Dosen Pengampu :
Dosen Pengampu :
Dr. Asmadi M. Noer, M.Sc
Disusun Oleh:
1. Anastasya Novita V.M (2105111963)
2. Flarista Juliyanti S. (2105124776)
3. Tia Stefani Saragi (2105110474)
UNIVERSITAS RIAU
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Pembuatan Elektrolit Pada Bio-Baterai Dari Kulit Buah Pisang”. Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk menambah pengetahuan penyusun dan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah dan Kepustakaan Kimia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Demi
kesempurnaan Makalah ini, penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
2.2 Guru..................................................................................................................................3
Deskripsi Kasus........................................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................12
3.1 Strategi Pengembangan Profesi Guru.............................................................................12
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
4.2 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Baterai merupakan suatu benda yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi
listrik secara langsung melalui reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi pada elektroda. Di
kehidupan seharihari, baterai banyak digunakan seperti pada remot TV, mainan anak, senter,
jam dinding, dan lain-lain. Baterai disebut juga sebagai sel kering atau sel leclanche. Sel ini
terdiri dari anoda (kutub negatif) dari logam zink dan katoda (kutub positif) yang
terbuat dari grafit. Anoda dan katoda inilah yang dapat membentuk arus listrik dan beda
tegangan. Elektrolit (penghantar) baterai yaitu berupa karbon, MnO 2, dan NH4Cl yang
bercampur membentuk sebuah pasta. Saat ini, banyak perusahaan yang telah
mengembangkan komponen-komponen baterai sehingga menghasilkan baterai yang
memiliki kualitas yang lebih baik. Oleh karena itu, baterai yang kita gunakan saat ini
mengandung logam berat seperti timbal, nikel, merkuri, dan cadmium. Baterai bekas
termasuk limbah anorganik B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Logam-logam berat yang
terdapat dalam baterai dapat mencemari lingkungan yang nantinya akan berdampak pada
kesehatan manusia apabila limbah baterai tidak ditangani secara baik. Akibat dampak
tersebut maka timbul penyakit kanker.
Suatu alat yang dapat menghasilkan arus listrik yang bersumber dari bahan organik
maupun anorganik disebut dengan bio-baterai. Bio-baterai sudah diteliti oleh banyak
ilmuwan. Sumber utama energi bio-baterai yaitu glukosa, karbohidrat, asam amino dan
enzim. Seiring berjalannya waktu, banyak peneliti yang berusaha untuk mengembangkan
bio-baterai yang hanya berbahan organic sehingga ramah lingkungan (biodegradable) dan
harganya ekonomis. Dengan adanya bio-baterai, masyarakat tidak perlu khawatir
mengenai adanya limbah baterai.
1
Sebelumnya, Muhlisin, dkk tahun 2015 dan Khairiyah tahun 2017 telah melakukan
sebuah penelitian tentang bio-baterai yang menggunakan pasta elektrolit dari kulit
durian. Kali ini penulis akan membuat bio-baterai yang elektrolitnya terbuat dari pasta
kulit pisang. Pisang merupakan tanaman yang tumbuh di seluruh wilayah Indonesia.
Produksi pisang dengan kuantitas yang besar ini menimbulkan sebuah permasalahan
yaitu kurang termanfaatkannya limbah kulit pisang tersebut. Jumlah kulit pisang di
Indonesia cukup banyak, yaitu 1/3 dari pisang yang belum dikupas. Di Indonesia, kulit
pisang secara umum hanya digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk organik.
Kulit pisang memiliki kandungan gizi yang baik sebagai sumber energi dan antibodi.
Unsur gizi yang terdapat di kulit pisang yaitu karbohidrat, protein, zat besi, lemak, air,
fosfor, kalium, vitamin B dan vitamin C. Selain itu, kandungan mineral yang terdapat
dalam kulit pisang sangat tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pasta dalam bio-baterai.
