Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BIOLOGI DASAR

BIOTEKNOLOGI

(PERAN MIKROORGANISME DALAM PEMBUATAN


BIOPLASTIK LISTRIK DARI LIMBAH)

Dosen Pengampuh Mata Kuliah : Mufti Hatur Rahmah, S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH :
KELAS : E 2022
KELOMPOK V
1. Risnah Wafni Usman (H0322038)
2. Fatmawati (H0322032)
3. Arpan (H0322352)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah ”Peran
mikroorganisme dalam pembuatan Bioplastik listrik dari limbah ”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampuh
mata kuliah Biologi Dasar yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Majene, 22 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN ..........................................................................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................................................................................
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................................
BAB III : PEMBAHASAN ...........................................................................................................................................
A. Prosedur pembuatan bioplastik listrik dari limbah dan apa fungsi dari bahan-bahan
digunakan dalam pembuatan bioplastik listrik tersebut ...................................................................
B. Mekanisme kerja mikroorganisme dalam proses pengolahan limbah ........................................
C. Biokonversi limbah menjadi bahan yang bermanfaat ........................................................................
D. Desain alat bioreaktor/fermentor/incenatory/alat pirolisis ..........................................................
BAB III : PENUTUP ....................................................................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bioteknologi di Indonesia telah berkembang sejak lama, misalnya pembuatan keju, tempe,
oncom dan lain sebagainya. Namun bioteknologi modern baru berkembang pada tahun 1985 ketik
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengizinkan munculnya program Bioteknologi seperti
Bioteknologi pertanian IPB, Bioteknologi kesehatan di UGM dan Bioteknologi Industri di ITB
Bandung (Wasilah, dkk, 2019).
Semakin majunya teknologi dan industri akan diikuti dengan semakin meningkatnya konsumsi
masyarakat pada bahan-bahan plastik yang menyebabkan penumpukan sampah sampah plastik,
diperkirakan akan meningkat 5,4 juta ton per tahunnya (Elly, Karsono, 2016).
Plastik merupakan salah satu polimer sintesis yang banyak digunakan karena memiliki siat
yang stabil, tahan air, ringan, transparan, fleksibel, dan kuat, namun tidak mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan
menggunakan bioplastik. Bioplastik merupakan plastik yang dibuat dari bahan-bahan alami yang
dapat diuraikan menggunakan mikrooganisme, sehingga lebih ramah lingkungan bila
dibandingkan dengan plastik komersial (Elly, Karsono, 2016).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pembuatan bioplastik listrik dari limbah dan apa fungsi dari bahan-
bahan yang digunakan dalam pembuatan bioplastik listrik tersebut!
2. Jelaskan mekanisme kerja mikroorganisme dalam proses pengolahan limbah
3. Bagaimana biokonversi limbah menjadi bahan yang bermanfaat atau diperbandingkan dengan
beberapa penelitian relevan.
4. Apa desain alat bioreaktor/fermentor/incenatory/alat pirolisis yang digunakan dan prinsip
kerja alat tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur pembuatan bioplastik listrik dari limbah dan fungsi bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuatan bioplastik tersebut.
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja mikroorganisme dalam proses pengolahan limbah.
3. Untuk mengetahui biokonversi limbah menjadi bahan yang bermanfaat
4. Apa desain alat bioreaktor/fermentor/incenatory/alat pirolisis yang digunakan dan prinsip
kerja alat tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bioteknologi merupakan pemanfaatan agen hayati (tumbuhan, hewan, mikoroorganisme) untuk
mengahasilkan produk dan jasa (Alvionita dan Mohammad Wildan, 2021).
Mikroba, yang juga disebut mikroorganisme, adalah makhluk hidup sesaat yang secara individu
biasanya terlalu kecil untuk dilihat dengan mata tanpa bantuan. Kelompok ini mencakup bakteri, jamur
(ragi dan jamur), protozoa, dan ganggang mikroskopik ( Hidayat, dkk, 2018).
Sampah atau limbah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga yang tidak termasuk tinjak dan sampah spesifik. Dampak limbah rumah tangga dapat
mempengaruhi terhadap pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air, maka akan
mempengaruhi terhadap tingkat kesehatan bagi orang lain (Hasibuan, 2016).
Plastik dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku limbah ampas tapioka yang telah dimodifikasi.
