Anda di halaman 1dari 15

GAGASAN ILMIAH

PEMANFAATAN LIMBAH FLY ASH BATUBARA SEBAGAI


MEDIA FILTER AIR BERSIH

Disusun oleh :
Nama : Salsa Nabila
NIM : F0B022012

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KIMIA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
“Pemanfaatan Limbah Fly Ash Batubara sebagai Media Filter Air Bersih” ini tepat
pada waktunya. Dengan selesainya karya tulis ini, penulis mengucapkan terima
kasih tak terhingga pada:
1. Ibu Rahmi, S.Pd. M.Si. selaku Ketua Program Studi Analis Kimia, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Jambi yang telah memberikan penulis
kesempatan dan juga kepercayaan untuk mengikuti kegiatan PILMAPRES.
2. Bapak Ibu Dosen Program Studi Analis Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi yang bersedia membimbing Penulis dengan sabar.
3. Semua pihak yang terlibat untuk membantu penulis dalam menyelesaikan
gagasan ilmiah yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
sebagai intropeksi dan perbaikan di masa yang akan datang. Semoga gagasan
ilmiah ini dapat diterima serta memberikan manfaat dan kontribusi bagi
Indonesia.

Jambi, 02 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II TINJUAN PUSTAKA ...............................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1 Fly Ash Batu Bara...........................................................................................3
2.2 Media Filter Air Bersih..................................................................................3
2.3 Air Bersih Berdasarkan Standar SNI..............................................................4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................5
ANALISIS SINTESIS.............................................................................................5
3.1 Alat dan Bahan..............................................................................................5
3.2 Tempat Penelitian..........................................................................................6
3.2 Prosedur Kerja...............................................................................................6
3.4 Cara Percobaan..............................................................................................6
3.5 Analisis Sampel Uji.......................................................................................6
BAB IV ANALISIS GAGASAN............................................................................7
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Media Filtrasi.............................................................................7


Gambar 2. Limbah Fly Ash Batubara ………………………….....……………….?

iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembakaran batubara menghasilkan limbah berupa fly ash dan bottom ash.
Fly ash adalah abu yang dihasilkan dari pembakaran batu bara yang terdiri dari
partikel-partikel halus. Pembakaran batubara dalam boiler menghasilkan abu sisa
yang mengapung karena berat jenisnya sangat ringan yang disebut fly ash.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2006, limbah abu
terbang yang dihasilkan mencapai 52,2 ton/hari. Limbah abu ini bila ditimbunkan
menghasilkan gas metana (CH4) yang dapat terbakar atau meledak dengan
sendirinya. Abu terbang sisa pembakaran batubara ini berpengaruh pada
kesehatan manusia yaitu terkait dengan timbulnya penyakit saluran pernafasan
kronik, meracuni saraf manusia dan berdampak pada lingkungan sekitar. Oleh
sebab itu, limbah abu terbang dikategorikan sebagai limbah bahan beracun dan
berbahaya.
Limbah fly ash batubara mengandung silika yang dapat dimanfaatkan
sebagai media filer air bersih. Air bersih merupakan salah satu sumber daya alam
yang memiliki fungsi sangat penting dalam kehidupan manusia. Air yang bersih
dapat dicirikan dengan tampilan yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan
rasanya tawar. Menurut Syabil et al., 2022 air bersih dan sanitasi yang layak
merupakan salah satu agenda global yang menjadi tujuan ke-enam dari SDGs,
dimana air dan sanitasi merupakan hak dasar bagi setiap manusia untuk
mendapatkan pemenuhan standar hidup yang layak. Menurut Hargono et al., 2022
tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia termasuk negara yang mengalami krisis air
bersih. Masih ada 33,4 juta penduduk kekurangan air bersih. Artinya capaian
akses air bersih yang layak di Indonesia baru mencapai 72,55 %. Angka ini masih
di bawah target Sustainable Development Goals (SDGs) yakni sebesar 100%.
Krisis air bersih ini akan berdampak besar bagi segala aspek kehidupan diatas
bumi ini, baik kesehatan, ekonomi, politik dan keamanan. Untuk mendapatkan
ketersediaan air bersih salah satunya dengan menggunakan media penjernihan air.
Metode filtrasi adalah proses penyaringan air untuk menghilangkan zat
padat tersuspensi dari air melalui media berpori. Menurut Kambuna et al., 2022
filtrasi adalah cara sederhana untuk memisahkan cairan dengan padatan. Salah