Mineral yang terkandung dalam kulit pisang meliputi kalium, klorida, kalsium, fosfor,
magnesium, dan zat besi. Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap bio-baterai dari
kulit pisang ini bisa menjadi solusi alternatif pengurangan pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh limbah khususnya limbah baterai dan kulit pisang. Selain itu bio-baterai dari
kulit pisang merupakan sebuah energi terbarukan yang ramah lingkungan (biodegradable)
dan memiliki harga ekonomis.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bio-Baterai
Bio-baterai dari kulit buah pisang adalah baterai alternatif yang dibuat dari kulit
pisang, yang mengandung senyawa organik dan mineral yang dapat menghantarkan
arus listrik. Kulit pisang dapat digunakan sebagai elektrolit dalam baterai, yang
memiliki daya tahan optimum dan tegangan yang stabil. Penelitian yang dilakukan
menemukan bahwa kulit pisang dapat mengantarkan arus listrik, sehingga dapat
digunakan untuk menggantikan elektrolit pada baterai komersil.
Pembuatan bio-baterai dari kulit pisang mungkin dilakukan dengan cara mengolah
kulit pisang menjadi pasta elektrolit, yang dapat digunakan dalam baterai. Kulit pisang
memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, potasium, fosfor, zat besi, vitamin C,
vitamin B, dan air, yang dapat dijadikan sumber energi dan antibodi bagi tubuh
manusia.
Bio-baterai dari kulit pisang dapat digunakan dalam beberapa aplikasi, seperti
implan medis, pengisi daya untuk perangkat elektronik, mainan, dan kartu ucapan, serta
di bidang pertahanan. Penggunaan bio-baterai dapat membantu menjadi alternatif
energi ramah lingkungan dengan menggunakan limbah buah dan sayuran sebagai
elektrolit.
Kulit pisang memiliki kandungan gizi yang baik sebagai sumber energi dan antibodi.
Unsur gizi yang terdapat di kulit pisang yaitu karbohidrat, protein, zat besi, lemak, air,
3
fosfor, kalium, vitamin B dan vitamin C. Selain itu, kandungan mineral yang terdapat
dalam kulit pisang sangat tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pasta dalam bio-
baterai. Mineral yang terkandung dalam kulit pisang meliputi kalium, klorida, kalsium,
fosfor, magnesium, dan zat besi.
2.3 Elektrolit
Elektrolit adalah komponen penting dalam bio-baterai yang memungkinkan aliran ion dan
reaksi redoks. Pemilihan elektrolit yang tepat sangat penting untuk mencapai kinerja bio-
baterai yang optimal. Penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk menemukan
elektrolit baru yang lebih efisien, tahan lama, dan ramah lingkungan.
Larutan garam: Larutan garam seperti NaCl, KCl, dan Na2SO4 merupakan elektrolit
yang umum digunakan dalam bio-baterai. Larutan ini menyediakan ion yang mudah
bergerak dan murah.
Asam dan basa: Asam seperti asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4) serta basa
seperti NaOH dan KOH dapat digunakan sebagai elektrolit. Asam dan basa dapat
meningkatkan konduktivitas dan kinerja bio-baterai.
Polimer: Polimer konduktif seperti polietilen glikol (PEG) dan polivinil sulfonat (PVS)
dapat digunakan sebagai elektrolit padat. Polimer ini menawarkan keuntungan seperti
stabilitas dan fleksibilitas.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis limbah baterai yang digunakan yaitu baterai sekali pakai atau single use
dengan ukuran sedang.
Gunakan gunting kuku untuk memisahkan antara kulit baterai luar dengan kulit
baterai dalam. Caranya dimulai dari ujung bawah hingga ujung atas sampai kulit
baterai terlepas.
Memotong ujung baterai agar tutup yang tersambung dengan batang elektroda
dapat terpisah dari badan baterai yang berisi karbon. Pengeluaran batang
elektroda ini dilakukan untuk mempermudah proses pengeluaran karbon yang terdapat
di dalam baterai.
4. Mengeluarkan karbon
5
Memotong kulit pisang menjadi bagian-bagian kecil. Semakin kecil potongan,
maka semakin mudah untuk dihaluskan sehingga nantinya isi baterai semakin rata.
Menimbang potongan kulit pisang sebanyak 5 gram. Lima gram kulit pisang
digunakan untuk satu baterai.
8. Mengangkat rendaman
Memasukkan kulit pisang yang telah dihaluskan (pasta) ke dalam baterai yang
telah dibersihkan dari karbon.