Modifikasi dilakukan dengan hidrolisis terhadap limbah ampas tapioka sebelum diproses menjadi plastik.
Proses hidrolisis dilakukan dengan pemanasan pada suhu 40 derajat C menggunakan pelarut asetat atau
amonia dengan perbandingan 50 gram ampas tapioka dan 50 ml pelarut (Zaroh dan Sri, 2019).
Seperti yang telah kita ketahui bahwa sampah plastik tidak mudah terurai oleh mikroorganisme,
membutuhkan waktu bertahun-tahununtuk bisa terurai sempurna. Membakar plastik pun bukan solusi
yang baik karena plastik yang tidak sempurna terbakar akan membentuk senyawa yang berbahaya apabila
kita hirup. Maka dari itu salah satu inovasi terkini untuk mengurangi masalah sampah plastik yaitu dengan
membuat plastik yang ramah lingkungan dan dapat didegradasi atau dikenal dengan sintesis Biodegradable
plastik (Hudha, dkk, 2019).
Menurut Aska (2021), salah satu proses dalam mendaur ulang limbah plastik dalam mendaur ulang
limbah plastik adalah proses homogenisasi atau penyeragaman limbah-limbah plastik yang dilakukan
secara mekanik, proses penyeragaman ini betujuan agar material plastik yang digunakan dapat tersedia
lebih banyak dan memiliki sifat yang sama sehingga mengahsilkan barang dengan sifat plastik yang
homogen.
Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu teknologi yang menjanjikan untuk menghasilkan
energi listrik dengan memanfaatkan bahan organik dan limbah. Teknologi ini menggunakan
metabolisme bakteri untuk menghasilkan arus listrik dari bahan organik maupun limbah yang ada
dapat dikatakan sebagai reaktor bioelektrokimia karena peranan bakteri dalam mengoksidasi senyawa
organik maupun anorganik di ruang anoda dan menghasilkan proton dan elektron yang disalurkan
menuju katoda. Berbagai jenis substrat dapat digunakan dalam MFC yang nantinya dirubah menjadi
energi listrik seperti karbohidrat, protein, selulosa dan air limbah (Dewi, dkk, 2020).
Menurut Dewi, dkk, (2020) kemampuan Microbial Fuel Cell dalam menghasilkan listrik bergantung
pada reaksi elektrokimia yang terjadi antara penerima elektron akhir yang berpotensial tinggi (oksigen)
dan susbtrat organik berpotensial rendah (glukosa). Glukosa sebagai molekul biodegradable akan
terdegradasi seperti yang ditunjukkan pada reaksi berikut:
Anoda : C6H12O6 + H2O ------> CO2 + e- + H+
Katoda : O2 + e- ------> H2O
Pada dasarnya apa yang dilakukan manusia adalah memanfaatkan sumber daya alam yang berasal
dari lingkungan serta mengembalikan hasil aktifitas berupa buangan/sampah kembali ke lingkungan.
Keseimbangan dampak positif pemanfaatan sumber daya alam dan dampak negatifnya bagi kesejahteraan
manusia sangat dipengaruhi oleh eksplorasi sumber daya alam, mengolah buangannya serta daya dukung
lingkungan. Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang
kemudian diikuti dengan tingginya pertumbuhan penduduk akan semakin terasa dampaknya terhadap
lingkungan. Salah satu permasalahan lingkungan yang berkaitan erat dengan pelayanan publik di wilayah
perkotaan adalah pengelolaan sampah. Akibat perkembangan kehidupan yang modern, maka sampah juga
mengalami perkembangan. Volume sampah yang meningkat dengan laju pertumbuhan eksponensial
seperti dikota Jakarta akan menghadapkan pada permasalahan kebutuhan lahan pembuangan sampah
serta semakin tingginya biaya pengelolaan sampah dan biaya-biaya lingkungan lainnya (Artiani dan Indah,
2015).