1
satu cara filtrasi yang sederhana yaitu dengan menggunakan batu kerikil (zeolit),
karbon aktif dan sabuk ijuk terbukti mampu berfungsi sebagai penyaring.
Dari penelitian yang telah dilakukan, banyak sekali variasi teknik
pengolahan air yang sering digunakan untuk mendapatkan air bersih sesuai
dengan standar mutu. Menurut Wicaksono et al., 2019 teknik koagulasi, yaitu
teknik pengolahan air yang diterapkan dengan bantuan koagulan kimia seperti
polyelektrolit, garam aluminat, garam Fe, khitin dan sebagainya. Teknik redoks
yaitu pengelolaan air yang diterapkan dengan bantuan inhibitor seperti senyawa
khlor, non khlor atau teknik redoks lainnya. Bioremoval dan bioremidiasi
merupakan teknik pengolahan air dengan menggunakan biomaterial.
Teknik fitrasi atau penyaringan yaitu teknik pengolaan air yang di
terapkan dengan bantuan media filter. Penulis juga menyebutkan ada kelebihan
teknik filtrasi atau penyaringan dengan menggunakan fly ash limbah batu bara
karena dapat menurunkan beban pencemaran dalam jumlah yang lebih besar. Oleh
sebab itu, dengan kandungan silika limbah fly ash batu bara dapat digunakan
sebagai media filter yang efektif dalam menghasilkan air bersih.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka rumusan masalah
dalam gagasan ilmiah ini sebagai berikut :
1. Bagimana cara membuat media filter air bersih dari fly ash batubara?
2. Bagaimana cara kerja media filter air dari fly ash batubara dalam proses
penjernihan air.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari gagasan ilmiah ini adalah:
1. Memanfaatkan limbah fly ash batubara sebagai media filter air bersih.
2. Menganalisis cara kerja media filter air dari fly ash batubara dalam proses
penjernihan air.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari gagasan yang diajukan adalah:
1. Dapat membuat media filter air bersih dari limbah fly ash batubara.
2. Dapat menyimpulkan cara kerja media filter air dari fly ash batubara dalam
penjernihan air.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fly Ash Batu Bara


Keberadaan batubara yag melimpah berbanding lurus dengan banyaknya
industri yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya,yang mana akan
semakin terus berkembang. Selama ini reputasi bahan bakar fosil terutama
batubara, memang sangat buruk apabila dikaitkan dengan masalah pencemaran
lingkungan. Proses pembakaran batu bara menghasilkan banyak produk sisa atau
buangan yang dikenal dengan imbah batu bara. Salah satu limbah yang dihasikan
dari pembakaran batu bara adalah abu terbang (fly ash). Abu terbang merupakan
limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batu bara pada pembangkit tenaga
listrik. Batubara yang bakar dalam boiler menghasilkan abu sisa yang mengapung
karena berat jenisnya yang sangat ringan disebut fly ash.
Fly ash merupakan butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau
bubuk batubara. titik lebur dari fly ash pada umumnya berkisar 1300°C dan
mempunyai kerapatan massa, antara 2.0–2.5 g/cm³. Umumnya fly ash dapat
disimpan di pembangkit listrik batu bara atau ditempatkan di tempat pembuangan
sampah fly ash sebagian besar terdiri dari oksida-oksida silika (SiO2), aluminium
(Al2O3), besi (Fe2O3), dan kalsium (CaO), serta potasium, sodium, titanium, dan
sulfur dalam jumlah sedikit (Susilowati et al., 2019).
Fly ash merupakan sisa padatan halus yang dihasilkan dari pembakaran
batu bara di pembangkit listrik tenaga uap atau pabrik-pabrik yang menggunakan
batu bara sebagai bahan bakar. Proses ini menghasilkan abu terbang yang terdiri
dari partikel-partikel kecil yang terangkat ke udara selama pembakaran. Fly ash
berasal dari proses pembakaran batubara. Saat batu bara terbakar, mineral-mineral
yang terkandung di dalamnya meleleh dan membentuk partikel-partikel kecil yang
terangkat ke udara. Umumnya, fly ash mengandung silika, alumina, besi oksida,
kalsium oksida dan unsur-unsur lainnya.
2.2 Media Filter Air Bersih
Limbah batu bara fly ash dapat digunakan sebagai media filter air bersih.
Fly ash mudah diperoleh dalam jumlah yang melimpah, sehingga dapat menjadi
solusi media filter air bersih. Untuk mendapatkan hasil yang Limbah batubara fly