Menutup baterai kembali dengan batang elektroda. Hal ini dimaksudkan agar
pasta kulit pisang mengenai batang elektroda sehingga besar tegangannya dapat
diukur.
Penyusunan ini dilakukan jika baterai telah diisi dengan pasta kulit pisang.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kandungan Kimia Kulit Pisang
a) Hasil Analisis Kandungan Kimia Kulit Pisang
Kulit pisang merupakan bagian yang sering dibuang setelah buahnya dimakan.
Padahal, kulit pisang mengandung berbagai senyawa kimia yang bermanfaat. Berikut adalah
beberapa senyawa kimia yang terdapat dalam kulit pisang beserta manfaatnya :
Berikut adalah beberapa contoh penelitian tentang kandungan kimia kulit pisang:
1. Penelitian oleh Aryani et al. (2020) menunjukkan bahwa tepung kulit pisang mengandung
senyawa antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.
2. Penelitian oleh Lumowa dan Syahril (2017) menunjukkan bahwa kulit pisang kepok
mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan triterpenoid yang dapat
digunakan sebagai pestisida nabati.
3. Penelitian oleh Ruru et al. (2018) menunjukkan bahwa kulit pisang goroho berpotensi
untuk dijadikan sebagai pakan ternak karena mengandung protein kasar, lemak kasar, serat
kasar, kalsium, dan fosfor.
1. Dijadikan tepung, yang dapat digunakan untuk membuat kue, roti, atau gorengan.
2. Dijadikan pupuk organik, yang dapat membantu menyuburkan tanaman.
3. Dijadikan bahan baku pestisida nabati, untuk mengendalikan hama tanaman.
4. Dijadikan pakan ternak.
7
b) Pembahasan potensi kandungan kimia sebagai elektrolit
Elektrolit adalah zat yang dapat menghasilkan ion dalam larutan, sehingga
memungkinkan aliran arus listrik. Elektrolit penting dalam berbagai aplikasi, seperti baterai,
baterai isi ulang, dan kapasitor.
Banyak bahan kimia yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai elektrolit. Berikut
adalah beberapa contohnya :
1. Garam
Garam, seperti garam dapur (NaCl), adalah elektrolit yang umum digunakan. Garam
terdisosiasi menjadi ion Na+ dan Cl- dalam air, yang memungkinkan aliran arus listrik.
Asam dan basa juga dapat digunakan sebagai elektrolit. Asam, seperti asam sulfat
(H2SO4), terdisosiasi menjadi ion H+ dan SO42- dalam air. Basa, seperti natrium hidroksida
(NaOH), terdisosiasi menjadi ion Na+ dan OH- dalam air.
3. Logam
Beberapa logam, seperti lithium (Li), dapat digunakan sebagai elektrolit. Logam ini
terdisosiasi menjadi ion logam dan elektron dalam larutan.
4. Polimer
Beberapa polimer, seperti polietilen glikol (PEG), dapat digunakan sebagai elektrolit.
Polimer ini dapat melarutkan garam dan asam, sehingga memungkinkan aliran arus listrik.
5. Bahan organik
Beberapa bahan organik, seperti karbohidrat dan protein, dapat digunakan sebagai
elektrolit. Bahan-bahan ini dapat terdisosiasi menjadi ion dalam larutan, sehingga
memungkinkan aliran arus listrik.
MOF adalah bahan kristal yang terdiri dari ion logam dan ligan organik. MOF memiliki
potensi untuk digunakan sebagai elektrolit karena memiliki konduktivitas ionik yang tinggi.
CNF adalah bahan yang terdiri dari lembaran grafit yang terhubung satu sama lain. CNF
memiliki potensi untuk digunakan sebagai elektrolit karena memiliki konduktivitas elektronik
dan ionik yang tinggi.
Potensi suatu bahan kimia sebagai elektrolit tergantung pada beberapa faktor, seperti:
8
Konduktivitas ionik - Bahan kimia harus dapat menghasilkan ion dalam larutan.
Stabilitas - Bahan kimia harus stabil secara kimia dan termal.
Keamanan - Bahan kimia harus aman untuk digunakan.