Bioplastik adalah plastik yang dapat didegradasi oleh mikroba yang ada di dalam tanah karena adanya
kandungan pati di dalamnya. Bioplastik diharapkan merupakan salah satu solusi dari masalah lingkungan
yang disebabkan oleh penumpukan sampah kantong plastik belanja yang menjadi beban lingkungan. Secara
komersial sudah ada bioplastik yang diproduksi dengan variasi jumlah penambahan pati singkong atau pati
jagung, namun kendalanya adalah harga produk masih mahal jika dibandingkan dengan harga kantong
plastik konvensional pada umumnya, karena tepung dan pati tersebut masih dibutuhkan di sektor pangan
dan energi. Pada penelitian ini bioplastik dibuat dengan menggunakan pati yang diekstraksi dari biji durian
yang selama ini merupakan limbah, untuk dicampur dengan biji plastik LDPE pada variasi konsentrasi pati
0% sampai 50%. Sebagai pembanding dipakai pati dari empulur sagu, sehingga karakteristik fisik seperti
warna dan sifat mekanik dari bioplastik seperti kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan kekerasan dapat
dibandingkan. Uji penurunan berat bioplastik dilakukan dengan pemendaman di dalam tanah selama 8
minggu. Hasil uji Anova menunjukkan perlakuan jenis pati dan konsentrasi pati yang ditambahkan tidak
beda nyata (p>0,05) terhadap kehilangan berat plastik. Analisis SEM dilakukan untuk membandingkan
rongga diantara molekul pati dengan polimer plastik pada perbesaran 2500x yang menyebabkan kekuatan
mekanik plastik menjadi berkurang dan rapuh ketika ditarik. Pati biji durian 10% terbukti optimal dapat
digunakan sebagai substitusi polimer tanpa penambahan aditif dalam pembuatan bioplastik, dengan
karakteristik mekanik yang dapat dibandingkan dengan pati sagu dan pati singkong, namun memiliki laju
degradasi yang lebih rendah (Cornelia, dkk, 2013).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Prosedur Pembuatan Bioplastik Listrik


1. Prosedur pembuatan bioplastik
Proses pembuatan plastik dilakukan dengan cara mencampurkan bahan mentah ke
dalam larutan asetat atau amonia dengan pH 7. Hasil bahan dan pelarut yang telah kering,
dihaluskan dengan ukuran 200 um. Kemudian hasil hidrolisis dimasukkan ke dalam gelas
beker (250 ml) sebanyak 100 ml aquades, ditambahkan 4 ml ethanol 96%, dan gliserol
1,2 ml. Larutan dipanaskan pada hotplate magnetic stirrer dengan suhu kurang dari 70
derajat C dan kecepatan 60 rpm sampai mengental. Setelah mengental dicetak di atas
plexxiglass (20 kali 10 cm) dengan ketebalan 1 mm dan didinginkan pada suhu ruang.
Plastik yang dihasikan berbentuk lembaran tipis.
Limbah tapioka dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik yang mudah
terurai (biode-gradable) atau bioplastik dimana uji kuat listrik gugus fungsi , uji Faorier
Transform Infra Red (FTIR) dan uji biodegradibilitas
2. Prosedur Kerja Limbah Cair Rumah Pemotongan Hewan Untuk mengasilkan energi listrik:
Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tahap persiapan, tahap penelitian
pendahuluan, tahap penelitian utama, tahap penelitian akhir, dan pengolahan data.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan studi literatur mengenai materi terkait judul
penelitian “Biokonversi Bahan Organik pada Limbah Cair Rumah Pemotongan Hewan
Menjadi Energi Listrik Menggunakan Microbial Fuel Cell”.
b. Tahap Penelitian Pendahuluan
Tahap penelitian pendahuluan dilakukan dengan uji karakteristik limbah cair
Rumah Pemotongan Hewan UPTD Krian dan diutamakan untuk mengetahui kadar
COD limbah sebelum running MFC melalui pengujian awal di laboratorium. Metode
yang digunakan untuk pengujian awal COD adalah SNI 6989.2.2009 (refluks).
c. Tahap Penelitian Utama
1) Preparasi Glukosa
Membuat larutan glukosa dengan cara melarutkan 3 gram glukosa
(C6H12O6) ke dalam aquades 500 mL. Larutan glukosa tersebut kemudian
dicampurkan dengan 500 mL limbah cair Rumah Pemotongan Hewan, sehingga
diperoleh volume total 1.000 mL.
2) Preparasi Substrat
Substrat yang dipreparasi dalam penelitian ini terdiri dari limbah cair
Rumah Pemotongan Hewan yang telah ditambahkan larutan glukosa dengan
perbandingan 1:1 sehingga diperoleh total volume 1.000 mL. Limbah cair
tersebut diinkubasi pada inkubator dalam suhu 35 ºC selama 1 hari, 5 hari, dan
10 hari.