3
ash dan bottom ash juga dapat digunakan untuk menjerap logam berat dan sebagai
media filtrat. Fly ash juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan zeolit
sintesis untuk menjerap logam berat dan juga sebagai media filtrasi. Hasil analisis
serta hasil uji toksisitas terhadap fly ash dan bottom ash menyimpulkan bahwa
keduanya tidak termasuk limbah toksik sehingga dapat dimanfaatkan untuk
beberapa kegunaan.
Untuk mencapai Baku mutu air seperti yang disyaratkan pada
PERMENKES no.32 tahun 2017 maka air baku perlu dilakukan pengolahan.
Adapun tujuan pengolahan, proses pertama adalah penjernihan. Penjernihan
adalah proses menghilangkan kekeruhan air. Air disebut keruh kalau ia
mengandung banyak zat padat yang melayang-layang di dalam air. Zat padat ini
harus diberikan kesempatan mengendap agar bersih. Prosesnya disebut
Pengendapan. Alatnya disebut clarifier (Penjernih). Pengendapan alamiah saja
tidak mencukupi, karena adanya partikel yang tidak mengendap, hanya melayang-
layang saja. Diperlukan proses lain agar partikel dapat tuntas dipisahkan dari
dalam air. Setelah di lakukan pengendapan tahapan selanjutnya yaitu dengan
melakukan filtrasi, filtrasi di lakukan dengan cara melakukan penyaringan air
dengan menggunakan karbon aktif, karbon aktif sangat effektif dalam menyaring
air bersih, untuk itu pemanfaatan Fly Ash Batu Bara dapat dimanfaatkan sebagai
media filter pada penyaringan air bersih.
2.3 Air Bersih Berdasarkan Standar SNI
Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi harus mengikuti Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia. Yang
tertuang dalam permenkes nomor No. 32 Tahun 2017 Parameter wajib adalah
parameter yang harus diperiksa secara berkala sesuai dengan ketentuan yang ada
pada peraturan perundang-undangan, pemeriksaan parameter bertujuan untuk
mengetahui kualitas dari air, sedangkan parameter tambahan hanya diwajibkan
untuk diperiksa jika adanya potensi pencemaran. Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan
sikat gigi, serta keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian.
Selain itu dapat digunakan sebagai air baku air minum.

4
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat
Peralatan yang digunakan adalah alat filtrasi yang terdiri dari 2 pipa kaca,
dengan panjang 1,1 m dan diameter 8 cm yang dipasang vertikal dan didalamnya
diisikan media filter.

Gambar 1. Skema Media Filtrasi (Rosyida, 2011)

Keterangan gambar:
1. Rangka filter
2. Pipa kaca/kolom filter
3. Sirkulasi limbah cair ke filtrasi
4. Selang plastik
5. Bak penampung limbah
6. Kran ulir pengatur debit
7. Penampung limbah setelah difiltrasi
Bahan
Adapun media filter yang digunakan adalah limbah batubara fly ash.

Gambar 2. Limbah fly ash batubara

5
3.2 Prosedur Kerja
Media filter yang akan digunakan untuk filtrasi kemudian dimasukkan
pada kolom filtrasi kemudian dimasukkan pada kolom filtrasi (pipa kaca) dan
selanjutnya limbah cair dialirkan. Limbah cair hasil filtrasi ditampung dan diambil
hasilnya.