Berikut adalah tabel hasil pengujian tegangan, arus, dan daya bio-baterai :
Konsentrasi elektrolit merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja
bio-baterai. Elektrolit adalah zat yang dapat menghasilkan ion dalam larutan, sehingga
memungkinkan aliran arus listrik. Semakin tinggi konsentrasi elektrolit, semakin banyak ion
yang tersedia untuk mengalir dalam bio-baterai, sehingga meningkatkan konduktivitas dan
daya baterai.
9
Arus bio-baterai juga meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi elektrolit. Hal
ini disebabkan oleh semakin banyaknya ion yang dapat mengalir dalam bio-baterai.
Daya bio-baterai adalah hasil perkalian antara tegangan dan arus. Oleh karena itu, daya
bio-baterai juga meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi elektrolit.
Meskipun konsentrasi elektrolit yang tinggi dapat meningkatkan kinerja bio-baterai, namun
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Tegangan adalah suatu gaya potensial atau perbedaan muatan listrik pada dua tempat
yang beda yang daapat menyebabkan arus listrik mengalir melalui penghantar yang
menghubungkan satu titik potensial yang tinggi ke titik potensial yang rendah. "Satuan yang
digunakan untuk menyatakan besarnya tegangan listrik (beda potensial) adalah Volt (V).
Jika perbedaan listrik secara alami terhubung dengan kedua kawat yang bermuatan
berbeda, maka arus bisa mengalir dikarena adanya perbedaan potensial listrik antara kedua
muatan sehingga arus dapat mengalir. Perbedaan potensial listrik biasa disebut dengan
tegangan (voltage). Karena ada perbedaaan potensial listrik, maka terjadi electromotive force
(emf). Tegangan (V) adalah unit listrik untuk menerangkan jumlah tekanan listrik yang ada
atau sejumlah tekanan listrik yang dibangkitkan oleh aksi kimia di dalam battery.
2. Arus
Arus listrik digolongkan menjadi dua macam yaitu arus searah (Direct Current/DC) dan
arus bolak-balik (Alternating Current /AC). Arus searah adalah arus listrik yang searah, besar
arus dan tegangannya tetap. Arus bolak-balik adalah arus listrik yang arah arus, besar arus
dan tegangannya selalu berubah-ubah secara periodic (teratur). Satuannya adalah Ampere
(A).
Elektron bebas yang bermuatan negatif selamanya akan selalu tolak menolak satu dengan
lainnya. Bila ada kelebihan elektron disatu tempat, maka akan ada kekurangan elektron
ditempat lainnya, elektron akan selalu bergerak ke tempat yang kosong, dan kemudian
mencoba untuk saling menjauh satu sama lainnya. Saat pergerakan ini terjadi, aliran atau arus
10
elektron terbentuk, Arus akan terus berlanjut sampai elektron genap terpisah dari intinya.
Mengalirnya suatu elektron sama dengan mengalirnya suatu arus.
3. Daya
Daya (P) adalah jumlah energi yang diubah per satuan waktu dalam suatu rangkaian.
Daya diukur dalam satuan Watt (W), dan dihitung dengan rumus:
Perbandingan tegangan, arus, dan daya dengan elektrolit konvensional tergantung pada
jenis elektrolit dan ukuran elektroda yang digunakan. Dalam pengukuran tegangan, arus, dan
daya, menggunakan voltmeter dapat mengetahui nilai-nilai tersebut. Perbedaan arus dan
tegangan listrik dapat dilihat dari pengertiannya. Tegangan adalah perbedaan potensial listrik
antara dua titik, sedangkan arus adalah aliran elektron yang terus bergerak ke arah yang sama.
Perbandingan tegangan, arus, dan daya dengan elektrolit konvensional dapat disesuaikan
dengan penggunaan elektroda yang berkualitas tinggi, menggunakan bahan yang dapat
mengisolasi listrik lebih baik, penambahan bahan kimia untuk meningkatkan reaksi elektron
dalam larutan elektrolit, dan menggunakan wadah yang dapat mengisolasi listrik lebih baik.
Keunggulan :
Ramah lingkungan : Kulit pisang merupakan limbah yang berlimpah dan sering
terbuang sia-sia. Pemanfaatan kulit pisang sebagai elektrolit baterai dapat membantu
mengurangi pencemaran lingkungan.