3) Preparasi Elektroda
4 buah elektroda yang terbuat dari batang karbon grafit dengan luas
permukaan 15,57 cm2 direndam dalam larutan HCl 1 M selama 1 hari dan dibilas
menggunakan aquades. Kemudian elektroda tersebut direndam kembali ke
dalamlarutan NaOH 1 M selama satu hari dan dibilas kembali menggunakan
aquades. Elektroda direndam dalam aquades sampai saat akan digunakan.
4) Preparasi Jembatan Garam
100 mL aquades mendidih ditambahkan 11,099 gram KCl dan 2,5 gram
nutrien agar, diaduk hingga homogen dan mengental lalu dimasukkan ke dalam
pipa PVC berdiameter ¾ ” dan panjang 8 cm.
5) Penelitian MFC
Perancangan reaktor dual-chamber MFC ini terbuat dari bahan plastik
berbentuk tabung dengan diameter 11 cm dan tinggi 16 cm. Reaktor MFC terdiri
dari kompartemen anoda yang berisi substrat limbah cair RPH yang telah
ditambahkan glukosa dan aquades sehingga volume totalnya adalah 1.000 mL,
sedangkan kompartemen katoda berisi 15,8 gram serbuk KMnO4 0,1 M yang telah
dilarutkan dalam 1.000 mL aquades. Kedua kompartemen ini dihubungkan oleh
jembatan garam yang terbuat dari nutrient agar dan KCl yang telah dimasukkan
ke dalam pipa PVC. Kompartemenanoda dikondisikan dalam keadaan anaerob.
Pada kompartemen katoda, reaktor dilapisi dengan aluminium foil untuk
mencegah terjadinya fotodekomposisi pada larutan KMnO4. Di dalam masing-
masing kompartemen terdapat sebuah elektroda yang dijepit dengan penjepit
buaya dan dihubungkan dengan kabel. Kabel dan penjepit buaya ini
disambungkan dengan multimeter analog untuk mengukur kuat arus listrik dan
mengetahui power density yang dihasilkan oleh MFC.
B. Mekanisme Kerja Mikroorganisme dalam Pengolahan Limbah
Pada Microbial Fuel Cell digunakan kultur mikroba dalam kompartemen anoda. Mikroba
akan melakukan metabolisme dalam keadaan anaerob dengan menguraikan glukosa menjadi
proton, elektron dan karbondioksida. Proton mengalir ke katoda melalui jembatan garam,
sedangkan elektron yang menempel di anoda kemudian mengalir melalui sirkuit eksternal
menuju ke katoda. Pertemuan antara elektron dan proton inilah yang menyebabkan adanya
perbedaan potensial antara kedua ujung elektroda (katoda dan anoda) sehingga menghasilkan
daya listrik.
Kemampuan Microbial Fuel Cell dalam menghasilkan listrik bergantung pada reaksi
elektrokimia yang terjadi antara penerima elektron akhir yang berpotensial tinghi (oksigen)
dan substrat organik berpotensial rendah (glukosa).
Listrik yang dihasilkan dalam sitem MFC bergantung pada perbedaan sifat kereaktifan dan
nilai potensial standar dari masing-masing jenis elektroda yang digunakan. Karbon (C) dan
aluminium (Al) merupakan jenis logam yang bersifat inert (tahan terhadap asam atau lambat
bereaksi) terhadap oksidasi karena memiliki lapisan pelindung pada bagian permukaan yang
mampu mencegah terjadinya oksidasi berkelanjutan. Aluminium adalah unsur dari golongan
IIIA dengan nilai potensial standar-1,66. Semakin ke kiri kedudukan suatu logam pada deret
volta, menunjukkan bahwa logam tersebut semakin mudah melepas elektron dan termasuk
reduktor yang kuat. Sifat kereaktifan elektroda pada sistem MFC ini menyediakan luasan yang
lebih besar untuk kontak dengan bakteri dalam mentransfer elektron ke elektroda, sehingga
berpengaruh pada besar energi listrik yang dihasilkan.
C. Biokonversi Limbah menjadi Bahan yang Bermanfaat
Dalam sistem MFC ini, proses biokonversi memanfaatkan metabolisme dari
mikroorganisme dan membutuhkan akseptor elektron untuk dapat menghasilkan energi
listrik. Penurunan kadar COD menyebabkan produksi listrik menurun, karena bahan organik
yang akan diproses dalam kompartemen anoda berkurang dan menyebabkan produksi listrik
mengalami penurunan.