6
BAB IV. ANALISIS GAGASAN
Penggunaan fly ash batubara adalah langkah yang tepat karena dengan
kemampuan yang efektif untuk pengelolaan air yang tercemar untuk
menghilangkan materi organik, warna dan logam berat sehingga dengan
memanfaatkan limbah fly ash batubara sebagai media filter umtuk menghasilkan
air bersih.
Limbah air yang mempunyai beban pencemaran yang tinggi sehingga
dalam penanganannya perlu dipilih cara pengolahan dan media yang tepat agar
hasil olahan memenuhi baku-mutu limbah. Salah satu tahap yang menentukan
lamanya waktu pengolahan limbah adalah proses filtrasi. Kandungan zat organik,
partikel padatan, dan logam berat dalam limbah dapat dikurangi dalam jumlah
yang cukup besar dengan cara filtrasi.
Pembakaran batubara pada suhu tinggi (1100-1400°C) menyebabkan
kehilangan bahan volatil air hidrat dan CO 2 dari mineral karbonat. Peristiwa ini
menyebabkan bottom ash memiliki pori mikro yang jumlahnya lebih banyak
daripada pori makro yang berukuran lebih besar. Selain itu kandungan silika
(SiO2) dan alumina (Al2O3) pada fly ash dapat menarik dan mengadsorpsi senyawa
pencemar dalam limbah cair tekstil, sehingga penurunan nilai TSS, COD, BOD
dan Cr pada limbah menjadi lebih optimal.
Menurut Darmayanti et al., 2018 Material dari fly ash batubara
merupakan salah satu adsorben yang berasal dari bahan alam dan limbah yang
tergolong sebagai adsorben berbiaya rendah karena mudah diperoleh dan murah
untuk digunakan. Setiap hari, berbagai polutan dilepaskan ke lingkungan yang
berasal dari berbagai kegiatan industri dan ini dapat digunakan sebagai peluang
berkelanjutan untuk meneliti adsorben baru termasuk fly ash. Selain harga
terjangkau karena limbahnya, fly ash masih akan tersedia dalam besaran banyak
selama industri pembangkit listrik terus berkembang. Dalam beberapa penelitian
yang telah dilakukan, ditemukan bahwa sejumlah besar logam berat dapat
dihilangkan dari larutan menggunakan adsorben berbasis fly ash. Demikian
kelayakan penggunaan fly ash sebagai adsorben untuk menghilangkan ion Cd (II)
dan Ni(II) secara otomatis atau bersamaan dari larutan.

7
Material fly ash tidak banyak digunakan karena bersifat limbah industri
kimia yang kaya bahan bakar padat, dan sampai saat ini fly ash dimanfaatkan
sebagai beton, bata, semen, dan paving block, tukang reparasi lahan pertanian dan
lain-lain. Dengan demikian penggunaan limbah fly ash batubara hanya sampai
pada pemanfaatan untuk bahan dasar dalam industri bangunan sehingga belum
ada regulasi untuk peluang pemanfaatan sebagai pengolahan air limbah.
Fly ash memiliki potensi yang yang cukup besar sebagai absorben yang
ramah lingkungan. Abu terbang batubara dapat menjadi penganti alternatif
pengganti karbon aktif dan zeolit. Tetapi kapasitas adsorpsi abu terbang sangat
bergantung pada asal dan perlakuan pasca pembakaran batubara. Sampai
sekarang, pemanfaatan abu terbang masih dilakukan dalam skala kecil karena
umumnya kapasitas adsorpsinya masih rendah.
Menurut Darmayanti et al., 2018 pengujian batubara yang berasal dari
indonesia mempunyai kandungan utama silika dan alumina serta disertai dengan
kuarsa, mullite, plagioklas, cristobalite dan komponen oksida. Hasil XRD fly ash
terdiri dari mineral utama kuarsa dan mineral lain seperti hematit dan mullite
dalam jumlah yang dapat diabaikan. Sebagian besar kandungan fly ash bersifat
amorf. Hasil analisis, komponen utama berupa SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO < 10%
aspal. Komponen amorf merupakan komponen utama fly ash yang merupakan
bagian penting yang menentukan reaktivitas fly ash dan semakin tinggi komponen
amorf maka reaktivitasnya semakin tinggi.
Biasanya fly ash digunakn untuk pengganti portland cement pada beton
karena mempunyai sifat pozzolanic. Sebagai pozzoland pengaruhnya sangat besar
meningkatkan strength dari beton.penggunaan fly ash dapat dikatakan sebagai
faktor kunci pada pemeliharaan beton, fungsinya sebagai pengganti sebagian berat
semen pada umumnya, ini terbatas pada pada fly ash kelas F, yaitu abu terbang
yang dihasilkan dari pembakaran batubara jenis antrasit pada suhu kurang lebih
1560°C. Abu terbang ini adalah pozzolanic di alam dan mengandung kurang dari
10% kapur atau (CaO).
Salah satu proses pengolaan limbah secara spesifik adalah proses filtrasi.
Dalam pengeolaan imbah air tercemar, aplikasi teknologi dan bahan alternatif. Fly
ash merupakan material yang murah yang merupakan sisa pembakaran batubara.