Berkelanjutan : Kulit pisang merupakan sumber daya yang berkelanjutan dan mudah
diperoleh.
Murah : Kulit pisang dapat diperoleh dengan mudah dan murah, sehingga dapat
membantu menurunkan biaya produksi baterai.
Kinerja : Elektrolit kulit pisang memiliki konduktivitas yang cukup tinggi, sehingga
dapat menghasilkan baterai dengan kinerja yang baik.
Kelemahan :
Viskositas : Elektrolit kulit pisang memiliki viskositas yang tinggi, sehingga dapat
memperlambat aliran ion dalam baterai. Hal ini dapat menurunkan kinerja baterai.
Kestabilan : Elektrolit kulit pisang tidak sekuat elektrolit komersial, sehingga baterai
yang menggunakan elektrolit kulit pisang mungkin tidak tahan lama.
Ketersediaan : Kulit pisang tidak selalu tersedia sepanjang tahun, sehingga dapat
menyulitkan produksi baterai secara berkelanjutan.
Penelitian : Penelitian tentang elektrolit kulit pisang masih tergolong baru, sehingga
masih banyak yang perlu dipelajari untuk meningkatkan kualitas dan kinerja baterai.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Konsentrasi ekstrak kulit pisang berpengaruh terhadap tegangan, arus, dan daya bio-
baterai. Konsentrasi ekstrak kulit pisang 10% menghasilkan tegangan, arus, dan daya
bio-baterai tertinggi.
2. Konsentrasi ekstrak kulit pisang berpengaruh terhadap sifat-sifat elektrolit.
Konsentrasi ekstrak kulit pisang yang optimal untuk menghasilkan elektrolit dengan
konduktivitas tinggi adalah 10%.
3. Konsentrasi ekstrak kulit pisang berpengaruh terhadap tegangan, arus, dan daya bio-
baterai. Konsentrasi ekstrak kulit pisang 10% menghasilkan tegangan, arus, dan daya
bio-baterai tertinggi.
4. Konsentrasi elektrolit berpengaruh terhadap kinerja bio-baterai. Semakin tinggi
konsentrasi elektrolit, semakin tinggi tegangan, arus, dan daya bio-baterai.
5. Elektrolit kulit pisang memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Pemanfaatan
kulit pisang sebagai elektrolit baterai memiliki potensi untuk menjadi solusi yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, masih banyak penelitian yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja baterai.
5.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanli, H. K & Sabandi, A. (2020). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja
Guru. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan 5(1), Januari-Juni
2020.
Arfandi, A., & Samsudin, M. A. (2021). Peran guru profesional sebagai fasilitator dan
komunikator dalam kegiatan belajar mengajar. Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan Dan
Pedagogi Islam, 5(2), 124-132.
Fauzi, I. (2018). Etika Profesi Keguruan. Jember: Universitas Islam Negeri KH Achmad
Siddiq Jember.
Fitria, H., Kristiawan, M., & Rahmat, N. (2019). Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru
Melalui Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas. ABDIMAS UNWAHAS, 4(1).
Kristiawan, M., & Rahmat, N. (2018). Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Inovasi
Pembelajaran. Jurnal Iqra’ : Kajian Ilmu Pendidikan, 3(2), 373 -390.
Nur, S., & Mardiah, M. (2020). Pentingnya Profesionalisme Guru dalam Pendidikan. Al-
Liqo: Jurnal Pendidikan Islam, 5(02), 215-228.
Prihastuti, Enis, 2013, Globalisasi Dosen Fakultas Ekonomi, Prodi Akuntansi Universitas 17
Agustus 1945 Banyuwangi. ANALISA, Vol. 1, No. 1, April 2013: 35 – 39.
Rahman, F. R., Agustina, I. O., Fauziah, I. N. N., & Saputri, S. A. (2022). Pentingnya
Keterampilan Dasar Mengajar untuk menjadi Guru Profesional Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 13265-13274.
Rohma, S., Harapan, E., & Wardiah, D. (2020). The Influence of School-Based Management
and Teacher’s Professionalism toward Teacher’s Performance. Journal of Social Work
and Science Education, 1(1), 13-23.
13
Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru).
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
14