Limbah tapioka dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik yang mudah
terurai (biode-gradable) atau bioplastik dimana uji kuat listrik gugus fungsi , uji Faorier
Transform Infra Red (FTIR) dan uji biodegradibilitas masing-masing di dapatkan hasil bahwa
sampel 2 yaitu campuran antara limbah ampas tapioka dan limbah cair tapioka mendapatkan
nilai tinggi pada hasil uji tersebut dibandingkan dengan sampel 1 ataupun 3. Namun sampel 4
atau variabel kontrol memiliki hasil biodegradibilitas yang lebih baik dibandingkan sampel
yang lainnya. Hal ini berarti campuran pada sampel 2 lebih efektif untuk dibuat menjadi bahan
baku bioplastik.
D. Desain alat bioreaktor/fermentor/incenatory/alat pirolisis dan prinsip kerja alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah reaktor MFC dari tabung plastik (11
cm, tinggi 16 cm), kabel dan penjepit buaya, labu erlenmeyer, beaker glass, spatula kaca, pipet
ukur, mulltimeter analogog, aluminium foil, dan timbangan analitik (Widodo dan Munawar,
2019).
DAFTAR PUSTAKA

Elly, Yuana dan Karsono Samuel. 2016. Sintesis Bioplastik Dari Kitosan-Pati Kulit Pisang Kepok Dengan
Penambahan Zat Adiktif. Surabaya, Jawa Timur: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Surabaya Kalirungkut
Alvionita dan Mohammad Wildan. 2021. Efektivitas Pandanus Tectorius Dalam Pembuatan Bioplastik
Sebagai Flip Chart Dalam Pembelajaran IPA Kelas IX SMP. Jember:Institut Agama Islam.
https://prosiding.iainponorogo.ac.id/index.php/pisces/article/view/280
Hasibuan. 2016. Analisis Dampak Limbah Rumah Tangga Terhadap Pencemaran Lingkungan Hidup. STKIP
Labuhan Batu. Advokasi. Diakses pada tanggal 21 November 2022, JAM 20. 08 WITA.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=peran+mikroorganisme+dal
am+pembuatan+bioplastik+listrik+dan+limbah&btnG=#d=gs_qabs&t=1669042208953&u
=%23p%3DoupdqMwRvUUJ
Wasilah Ummi, dkk, 2019. Perkembangan Bioteknologi di Indonesia. Jember: Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=peran+mikroorganisme+dal
am+pembuatan+bioplastik+listrik+dari+limbah&btnG=#d=gs_qabs&t=1669076479076&
u=%23p%3D2lgMl5aRnqgJ
Widodo dan Munawar Ali, 2019. Biokonversi Bahan Organik Pada Limbah Cair Rumah Pemotongan Hewan
Menjadi Energi Listrik Menggunakan Microbial Fuel Cell. Jawa Timur:Universitas
Pembangunan Nasional. Diakses pada tanggal 21 November 2022, JAM 21. 08 WITA.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=peran+mikroorganisme+dal
am+pembuatan+bioplastik+listrik+dari+limbah&btnG=#d=gs_qabs&t=1669076479076&
u=%23p%3D2lgMl5aRnqgJ
Zaroh dan Sri. 2019. Pemanfaatan Limbah Ampas Tapioka Sebagai Bahan Baku Plastik Mudah Terurai
(Biodegradable). Surabaya: Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Artiani dan Indah.2015. Konservasi lingkungan melalui perencanaan tempat pengolahan sampah
terpadu berbasis komunitas. Jakarta Barat: Sekolah Tinggi Teknik.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/viewFile/411/377
Hudha, dkk. 2019. Kajian Limbah Keju (Whey) Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Plastik Film Yang Ramah
Lingkungan. Malang: Fakultas Teknologi Industri.
https://kimia.fmipa.unesa.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/83-91.pdf
Cornelia, dkk. 2013.Pemanfaatan Pati biji Durian (Durio Zibethinus Murr.) Dan Pati Sagu (Metroxylon sp.)
dalam Ppembuatan Bioplastik. Bogor: Supervisors.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pembuatan+bioplastik+&
btnG=#d=gs_qabs&t=1669083171749&u=%23p%3DNpc8a6FpPLEJ

Anda mungkin juga menyukai