8
Fly ash mudah diperoleh dalam jumlah yang melimpah, sehingga dapat menjadi
solusi alternatif dalam pengolahan limbah. Hasil analisis serta uji toksisitas
terhadap fly ash dan buttom ash menyimpukan bahwa keduanya tidak termasuk
limbah toksik sehingga dapat dimanfaatkan untuk beberapa kegunaan.
Kandungan fly ash atau abu terbang sangat bervariasi tergantung pada
sumber dan konposisi batu bara yang dibakar, tetapi semua abu terbang
mengandung sejumlah besar silikon dioksida (SiO2) baik itu amorf maupun
kristal, aluminium oksida (Al2O3) dan kalsium oksida (CaO), senyawa mineral
utama dalam strata batuan pembawa batubara. Dengan adanya kandungan tersebut
maka akan sangat berpotensi sebagai media filtrasi. Berdasarkan analisis gagasan,
filtrasi dengan menggunakan fly ash limbah batubara diharapkan lebih baik
dibandingkan dengan zeolit aktif dan karbon aktif. Kinerja media Filtrasi dengan
fly ash batubara juga diharapkan dapat menurunkan beban pencemaran dalam
jumlah yang lebih besar, seperti kasus pada TTS, COD, BOD serta kandungan
logam berat seperti Cr. Oleh sebab itu, fly ash limbah batubara dapat digunakan
sebagai media filter yang efektif dalam proses filtrasi.

9
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:


1. Limbah Fly ash batubara tersedia melimpah, apabila tidak dikelola dengan
baik, akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Kandungan yang
terdapat di dalam Fly ash batubara dapat digunakan sebagai media filtrasi
yang efektif untuk menghasilkan air bersih.
2. Fly Ash Batubara mengandung silikon dioksida (SiO2), aluminium oksida
(Al2O3) dan kalsium oksida (CaO) yang sangat berpotensi sebagai media
media filtrasi. Kinerja media filtrasi menggunakan fly ash batubara
diharapkan dapat menurunkan beban pencemaran.

10
DAFTAR PUSTAKA

Darmayanti, L., S. Notodarmodjo dan E. D. E. Damanhuri. 2018. ”Penisishan


Logam Cu (II) Dari Larutan Dengan Fly Ash Batu Bara”. Neo Teknika.
Vol 4(1).
Hargono, A., C. S. Waloego., M. G. R. Pandin dan Z. Choirunnisa. 2022.
”Penyuluhan Pengolahan Sanitasi Air Bersih Untuk Meningkatkan
Kesehtan Masyarakat Desa Mengre, Kabupaten Gresik”. Journal Of
Community Engagement. Vol 3(1) : 1-5.
Kambuna, B. N. H., P. Jundika dan A. M. B. Purnama. 2022. ”Sosialisasi Proses
Penjernian Air Dengan Menggunakan Metode Filtrasi Di Desa Kedung,
Kabupaten Tanggerang”. Journal Of Community Service In Science And
Engineering. Vol 1(1) : 26-30.
Rosyida, A. 2011. ”Bottom Ash Limbah Batu Bara Sebagai Media Filter Yang
Efektif Pada Pengolahan Limbah Cair Tekstil”. Jurnal Rekyasa Proses.
Vol 5(2) : 56-61.
Susilowati, E. A. Hasan and A. Syarif. 2019. Free Fatty Acid Reduction in a
Waste Cooking Oil as a Raw Material for Biodiesel with Activated Coal
Ash Adsorbent. Journal of Physics: Conference Series: 1-6.
Syabil, S., S. Putri., R. Pertiwi dan M. E. Setiyawati. 2022. “Pembangunan Air
BersihDan Sanitasi Dalam Mewujudkan Ekonomi Hijau”. Jurnal
Kesehatan Tambusai. Vol 3(4) : 1-9.
Wicaksono, B., D. Mayasari., P. Setyaning., T. Iduwin dan T. Yuhanah. 2019.
“Edukasi Alat penjernih Air Sederhana Sebagai Upaya Pemenuhan
Kebutuhan Air Bersih”. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Menerangi
Negeri. Vol 2(1) : 43-48.

11

Anda mungkin juga menyukai