atau mengubah sampah
menjadi energi terbarukan, masyarakat juga dapat memisahkan sampah
organik dan non-organik. Mahasiswa dapat belajar tentang teknologi yang

12
mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan seperti biogas dan
biomassa. Mahasiswa juga dapat membantu merancang teknologi yang
lebih efektif dan ramah lingkungan dengan mengetahui teknologi ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, S., D. Listyowati., B. E. Napitupulu., dan F. Hermawan. 2021. Sosialisasi


dan edukasi protokol kesehatan untuk tetap sehat dan bugar bagi tukang
sampah di tempat pembuangan sampah penggilingan Jakarta Timur.
Tridharmadimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Jayakarta. 1
(2), 130-138.

Fairus, S., Salafudin, S., Rahman, L., & Apriani, E. (2011, February).
Pemanfaatan sampah organik secara padu menjadi alternatif energi: biogas
dan precursor briket. In Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan” 2011.

Kai, H. N., S. R. U. A. Sompie., dan A. M. Sambul. 2018. Aplikasi layanan


pengangkutan sampah berbasis android. Jurnal Teknik Informatika. 13 (4),
1-12.

Mahyudin, R. P. 2017. Kajian permasalahan pengelolaan sampah dan dampak


lingkungan di TPA (tempat pemrosesan akhir). Jukung Jurnal Teknik
Lingkungan. 3 (1), 66-74.

Ratnasari, A., I. S. Asharhani., M. G. Sari., S. R. Hale., dan H. Pratiwi. 2019.


Edukasi pemilahan sampah sebagai upaya preventif mengatasi masalah
sampah di lingkungan sekolah. Prosiding Konferensi Nasional
Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility
(PKM-CSR). 2, 652-659.

Toding, C., A. S. M. Lumenta., dan D. J. Mamahit. 2017. Pembuatan animasi 3


dimensi perbedaan sampah organik dan anorganik untuk anak-anak. E-
Journal Teknik Informatika. 12 (1). Ratnasari, A., I. S. Asharhani., M. G.
Sari., S. R. Hale., dan H. Pratiwi. 2019. Edukasi pemilahan sampah
sebagai upaya preventif mengatasi masalah sampah di lingkungan sekolah.

14
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan
Corporate Social Responsibility (PKM-CSR). 2, 652-659.

15

Anda mungkin juga menyukai